BLOK GENITOURINARI
Oleh :
Rr. Agatha Rhana Aveonita
1118011118
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
Alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Mikropipet
Tip Dispossible
Agar plate
Media TSA (Triptic Soy Agar)
Ose
Lampu Bunsen
Alkohol
Handscoen
Bahan :
1. Urin Midstream
Cara Kerja
1. Pengumpula Urin dan Inokulasi
a. Urin yang digunakan adalah urin midstream. Sebelum miksi lakukan cuci tangan,
gunakan kapas/ kassa dengan antiseptic untuk membersihkan daerah sekitar uretra.
Urin midstream dikumpulkan dalam wadah plastic yang bersih dan kemudian ditutup
rapat dan diletakkan dalam kantung plastic. Simpan dalam refrigerator apabila urin
belum akan dikultur dalam waktu 1-2 jam.
b. Ketika siap untuk melakukan kultur, campur urin, kemudian celupkan ose 5 uL ke
dalamnya. Goreskan ose pada media triptic soy agar ( TSA) plate. Ulangi prosedur ini
untuk plate ke-2, dan beri label pada plate. Buang sisa urin, kemudian buang sarung
tangan, penampung urin, kantung plastic pada tempat sampah yang disediakan.
c. Letakkan kedua plate pada incubator 35C.
Hasil
Gambar 1. Plate 1
Gambar 2. Plate 2
Beberapa mikroorganisme yang menjadi penyebab ISK (Infeksi Saluran Kemih) antara lain :
1. Neisseria gonorrhoeae
A. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Beta Proteobacteria
Ordo : Neisseriales
Familia : Neisseriaceae
Genus : Neisseria
Spesies : Neisseria gonorrhoeae
F. Struktur antigen
Untuk menghindari daya tahan tubuh pejamu bakteri ini memiliki beberapa unsur
struktur. Struktur permukaannya adalah sebagai berikut :
a. Pili
Pili adalah tentakel berbentuk rambut yang dapat memanjang hingga beberapa
mikrometer dari permukaan gonoccoci. Perpanjangan tersebut menempel pada sel inang
dan resisten terhadap fagositosis. Rangkaian asam amino yang dekat dengan setengah
porsi molekul juga dipertahankan; porsi tersebut menempel pada sel inang dan kurang
dikenal oleh respon kekebalan.
b. Por
Por membesar hingga mencapai membran sel gonoccoci. Ini terjadi dalam trimer untuk
membentuk pori-pori pada permukaan melalui nutrisi yang masuk ke dalam sel. Berat
molekul por sangat bervariasi 34.000 hingga 37.000. Setiap strain gonoccocus hanya
menampilkan satu tipe por, tetapi por dari strain yang berbeda, berbeda pula secara
antigen. Pengklasifikasia secara serologis terhadap por dengan menggunakan reaksi
aglutinasi dengan antibodi monoklonal dapat dibedakan menjadi 18 serovar PorA dan 28
serovar PorB (serotyping hanya dapat dilakukan berdasarkan referensi laboratorium).
c. Opa
Protein ini berfungsi dalam adhesi gonoccoci dalam koloni dan dalam penempelan
gonoccoci pada sel inang, khususnya sel-sel yang menampilkan antigen karsinoembrionik
(CD 66). Satu porsi dari molekul Opa berada di bagian terluar dari membrane gonoccoci
dan sisanya berada pada permukaan. Berat molekul Opa berkisar antara 24.000 hingga
32.000. Setiap strain gonoccocus dapat menampilkan hingga tiga tipe Opa, dimana
masing-masing strain memiliki lebih dari 10 gen untuk Opa yang berbeda-beda.
d. Lipooligosakarida (LOS)
Berbeda dengan batang enterik gram negatif, pada gonococci LPS tidak memiliki rantai
antigen-O panjang dan disebut dengan lipooligosakarida. Berat molekulnya adalah 3000 7000. Gonococci dapat menampilkan Iebih dari satu rantai LOS yang secara antigen
berbeda secara simultan. Toksisitas pada injeksi gonococci sebagian besar disebabkan
oleh efek endotoksin dari LOS. Dalam bentuk perkembangbiakan secara molekuler,
gonococci membuat molekul LOS yang secara struktural mirip dengan membran sel
manusia, yaitu glikosfingolipid.
