Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

BIOTEKNOLOGI
ANTIBIOTIK DAN VAKSIN

OLEH :
RIRIN SABRINA MUHAMMAD _ 09412311023
KIKI AULIA FADEL _ 09412311003
PUTRIANI LABAHARI _ 094123110
WIRAT GORU _ 094123110

Dosen pengampuh :
Prof. Dr. Sunardi, S.Pd

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bioteknologi merupakan cabang ilmu yang memanfaatkan makhluk
hidup(bakteri, virus, dll) dalam proses menghasilkan barang dan jasa yang
nantinya bisa dimanfaatkan manusia. Sedangkan ditinjau secara modern
bioteknologi adalah pemanfaatan agen hayati atau bagian-bagiannya yang telah
direkayasa secara invitro (dalam peralatan buatan) untuk menghasilkan barang
dan jasa pada skala industri. Penerapan bioteknologi sangat penting di berbagai
bidang, salah satunya di bidang farmasi. Istilah bioteknologi baru dikenalkan pada
tahun 1917 oleh Karl Ereky. Bioteknologi juga membuka cakrawala baru dalam
bidang farmasi, misalnya dalam pembuatan antibiotik dan vaksin.
Antibiotika adalah substansi alamiah hasil metabolisme sekunder
mikroorganisme yang mempunyai kemampuan untuk menghambat atau
membunuh mikroorganisme lain. Definisi tersebut sangat terbatas karena sangat
banyak molekul yang diperoleh melalui sintesis kimia, mempunyai aktivitas
terhadap mikroorganisme. Sekarang istilah antibiotika berarti semua substansi
baik yang berasal dari alam ataupun sintetik yang mempunyai toksisitas selektif
terhadap satu atau beberapa mikroorganisme tujuan, tetapi mempunyai toksisitas
lemah terhadap inang (manusia atau hewan) dan dapat diberikan melalui jalur
umum.
Penisilin pertama kali diterapkan untuk aplikasi klinik tahun 1942.
Beberapa kelebihan penisilin yaitu mempunyai spectrum yang luas, aktif terhadap
bakteri gram positif dan mempunyai toksisitas yang rendah sehingga penggunaan
penisilin G dengan dosis tinggi tidak menyebabkan alergi. Keberadaan gen yang
berperan pada proses biosintesis penisilin dipercaya sangat penting untuk
organisme penghasil sehingga dapat bersaing dengan organisme lainnya, namun
molekul ini kemungkinan juga berperan dalam proses signaling. Salah satu jamur
yang dikenal luas dapat menghasilkan penisilin adalah Penicillium chrysogenum
(Houbraken et al. 2012; Kardos & Demain, 2011).
Produksi penisilin dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya oksigen
terlarut, karbondioksida terlarut, glukosa, serta variasi fraksi volume fase abiotik
dan biotik. Penelitian yang dilakukan oleh Birol et al. (2002) menunjukkan bahwa
produksi penisilin G optimum mencapai 0,059 g/L. dengan waktu inkubasi 150
jam, suhu 25°C, serta oksigen terlarut 1,16 mmol/L, El-Sayed & Rehm (1987)
melakukan produksi penisilin G dengan metode amobilisasi P. chrysogenum
ATCC 10238 menggunakan kalsium alginat dalam kolom dan fermentor. Rani et
al. (2003) juga melakukan penelitian produksi penisilin G menggunakan
continuous stirred tank reactor dengan metode amobilisasi P. chrysogenum
dengan agar. Produksi penisilin G maksimum mencapai 0,641 g/L. dengan
kondisi media fermentasi terdiri dari laktosa monohidrat 0,13 g/T., asam fenil
asetat 0,004 g/l. dan amonia 0,4 ml pada suhu 27°C pH 6 serta waktu inkubasi
120 jam. Kondisistirred tank yang digunakan adalah volume 1 L, tinggi cairan 16
cm. L/D (diameter tank 4,338 cm, kecepatan aerasi 1 L/(L. menit), kecepatan
agitasi 300 rpm dan kecepatan alir umpan 25 ml/jam.

