Anda di halaman 1dari 16

BAKTERIOLOGI III

LAPORAN PRAKTIKUM

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI GRAM NEGATIF (-)


BASIL

(Penyebab Infeksi Saluran Pencernaan dan urogenital : Proteus spp)

DISUSUN OLEH :

DIVIA SYAVILA

NPM : 411117112

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN (D-3)

STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

2019
Hari dan Tanggal Praktikum : Selasa – Kamis,7 – 9 Mei 2019

A. Dasar Teori
Infeksi saluran kemih merupakan berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal
tidak mengandung bakteri, virus maupun organisme lain. Bakteriuria
bermakna (significant bacteriuria) yaitu menunjukkan pertumbuhan
mikroorganisme (MO) murni lebih dari 105 colony forming unit (cfu/ml)
pada biakan urin. Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai presentasi
klinik infeksi saluran kemih dinamakan bakteriuria asimptomatik (covert
bacteriuria). Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai presentasi klinis
infeksi saluran kemih dinamakan bakteriuria simptomatik (Sudoyo AW,
Setiyohadi B, Alwi I, et al. 2011).
Infeksi saluran kemih terjadi apabila bakteri bermultiplikasi di
dalam saluran kemih. Infeksi dapat berlangsung mulai dari ginjal sampai
ke muara uretra, dapat bersifat akut, berulang, maupun kronik. Bakteri
dalam urin bisa berasal dari ginjal, pielum, ureter, vesika urinaria atau
uretra. Timbulnya suatu infeksi di saluran kemih tergantung dari faktor
predisposisi dan faktor pertahanan tubuh penderita yang masih belum
diketahui dengan pasti (Lumbanbatu, 2010).
Proteus mirabilis salah satu dari sebagian besar penyebab infeksi
saluran kemih pada individu dengan pemakaian kateter jangka panjang,
penyulit infeksi saluran kemih, dan bakteremia diantara kaum tua (Burall
LS, Harro JM, Xin Li, et al. 2010). Proteus mirabilis penyebab 90% infeksi
pada manusia dari seluruh Proteus (Brooks GF et al. 2009).
Spesies ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan
menyebabkan bakterimia, pneumonia dan lesi fokal pada penderita yang
lemah atau pada penderita yang menerima infus intravena. Proteus
mirabilis menyebabkan infeksi saluran kemih dan kadang-kadang infeksi
lainnya. Karena itu, pada infeksi saluran kemih oleh Proteus, urine
bersifat basa, sehingga memudahkan pembentukan batu dan praktis tidak
mungkin mengasamkannya (Boel, 2010).
Proteus mirabilis merupakan bakteri Gram negatif berbentuk
batang pendek, bersifat motil dengan flagela peritrichous, patogen
oportunistik, dapat memfermentasikan glukosa, mereduksi nitrat menjadi
nitrit, anaerob fakultatif, memproduksi H₂S, oksidase negatif, dan katalase
positif (Quinn et al. 2009). Proteus memproduksi urase, menghasilkan
hidrolisis urea yang cepat dengan pembebasan amonia (Brooks GF et al.
2009). Bakteri ini dapat tumbuh secara optimal pada suhu 37°C. Bakteri
ini memiliki kemampuan berdiferensiasi menjadi sel swarmer ketika
dikultur pada media non-inhibitor. P. mirabilis tersebar luas di lingkungan,
merupakan flora normal saluran pencernaan mamalia tetapi apabila
memasuki saluran urinari bakteri ini akan bersifat patogen dan dapat
menyebabkan infeksi saluran kemih (Manos dan Belas, 2012).
Suatu mikroorganisme harus diklasifikasikan dulu sebelum
diidentifikasi. Hal ini sangat penting walaupun klasifikasi hanya
menyatakan bahwa organisme ini berbeda dengan organisme lainnya
yang ada. Ciri yang biasa dilakukan untuk klasifikasi mikroorganisme
khususnya bakteri antara lain: morfologi (adanya flagel, bila ada jumlah
flagel; keberadaan spora, bila ada bentuk spora), fisiologi (kemampuan
tumbuh secara aerob atau anaerob), biokimia (kemampuan menghasilkan
asam dari karbohidrat), susunan kimiawi (adanya lisin dala dinding sel),
biakan (sifat-sifat koloni), zat hara (memerlukan zat hara tertentu bagi
pertumbuhan), Sensitivitas (kepekaan terhadap antibiotik), serologis
(aglutinasi oleh anti serum rujukan/acuan), genetik (kemampuan
transduksi oleh bakteriofag). (Lay dan Hastowo, 2009).

