KULTIVASI ARTIFISIAL
OLEH KELOMPOK 6 :
APRILIANA
NPM 1615041020
FABYAN MAYHAR
NPM 1615041021
JONATHAN KRISTIAN A
NPM 1615041043
NPM 1615041044
DOSEN PENGAMPU :
PANCA NUGRAHINI F, S.T., M.T.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kultivasi Artifisial ini dengan
baik dan tepat pada waktunya meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih
kepada Ibu Panca Nugrahini F, S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah Mikrobiologi Industri yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai mata kuliah mikrobiologi industri. Semoga makalah sederhana ini bermanfaat dan dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Makalah yang kami susun ini tidak terlepas dari kesalahan dan jauh dari kata sempurna.. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan yang bersifat membangun demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................. 4
1.1
Latar Belakang............................................................................................... 4
1.2
Tujuan............................................................................................................ 5
BAB 2 ISI..................................................................................................................... 6
2.1
2.2
2.3
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 23
BAB 1 PENDAHULUAN
keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik
(Sutedjo, 1990).
Pertumbuhan bakteri adalah proses yang kompleks yang melibatkan banyak reaksi anabolik
(sintesis konstituen sel dan metabolit) dan katabolik (pemecahan konstituen sel dan metabolit). Pada
akhirnya, reaksi biosintesis ini menghasilkan pembelahan sel seperti yang ditunjukkan pada Gambar
1.
Dalam homogen kaya dengan media kultur, di bawah kondisi ideal, sel dapat membagi dalam
waktu 10 menit. Sebaliknya, telah disarankan bahwa pembelahan sel dapat terjadi paling lambat
setiap 100 tahun di beberapa permukaan lingkungan darat. pertumbuhan yang lambat itu adalah hasil
dari kombinasi faktor termasuk faktor lingkungan bawah permukaan yang keadaan nya buruk dan
heterogen. Akibatnya, sel-sel yang mungkin terisolasi, tidak bisa berbagi nutrisi atau perlindungan
mekanisme, dan karena itu tidak pernah mencapai keadaan metabolik yang cukup efisien untuk
memungkinkan pertumbuhan eksponensial. Kebanyakan informasi yang tersedia mengenai
pertumbuhan mikroorganisme adalah hasil penelitian laboratorium terkontrol menggunakan kultur
murni mikroorganisme.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa/mahasiswi dapat mengetahui :
i)
ii)
iii)
BAB 2 ISI
2.1 Syarat-syarat Kultivasi Sel Mikroorganisme
Antara syarat-syarat yang diperlukan ketika kultivasi sel mikroorganisme adalaha :
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
Psikrofil
Tumbuh
temperatur
pada
Psikrofil fakultatif/
Psikotrof
Tumbuh
pada
Mesofil
temperatur
temperatur
Tumbuh
Termofil
pada
minimal
Tumbuh
pada
temperatur minimal
7
maksimal
20C,
optimal 0-15C
maksimal
30C,
20-
45C,maksimal 45C
65C,maksimal
optimal
30C,dapat tumbuh
100C
pada 0C
Faktor penyebab
Hampir
utama
mikroorganisme
kerusakan
makanan
patogen
semua
pada
manusia
pada
berfungsi
temperatur
tinggi
b) pH
pH merupakan indikasi konsentrasi ion hidrogen. Peningkatan dan penurunan
konsentrasi
ion
hidrogen
dapat
menyebabkan
ionisasi
gugus-gugus
dalam
10 .
c) Tekanan osmosis
33
halobium.
d) Oksigen
Aerob mutlak
O2 sebagai
Anaerob mutlak
Tidak
Anaerob fakultatif
Menggunakan
syarat utama
mentoleran
O2
si
metabolisme
Sebagai
akseptor
Mempunyai
O2
Contoh:
pernapasan
O2
sebagai
enzim untuk
fungi
Tumbuh
adanya
Mikroaerofilik
Organisme
sebagai
tumbuh
baik dengan
O2
akseptor
terminasi
kurang
dari 20%
O2
pada
elektron
Fermemntasi
konsentrasi
mendetoksifi
dari proses
kasi bentuk-
fermentasi
Perantara
sebagai
toksik bagi
alternatif
komponen
mikroorgan
tetapi dengan
organic dan
isme
laju
ion
pertumbuhan
bentuk
oksigen
anorganik
(contoh:
NO,SO)
rendah
Contoh:
tinggi
E.
