Anda di halaman 1dari 44

Halimatussa’diah, MKM

Klasifikasi Staphylococcus
Ordo : Eubacteriales
famili : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus saprophyticus
Staphyle kelompok buah anggur
kokus benih bulat

NF pada kulit dan selaput lendir manusia


penyebab infeksi pada manusia dan hewan
membuat enterotoksin pnybb keracunan
makanan
Staphylokokus aureus
 Pnybb pnyakit pd manusia
 Tanda-tanda pnyakit yg khas : peradangan,
nekrosis, pembentukan abses
 Mnimbulkan pnyakit yg bersifat sporadik
Diferensial Diagnostik
suatu kuman dpt didiagnosa bdsrkn
prbedaan sifat-sifatnya yg meliputi :
 Klasifikasi  Metabolit kuman
 Morfologi  Patogenitasnya
 Sifat pertumbuhan  Cara pengobatan
 Sifat biokimia  Diagnosa lab
 Struktur antigen  Resistensi (daya tahan
terhadap lingkungan)
Morfologi dan identifikasi
 Bbntuk sferis
 Bergerombol dlm susunan yg tidak teratur
 Diameter 0,8-1,0 mikron
 Sediaan langsung dr nanah : sndiri, brpasangan,
brgerombol, membentuk rantai pendek
 Sediaan dari biakan padat : bergerombol tidak teratur
 Sdiaan dr biakan kaldu : trsndiri, rantai pendek
Morfologi dan identifikasi
 Tidak bgrak, tdk bspora, positif gram
 Negatif gram dpt ditemukan pd tengah
gerombolan kuman, kuman yg telah
difagositosis, biakan yg hampir mati/tua
Pertumbuhan dan perbenihan
 Tumbuh baik dlm kaldu biasa pd suhu 37 o C
 Suhu pertumbuhan 15oC dan 40oC
 Suhu optimum 35oC
 Tumbuh baik dan khas pada suasana aerob dan
anaerob fakultatif
 Brsifat anaerob fakultatif
 Dpt tumbuh dlm udara yg mengandung hidrogen
 pH optimum 7,4
Pertumbuhan dan perbenihan
 Lempeng agar : koloni bulat, diameter 1-2mm,
cembung, buram/keruh, mengkilat, konsistensi lunak,
 LAD : >, koloni dikelilingi oleh zone hemolisisis pd
varietas ttn, koloni yg sgt muda tdk berwarna
 Warna khas staphylokokus aureus : kuning keemasan,
st. albus : putih, st. citreus : kuning (intensitas warna
bervariasi ats dsr pigmen yg dibuatnya)
Pertumbuhan dan perbenihan
 St. aureus : hemolisis/β-hemolisis , koloni putih, zone
φ 1mm, pbntukan zone jls bila Σ O2 dikurangi + CO2
10%
 Selektive media : MO + kuning telur, koloni bwarna
hitam krn reduksi oleh kuning telur
 MSA pH 7,2 : koloni kuning disertai zone kuning pd
media
 Ind PR : merah (netral) kuning (asam) krn
Staphylokokus dpt mmanfaatkan manitol sbg sumber
energi
Pertumbuhan dan perbenihan
 Dlm suasana anaerob, suhu 37oC, pd LA biasa tdk
dibntuk pigmen, pd LAD pbntukan pigmen kurang
subur, tp bila koloni dipindahkan pd agar
biasa/perbenihan loeffler pd suhu kamar, pbtukan
pigmen sgt baik
Daya tahan kuman
 Pd agar miring dapat hidup berbulan-bulan baik dlm
lemari es maupun suhu kamar
 Pada benang, kertas, kain dlm keadaan kering dan
dlm nanah dpt ttp hidup selama 6-14 mgu
 Dlm berbagai zat kimia :
* tinc jodii 2 % ....... 1 menit
* H2O2 3% 3 menit
* HgCl2 1% 10 menit
* Fenol 2% 15 menit
* Alkohol 50-70% 1 jam
Jenis Staphylococcus aureus yg
tahan 5 menit tp mati dlm
waktu 10 menit dlm fenol 1/90,
oleh FDA USA dipakai sebagai
kuman tes standar untk menilai
antiseptikum lainnya dlm tes
Fenol Koefisien
Struktur Antigen
 Mngandung polisakarida dn protein yg brsifat
antigenik
 Polisakarida A (virulen) : mrpkn komponen ddg sel yg
dpt dipindahkn dg as trikloroasetat; mrpkn komplek
peptidoglikan as. Teikhoat yg mnghambat fagositosis;
t4 mlkatnya bakteriofaga
 Polisakarida B (Avirulen) : di bag kapsul
Struktur antigen staphylokokus
 Bdsrakan tk virulensinya Staphy dibagi mjd grup faga
(bakteriofaga)
 Staphy brsifat lisogenik yi mngandung faga yg tdk
berpengaruh thd diri sndiri, ttp dapt mybbkn lisis pd
anggota dr spesies yg sama.
