Anda di halaman 1dari 37

IDENTIFIKASI BAKTERI

Dosen : Dra, Diah Lestari, mkm


Kelompok 3
• Dhea Agustina Hariadi
• Muhammad Maheza Malik
Pengertian Identifikasi Bakteri
Bakteri adalah organisme prokariotik yang umumnya tidak mempunyai
klorofil, dan produksi aseksualnya terjadi melalui pembelahan sel

Identifikasi dilakukan dengan mencari ciri pada organisme


yang belum diketahui kemudian dibandingkan dengan organisme yang telah
diketahui. Identifikasi mikroorganisme yang baru saja diisolasi sangat memerlukan
perincian, deskripsi, dan perbandingan yang sangat rinci dan jelas dengan deskripsi
yang telah dipublikasikan sebelumnya untuk jasad-jasad renik lain yang
mempunyai kesamaan jeniss (Pelczar & Chan, 1989).

Identifikasi Bakteri adalah Suatu tindakan yang bertujuan untuk mengetahui jenis

dan tipe dari bakteri yang ingin di teliti dari spesimen yang sudah diambil
IDENTIFIKASI BAKTERI
Beberapa poin langkah yang harus dilakukan

• Pengambilan Spesimen :
Pengambilan Spesimen untuk identifikasi bakteri ada bermacam-macam :
1. Darah
2. Urine
3. Luka(Pus,Abses)
4. Kerokan kulit
5. Feses dll

• Isolasi dan Kultur Bakteri :


Metode yang dapat digunakan untuk membantu dalam mengiidentifikasi bakteri :
1. Pour Plate
2. Streak Plate
3. Spread plate

• Media Kultur :
1. Media Padat : NA, BA, CA dll
2. Media Semi Solid
3. Media Cair : Pepton water, Bouillon Broth, NaCl Broth dll
IDENTIFIKASI BAKTERI PADA
SAMPEL DARAH
PENDAHULUAN
• Bakteremia adalah keberadaan bakteri pada darah yang dapat mengakibatkan sepsis (Tiflah,
2006).
• Sepsis merupakan infeksi yang berpotensi mengancam jiwa yang disebabkan oleh adanya
sejumlah besar bakteri terdapat dalam darah (Jadhav et al., 2012).
• Diagnosis Bakteremia dengan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan ada tidaknya
bakteri di dalam darah, yaitu pemeriksaan kultur terhadap darah
• Pengobatan bakteremia akan disesuaikan dengan jenis bakteri penyebabnya dan tingkat keparahan
penyakit. Jenis antibiotik disesuaikan dengan jenis bakteri yang ditemukan melalui kultur darah.
CARA IDENTIFIKASI

 Kultur darah dan Isolasi bakteri


 Kultur Darah
Kultur darah menggunakan medium BacT/Alert FAN blood culture bottles (Bio Merieux Inc.)
Darah vena sebanyak 5 ml, diinokulasikan ke dalam medium BacT/Alert FAN secara aseptik, kemudian,
dihomogenkan dengan cara botol digoyang 2-3 , Lalu diinkubasikan selama 5 sampai 7 hari pada suhu 37˚C
(Bourbeau dan Pohlman, 2001).
Pertumbuhan mikroorganisma diamati selama waktu inkubasi, yang ditandai dengan perubahan warna sensor
pada bagian dasar botol menjadi kuning, selain itu juga dilakukan pengamatan mikroskopis dengan pengecatan
gram (bentuk, susunan sel serta sifat bakteri berdasarkan pengecatan gram).
Bakteri gram positif berwarna ungu/violet, gram negatif berwarna merah muda, kemudian dikultur pada media
Blood Agar Plate (BAP) dan diinkubasi selama 24 jam atau semalam pada suhu 37˚C, kemudian dilakukan
subkultur/isolasi bakteri.
CARA IDENTIFIKASI
 Tahan Isolasi