coli
sebagai
akseptor
electron
Oxylobile,
dengan
kematian
sel
tinggi,
oxyduric
dengan
kematian
sel rendah
10
e) Radiasi
Sumber utama radiasi di bumi adalah sinar matahari yang mencangkup cahaya
tampak (vivible light), radiasi UV (ultraviolet), sinarinframerah, dan gelombang radio.
Radiasi yang berbahaya untuk mikroorganisme adalah radiasi pengionisasi (ionizing
radiation), yaitu radiasi dari gelombang yang sangat pendek dan berenergi tinggi yang
dapat menyebabkan atom kehilangan elektron (ionisasi). Pada level rendah, radiasi
pengionisasi ini dapat mengakibatkan mutasi yang mungkin mengarah pada kematian,
sedangkan pada level tinggi pengaruh radiasi bersifat letal. Radiasi sinar UV
menyebabkan terbentuknya dimer timin dalam DNA, dimana dua timin yang berdekatan
saling berikatan sehingga menghambat replikasi DNA.
Cahaya tampak yang merupakan sumber fotosintesis dapat membunuh mikroorganisme
melalui mekanisme eksitasi pigmen yang bersifat photosensitiser (P).
12
untuk
mempercepat
pertumbuhan
Media khusus
Contoh media khusus adalah media untuk bakteri anaerob. Biasanya ke dalam
media tersebut di tambahkan bahan yang dapat mereduksi kandungan oksigen
dengan cara pengikatan kimiawi. Contoh bahan-bahan ini adalah natioglikolat,
sistein, asam askorbat. Sebagai indicator anaerob digunakan rezasulin (bila
terjadi oksidasi-yang berarti bakteri bersifat aerobic-akan terbentuk warna
merah).
13
14
a.
mengadakan piaraan yang cepat tumbuh, maka bakteri dalam fase ini baik sekali untuk
dijadikan inokolum (Dwidjuseputro, 1998).
15
Sel akan membelah dengan laju yang konstan massa menjadi dua kali lipat
dengan laju yang sama, aktivitas metabolit konstan dan keadaan pertumbuhan yang
seimbang (Pelczar, 2005).
Setelah memperoleh kondisi ideal dalam pertumbuhannya, sel melakukan
pembelahan. Karena pembelahan sel merupakan persamaan ekponensial, maka fase itu
disebut juga fase eksponensial. Pada fase perbanyakan jumlah sel meningkat pada batas
tertentu (tidak terdapat pertumbuhan bersih jumlah sel), sehingga memasuki fase statis.
Pada fase perbanyakan sel melakukan konsumsi nutrien dan proses fisiologis lainnya.
Pada fase itu produk senyawa yang di inginkan oleh manusia terbentuk, karena senyawa
terbentuk merupakan senyawa yang di inginkan pada fase perbanyakan adalah etanol,
asam laktat dan asam organik lainnya (Purwoko, 2007).
Nt = N02n
(1)
c.
Fase Statis/Konstan
Pada fase ini terjadi penumpukan produk beracun dan atau kehabisan nutrien.
Beberapa sel mati sedangkan yang lain tumbuh dan membelah. Jumlah sel hidup menjadi
tetap (Pelczar, 2005).
16
Fase ini menunjukan jumlah bakteri yang berbiak sama dengan jumlah bakteri
yang mati, sehingga kurva menunjukan garis yang hampir horizontal (Dwidjoseputro,
1998).