 Staphy tipe I : infeksi nosokomial pd RS
 Tipe II : peny kulit → topikal infektion (jerawat, bisul
dll)
Metabolit kuman
 Staphylokokus aureus mmbuat 3 mcm metabolit yg
bsifat :
* non toksin
* eksotoksin
* enterotoksin
Metabollit non toksin
 Antigen permukaan
 Koagulasa/Stafilokoagulasa
 Hialuronidasa
 Stafilokokus /fibrinolisin
 Gelatinasa dan proteasa
 Lipasa/tributirinasa
 Fosfatase, lisosim dan penisilinasa
 Katalasa
Eksotoksin
 Alfa hemolisin
 Beta hemolisin
 Delta hemolisin
 Leukosidin
 Sitotoksin
Enterotoksin
 Dibuat jk kuman ditanam dlm perbenihan semi solid
dg konsntrasi CO2 30%
 Tdd protein yg bsifat :
* non hemolitik
* nondermonekrotik
* nonparalitik
* termostabil, dlm air mendidih tahan 30’ (jk
maknn dipanaskn mgkn tdk ada kuman tp
trkandung enterotoksin dlm jml besar)
* tahan thd pepsin dan tripsin
Enterotoksin
 Pnybb keracunan mknn yg tdd hidrat arang dan
protein
 Masa tunas antr 2-6 jam
 Gejala : mual, muntah-muntah dan diare, kdg trj
kolaps
 St. aureus yg mmbtuk enterotoksin adl koagulasa
positif, tp tdk sma jns koagulasa positif mmbntuk
enterotoksin
Bakteriosin
 Dihsilkn olh Stafilokokus
grup II
 Mrpkn suatu protein
ekstraseluler yg dpt
mmbunuh kuman positif
gram dgn cr menghambat
sintesis protein dn DNA tnp
mybbkn lisi sel kuman
Patogenesis →
Patogenitasnya mrpkn efek gabungan dr bbagai mcm
metabolit yg dihasilkan
 Patogen (S. aureus) bsifat invasif, hemolisis, mbtuk
pigmen kuning emas, koagulasa, mcairkn
gelatin,meragi manitol
 Apatogen (S. epidermidis) tdk bsft invasif,
nonhemolitik, warna putih, tdk mbtuk koagulasa, tdk
meragi manitol
 Stafilokokus pnybb tjdinya : sistitis dan pielitis, pnybb
tjdinya septikemia, endokarditis, meningitis,
osteomielitis, pneumoniae dll
Patologi
 Furunkel atau abses setempat mrpkn conth lesi oleh
Stafilokokus.
 Kuman bkmbang biak dlm folikel rambut, mybbkn
nekrosis jarngan setmpat→koagulasi fibrin disktr lesi
dn pembuluh getah bening shg tbentuk dinding yg
mmbatasi proses nekrosis →serbukan sel radang.
Gambaran klinik
 Dtemukn tanda2 peradangan stmpt yg
mnymbuh stlh pus dkluarkn.
 Ddg fibrin dsektr abses dpt mencegh
penyebaran kuman, jk dinding rusak kuman
dapat mnyebar shg tjd bakterimia
Dx Laboratorium
Bahan Pemariksaan:
 Klinis : Pus/nanah hijau, hapus luka, sputum, darah, feces,
nasal sekresi, cairan cerebro-spinal, urine, sel aspirasi dari
paru-paru atau tulang.
 Makanan : Bahan makanan suspek penyebab racun. Gejala
infeksi biasanya disebabkan oleh racun, dibebaskan dari
hanya beberapa staphylococci sehingga kultur yang
diambil dari lesi biasanya negatif.
 Pemeriksaan langsung dr nanah, kuman tersusun sendr,
brpasangan, bgrombol dn tsusun spt rantai pendek
Dx Lab
Identifikasi dilakukan dengan cara
 Preparat hapus, dibuat langsung dari bahan
pemeriksaan dan diwarnai dengan cara pewarnaan
Gram
 biakan dan identifikasi dengan melakukan tes-tes
biokimia
 tes serologi dan tes tiping
 tes kepekaan antibiotik
Skema Pemeriksaan
Hari Pertama
 Pemupukan Sampel dari bahan ditanam pada media
pemupuk NaCl broth dieramkan 24 jam.
 Isolasi Sampel : bahan pemeriksaan diisolasi dalam media
dan diinkubasi dalam inkubator dengan suhu 37o C selama
24 jam.
a. Biakan pada Agar Darah (BAP= Blood Agar Plate)
b. Biakan pada MSA (Manitol Salt Agar)
 Media BAP untuk membedakan bakteri yang di sekitar
koloni / menghemolisa darah dan non hemolisa.
 Hemolisa sempurna jernih disebabkan β hemolisin
 di sekitar koloni / Hemolisa sebagian berwarna hijau
disebabkan α hemolisin.
 tidak terjadi / Non hemolisa perubahan disebabkan ɤ
hemolisin
Skema Pemeriksaan
Hari Kedua : Pengamatan koloni pada media:

