Nadi
Nafas
Suhu
Berat Badan
Tinggi Badan
Status Gizi
: 76 x/menit
: 14 x/menit
: 38,20C
: 47 kg
: 160 cm
: IMT 16 (Underweight)
B. Status Generalis
Kepala
: Tidak ada deformitas
Mata
: Konjungtiva ananemis,
sklera anikterik, lensa
jernih, pupil isokor
Mulut
: Tak tampak kelainan,
sianosis (-)
Telinga
: Normotia, liang lapang,
serumen (-)
Hidung
: Bentuk normal, deviasi
septum (-)
Tenggorokan
: Uvula ditengah, T1-T1
tenang, tidak hiperemis
Leher
Inspeksi
Palpasi
Paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
: Pergerakan hemithorax
kiri dan kanan simetris
: Fremitus taktil dan vokal
simetris kiri dan kanan
simetris normal
: Sonor pada seluruh
lapangan
paru
: Vesikuler (+/+), Ronki
(-/-), Wheezing(-/-)
: IC tak terlihat
: IC teraba di ICS V
midclavicula
Perkusi
Batas jantung kiri
: Linea midklavikularis
kiri ICS 5-6
Batas jantung kanan : Linea parasternalis
kanan ICS 4-5
Batas atas
: Linea parasternal kiri
ICS 2-3
Auskultasi
: Bunyi jantung I-II
reguler, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas
Superior
Inferior
: Tymphani
: BU (+) normal
: Oedema -/-, sianosis -/: Pada kaki kulit teraba
lembab, tidak didapatkan
luka ataupun tanda-tanda
infeksi, oedema -/-,
sianosis -/-
Muskuloskeletal
Kekuatan otot 5|5
5|5
Status neurologis
GCS
: E4V4M6 : 15
Pupil
: Isokor, reflek cahaya
(+/+)
Sensorik
: Anesthesi dan
hipesthesia (-)
Reflek fisiologis : Normal
Reflek patologis : Tidak ditemukan
LABORATORIUM
Tidak dilakukan
Data Keluarga
Bentuk keluarga pada pasien ini
adalah keluarga inti dengan nenek. Menurut
siklus Duvall, siklus keluarga ini berada
pada tahap IV, dimana keluarga dalam masa
anak usia sekolah. Tidak terdapat gangguan
pada fungsi keluarga.
Gambar 2
Family mapping keluarga Nn F
Data Lingkungan Rumah
Pasien tinggal bersama dengan
kedua orang tua dan adik adik serta nenek.
Jumlah anggota keluarga yang tinggal
adalah 6 orang. Rumah memiliki halaman
yang cukup sempit. Rumah berukuran 12 x 8
meter tidak bertingkat, memiliki 3 buah
kamar tidur, ruang tamu, dan dapur. Kamar
mandi terdapat satu buah dengan jamban
dan terletak di dalam rumah. Lantai bagian
dalam rumah terbuat dari semen, dinding
terbuat dari tembok serta beratap genteng.
Semua ventilasi cukup terbuka, kondisi
dalam rumah tidak lembab karena
pencahayaan sudah baik. Penataan barang
sudah sesuai pada tempatnya sehingga
terkesan rapih. Lingkungan tempat tinggal
pasien cukup baik, tidak padat. Sumber air
minum dan air cuci/masak dari sumur timba.
Tidak ada pengaliran limbah dan tempat
sampah di luar rumah. Kesan kebersihan
lingkungan rumah baik.
Diagnosa Holistik Akhir
1. Aspek personal
a. Alasan kedatangan : Sakit perut, mual
dan muntah, serta demam.
b. Harapan: Harapan terkait keluhannya
dapat hilang dan tidak kambuh kembali.
c. Kekhawatiran: Kekhawatiran pasien
akan kesembuhan penyakitnya.
