Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

FLORA NORMAL, STERILISASI DAN DESINFEKSI

Disusun oleh: KELOMPOK B-12


1. Muhammad Ikbar Samara (1102018298)
2. Sonia Chandra Grenoviva (1102018339)
3. Alicia Rahma Dwi Putri (1102018292)
4. Octavia Qortrunnada (1102018293)
5. Shierly Bionanda Qurani (1102018294)
6. Indah Maryam Safitri Harahap (1102018295)
7. Adisya Chunul (1102018296)
8. Fira Anggarwati (1102018297)
9. Novandri Rizky Muhammad (1102018300)
10. Nurannisa Isra Salsabila (1102018301)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2018/2019
A. FLORA NORMAL

Kuman terdapat dimana saja di alam ini, yaitu di air, tanah, udara, dan juga di permukaan
tubuh serta beberapa alat/organ tubuh. Pada umumnya kuman-kuman tersebut merupakan flora
normal. Tempat atau lokasi tempat hidup kuman disebut sebagai habitat.

Bahan yang disediakan :

1. Tusuk gigi steril


2. Zat warna untuk pewarnaan sederhana atau Gram
3. Lempeng agar darah

Tugas :

1. Membuat sediaan kotoran gigi yang diwarnai dengan ungu Kristal karbol atau diwarnai
secara Gram (melihat flora normal mulut).
2. Menahan flora normal kulit pada lempeng agar darah.
3. Melihat pertunjukan/demonstrasi.

Cara Kerja:

Flora normal mulut :

1. Ambil satu sangkelit air garam faal steril, letakan pada gelas alas.
2. Ambil sedikit kotoran gigi dan campur dengan air garam faal pada gelas alas, buat
sediaan dan rekatkan.
3. Warnai sediaan dengan ungu Kristal karbol atau pewarnaan gram.
4. Catat/gambar hasilnya dan bandingkan dengan pertunjukan
Hasil praktikum :
Nacl fisiologis + kotoran gigi & pewarnaan gram

DESKRIPSI
NO OP
BENTUK CIRI TAMBAHAN
1. Sherly bionanda Batang Tunggal
2. Alicia rahma Bulat Tunggal

Kesimpulan dan penjelasan


1. Dengan menggunakan mikroskop, sediaan basah flora normal mulut diamati dengan
perbesaran 10 x 100. Terlihat beberapa jenis bakteri, umumnya berwarna merah yang
artinya adalah merupakan bakteri Gram-negatif. Bagian tebal yang berwarna merah
adalah sediaan kotoran gigi yang masih terlalu tebal.
2. Flora normal pada orang kedua berwarna ungu yang artinya merupakan bakteri Gram
positif.

Menurut Jawetz, et. al. (2007) di dalam buku Medical Microbiology, beberapa flora
mulut antara lain staphylococcus, Bakteri lain yang tumbuh di area gigi, terutama adalah
spirochet, Prevotella (terutama Prevotella melaninogenica, Fusobacterium, Rothia, dan
Capnocytophaga, serta Borrelia refringens.
Flora normal kulit :
1. Letakan jari telunjuk pada lempeng agar darah
2. Eramkan pada lemari pengeram 37oC selama 24 jam
3. Lihat hasilnya
Hasil praktikum :
Flora Normal Kulit

ADP + kulit telunjuk

Macam koloni Deskripsi Jenis Koloni

Bentuk Warna Hemolisis

Koloni 1 Koloni Hijau Alfa Mukoid dan


Smooth

Koloni 2 Koloni Kekuningan Alfa Smooth

Koloni 3 Koloni Hijau Alfa Smooth

Koloni 4 Koloni Hijau Alfa Smooth

Koloni 5 Koloni Kekuningan Alfa Mukoid

Koloni 6 Koloni Hijau Alfa Smooth

Koloni 7 Koloni Hijau Alfa Smooth

Koloni 8 Koloni Hijau Alfa Mukoid

Koloni 9 Koloni Kekuningan Alfa Smooth

Koloni 10 Koloni Hijau Alfa Smooth

Kesimpulan dan penjelasan :

Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hemolisisnya α.


(GAMBAR)
Flora Normal Kulit

Flora Normal Udara (P2K)

1. Siapkan 1 OP untuk memegang medium agar darah


2. Letakkan Agar darah disisi Ruangan selama 5 menit
3. Eramkan pada lemari pengeram 37 C selama 24 jam
4. Lihat hasilnya

Hasil praktikum :

Flora Normal Udara

ADP + flora udara

Macam Deskripsi
Koloni
Bentuk Ukuran Warna

Koloni 1-8 Bulat Putih


Kesimpulan dan penjelasan :

Pada praktikum kali ini kami untuk mencari tahu tentang jumlah mikroba di ruang P2K UY.
Ruangannya kecil, dan jumlah orang yang berada dan masuk disana cukup banyak. Kami
meletakkan media ADP di ruang P2K . Dan akhirnya setelah diinkubasi dalam selama 24 jam,
didapat data bahwa ruang P2K terdapat banyak bakteri tebal dan besar, serta beberapa bakteri
kecil.