Alasan bakteri tidak melakukan pembelahan sel pada fase statis bermacammacam. Beberapa alasan yang dapat dikemukan akan adalah :
a)
Nutrien habis
d)
Bentuk kasus kedua dijumpai pada fase fermentasi alkohol dan asam laktat,
untuk kasus ketiga dijumpai pada bakteri aerob dan untuk kasus keempat dijumpai pada
fungi/jamur (Purwoko, 2007).
Pada fase statis biasanya sel melakukan adaptasi terhadap kondisi yang kurang
menguntungkan. Adaptasi ini dapat menghasilkan senyawa yang di inginkan manusia
misalnya antibiotika dan antioksidan (Purwoko, 2007).
d. Fase Kematian
Pada fase ini sel menjadi mati lebih cepat dari pada terbentuknya sel-sel baru,
laju kematian mengalami percepatan menjadi eksponensial bergantung pada spesiesnya,
semua sel mati dalam waktu beberapa hari atau beberapa bulan (Pelczar, 2005).
Penyebab utama kematian adalah autolisis sel dan penurunan energi seluler.
Beberapa bakteri hanya mampu bertahan beberapa jam selama fase statis dan akhirnya
masuk ke dalam fase kematian, sementara itu beberapa bakteri hanya mampu bertahan
sampai harian dan mingguan pada fase statis dan akhirnya masuk ke fase kematian.
Beberapa bakteri bahkan mampu bertahan sampai puluhan tahun sebelum mati, yaitu
dengan mengubah sel menjadi spora (Purwoko, 2007).
B. Pengukuran Sel
Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur berdasarkan konsentrasi sel (jumlah sel per
satuan isi kultur) ataupun destilasi sel (berat kering dari sel-sel persatuan isi kultur). Dua
parameter ini tidak selalu sama karena berat kering sel rata-rata bervariasi pada tahap berlainan
dalam pertumbuhan kultur, kedua para meter tersebut juga tidak bermakna sama dalam penelitian
17
mengenai biokimia mikroorganisme atau gizi mikroorganisme. Densitas sel adalah kuantitas yang
lebih bermakna, sedangkan dalam penelitian mengenai inaktivitas mikroorganisme, kosentrasi sel
adalah kuantitas yang bermakna (Pratiwi, 2008).
Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur dengan dua cara, yaitu secara langsung dan
tidak langsung. Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme secara langsung dapat dilakukan
dengan beberapa cara,yaitu :
1.
2.
Metode Turbidimetrik
Bila kita harus memeriksa kosentrasi sel jumlah besar biakan, maka metode cawan
bukanlah pilihan yang baik karena tidak hanya memakan waktu tetapi juga memerlukan
media dan pecah-belah dalam jumlah besar. Untuk kasus demikian tersedia metode yang
lebih cepat dan praktis, yaitu pengukuran kekeruhan biakan dengan fotokilometer
(Hadioetomo, 1993).
Secara rutin jumlah sel bakteri dapat dihitung dengan cara menghitung kekeruhan
(turbiditas) kultur. Semakin keruh suatu kultur, semakin banyak jumlah sel. Prinsip dasar
metode turbidimeter adalah jika cahaya mengenai sel, maka sebagian cahaya diserap dan
sebagian cahaya diteruskan. Jumlah cahaya yang diserap propisional (sebanding lurus
dengan jumlah sel bakteri). Ataupun jumlah cahaya yang diteruskan berbanding terbalik
dengan jumlah sel bakteri. Semakin banyak jumlah sel, semakin sedikit cahaya yang
18
diteruskan. Metode ini memiliki kelemahan tidak dapat membedakan antara sel mati dan
sel hidup (Purwoko, 2007).
Suspensi mikroba menerima cahaya dari lampu. Ketika cahaya mengenai sel mikroba,
cahaya diserap (garis panah membelok l o) dan jika cahaya tidak mengenai sel mikroba
maka cahaya diteruskan (garis panah lurus l) (Purwoko, 2007).
3.
4.
5.