Proses pembuatan vaksin dimulai dengan memberikan perlakuan terhadap


jaringan yang sesuai dengan enzim proteolitik, misalnya tripsin, untuk
memisahkan sel-sel. Kemudian sel-sel di pindahkan ke nutrien tertentu ke dasar
wadah. Sel-sel tersebut akan membelah secara mitosis membentuk satu lapis sel.
Sel ini dapat digunakan untuk membentuk kultur sekunder. Supaya sel sel kultur
ini terus membelah, maka ditambahkan bahan kimia atau virus yang mendorong
pembentukan sel-sel kanker. Sel-sel tersebut disebut neoplastik.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami tentang antibiotic
2. Mahasiswa mampu memahami tentang vaksinasi
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Antibiotika adalah substansi alamiah hasil metabolisme sekunder mikroorganisme
yang mempunyai kemampuan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme lain.
Definisi tersebut sangat terbatas karena sangat banyak molekul yang diperoleh melalui
sintesis kimia, mempunyai aktivitas terhadap mikroorganisme. Sekarang istilah antibiotika
berarti semua substansi baik yang berasal dari alam ataupun sintetik yang mempunyai
toksisitas selektif terhadap satu atau beberapa mikroorganisme tujuan, tetapi mempunyai
toksisitas lemah terhadap inang (manusia atau hewan) dan dapat diberikan melalui jalur
umum.
Penisilin pertama kali diterapkan untuk aplikasi klinik tahun 1942. Beberapa
kelebihan penisilin yaitu mempunyai spectrum yang luas, aktif terhadap bakteri gram positif
dan mempunyai toksisitas yang rendah sehingga penggunaan penisilin G dengan dosis
tinggi tidak menyebabkan alergi. Keberadaan gen yang berperan pada proses biosintesis
penisilin dipercaya sangat penting untuk organimse penghasil sehingga dapat bersaing
dengan organisme lainnya, namun molekul ini kemungkinan juga berperan dalam proses
signaling. Salah satu jamur yang dikenal luas dapat menghasilkan penisilin adalah
Penicillium chrysogenum (Rachman., dkk, 2016).
Penisilin pertama kali pada tahun 1926 diisolasi dari Penicillium notatum. Yang
termasuk dalam kelompok Penicillin adalah Benzyl penicillin (Penicillin G),
Phenoxymethyl penicilin (Penicillin V), Ampicillin dan Amoxicillin. Semua antibiotika
yang termasuk dalam kelompok Penicillin bersifat bacteriosid dan bekerja dengan
menghambat sintesis dinding sel mikroorganisme penyebab penyakit.

B. Kurfa
Ada 4 fase kurva pertumbuhan mikroorganisme, yaitu :
1. Fase lag/Adaptasi. Jika mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium, mulamula akan
mengalami fase adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan di sekitarnya.
Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya:
a. Medium dan lingkungan pertumbuhan Jika medium dan lingkungan pertumbuhan
sama seperti medium dan lingkungan sebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu
adaptasi. Tetapi jika nutrient yang tersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda
dengan sebelumnya, diperlukan waktu penyesuaian untuk mensintesa enzim-enzim.
b. Jumlah inokulum Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat fase
adaptasi. Fase adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa sebab, misalnya:
 kultur dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke medium yang kandungan
nuriennya terbatas.
 mutan yang baru dipindahkan dari fase statis ke medium baru dengan komposisi
sama seperti sebelumnya.
2. Fase log/Pertumbuhan Eksponensial. Pada fase ini mikroba membelah dengan cepat dan
konstan mengikuti kurva logaritmik. Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat
dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, juga
kondisi lingkungan termasuk suhu dan kelembaban udara. Pada fase ini mikroba
membutuhkan energi lebih banyak dari pada fase lainnya. Pada fase ini kultur paling
sensitif terhadap keadaan lingkungan. Akhir fase log, kecepatan pertumbuhan populasi
menurun dikarenakan :
a. Nutrien di dalam medium sudah berkurang.
b. Adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat menghambat
pertumbuhan mikroba.
3. Fase stationer. Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh
sama dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil karena sel
tetap membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Karena kekurangan zat nutrisi, sel
kemungkinan mempunyai komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh pada fase
logaritmik. Pada fase ini sel-sel lebih tahan terhadap keadaan ekstrim seperti panas,
dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.
4. Fase kematian. Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian karena
beberapa sebab yaitu: 1 Nutrien di dalam medium sudah habis. 2 Energi cadangan di
dalam sel habis. Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan
jenis mikroba.