 Media Agar Darah : Koloni berwarna kuning


keemasan, halus, licin & berpigmen. di sekitar koloni
menjadi jernih atau transparan.

 Media MSA : Koloni berwarna kuning, bersifat manitol


fermenter, berwarna merah berarti tidak memecah
manitol.

 Yang tumbuh pada media BAP dengan koloni


hemolisa positif kemudian dilakukan pembuatan
preparat dan pewarnaan metode Gram ( karena
Streptococcus juga hemolisa positif ).
Pemeriksaan mikroskopis : dilakukan pewarnaan
metode Gram
.
1. Disiapkan 2 buah kaca obyek, isolate biakan (koloni
lain lagi), karbol gentian violet, pereaksi lugol,
alkohol 95% ,pewarna safranin, minyak imersi.
2. Sapukan sedikit biakkan isolate bakteri di atas kaca
obyek, ditambahkan 1 tetes air, kemudian
disuspensikan.
3. Kaca obyek diletakan di atas bak pewarna, kemudian
digenangi dengan karbol gentian violet selama 1
menit. Kelebihan zat warna dibuang, dan dibilas
dengan air mengalir.
4. Olesan digenangi dengan lugol selama 2 menit,
pereaksi berlebih dibuang, dan dibilas dengan air
mengalir.
Pemeriksaan mikroskopis : dilakukan pewarnaan metode
Gram
5. Olesan digenangi oleh alkohol 95% tetes demi tetes selama
30 detik atau sampai semua zat warna hilang, kemudian
dibilas dengan air mengalir.
6. Pewarnaan yang terakhir dengan safranin selama 1 menit,
kelebihan zat warna dibuang dan dibilas dengan air,
kemudian dikeringkan dengan kertas saring.
7. Preparat dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran
10x dilanjutkan 100x.
8. Hasil percobaan digambar dengan teliti.
 Sel bakteri yang bewarna ungu menunjukkan bakteri masuk
kelompok gram positif, sedangkan bakteri gram negatif akan
berwarna merah.
 Hasil Pemeriksaan :
• Bentuknya Coccus/bulat, ungu gram positif
• Ukurannya berdiameter 0,8-1 um
• Susunannya 2-2, 4-4, bergerombol seperti buah anggur.
Skema px
Yang tumbuh pada MSA (Manitol Salt Agar) adalah
bakteri Staphylococcus aureus sebab bakteri spesies
ini tahan terhadap garam yang tinggi dan juga
memecah manitol.
Oleh sebab itu MSA disebut sebagai media selektif.
Koloni yang positif diinokulasikan ke media diperkaya
NAS (Nutrient Agar Slant) dieramkan 24 jam 370C.
-
Hari Ketiga
Koloni pada subkultur dilakukan uji biokimia, uji
katalase dan uji serologi
1. Uji Biokimia : Bakteri diisolasi kedalam media NAS
2. Uji Katalase : 1 ose koloni + 1 ose H2O2 3% → Hasil
positif dengan indikasi trbntuknya gelembung.
Tes katalase menentukan apakah organisme
menghasilkan enzim katalase yang menguraikan
hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.
2 H2O2 catalase 2 H2O + O2
3. Uji Serologi: CPT (Coagulation Plasma Test), 1 ose
koloni + 1 ose plasma sitrat, campurkan, amati dalam
2 menit. Hasil positif dengan indikasi cairan jernih
dengan terbentuknya butiran-butiranhalus.
-