(GAMBAR)
Flora Normal Udara
B. KEPEKAAN KUMAN TERHADAP BERBAGAI AGEN
Pertumbuhan kuman dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suhu, pH, tekanan osmose,
sinar matahari, bahan kimia, logam dan sebagainya.

Suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan kuman karena kuman memerlukan suhu


optimum untuk dapat tumbuh dengan baik. Suhu juga dapat mempengaruhi pembentukan
pigmen pada beberapa jenis kuman, sehingga untuk melihat pigmennya maka kuman harus
ditanam dan dieram pada suhu tertentu yang optimum.

Sinar matahari, terutama sinar ultra ungu (panjang gelombang 250-265 nano-meter) dan
juga sinar-sinar lain yang mempunyai gelombang pendek, dapat menghambat pertumbuhan
kuman atau mematikan kuman. Bakteri yang aktif melakukan pembelahan lebih mudah
dipengaruhi oleh sinar ultra ungu (ultraviolet, uv).

Beberapa jenis logam berat, seperti tembaga dan air raksa, mempunyai daya penghambat
pertumbuhan beberapa jenis kuman; daya hambat logam terhadap pertumbuhan kuman ini
disebut daya oligodinamik, Hal ini dapat diterangkan dengan ion-ion logam tersebut mempunyai
afinitas dengan protein sel kuman, yang mengakibatkan pengumpulan sejumlah besar ion-ion
tersebut dan mengakibatkan denaturasi protein sel kuman.

Bahan kimia, berbagai jenis bahan kimia dapat menghambat pertumbuhan kuman,
misalnya kadar gula yang tinggi, zat warna, desinfektan, antibiotika. Bahan kimia ini dapat
menghambat pertumbuhan kuman, disebut efek bakteriostatik, atau dapat membunuh kuman,
disebut efek bakterisid. Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk sanitasi,
disinfeksi, antisepsis dan untuk membunuh kuman.

Antibiotika sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit infeksi bakterial.


Antbiotika dapat bersifat bakteriostatik dan juga dapat bersifat bakterisid. Dalam melakukan
terapi dengan menggunakan antibiotika guna penanggulangan penyakit infeksi bakterial, kadang
diperlukan pemeriksaan kepekaan (tes sensitivitas) kuman terhadap antibiotik yang tersedia,
karena pada masa kini telah banyak ditemukan kuman yang resisten terhadap antibiotika.
Pemeriksaan kepekaan kuman terhadap antibiotika antara lain dapat dilakukan dengan:

1. CARA CAKRAM (DISC METHOD), yaitu dengan menggunakan cakram kertas saring
yang mengandung antibiotika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang kemudian
diletakkan di atas lempeng agar yang ditanami uman yang akan diperiksa, kemudian
dieram. Apabila tampak adanya zona hambatan pertumbuhan kuman di sekeliling cakram
antibiotika, maka kuman yang diperiksa sensitive terhadap antibiotika tersebut. Cara ini
disebut juga sebagai cara difusi agar, cara yang lazim dilakukan adalah cara Kirby-
Bauer.

2. CARA TABUNG (TUBE DILUTION METHOD), yaitu dengan membuat penipisan


antibiotika pada sederetan tabung reaksi yang berisi perbenihan cair. Ke dalam tabung-
tabung tersebut dimasukkan kuman yang akan diperiksa dengan jumlah tertentu dan
kemudian dieram. Dengan cara ini akan dapat diketahui konsentrasi terendah antibiotika
yang menghambat pertumbuhan kuman yang disebut Konsentrasi Hambat Minimal
(KHM) atau Minimal Inhibitory Concentration (MIC).

Bahan yang disediakan :

Untuk pemeriksaan kepekaan/sensitivitas kuman terhadap antibiotika

1. Lempeng agar Mueller Hinton


2. Kaldu BHI 1cc
3. Tusuk kapas steril
4. Cakram antibiotic ( 5 macam )
5. Biakan kuman : Staphylococcus aureus atau Escherichia coli

Cara kerja :
1. Ambil kuman yang telah disediakan dengan sengkelit steril, buat suspensi dalam tabung
berisi kaldu BHI steril 1cc , sesuaikan dengan standar Mc Farland 0,5
2. Ambil kapas baru lalu celupkan ke dalam suspense yang telah dibuat.
3. Oleskan usap kapas yang telah mengandung kuman pada permukaan media
Agar secara merata ( seluruh permukaan Agar Mueller Hinton )
4. Letakkan cakram antibiotika yang disediakan pada permukaan agar dengan jarak cukup
antara cakram satu dengan cakram lain.
5. Eram pada lemari pengeram 37 C , selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya

Hasil praktikum :
Resistensi
Cakram Antibiotik + lempeng agar Mueller Hinton + bakteri

Bakteri Deskripsi Keterangan

Antibiotik Diameter

CIP5 3.5 cm

SXT25 2.5 cm
Escheria coli
Te30 1.8 cm

AML25 2.2 cm

P10 - R

CIP5 3.4 cm

SXT25 2.5 cm
Staphylococcus
Te30 2.0 cm
aureus
AML25 3.0 cm

P10 0.3 cm

Singkatan antibiotika :
CIP : Ciprofloxacin
P10 : Penicillin
TE30 : Tetrasiklin
SXT : Contrimoxazole
AML : Amoxillin
Kesimpulan dan penjelasan

1. Pada percobaan yang dilakukan dapat diketahui bagaimana cara melakukan uji kepekaan
mikroba terhadap antibiotika

2. Setiap antibiotika memiliki perbedaan dalam menghambat pertumbuhan mikroba


(Staphylococcus aureus dan Escherichia coli). Semakin luas zona hambatan disekitar
cakram, maka semakin tinggi tingkat kepekaan antibiotik tersebut terhadap mikroba.

3. Pada percobaan antisepsis kulit, pada percobaan pertama ditemukan banyaknya kuman,
sampai pada percobaan terakhir dengan pemberian alcohol dan antibiotic tidak ditemukan
adanya kuman. Hal ini menunjukkan bahwa Antibiotik dan alcohol mampu menekan
menghambat atau membunuh mikroorganisme yang ada di kulit.

4. Berdasarkan hasil pengamatan antiobiotik terbukti dapat menghambat pertumbuhan


mikroorganisme yang tandai dengan adanya zona hambat pada daerah sekitar antiobiotik

(GAMBAR)

Plat Escherichia coli


(GAMBAR)
Plat Staphylococcus aureus

Untuk tindakan antisepsis kulit :

1. Lempeng agar darah


2. Kaldu 2cc
3. Usap kapas steril
4. Antisepsis :
a. Sabun
b. Tincture jodii 3% atau povidone iodine
c. Alcohol 70%

Cara kerja :
1. Bagian bawah lempeng agar darah dibagi menjadi 4 wilayah dengan menggunakan pensil
gelas.
a. Pada wilayah I
 Usap kapas steril dibasahi dengan kaldu steril, kemudian diusapkan pada
telapak tangan, selanjutnya dioleskan pada wilayah I bagian lempeng agar
darah.
b. Pada wilayah II
 Cuci tangan dengan sabun dan air selama 2 menit, kemudian usap kapas
steril yang dibasahi dengan kaldu steril pada telapak tangan, oleskan pada
wilayah II pada bagian agar darah.

c. Pada wilayah III


 Ambil sebuah usap kapas steril, basahi dengan kaldu steril, oleskan pada
lengan bawah. Kemudian oleskan pada wilayah III pada bagian agar darah

d. Pada wilayah VI
 Basahi tusuk kapas dengan alcohol lalu oleskan pada voler ( sejajar lipatan
kulit) dan buang tusuk kapass tersebut. Ambil tusuk kapas yang baru dan
teteskan dengan hand sanitizer dan dioleskan di tempat yang sebelumnya
telah diolesi alcohol. Ambil tusuk kapas lalu baru oleskan pada lengan
bawah bagian voler dan usapkan pada wilayah VI pada agar darah.

2. Eramkan lempeng agar darah ini pada 37 C selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya

Hasil praktikum:
Antisepsis I II

ADP + antisepsis III IV

No Daerah Jumlah Koloni

1. I Ada koloni bakteri

2. II Ada koloni bakteri

3. III Ada koloni bakteri

4. IV Tidak ada koloni bakteri


Kesimpulan dan penjelasan:
Dari percobaan di atas dapat di simpulkan bahwa dengan menggunakan antisepsis pada kulit
dapat dengan efektif mengeliminasi bakteri pada daerah yang diberikan antisepsis seperti pada
cuci tangan dengan teknik WHO dan pemberian iodine + alcohol 70% pada permukaan kulit.

(GAMBAR)
Antisepsis

Anda mungkin juga menyukai