2. Aspek klinik
Diagnosis klinis awal: Dispesia
3. Aspek risiko internal
a. Wanita, 16 tahun, memiliki perilaku
Pola makan dan olah-raga yang tidak
teratur. (ICD.K30)
b. Tidak mengetahui tentang penyakit
Dispepsia, gejala dan pengobatannya
c.
Sudah
menjaga
kebersihan
lingkungan rumah
4. Masalah fungsi psikososial dan
ekonomi
keluarga
a. Termotivasi pasien agar menjaga pola
makan.
b. Meningkatnya pengetahuan pasien
tentang
penyakit
Dispepsia
dan
komplikasinya.
5. Skala fungsional
Skala fungsional pada pasien ini adalah 1
yaitu tidak ada perubahan perilaku
seperti sebelum sakit.
PENATALAKSANAAN
Nonmedikamentosa:
1. Konseling pada pasien tentang
penatalaksanaan (gaya hidup dan
pola makan)
2. Menginformasikan segala hal tentang
dispesia serta pola hidup yang
dianjurkan untuk pasien. Mengenai
olahraga minimal 2 -3 kali/minggu
selama 30 menit dan makan yang
teratur.
3. Konseling kepada keluarga pasien
tentang
pentingnya
mengawasi
pengobatan pasien dan pentingnya
memberi dukungan pada pasien tentang
masalah stressor
4. Konseling kepada keluarga pasien
mengenai pentingnya prinsip preventif
dari pada kuartif.
Medikamentosa
1. Parasetamol diminum tiga kali sehari
sesudah makan hanya jika demam
2. Antasida diminum tiga kali sehari
sebelum makan
3. Multivitamin diminum satu kali sehari
PEMBAHASAN
Pada
pasien
ini,
diagnosis
Dispepsia
ditegakkan
berdasarkan
anamnesis yang didapatkan berupa sakit
perut sejak 1 hari yang lalu pada bagian ulu
yang dirasakan makin memberat disertai
rasa mual dan muntah serta demam. Pasien
mengatakan sudah muntah sebanyak tiga
kali berupa air dan juga mengeluhkan
badannya terasa demam. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan kesadaran kompos mentis,
TD = 120/70 mmHg, Nadi = 76 x/menit, RR
= 14 x/menit, Suhu = 38,2 C. Status gizi =
underweight dengan IMT 16.
Dispepsia menurut kriteria Roma
III adalah suatu penyakit dengan satu atau
3.
SARAN
Untuk Pasien
Perlu
untuk
meningkatkan
pengetahuan/wawasan
mengenai
penyakit Dispepsia sehingga dapat
melakukan pengelolaan dengan
baik
Perlu
untuk
meningkatkan
kesadaran
dan
tekad
untuk
melakukan pengelolaan penyakit
Dispepsia dengan sepenuhnya
sehingga tujuan dari pengelolaan
itu sendiri dapat tercapai..
Kontrol ke pelayanan kesehatan
jika timbul kembali keluhan yang
sama pada pasien
Keluarga
Keluarga
juga
perlu
mengoptimalkan kerjasama antar
anggota
keluarga
untuk
meningkatkan kesehatan keluarga.
Keluarga turut ikut dalam program
pasien sehingga pasien merasa
mendapat dukungan penuh contoh:
- Keluarga ikut mengkonsumsi
menu minimal 1 yang sama dengan
pasien,
- Keluarga ikut olahraga bersama
pasien,
- Keluarga ikut menemani pasien
saat berobat.
Untuk Pembina Selanjutnya
Pemantauan dan re-evaluasi pola
hidup pasien
Anamnesis keluhan pasien jika
bertambah berat
Untuk Pelaksana Pelayanan Kesehatan
Perlunya pelayanan kesehatan yang
lebih menyeluruh, komprehensif,
terpadudan berkesinambungan
Adanya sistem pemantauan dan
pembahasan di fasilitas kesehatan
secara periodik mengenai kasus
yang dibina, bagi kesinambungan
pelayanan dan pemantauan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.