Anda di halaman 1dari 17

Entamoeba Histolytica

Disusun Oleh :
Aisyah Amini ( EAK10180071)
Amalia Agustina (EAK10180072)
Jenis Jenis Tropozoit

1. Rhizopoda
2. Ciliata
3. flagellata/mastigopora
4. sporozoa
2
Pengertian Protozoa

▰ Protozoa adalah suatu organisme


seluler yang mempunyai sifat eukariotik
tidak mempunyai bagian dinding
sel,protozoa sendiri melakukan
pergerakan dengan memanfaatkan
bagian alat yang digunakan untuk
bergarak yang sering disebut dengan
pseudopodia.
3
Pengertian

▻ Entamoeba histolytica adalah parasite yang dapat


menyebabkan suatu benjolan besar yang dapat
menyumbat usus dikarenakan akibat kontaminasi
tangan dari makanan masuk kemulut & beradabtasi di
usus manusia . Perlu pencegahan dengan menjaga
lingkungan sehat agar tidak terjangkit penyakit kista
dari entamoeba histolytica .
4
Klasifikasi
Domain : Eukaryota
Filum : Amoebozoa
Kelas : Archamoebae
Ordo : Amoebida
Genus : Entamoeba
Spesies : Entamoeba Histolytica

5
Parameter Pemeriksaan

▰ Pemeriksaan Mikroskopik
▰ Pemeriksaan Serologi (mendeteksi
antibody)
▰ Deteksi Antigen
▰ Polymerase Chain Reaction (PCR)

6
Ciri Ciri Khusus Histolytica

• Ukuran : 20-40 mikron


• Ektoplasma bening homogen pada tepi sel dan terlihat
nyata
• Endoplasma berbutir halus, tidak mengandung bakteri /
sisa gandung sel eritrosit dan inti enemobia
• Berkembangbiak dengan pembelahan biner
• Patogen pada usus besar, hati, paru – paru, ota, kulit
dan vagina
7
Morfologi
▰ E.histolytica memiliki 2 stadium , yaitu : Tropozoit & Kista
Stadium Tropozoit
• Ukuran : 10-60 mikron ( sel darah merah 7
mikron )
• Bersifat : pathogen & menginfasi jar. Usus
besar
• Berkembang biak secara belah pasang
• Tropozoit E.histolytica tidak dapat
dibedakan dengan E.dispar

8
Lanjutan…

Stadium Kista
• Tropozoit berubah menjadi stadium
precyst berinti 1 , membelah menjadi
inti 2 sampai berinti 4
• Ukuran kista : 10-20 mikron
• Bentuk : bulat/lonjong
• Berinti : 1-4
• Terdapat : vakuola glikogen

9
Pemeriksaan Mikroskopik

▰ Pemeriksaan mikroskopik tidak dapat membedakan


E.histolytica dengan E.dispar . Selain itu berdasarkan
1x pemeriksaan tinja sangat tidak sensitive , Sehingga
pemeriksaan mikroskopik sebaiknya dilakukan paling
sedikit 3x dalam waktu 1 minggu baik untuk kasus
akut maupun kronik . Hal yang mempengaruhi
pemeriksaan yaitu keterlambatan waktu pemeriksaan
, jumlah tinja yang tdk mencukupi, wadah tinja yang
terkontaminasi , & tinja diberi pengawet
10
Lanjutan …

▰ Alat : Objek glass , Cover glass ,


Mikroskop , pipet tetes ,
▰ Sampel tinja (feses)
▰ Makroskopik ▰ Mikroskopik
• Warna • Pewarnaan : Logol , iodine
• Lendir • Pewarnaan yg lain : giemsa , mithelyn
• Darah blue , chorrazole hitam E , wright’s ,
• Sisa Makanan iodine trikrom

11
12
Pemeriksaan Serelogi

▰ Metode : Elisa
▰ Elisa merupakan alternative karena
lebih cepat , sederhana dan juga lebih
sensitive .

Hasil pemeriksaan : tidak dapat


membedakan current infection dari
previous infection
13
Deteksi Antigen

▰ Metode : ELISA
▰ Antigen amoeba yaitu Gal/Gal-Nac lectin dapat
dideteksi dalam tinja , serum , cairan abses &
air liur penderita.
▰ Deteksi Antigen Teknik yang praktis , sensitive
dan spesifik dalam mendiagnosis amoebiasis
intestunalis
14
Polymerase Chain Reaction (PCR)

▰ Metode : PCR
▰ Mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang
sebanding dengan deteksi antigen pada tinja
penderita amobiasis intestinal . Teknik PCR
merupakan metode unggulan .

Hasil pemeriksaan : kemungkinan terjadi


false negative karena berbagai inhibitor .
15
Daftar Pustaka

▰ Https://youtu.be/VRMv_IzhMzc
▰ Https://youtu.be/PTukmbocgd4
▰ https://youtu.be/AKae-CruyPE
▰ Brown HW . Basic Clinic Parasitology . Jakarta : PT Gramedia ; 1979
▰ Harti AS . Mikrobiologi Kesehatan Yogyakarta : CV. Andi Offset ; 2015
▰ Zulkoni HA. Parasitologi . Yogyakarta : Nuha Medika ; 2010

16
THANK YOU

17

Anda mungkin juga menyukai