B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengisolsi dan mengidentifikasi
bakteri Proteus sp.

C. Prinsip Praktikum
Prinsip identifikasi Proteus sp dengan melihat gambaran
mikroskop, isolasi primer pada media, melihat penampakan koloni pada
media dan melakukan tes –tes biokimiawi
D. Alat Bahan

Tabel 1. Alat yang digunakan pada Praktikum


No Nama alat Spesifikasi Jumlah
1 Tabung Reaksi Kecil Besar 10 buah
2 Rak Tabung Ø 1 cm, 12 lubang 1 buah
3 Bunsen Vol 200 ml 1 buah
4 Tabung Durham Kecil 4 buah
5 Mikroskop Fase Kontras 1 buah
6 Objek Glass 25,4 x 76,2 1 buah
7 Autoclave Portable 26,4 L 1 buah
8 Inkubator Mikrobiologi Memert 1 buah
9 Cawan Petri Ø 15 cm 1 buah
10 Ose Bulat dan Tusuk Kawat Nicr 1 buah

Tabel 2. Bahan yang digunakan pada Praktikum

No Nama Bahan Spesifikasi


1 Sampel Urin Suspensi bakteri
2 Alkohol 96%
3 Mac Conkey Agar PA ( Pro Analisa)
4 Deret Uji Gula-gula :
a. Glukosa 1%
b. Laktosa 1%
c. Sukrosa 1%
d. Manitol 1%
5 NaCl fisiologis PA ( Pro Analisa)
6 Pewarnaan Gram Lar. Krystal violet
Lar. Lugol
Alkohol 95%
Lar. Safranin
7 SIM PA ( Pro Analisa)
8 TSIA PA ( Pro Analisa)
9 Urease PA ( Pro Analisa)
10 Simon Citrat PA ( Pro Analisa)
11 ɑ-naftol -
12 KOH 40%
13 Kovaks -
14 Methyl Red -

E. Prosedur Kerja
Hari Pertama
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Panaskan ose di atas api bunsen kemudian biarkan sampai dingin
c. Ambil sample urin menggunakan ose bulat kemudian tanam pada
media Mac Conkey dengan streak isolasi, lakukan secara aseptis
d. Bungkus cawan petri menggunakan kertas, lalu inkubasi selama 24
jam pada suhu 370C.
Hari Kedua
a. Amati hasil penanaman pada media, kemudian lakukan pewarnaan
Gram.
b. Panaskan ose di atas api bunsen kemudian biarkan sampai dingin
c. Siapkan objek glass kemudian teteskan NaCl secukupnya
d. Ambil koloni yang tumbuh pada media, cari koloni yang terpisah
menggunakan ose kemudian simpan diatas objek glass lalu
homogenkan. Tunggu sampai kering kemudian fiksasi
e. Sediaan yang telah difiksasi ditetesi dengan kristal violet selama 1
menit lalu cuci dengan air keran.Teteskan lugol selama 1 menit, lalu
cuci dengan air kran. Ditetesi alkohol 96% selama 20-30 detik, lalu
cuci dengan air kran. Setelah itu teteskan safranin selama 30 detik,
kemudian cuci dengan air kran biarkan sampai kering
f. Amati di bawah mikroskop perbesaran lensa objektif 100x
menggunakan minyak imersi.
g. Setelah itu lakukan uji bikomia pada media cair laktosa,sukrosa,
glukosa,manitol,MR dan VP dengan cara mengambil koloni pada
media dengan ose tusuk kemudian masukkan ke dalam media
tersebut dan homogenkan. Lalu inkubasi selama 24 jam pada suhu
370C.
h. Lakukan uji biokimia pada media yang padat yaitu TSIA, SIM, SC
dengan cara mengambil koloni yang terpisah pada media kemudian
tanam pada media tersebut dengan cara ditusukan menggunakan ose
tusuk. (untuk media TSIA dan SIM). Lalu Inkubasi selama 24 jam
pada suhu 370C.
Hari Ketiga
a. Amati hasil uji biokimia pada media padat dan cair yang telah
dilakukan di hari sebelumnya
b. Untuk media MR sebelum diamati tambahkan reagen methyl red
sebanyak 3-5 tetes kemudian amati perubahan pada media tersebut
c. Lalu untuk media VP tambahkan reagen Alfa naftol 5% dan KOH 40
% sebanyak 3-5 tetes.
d. Sedangkan untuk media SIM tambahkan reagen kovaks sebanyak 2-
5 tetes kemudian amati terjadinya perubahan pada media tersebut.
F. Hasil Praktikum
Hari pertama :
Penanaman pada media selektif : MC ( Mac Conkey )
Hari kedua :
Hasil isolasi pada media selektif : MC ( Mac Conkey )
No Ciri Koloni Media Mc Conkey