f. Protein Lain
Beberapa protein gonococci yang konstan secara antigen memiliki kinerja yang kurang
jelas dalam patogenesisnya. Lip (H8) adalah protein yang terdapat pada permukaan
dimana heat- modifiable seperti Opa. Fbp (iron binding protein), yang berat molekulnya
sama dengan Por, tampak pada saat persediaan besi terbatas, misalnya infeksi pada
manusia. Gonococci mengkolaborasi IgA1 protease yang memisah dan menonaktifkan
IgA1, sebagian besar selaput lendir immunoglobulin manusia. Meningococci,
Haemophilus influenzae dan Streptococcus pneumoniae mengkolaborasi protease IgA1
yang sama
2. Candida albicans
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Saccharomycotina
Class : Saccharomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Candida
Spesies : Candida albicans (C.P. Robin) Berkhout 1923
Sinonim : Candida stellatoidea dan Oidium albicans
Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua
bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan
menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada
faktor eksternal yang mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau
bulat lonjong dengan ukuran 2-5 x 3-6 hingga 2-5,5 x 5-28 . C. albicans memperbanyak
diri dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu
terbentuk dengan banyak kelompok blastospora berbentuk bulat atau lonjong di sekitar septum.
Pada beberapa strain, blastospora berukuran besar, berbentuk bulat atau seperti botol, dalam
jumlah sedikit. Sel ini dapat berkembang menjadi klamidospora yang berdinding tebal dan
bergaris tengah sekitar 8-12 .koloni. Warna koloni putih kekuningan dan berbau asam seperti
aroma tape. Dalam medium cair seperti glucose yeast, extract pepton, C. albicans tumbuh di
dasar tabung.
C. albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik
pada pH antara 4,5-6,5. Jamur ini dapat tumbuh dalam perbenihan pada suhu 28 oC - 37oC. C.
albicans membutuhkan senyawa organik sebagai sumber karbon dan sumber energi untuk
pertumbuhan dan proses metabolismenya. Unsur karbon ini dapat diperoleh dari karbohidrat.
3. Vaginosis bakterialis
Vaginosis bacterial, seringkali disebt sebagai vaaginal bacteriosis adalah penyakit pada vagina
yang disebabkan oleh bakteri.
Pada vagina normal, terdapat sejumlah mikroorganisme, diantaranya Lactobacillus crispatus dan
Lactobacillus jensenii. Laktobasilus adalah spesies penghasil hydrogen peroksidase yang mampu
,encegah pertumbuhan mikroorganisme vagina lain.
Gardnerella adalah salah satu genus dari bakteri gram-variabel yang mana merupakan suatu
spesies. Gardnerella vaginalis dapat menyebabkan bacterial vaginosis pada wanita. Salah satu
dari spesies Haemophilus, tumbuh, berukuran kecil, sirkuler, koloni abu-abu, di bawah
mikroskop terlihat gram negative, namun sebenarnya memiiki dinding sel gram positie, dengan
sel clue, sel epitel yang menyelimuti bakteri.
Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Phylum
: Actinobacteria
Order
: Bifidobacteriales
Family
: Bifidobacteriaceae
Genus
: Gardnerella
Species
: G. Vaginalis
Gardnerella adalah penyebab tersering vaginitis yaitu sekitar 33-52% pasien vaginitis. Gejala
infeksi bakteri adalah bau amis dengan keputihan yang homogen (putih).Salah satu kuman
penyebabnya adalah Gardnerella vaginalis yang menyebabkan peradangan vagina tidak spesifik,
bermacam macam gejala yang dapat timbul, biasanya mengisi penuh sel-sel epitel vagina
membentuk bentuk khas clue cell. Itu menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi
senyawa amin yang berbau amis, berwarna keabu-abuan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jawetz, Melnick, Adelberg. 2007. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. Jakarta : EGC
(hal : 300-306 dan 338-341)
2. Tim Mikrobiologi FK universitas Brawijaya. 2003. Bakteriologi Medik. Malang :
Bayumedia Publishing. (hal : 161-167 dan 318-325)
3. Suryono, Bambang. 1995. Bakteriologi Umum dan Bakteriologi Klinik. Semarang :
Akademi Analis Kesehatan Bhakti Wiyata (hal : 124-128 dan 248-252)