C. Proses Fermentasi
Fermentasi merupakan proses alami saat mikroorganisme seperti ragi dan bakteri
mengubah karbohidrat, semisal pati dan gula, menjadi alkohol atau asam. Dalam proses ini,
alkohol atau asam berperan dalam pembuatan pengawet alami yang dapat membuat makanan
tersebut menghasilkan rasa yang berbeda Proses fermentasi pada umumnya akan
mengembangkan bakteri baik yaitu probiotik. Bakteri-bakteri baik ini dapat memberikan
manfaat besar untuk tubuh seperti meningkatkan sistem imun, baik untuk pencernaan, dan
lain-lain.
Secara sederhana, proses fermentasi berarti makanan tersebut akan diawetkan agar
menjadi lebih enak dan dapat dimakan dalam waktu yang lama. Secara lengkap, makanan
yang difermentasi akan melalui berbagai proses yang bisa dibilang kompleks. Misalnya dalam
pembuatan tempe, fermentasi dilakukan dengan menggunakan jamur Rhizopus sp.
Hal itu akan membuat biji kedelai menyatu. Jika sudah berbentuk tempe, kandungan gizi
yang terkandung akan bertambah. Selain itu, rasa kacang dari keledai akan berubah menjadi
rasa tempe yang khas.

D. Strukrut Kimia Penacilin

Penisilin merupakan asam organik, terdiri dari satu inti siklik dengan satu rantai
samping. Inti siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam. Struktur kimia.
Penisilin samping merupakan gugus amino bebas yang dapat mengikat berbagai jenis
radikal.
Antibiotik yang ideal memperlihatkan toksisitas selektif, yang berarti bahwa obat
tersebut berbahaya bagi patogen tanpa membahayakan penjamu. Sering kali, toksisitas
selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolut; ini berarti bahwa suatu obat dalam suatu
konsentrasi tertentu yang dapat ditoleransi oleh pejamu dapat merusak mikroorganisme
penyebab infeksi. Toksisitas selektif dapat berfungsi sebagai reseptor spesifik yang
diperlukan untuk perlekatan obat, atau dapat bergantung pada inhibisi proses biokimia yang
penting bagi pathogen. Antibiotik pertama bekerja dengan inhibisi enzimtranspeptidase oleh
penisilin dan sefalosporin. Fungsi kedua bekerja dengan menghambat langkah awal dalam
biosintesis peptidoglikan.
Antibiotika digolongkan dalam enam kelompok, yaitu penisilin dan sefalosporin,
kelompok tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida dan linkomisin, polipeptida, serta
kelompok sisa (polyen, rifamisin, dan lain-lain).Antibiotika golongan penisilin ini dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu penisilin dan sefalosporin. Penisilin dan sefalosporin
merupakan kelompok 7 antibiotik betalaktam yang sudal lama di kenal sejak abad ke-19.
Produksi penisilin dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya oksigen terlarut,
karbondioksida terlarut, glukosa, serta variasi fraksi volume fase abiotik dan biotik
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa produksi penisilin G optimum mencapai
0,059 g/L dengan waktu inkubasi 150 jam, suhu 25°C, serta oksigen terlarut 1,16 mmol/L.
El-Sayed & Rehm (1987) melakukan produksi penisilin G dengan metode amobilisasi P.
chrysogenum ATCC 10238 menggunakan kalsium alginat dalam kolom dan fermentor. Rani
et al. (2003) juga melakukan penelitian produksi penisilin G menggunakan continuous
stirred tank reactor dengan metode amobilisasi P. chrysogenum dengan agar. Produksi
penisilin G maksimum mencapai 0,641 g/L dengan kondisi media fermentasi terdiri dari
laktosa monohidrat 0,13 g/L, asam fenil asetat 0,004 g/L dan amonia 0,4 mL pada suhu
27°C pH 6 serta waktu inkubasi 120 jam. Kondisi stirred tank yang digunakan adalah
volume 1 L, tinggi cairan 16 cm, L/D (diameter tank 4,338 cm, kecepatan aerasi 1 L/(L
menit), kecepatan agitasi 300 rpm dan kecepatan alir umpan 25 mL/jam. Agitasi merupakan
salah satu faktor yang cukup penting dalam memproduksi penisilin (Smith & Lilly 1990)
karena setiap mikroorganisme, termasuk P. chrysogenum L112, memerlukan kecepatan
agitasi tertentu untuk dapat memproduksi penisilin secara maksimal. Pembentukan produk
metabolisme mikroorganisme sering menyebabkan perubahan oksigen terlarut serta
komposisi media fermentasi. Untuk mempertahankan pertumbuhan yang cepat, kecepetan
agitasi harus diatur pada kondisi optimum mikroorganisme tersebut. Oleh karena itu pada
penelitian ini dilakukan variasi kecepatan agitasi untuk mencari kecepatan agitasi untuk
menghasilkan penisilin maksimum.
E. Vaksin

Vaksin merupakan antigen (mikroorganisma) yang diinaktivasi atau dilemahkan


yang bila diberikan kepada orang yang sehat untuk menimbulkan antibodi spesifik
terhadap mikroorganisma tersebut, sehingga bila kemudian terpapar, akan kebal dan
tidak terserang penyakit. Bahan dasar membuat vaksin tentu memerlukan
mikroorganisma, baik virus maupun bakteri. Menumbuhkan mikroorganisma
memerlukan media tumbuh yang disimpan pada suhu tertentuMikroorganisma yang
tumbuh kemudian akan dipanen, diinaktivasi, dimurnikan, diformulasi dan kemudian
dikemas. Rangkaian proses pembuatan vaksin berada dibawah regulasi cara pembuatan
obat yang baik (CPOB) yang juga dikenal sebagai Good Manufacturing Practice (GMP)
sehingga produk akan terjaga dalam kualitas yang baik.

Setiap lot yang diproduksi harus lulus pengujian mutu (Quality Control), dan
jaminan mutu (Quality Assurance). Setiap lot produk yang dihasilkan akan dilaporkan
pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk kemudian diperiksa dan bila
sudah lulus, BPOM akan mengeluarkan sertifikat lulus uji untuk setiap lot vaksin.
Dengan demikian dapat dilihat bagaimana setiap lot yang dihasilkan sangat terjaga
kualitasnya
Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang khusus diberikan dalam rangka
menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan (Menteri
Kesehatan RI, 2020). Vaksinasi Program adalah pelaksanaan vaksinasi kepada
masyarakat yang pendanaannya ditanggung atau dibebankan pada pemerintah.
Vaksinasi Gotong Royong adalah pelaksanaan Vaksinasi kepada karyawan/karyawati,
keluarga dan individu lain terkait dalam keluarga yang pendanaannya ditanggung atau
dibebankan pada badan hukum/badan usaha (Menteri Kesehatan RI, 2020)
Jenis Vaksin COVID-19

Berikut adalah jenis vaksin yang digunakan di Indonesia (Dirjen P2P, 2021):
1. Sinovac Biotech Ltd
Vaksin jenis inactivated virus dengan jumlah 2 dosis (0,5 ml per dosis)
diberikan melalui intramuskular pada hari ke-14.
2. AstraZeneca
Vaksin jenis viral vector (Non-replicating) dengan jumlah 1-2 dosis (0,5 ml per
dosis) diberikan melalui intramuskular pada hari ke-28 jika 2 dosis.
3. Pfizer Inc and BioNTech Vaksin
Vaksin jenis RNA based vaccine dengan jumlah 2 dosis (0,3 ml per dosis)
diberikan melalui intramuskular pada hari ke-28.

