BIOTEKNOLOGI
ANTIBIOTIK DAN VAKSIN
OLEH :
RIRIN SABRINA MUHAMMAD _ 09412311023
KIKI AULIA FADEL _ 09412311003
PUTRIANI LABAHARI _ 094123110
WIRAT GORU _ 094123110
Dosen pengampuh :
Prof. Dr. Sunardi, S.Pd
B. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami tentang antibiotic
2. Mahasiswa mampu memahami tentang vaksinasi
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Antibiotika adalah substansi alamiah hasil metabolisme sekunder mikroorganisme
yang mempunyai kemampuan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme lain.
Definisi tersebut sangat terbatas karena sangat banyak molekul yang diperoleh melalui
sintesis kimia, mempunyai aktivitas terhadap mikroorganisme. Sekarang istilah antibiotika
berarti semua substansi baik yang berasal dari alam ataupun sintetik yang mempunyai
toksisitas selektif terhadap satu atau beberapa mikroorganisme tujuan, tetapi mempunyai
toksisitas lemah terhadap inang (manusia atau hewan) dan dapat diberikan melalui jalur
umum.
Penisilin pertama kali diterapkan untuk aplikasi klinik tahun 1942. Beberapa
kelebihan penisilin yaitu mempunyai spectrum yang luas, aktif terhadap bakteri gram positif
dan mempunyai toksisitas yang rendah sehingga penggunaan penisilin G dengan dosis
tinggi tidak menyebabkan alergi. Keberadaan gen yang berperan pada proses biosintesis
penisilin dipercaya sangat penting untuk organimse penghasil sehingga dapat bersaing
dengan organisme lainnya, namun molekul ini kemungkinan juga berperan dalam proses
signaling. Salah satu jamur yang dikenal luas dapat menghasilkan penisilin adalah
Penicillium chrysogenum (Rachman., dkk, 2016).
Penisilin pertama kali pada tahun 1926 diisolasi dari Penicillium notatum. Yang
termasuk dalam kelompok Penicillin adalah Benzyl penicillin (Penicillin G),
Phenoxymethyl penicilin (Penicillin V), Ampicillin dan Amoxicillin. Semua antibiotika
yang termasuk dalam kelompok Penicillin bersifat bacteriosid dan bekerja dengan
menghambat sintesis dinding sel mikroorganisme penyebab penyakit.
B. Kurfa
Ada 4 fase kurva pertumbuhan mikroorganisme, yaitu :
1. Fase lag/Adaptasi. Jika mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium, mulamula akan
mengalami fase adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan di sekitarnya.
Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya:
a. Medium dan lingkungan pertumbuhan Jika medium dan lingkungan pertumbuhan
sama seperti medium dan lingkungan sebelumnya, mungkin tidak diperlukan waktu
adaptasi. Tetapi jika nutrient yang tersedia dan kondisi lingkungan yang baru berbeda
dengan sebelumnya, diperlukan waktu penyesuaian untuk mensintesa enzim-enzim.
b. Jumlah inokulum Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat fase
adaptasi. Fase adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa sebab, misalnya:
kultur dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke medium yang kandungan
nuriennya terbatas.
mutan yang baru dipindahkan dari fase statis ke medium baru dengan komposisi
sama seperti sebelumnya.
2. Fase log/Pertumbuhan Eksponensial. Pada fase ini mikroba membelah dengan cepat dan
konstan mengikuti kurva logaritmik. Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat
dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, juga
kondisi lingkungan termasuk suhu dan kelembaban udara. Pada fase ini mikroba
membutuhkan energi lebih banyak dari pada fase lainnya. Pada fase ini kultur paling
sensitif terhadap keadaan lingkungan. Akhir fase log, kecepatan pertumbuhan populasi
menurun dikarenakan :
a. Nutrien di dalam medium sudah berkurang.
b. Adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat menghambat
pertumbuhan mikroba.
3. Fase stationer. Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh
sama dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil karena sel
tetap membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Karena kekurangan zat nutrisi, sel
kemungkinan mempunyai komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh pada fase
logaritmik. Pada fase ini sel-sel lebih tahan terhadap keadaan ekstrim seperti panas,
dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.