Metode ini merupakan metode perhitungan jumlah sel tampak (visible) dan di
dasarkan pada asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah dan memproduksi
satu koloni tunggal. Satuan perhitungan yang dipakai adalah CFU (colony forming unit)
dengan cara membuat seri pengenceran sampel dan menumbuhkan sampel pada media
padat. Pengukuran dilakukan pada plat dengan jumlah koloni berkisar 25-250 atau 30300. Keuntungan metode ini adalah sederhana, mudah dan sensitif karena menggunakan
colony counter sebagai alat hitung dapat digunakan untuk menghitung mikroorganisme
pada sampel makanan, air ataupun tanah. Kerugiannya adalah harus digunakan media
yang sesuai dan perhitungannya yang kurang akurat karena satu koloni tidak selalu
berasal dari satu individu sel (Pratiwi, 2008).
6.
Metode pengukuran pertumbuhan mikroorganisme secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
beberapa metode sebagai berikut :
1.
20
2.
3.
21
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mikroorganisme sebagai makhluk hidup sama dengan organisme hidup lainnya sangat memerlukan
energi dan bahan-bahan untuk membangun tubuhnya, seperti dalam sintesis protoplasma dan bagianbagian sel lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien. Peran utama nutrien adalah sebagai sumber
energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang
menghasilkan energi). Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrien) yang
berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan
isolasi, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Saat ini media agar
merupakan media yang sangat umum digunakan dalam penelitian-penelitian mikrobiologi. Media agar ini
memungkinkan untuk dilakukannya isolasi bakteri dari suatu sampel, karakterisasi morfologi, sampai
penghitungaan bakteri yang dikenal dengan nama total plate count.
viii.
ix.
x.
xi.
xii.
xiii.
xiv.
Adapun syarat-syarat yang diperlukan agar kultivasi sel berjalan dengan baik, yaitu :
Dapat mentoleransi perubahan terhadap lingkungannya
Toleransi terhadap perubahan keasaman dan salinitas media kultivasi
Toleransi terhadap intensitas cahaya yang ditunjukkan dengan respon pertumbuhan
Karakteristik ukuran, daya apung dan tingkah laku yang memudahkan untuk pemanenan
Tahan terhadap kontaminan, predator dan penyakit
Toleransi terhadap kandungan nutrien yang tinggi
Siklus hidup yang memungkinkan untuk kultivasi pada sistem kontinu sebagai bibit.
Untuk berhasilnya kultivasi mikroba diperlukan suatu kombinasi nutrisi serta lingkungan fisik yang
sesuai. Ada beberapa lingkungan fisik yang perlu diperhatikan dalam menumbuhkan mikroba yaitu
temperatur, kadar oksigen, pH, tekanan osmosis, oksigen, dan radiasi. Sedangkan pengaruh faktor kimia yang
mempengaruhi kultivasi sel yaitu media kultur dan nutrisi.
Dalam pengukuran laju pertumbuhan mikroorganisme terdiri dari dua hal yang perlu diperhatikan
yaitu fase-fase pertumbuhan dan pengukuran sel.
22
23
DAFTAR PUSTAKA
Sutedjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta: Jakarta.
Achmad. Dinoto. 2007. Media Agar: Ide Besar Istri Peneliti.
Raina M. Maier, 2009. Environmental Microbiology, Academic Press. Inc.
Purwoko,Tjahjadi. 2007. Fisologi Mikroba. Bumi Aksara : Jakarta.
Dwidjoseputro.1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.
Hadioetomo, Sri Ratna. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT.Gramedia : Jakarta.
Pelczar, Michael. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press : Jakarta.
Pratiwi, Slyvia T. 2006. Mikrobiologi Farmasi. Erlagga : Jakarta.
Stanier, Y. R. Dkk. 2001. The Microbial World. Prenticel Hall. Inc. EigleWood. New Jersey.
Waluyo, Lud. 2007. Mikrobiologi Umum. Erlangga. Jakarta. xx + 349 hlm.
Waluyo, L.2005. Mikrobiologi Umum.cet. kedua. UMM Press. Malang.
24