Hari Keempat
 Mengamati hasil inkubasi NAS untuk
uji biokimia
 Uji Biokimia : pigmennya berwarna
kuning keemasan bila S. aureus,
berwarna kuning jeruk bila S. citreus,
bila berwarna putih S. albus.
Staphylococcus aureus
Morfologi dan sifat pewarnaan
 Berbentuk bulat atau kokus.
 Diameter 0,4 – 1,2 µm (rata-rata 0,8 µm).
 Hasil pewarnaan dari media padat memperlihatkan susunan
bakteri bergerombol seperti buah anggur, dari media cair
memperlihatkan susunan bakteri lepas sendiri-sendiri,
berpasangan atau susunan selnya rantai pada umumnya lebih
dari empat sel
 Dengan pewarnaan gram bersifat Gram positif. Namun dalam
keadaan tertentu dapat pula bersifat gram negatif, misalnya:
* organisme mengalami fagositosis oleh sel.
* organisme yang berasal dari perbenihan yang sudah tua.
Perubahan warna koloni S. aureus pada
media Agar Darah dan NAS adalah
kuning emas. Pada agar darah S. aureus
menghemolisa darah secara sempurna
dengan terbentuknya zona transparan di
sekitar koloni akibat beta hemolisin.

 -
-

Tahan garam 7-10%, seringkali


Staphylococcus aureus ditemukan pada ikan
asin yang kurang asin, karena
kemampuannya untuk hidup dalam suasana
asin atau konsentrasi garam yang tinggi.
Pada media MSA (Manitol Salt Agar) S.
aureus dapat tumbuh dan memecah
manitol sehingga mengubah pH indikator
dari merah menjadi kuning.
-
tes katalase dan koagulase → hasil positif. S.
aureus memiliki enzim katalase yaitu enzim
yang mengkatalisis H2O2 menjadi air dan
oksige dan enzim koagulase yaitu, protein
mirip enzim yang dihasilkan oleh
Staphylococcus.
Enzim ini dapat membekukan plasma oksalat
atau plasma sitrat bila di dalamnya terdapat
faktor-faktor pembekuan.
Koagulase menyebabkan terjadinya deposit
fibrin pada permukaan sel Staphylococcus
yang menghambat fagositosis
Infeksi
Infeksi-infeksi utama Staphylococcus aureus
1. Tipe infeksi kulit:
 Lebam besar dan kecil pada kulit, kadang berbentuk
seperti abscesses (bentuknya seperti kulit bekas
suntikan vaksin).
 Besar, dalam, bisul yang disebabkan radang pada
bawah kulit disebabkan bakteriemia.
2. Tipe Infeksi kulit yang menyebar:
 Impetigo (sejenis bisul karena infeksi bakteri).
3. Tipe infeksi yang lebih dalam dan terlokalisasi:
 Osteomyelitis (infeksi pada tulang) akut dan kronis.
 Septic arthritis.
Infeksi
4. Tipe Infeksi lain:
 Acute infective endocarditis (Radang akut
endocarditis/lapisan jantung).
 Septicemia (bakteri d/ darah→ infeksi).
 Necrotizing pneumonia (Radang pada paru-paru).
5. Tipe Keracunan:
 Toxic shock syndrome (sindrom racun yang
dikeluarkan bakteri).
 Gastroenteritis (Radang pada saluran pencernaan).
 Scalded skin syndrome
6. Infeksi lainnya termasuk:
 Paronychia.
Staphylococcus albus
Staphylococcus albus disebut juga
dengan S. Epidermidis, sebuah
spesies coagulase-negatif
Staphylococcus, FN kulit, namun
dapat menyebabkan infeksi parah
pada kondisi kekebalan pasien
rendah dan dapat masuk ke dalam
pembuluh darah halus bawah kulit.
Morfologi dan sifat pewarnaan
 Berbentuk bola.
 Diameter kira-kira 1 µm.
 Hasil pewarnaan dari media padat memperlihatkan
susunan bakteri dalam kelompok yang tidak teratur.
 Dengan pewarnaan gram bersifat Gram positif. Namun
dalam biakan tua dapat berubah menjadi gram negatif.
 Tidak bergerak dan tidak membentuk spora.
 Tumbuh paling cepat pada suhu 370C tetapi paling baik
membentuk pigmen pada suhu 370C.
 Perubahan warna koloni S. aureus pada media Agar Darah
dan NAS adalah putih.
 Pada tes koagulase menghasilkan hasil yang negatif.
Infeksi
Merupakan flora normal dari kulit akan tetapi
dapat menjadi patogen dan menyebabkan infeksi
pada kulit bila sistem imune tubuh menurun dan
bakteri berkembang dalam jumlah yang abnormal.
Staphylococcus saprophyticus
S. saprophyticus, merupakan spesies coagulase-negatif
lain yang merupakan bagian dari flora normal di
vagina, pada umumnya menyebabkan infeksi sistem
genitourinary pada perempuan muda seksual-aktif.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai