FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2018/2019
A. FLORA NORMAL
Kuman terdapat dimana saja di alam ini, yaitu di air, tanah, udara, dan juga di permukaan
tubuh serta beberapa alat/organ tubuh. Pada umumnya kuman-kuman tersebut merupakan flora
normal. Tempat atau lokasi tempat hidup kuman disebut sebagai habitat.
Tugas :
1. Membuat sediaan kotoran gigi yang diwarnai dengan ungu Kristal karbol atau diwarnai
secara Gram (melihat flora normal mulut).
2. Menahan flora normal kulit pada lempeng agar darah.
3. Melihat pertunjukan/demonstrasi.
Cara Kerja:
1. Ambil satu sangkelit air garam faal steril, letakan pada gelas alas.
2. Ambil sedikit kotoran gigi dan campur dengan air garam faal pada gelas alas, buat
sediaan dan rekatkan.
3. Warnai sediaan dengan ungu Kristal karbol atau pewarnaan gram.
4. Catat/gambar hasilnya dan bandingkan dengan pertunjukan
Hasil praktikum :
Nacl fisiologis + kotoran gigi & pewarnaan gram
DESKRIPSI
NO OP
BENTUK CIRI TAMBAHAN
1. Sherly bionanda Batang Tunggal
2. Alicia rahma Bulat Tunggal
Menurut Jawetz, et. al. (2007) di dalam buku Medical Microbiology, beberapa flora
mulut antara lain staphylococcus, Bakteri lain yang tumbuh di area gigi, terutama adalah
spirochet, Prevotella (terutama Prevotella melaninogenica, Fusobacterium, Rothia, dan
Capnocytophaga, serta Borrelia refringens.
Flora normal kulit :
1. Letakan jari telunjuk pada lempeng agar darah
2. Eramkan pada lemari pengeram 37oC selama 24 jam
3. Lihat hasilnya
Hasil praktikum :
Flora Normal Kulit
Hasil praktikum :
Macam Deskripsi
Koloni
Bentuk Ukuran Warna
Pada praktikum kali ini kami untuk mencari tahu tentang jumlah mikroba di ruang P2K UY.
Ruangannya kecil, dan jumlah orang yang berada dan masuk disana cukup banyak. Kami
meletakkan media ADP di ruang P2K . Dan akhirnya setelah diinkubasi dalam selama 24 jam,
didapat data bahwa ruang P2K terdapat banyak bakteri tebal dan besar, serta beberapa bakteri
kecil.
(GAMBAR)
Flora Normal Udara
B. KEPEKAAN KUMAN TERHADAP BERBAGAI AGEN
Pertumbuhan kuman dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suhu, pH, tekanan osmose,
sinar matahari, bahan kimia, logam dan sebagainya.
Sinar matahari, terutama sinar ultra ungu (panjang gelombang 250-265 nano-meter) dan
juga sinar-sinar lain yang mempunyai gelombang pendek, dapat menghambat pertumbuhan
kuman atau mematikan kuman. Bakteri yang aktif melakukan pembelahan lebih mudah
dipengaruhi oleh sinar ultra ungu (ultraviolet, uv).
Beberapa jenis logam berat, seperti tembaga dan air raksa, mempunyai daya penghambat
pertumbuhan beberapa jenis kuman; daya hambat logam terhadap pertumbuhan kuman ini
disebut daya oligodinamik, Hal ini dapat diterangkan dengan ion-ion logam tersebut mempunyai
afinitas dengan protein sel kuman, yang mengakibatkan pengumpulan sejumlah besar ion-ion
tersebut dan mengakibatkan denaturasi protein sel kuman.
Bahan kimia, berbagai jenis bahan kimia dapat menghambat pertumbuhan kuman,
misalnya kadar gula yang tinggi, zat warna, desinfektan, antibiotika. Bahan kimia ini dapat
menghambat pertumbuhan kuman, disebut efek bakteriostatik, atau dapat membunuh kuman,
disebut efek bakterisid. Disinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk sanitasi,
disinfeksi, antisepsis dan untuk membunuh kuman.