4. Sinopharm
Sinophrm Vaksin jenis inactivated virus dengan jumlah 2 dosis (0,5 ml per
dosis) diberikan melalui intramuskular pada hari ke-21.

5. Moderna

Vaksin jenis RNA based vaccine dengan jumlah 2 dosis (0,5 ml per
dosis) diberikan melalui intramuskular pada hari ke-28.

Perencanaan dan Pentahapan Kelompok Prioritas Penerima Vaksin Diperlukan


proses perencanaan yang komprehensif sebagai upaya untuk meningkatkan cakupan
vaksinasi sehingga dapat lebih merata dengan cara meningkatkan akses terhadap
layanan vaksinasi yang berkualitas dan sesuai dengan standar. Proses penyusunan
perencanaan pelaksanaan vaksinasi dilakukan tiap bagian administrasi. Melalui
perencanaan yang baik maka dapat menghasilkan kegiatan pelayanan vaksinasi dengan
baik pula. Sebelum melaksanakan kegiatan pemberian vaksinasi COVID-19 maka
disusun perencanaan melalui perhitungan. data dasar (jumlah fasilitas pelayanan
kesehatan/pos pelayanan vaksinasi, tenaga pelaksana, daerah sulit jangkauan, dan
lainnya).

Vaksinasi COVID-19 dilaksanakan dalam 4 tahapan mempertimbangkan


ketersediaan, waktu kedatangan dan profil keamanan vaksin. Kelompok prioritas
penerima vaksin adalah penduduk yang berdomisili di Indonesia yang berusia ≥ 18
tahun. Kelompok penduduk berusia di bawah 18 tahun dapat diberikan vaksinasi
apabila telah tersedia data keamanan vaksin yang memadai dan persetujuan penggunaan
pada masa darurat (emergency use authorization) atau penerbitan. nomor izin edar
(NIE) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Tahapan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dilaksanakan sebagai berikut:

1. Tahap kesatu pada pelaksanaan Januari - April 2021


Target atau sasaran vaksinasi COVID-19 pada tahap kesatu ini yaitu tenaga
kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang serta mahasiswa yang sedang
menjalani pendidikan profesi kedokteran yang sedang bekerja di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan sebagai populasi yang sangat berisiko tinggi terhadap penularan.

2. Tahap kedua pada pelaksanaan Januari April 2021


Target atau sasaran vaksinasi tahap kedua yaitu Tentara Nasional
Indonesia/Kepolisian Negara Republik Indonesia, aparat hukum, dan petugas pelayanan
publik lainnya. termasuk petugas di bandara/pelabuhan/stasiun/terminal, perbankan,
perusahaan listrik negara,
BAB III
PEMBAHASAN

Penisilin merupakan golongan antibiotika β-laktam yang memiliki nilai komersial


tinggi karena digunakan secara luas untuk memproduksi antibiotik semi sintetik lain
(amoksilin, ampisilin) serta mempunyai kemampuan mengatasi infeksi yang disebabkan oleh
bakteri. Antibiotika adalah substansi alamiah hasil metabolisme sekunder mikroorganisme
yang mempunyai kemampuan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme lain.
Definisi tersebut sangat terbatas karena sangat banyak molekul yang diperoleh melalui sintesis
kimia, mempunyai aktivitas terhadap mikroorganisme.
Penggunaan antibiotik memiliki prinsip-prinsip yang harus dilakukan sebagai pedoman
dalam penggunaanya. Prinsip tersebut antara lain pengunaan antibiotik bijak, terapi empiris
dan definitif, profilaksis bedah dan kombinasi. Pengunaan antibiotik secara bijak yaitu
penggunaan antibiotik dengan spektrum sempit, pada indikasi yang ketat, dengan dosis yang
adekuat, interval dan lama pemberian yang tepat dengan ditandai pembatasan penggunaan
antibiotik dan mengutamakan penggunaan antibiotik lini pertama.
Salah satu tahapan yang dilakukan dalam pembuatan fermentasi mikroba antibiotic
penicillin yaitu mengujinya dengan metode cakram dimana hasil panen penicilium
chrysogenum yang telah di buat, dan bakter iE.coli dan S.aureus. Dimana kedua bakteri ini
merupakan resistensi antibiotic penicillin. Kemudian diuji dalam cawan petri yang sudah
disterilkan, guna untuk menghindari kontaminasi dari mikroba lainnya.Untuk mengetahui ada
atau tidaknya zona hambat dari antibiotic penicillin ini dengan menginkubasi selama 24 jam
dengan suhu 370 C (Putri, Hanna Shofiana, 2017).

 Aplikasi Bioteknologi Dalam Bidang Farmasi


Mikroorganisme memiliki peran penting dalam perkembangan bioteknologi farmasi.
Diawali dengan diperolehnya antibiotik penisilin, penelitian tentang pemanfaatan
mikroorganisme untuk memproduksi agen obat terus berkembang. Saat ini, pemanfaatan
mikroorganisme untuk memperoleh agen obat telah banyak yang teridentifikasi. Berikut
beberapa peran mikroorganisme dalam bidang bioteknologi farmasi :
 Pembuatan Antibiotik. Mikroorganisme dapat menghasilkan metabolit sekunder yang
mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Metabolit yang
menghambat pertumbuhan mikroorganisme disebut dengan antibiotik. Antibiotik
digunakan untuk melawan infeksi mikroba patogen. Beberapa mikroba yang
menghasilkan antibiotik antara lain Streptomyces aureofaciens (bacitrasin) dan
Aspergillus fusmigatus (furmigilin). Hingga saat ini, sekitar 100 macam antibiotik telah
teridentifikasi. Jenis antibiotik yang sudah dikenal diantaranya adalah penicillin,
streptomycin, tetrasiklin, aeromisin, kioromisetin, amfisin, dan sefalosporin. Penicillin
dihasilkan oleh jamur Penicillin notatum. Demikian juga antibiotik streptomycin
dihasilkan oleh jamur Streptomyces griceus. Sementara itu, antibiotik seperti tetrasiklin
dan sefalosporin dihasilkan oleh bakteri.
 Pembuatan vaksin. Vaksin dapat digunakan untuk membentuk antibodi dalam tubuh
sehingga tahan terhadap serangan bakteri maupun virus patogen.

DAFTAR PUSTAKA

Rachman, S. D., Safari, A., Fazl, F., Kamara, D. S., Sidik, A., Udin, L. Z., &
Ishmayana, S. (2016). PRODUKSI PENISILIN OLEH Penicillium
chrysogenum L112 DENGAN VARIASI KECEPATAN AGITASI PADA
FERMENTOR 1 L. Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(2), 1–6.S
R., Utomo, S. B., Fujiyanti, M., Lestari, W. P., & Mulyani, S. (2018). UJI
AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA
HEXADECYLTRIMETHYLAMMONIUM-BROMIDE TERHADAP
BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Antibacterial
Activity Test of the [ 4 ] resorcinarene Compound Modified by
Hexadecyltrimethylammonium-Bromide against Staphylococcus aureus and
Escherichia coli Bacteria. 3(3), 201–209.
Saputra, Andreas. (2012). AKTIVITAS PENISILIN DARI Penicillium
Chrysogenum PADA SUBSTRAT AIR LINDI DENGAN VARIASI KADAR
MOLASE DAN WAKTU INKUBASI. Yogyakarta :Universitas Atma Jaya
YogyakartaFakultas Teknobiologi.

Anda mungkin juga menyukai