4. Fase kematian. Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian karena
beberapa sebab yaitu: 1 Nutrien di dalam medium sudah habis. 2 Energi cadangan di
dalam sel habis. Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan
jenis mikroba.
C. Proses Fermentasi
Fermentasi merupakan proses alami saat mikroorganisme seperti ragi dan bakteri
mengubah karbohidrat, semisal pati dan gula, menjadi alkohol atau asam. Dalam proses ini,
alkohol atau asam berperan dalam pembuatan pengawet alami yang dapat membuat makanan
tersebut menghasilkan rasa yang berbeda Proses fermentasi pada umumnya akan
mengembangkan bakteri baik yaitu probiotik. Bakteri-bakteri baik ini dapat memberikan
manfaat besar untuk tubuh seperti meningkatkan sistem imun, baik untuk pencernaan, dan
lain-lain.
Secara sederhana, proses fermentasi berarti makanan tersebut akan diawetkan agar
menjadi lebih enak dan dapat dimakan dalam waktu yang lama. Secara lengkap, makanan
yang difermentasi akan melalui berbagai proses yang bisa dibilang kompleks. Misalnya dalam
pembuatan tempe, fermentasi dilakukan dengan menggunakan jamur Rhizopus sp.
Hal itu akan membuat biji kedelai menyatu. Jika sudah berbentuk tempe, kandungan gizi
yang terkandung akan bertambah. Selain itu, rasa kacang dari keledai akan berubah menjadi
rasa tempe yang khas.
Penisilin merupakan asam organik, terdiri dari satu inti siklik dengan satu rantai
samping. Inti siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam. Struktur kimia.
Penisilin samping merupakan gugus amino bebas yang dapat mengikat berbagai jenis
radikal.
Antibiotik yang ideal memperlihatkan toksisitas selektif, yang berarti bahwa obat
tersebut berbahaya bagi patogen tanpa membahayakan penjamu. Sering kali, toksisitas
selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolut; ini berarti bahwa suatu obat dalam suatu
konsentrasi tertentu yang dapat ditoleransi oleh pejamu dapat merusak mikroorganisme
penyebab infeksi. Toksisitas selektif dapat berfungsi sebagai reseptor spesifik yang
diperlukan untuk perlekatan obat, atau dapat bergantung pada inhibisi proses biokimia yang
penting bagi pathogen. Antibiotik pertama bekerja dengan inhibisi enzimtranspeptidase oleh
penisilin dan sefalosporin. Fungsi kedua bekerja dengan menghambat langkah awal dalam
biosintesis peptidoglikan.
Antibiotika digolongkan dalam enam kelompok, yaitu penisilin dan sefalosporin,
kelompok tetrasiklin, aminoglikosida, makrolida dan linkomisin, polipeptida, serta
kelompok sisa (polyen, rifamisin, dan lain-lain).Antibiotika golongan penisilin ini dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu penisilin dan sefalosporin. Penisilin dan sefalosporin
merupakan kelompok 7 antibiotik betalaktam yang sudal lama di kenal sejak abad ke-19.
Produksi penisilin dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya oksigen terlarut,
karbondioksida terlarut, glukosa, serta variasi fraksi volume fase abiotik dan biotik
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa produksi penisilin G optimum mencapai
0,059 g/L dengan waktu inkubasi 150 jam, suhu 25°C, serta oksigen terlarut 1,16 mmol/L.
El-Sayed & Rehm (1987) melakukan produksi penisilin G dengan metode amobilisasi P.
chrysogenum ATCC 10238 menggunakan kalsium alginat dalam kolom dan fermentor. Rani
et al. (2003) juga melakukan penelitian produksi penisilin G menggunakan continuous
stirred tank reactor dengan metode amobilisasi P. chrysogenum dengan agar. Produksi
penisilin G maksimum mencapai 0,641 g/L dengan kondisi media fermentasi terdiri dari
laktosa monohidrat 0,13 g/L, asam fenil asetat 0,004 g/L dan amonia 0,4 mL pada suhu
27°C pH 6 serta waktu inkubasi 120 jam. Kondisi stirred tank yang digunakan adalah
volume 1 L, tinggi cairan 16 cm, L/D (diameter tank 4,338 cm, kecepatan aerasi 1 L/(L
menit), kecepatan agitasi 300 rpm dan kecepatan alir umpan 25 mL/jam. Agitasi merupakan
salah satu faktor yang cukup penting dalam memproduksi penisilin (Smith & Lilly 1990)
karena setiap mikroorganisme, termasuk P. chrysogenum L112, memerlukan kecepatan
agitasi tertentu untuk dapat memproduksi penisilin secara maksimal. Pembentukan produk
metabolisme mikroorganisme sering menyebabkan perubahan oksigen terlarut serta
komposisi media fermentasi. Untuk mempertahankan pertumbuhan yang cepat, kecepetan
agitasi harus diatur pada kondisi optimum mikroorganisme tersebut. Oleh karena itu pada
penelitian ini dilakukan variasi kecepatan agitasi untuk mencari kecepatan agitasi untuk
menghasilkan penisilin maksimum.
E. Vaksin
Setiap lot yang diproduksi harus lulus pengujian mutu (Quality Control), dan
jaminan mutu (Quality Assurance). Setiap lot produk yang dihasilkan akan dilaporkan
pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk kemudian diperiksa dan bila
sudah lulus, BPOM akan mengeluarkan sertifikat lulus uji untuk setiap lot vaksin.
Dengan demikian dapat dilihat bagaimana setiap lot yang dihasilkan sangat terjaga
kualitasnya
Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang khusus diberikan dalam rangka
menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan (Menteri
Kesehatan RI, 2020). Vaksinasi Program adalah pelaksanaan vaksinasi kepada
masyarakat yang pendanaannya ditanggung atau dibebankan pada pemerintah.
Vaksinasi Gotong Royong adalah pelaksanaan Vaksinasi kepada karyawan/karyawati,
keluarga dan individu lain terkait dalam keluarga yang pendanaannya ditanggung atau
dibebankan pada badan hukum/badan usaha (Menteri Kesehatan RI, 2020)
Jenis Vaksin COVID-19
Berikut adalah jenis vaksin yang digunakan di Indonesia (Dirjen P2P, 2021):
1. Sinovac Biotech Ltd
Vaksin jenis inactivated virus dengan jumlah 2 dosis (0,5 ml per dosis)
diberikan melalui intramuskular pada hari ke-14.
2. AstraZeneca
Vaksin jenis viral vector (Non-replicating) dengan jumlah 1-2 dosis (0,5 ml per
dosis) diberikan melalui intramuskular pada hari ke-28 jika 2 dosis.
3. Pfizer Inc and BioNTech Vaksin
Vaksin jenis RNA based vaccine dengan jumlah 2 dosis (0,3 ml per dosis)
diberikan melalui intramuskular pada hari ke-28.
4. Sinopharm
Sinophrm Vaksin jenis inactivated virus dengan jumlah 2 dosis (0,5 ml per
dosis) diberikan melalui intramuskular pada hari ke-21.
5. Moderna
Vaksin jenis RNA based vaccine dengan jumlah 2 dosis (0,5 ml per
dosis) diberikan melalui intramuskular pada hari ke-28.
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, S. D., Safari, A., Fazl, F., Kamara, D. S., Sidik, A., Udin, L. Z., &
Ishmayana, S. (2016). PRODUKSI PENISILIN OLEH Penicillium
chrysogenum L112 DENGAN VARIASI KECEPATAN AGITASI PADA
FERMENTOR 1 L. Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(2), 1–6.S
R., Utomo, S. B., Fujiyanti, M., Lestari, W. P., & Mulyani, S. (2018). UJI
AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA
HEXADECYLTRIMETHYLAMMONIUM-BROMIDE TERHADAP
BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli Antibacterial
Activity Test of the [ 4 ] resorcinarene Compound Modified by
Hexadecyltrimethylammonium-Bromide against Staphylococcus aureus and
Escherichia coli Bacteria. 3(3), 201–209.
Saputra, Andreas. (2012). AKTIVITAS PENISILIN DARI Penicillium
Chrysogenum PADA SUBSTRAT AIR LINDI DENGAN VARIASI KADAR
MOLASE DAN WAKTU INKUBASI. Yogyakarta :Universitas Atma Jaya
YogyakartaFakultas Teknobiologi.