1 Bentuk Bulat

2 Ukuran 1-2 mm

3 Warna Transparan

4 Elevasi Cembung

5 Pinggiran Rata

6 Permukaan Basah

7 Ciri Khas Fermenter Laktosa

Hasil Pewarnaan Gram :

Bentuk : Batang
Sifat : Gram (-)
Susunan : Monobasil
Tersangka : Proteus spp.

Hasil Uji Biokimia :


NO UJI BIOKIMIA HASIL PRAKTIKUM
1 Glukosa Berubah dari ungu menjadi Kuning (+)
2 Laktosa Ungu tetap Ungu, Gas (-)
3 Sukrosa Ungu tetap Ungu, Gas (-)
4 Manitol Ungu tetap Ungu, Gas (-)
5 MR Dari Kuning + Methyl Red terdapat cincin
merah
6 VP Dari Kuning + Alfa Naftol & KOH 40 % tidak
terdapat cincin kecoklatan
7 Urease Dari Kuning menjadi Pink (+)
8 Simon Citrat Dari Hijau menjadi Biru (+)
9 SIM : -Sulfur Positif
-Indol Negatif
-Motility Positif
10 TSIA : - Lereng Dari Merah tetap Merah (+)
-Dasar Dari Orange menjadi Kuning (+)
-H2S(+), (+), (+)
Gas (+)

Dibandingkan dengan Uji Kemiripan Proteus mirabilis:


Glukosa (+) Fermenter,Gas (-), Berubah dari Ungu Menjadi
Kuning
Laktosa (-) Non Fermenter, Gas (-), Ungu Tetap Ungu
Sukrosa (-) Non Fermenter, Gas (-), Ungu Tetap Ungu
Manitol (-) Non Fermenter, Gas (-), Ungu Tetap Ungu
MR (+) Positif, Terbentuk Cincin merah
VP (-) Negatif / Positif (+), Tidak terbentuk / terbentuk
Cincin Kecoklatan
Urease (+) Positif dari Kuning menjai Pink
Simon Citrat (+) Positif, Dari Hijau menjadi Biru
SIM Sulfur (+), Indol (-/+), Motility (+)
TSIA Merah/Kuning, Gas (+), H2S (+)
Dibandingkan dengan uji Kemiripan Proteus vulgaris

Glukosa (+) Fermenter,Gas (-), Berubah dari Ungu Menjadi


Kuning
Laktosa (-) Non Fermenter, Gas (-), Ungu Tetap Ungu
Sukrosa (-) Non Fermenter, Gas (-), Ungu Tetap Ungu
Manitol (-) Non Fermenter, Gas (-), Ungu Tetap Ungu
MR (+) Positif, Terbentuk Cincin merah
VP (-) Negatif, Tidak terbentuk Cincin Kecoklatan
Urease (+) Positif dari Kuning menjai Pink
Simon Citrat (+) Positif / (-) Negatif
SIM Sulfur (+), Indol (+), Motility (+)
TSIA Merah/Kuning, Gas (+), H2S (+)

G. Pembahasan

Praktikum kali ini ialah mengidentifikasi bakteri Proteus mirabilis


pada sampel urine. Pada praktikum ini dilakukan beberapa tes biokimia
dengan beberapa media. Media yang digunakan ialah media MC, media
gula-gula (glukosa, laktosa, manitol, dan sukrosa), media SIM, Methyl
red, Voges proskauer, dan Simmon’s citrat, media TSIA (H2S) dan media
urease. Masing-masing media ini cara pengerjaannya berbeda-beda.
Untuk media yang cair seperti media gula-gula (glukosa, laktosa, manitol,
dan sukrosa), SIM, Methyl red dan Voges proskauer dilakukan dengan
penanaman menggunakan kawat ose yang membulat, sedangkan media
agar miring (Urease, TSIA, Simon’s citrat) dilakukan dengan cara
penggoresan (Adhy Ws, 2011).
Hasil pengamatan koloni bakteri pada medium MC dengan
metode streak plate didapatkan koloni dengan bentuk bulat, dengan
elevasi cembung dan pinggiran koloni yang rata serta ciri khas lainnya
mucoid/basah, ukuran 2-3mm, dan tidak berwarna.
Pada pengamatan uji gula-gula (glukosa, laktosa, manitol,
sukrosa) hanya memfermentasi glukosa, warna akhir medium adalah
kuning dan terbentuk gas sehingga menunjukkan hasil positif, sedangkan
pada medium laktosa, manitol dan sukrosa tidak terjadi perubahan warna,
menunjukkan hasil negatif. Adanya perubahan warna pada medium yang
berisi biakan bakteri sampel yang membuktikan bahwa bakteri tersebut
mempunyai enzim untuk mengubah struktur gula menjadi produk
fermentasi. Proteus mirabilis merupakan bakteri Gram negatif berbentuk
batang pendek, bersifat motil dengan flagela peritrichous, patogen
oportunistik, dapat memfermentasikan glukosa, mereduksi nitrat menjadi
nitrit, anaerob fakultatif, memproduksi H₂S, oksidase negatif, dan katalase
positif (Quinn et al. 2002)
Pada pengamatan uji MR didapatkan hasil positif karena terjadi
perubahan warna media dari kuning menjadi merah setelah ditambahkan
reagen MR. Hal ini menunjukkan adanya pembentukkan asam dengan pH
di bawah 4,4. Pada uji Methyl Red hasil positif yang ditandai dengan
perubahan warna dari kuning menjadi merah, ini menandakan bakteri
tersebut memfermentasikan glukosa sehingga menghasilkan asam lalu
PH menjadi turun sehingga mempengaruhi warna media. Perubahan
warna indikator Methyl Red pada pH 4,4 berwarna merah apabila pada
pH 5,1 berwarna kuning kemerahan dan pH 6,8 berwarna kuning
(Herawati dkk., 2012).
Pada pengamatan uji VP didapatkan hasil negatif karena tidak
terbentuk cincin merah kecoklatan menjadi ungu setelah ditambahkan α-
naftol dan KOH 40%. Hasil positif uji Voges Prokauer ditandai dengan
terbentuknya cincin dari merah kecoklatan menjadi ungu berarti terjadi
suatu reaksi antara Glukosa + O2 → asam asetat → 2,3 butanadiol asetil
metal karbinol (pH 5-6,8 mendekati netral) → CO2 + H2 acetylmethyl
carbinol + alpha-naphathol yang dibantu oxidation 40% KOH → diacetyl +
guanidine (Herawati dkk., 2012).
Pada pengamatan uji SIM membentuk H₂S, tidak terbentuk cincin
merah setelah ditambahkan reagen kovaks, dan terlihat adanya
pergerakan bakteri ke permukaan. Proteus mirabilis memproduksi H₂S,
oksidase negatif, dan katalase positif (Quinn et al. 2002)
Pada pengamatan uji TSIA didapatkan hasil lereng merah yang
berarti basa, dasar kuning yang berarti asam, terbentuk H2S dan
menghasilkan gas. Hal ini menunjukan bahwa bakteri tersebut hanya
mampu memfermentasikan 1 macam gula yaitu glukosa sehingga pada
bagian lerengnya terjadi oksidasi protein yang menghasilkan PH basa.
Proteus mirabilis dapat memfermentasikan glukosa, mereduksi nitrat
menjadi nitrit, anaerob fakultatif, memproduksi H₂S, dan katalase positif
(Quinn et al. 2002)
Pada uji SC terlihat adanya perubahan warna medium dari hijau
menjadi biru yang menandakan bahwa bakteri tersebut menggunakan
sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Indikator yang
digunakan yaitu BTB ( Bromtimol Blue). Reaksi terjadi perubahan warna
dari hijau menjadi biru karena Citrate acid dibantu oleh enzim citrase →
Oxalacetic acid + acetic acid → pyruvic acid + excesscarbon dioxside
CO2 + 2Na+ + H2O → Na2CO3 → pH alkali → sehinga menyebabkan
perubahan warna dari hijau menjadi biru (Herawati dkk., 2012).
Pada pengamatan uji Urease terjadi perubahan warna dari orange
menjadi pink karena mampu untuk menghidrolisis urea, hal ini
menunjukkan hasil positif. Proteus memproduksi urase, menghasilkan
hidrolisis urea yang cepat dengan pembebasan amonia (Brooks GF et al.
2001).
Dengan ini di dapat derajat persamaan :
P. mirabilis

15
𝑥 100% = 100 %
15

P. vulgaris

12
𝑥 100% = 80 %
15

H. Kesimpulan
Dari hasil isolasi dan identifikasi sampel urin pasien X didapatkan
hasil bakteri mengarah ke Bakteri Proteus mirabilis dengan derajat
persamaan sebesar 93,3 %.
I. Daftar Pustaka
Boel, T. 2004. Infeksi saluran kemih dan kelamin. Sumatra Utara :
Fakultas Kedokteran Gigi USU
Brooks GF, Butel JS, Morse SA, et al. 2001.
Medical microbiology Edisi 20. Jakarta : EGC
Herawati I, Novila A. 2010. Modul Penentuan Praktikum Mikrobiologi I.
Prodi D (III) Analis kesehatan STIKes A. Yani. Cimahi.
Lay, B.W. dan Sugyo Hastowo.1992. Mikrobiologi. Jakarta: Rajawali
press.
Lumbanbatu. MS. 2003. Bakteriuria asimptomatik pada anak Sekolah
Dasar Usia 9 –
12 Tahun.Medan : Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU.
Manos J, Belas R. 2006. The genera Proteus, Providencia, and
Morganella. Prokaryotes. 6: 245-269. doi: 10.1007/0-387-30746-x_12.
Quinn PJ, Markey BK, Carter ME, Donnelly WJ, Leonard FC. 2002.
Veterinary Microbiology and Microbial Disease. London (GB):
Blackwell Science.
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al. 2007. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Jilid I.
Edisi IV. Jakarta : FKUI
Ws, Adhy. 2011. Identifikasi Bakteri.
http://adesahy.blogspot.com/2011/10/identifikasi-bakteri.html.mht
(diakses 26 Juni 2013)
J. Lampiran

SEBELUM DI TANAM SESUDAH DI TANAM

Mac conkey

Glukosa

Laktosa
Sukrosa

Manitol

TSIA
SC

Urease

SIM

VP
MR

Anda mungkin juga menyukai