1. CARA CAKRAM (DISC METHOD), yaitu dengan menggunakan cakram kertas saring
yang mengandung antibiotika/bahan kimia lain dengan kadar tertentu yang kemudian
diletakkan di atas lempeng agar yang ditanami uman yang akan diperiksa, kemudian
dieram. Apabila tampak adanya zona hambatan pertumbuhan kuman di sekeliling cakram
antibiotika, maka kuman yang diperiksa sensitive terhadap antibiotika tersebut. Cara ini
disebut juga sebagai cara difusi agar, cara yang lazim dilakukan adalah cara Kirby-
Bauer.
Cara kerja :
1. Ambil kuman yang telah disediakan dengan sengkelit steril, buat suspensi dalam tabung
berisi kaldu BHI steril 1cc , sesuaikan dengan standar Mc Farland 0,5
2. Ambil kapas baru lalu celupkan ke dalam suspense yang telah dibuat.
3. Oleskan usap kapas yang telah mengandung kuman pada permukaan media
Agar secara merata ( seluruh permukaan Agar Mueller Hinton )
4. Letakkan cakram antibiotika yang disediakan pada permukaan agar dengan jarak cukup
antara cakram satu dengan cakram lain.
5. Eram pada lemari pengeram 37 C , selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya
Hasil praktikum :
Resistensi
Cakram Antibiotik + lempeng agar Mueller Hinton + bakteri
Antibiotik Diameter
CIP5 3.5 cm
SXT25 2.5 cm
Escheria coli
Te30 1.8 cm
AML25 2.2 cm
P10 - R
CIP5 3.4 cm
SXT25 2.5 cm
Staphylococcus
Te30 2.0 cm
aureus
AML25 3.0 cm
P10 0.3 cm
Singkatan antibiotika :
CIP : Ciprofloxacin
P10 : Penicillin
TE30 : Tetrasiklin
SXT : Contrimoxazole
AML : Amoxillin
Kesimpulan dan penjelasan
1. Pada percobaan yang dilakukan dapat diketahui bagaimana cara melakukan uji kepekaan
mikroba terhadap antibiotika
3. Pada percobaan antisepsis kulit, pada percobaan pertama ditemukan banyaknya kuman,
sampai pada percobaan terakhir dengan pemberian alcohol dan antibiotic tidak ditemukan
adanya kuman. Hal ini menunjukkan bahwa Antibiotik dan alcohol mampu menekan
menghambat atau membunuh mikroorganisme yang ada di kulit.
(GAMBAR)
Cara kerja :
1. Bagian bawah lempeng agar darah dibagi menjadi 4 wilayah dengan menggunakan pensil
gelas.
a. Pada wilayah I
Usap kapas steril dibasahi dengan kaldu steril, kemudian diusapkan pada
telapak tangan, selanjutnya dioleskan pada wilayah I bagian lempeng agar
darah.
b. Pada wilayah II
Cuci tangan dengan sabun dan air selama 2 menit, kemudian usap kapas
steril yang dibasahi dengan kaldu steril pada telapak tangan, oleskan pada
wilayah II pada bagian agar darah.
d. Pada wilayah VI
Basahi tusuk kapas dengan alcohol lalu oleskan pada voler ( sejajar lipatan
kulit) dan buang tusuk kapass tersebut. Ambil tusuk kapas yang baru dan
teteskan dengan hand sanitizer dan dioleskan di tempat yang sebelumnya
telah diolesi alcohol. Ambil tusuk kapas lalu baru oleskan pada lengan
bawah bagian voler dan usapkan pada wilayah VI pada agar darah.
2. Eramkan lempeng agar darah ini pada 37 C selama 24 jam dan lihat serta catat hasilnya
Hasil praktikum:
Antisepsis I II
(GAMBAR)
Antisepsis