Setelah dilakukan kultur pada medium BAP, kemudian dilakukan pengamatan morfologi koloni pada

setiap 5 koloni terpilih meliputi: warna koloni, bentuk, diameter, tepi, elevasi, sifat berdasarkan

kemampuannya untuk menghemolisa sel darah merah (alfa, beta atau gamma). Koloni bakteri terpilih

kemudian diisolasi secara bertingkat beberapa kali sampai diperoleh kultur murni, koloni bakteri dicat

dengan pengecatan gram dan ditanam pada medium Brain Heart Infusion agar miring serta Brain Heart

Infusion agar tegak untuk disimpan pada suhu 4˚C sebagai stok.
CARA IDENTIFIKASI
 Uji konfirmasi
Koloni terpilih untuk bakteri batang, gram negatif enterik dikultur pada media MacConkey Agar
(MC,OXOID) dan uji biokimia (Indol, merah metil, Voges Proskauer/VP, Citrat, Motilitas, Urease, Triple
Sugar Iron Agar/TSIA, ONPG dan uji gula-gula: glukosa, laktosa dan sukrosa), diinkubasi 37˚C selama
18-24 jam.
Koloni terpilih bakteri kokus gram positif dilakukan uji katalase. Katalase positif, bakteri termasuk
familia Micrococcaceae, katalase negatif termasuk familia Streptococcaceae.
KULTUR DARAH BACTECH
IDENTIFIKASI BAKTERI PADA
SAMPEL URINE
PENDAHULUAN

Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau Urinarius Tractus Infection (UTI) adalah suatu istilah

umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih

dimana pada suatu kultur urine terdapat keberadaan bakteri di saluran kemih dalam jumalah

yang sangat tinggi. Jumlah bakteri lebih dari 100.000/ml urine maka menyebabkan ISK

(Pathogen). Bila jumlah bakteri berkisar antara 0 – 10.000/ml urine masih dikatakan normal.
Jenis – Jenis Bakteri Penyebab ISK

Bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi saluran

kemih adalah :

1. E. coli, sedangkan jenis bakteri lainnya meliputi :

2. Staphylococcus saprophyticus, Klebsiella, Enterococcus,

Pseudomonas, Enterobacter, dan Proteus.


KULTUR URINE
IDENTIFIKASI BAKTERI PADA
SAMPEL PUS PADA LUKA
PENDAHULUAN

 Infeksi piogenik merupakan infeksi yang ditandai dengan terjadinya peradangan local yang
parah dan biasanya dengan pembentukan nanah (pus). Infeksi piogenik dikarenakan
adanya invasi dan multiplikasi mikroorganisme pathogen di jaringan sehingga
mengakibatkan luka pada jaringan dan berlanjut menjadi penyakit, melalui berbagai
mekanisme seluler dan umumnya disebabkan oleh salah satu kuman piogenik
 Contoh :
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pyogenes, Escherichia
coli, Streptococcus pneumonia, Klebsiella pneumonia, Salmonella typhi, Pseudomonas
aeruginosa, Neisseria gonorrhoeae, Mycobacterium tuberculosis
Pengumpulan Sampel

Pus (nanah) diambil dari pasien yang mengalami luka infeksi pada permukaan

kulit dengan cara di swab menggunakan swab steril, kemudian dimasukkan

kedalam tabung yang berisi media Amies


CARA IDENTIFIKASI

 Sampel pus (nanah) diinokulasikan pada media Nutrient Agar secara organis dan
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C. Diambil 1-2 koloni terpisah yang tumbuh pada
media Nutrient Agar dan diinokulasikan pada media diferential, Seperti :
 MacConkey Agar, Eosin Methylen Blue Agar, Blood Agar Plate, Manitol Salt Agar, media
Uji Biokimia Reaksi dan uji-uji pendukung, seperti uji katalase,dan koagulase.
KULTUR PUS PADA LUKA
IDENTIFIKASI BAKTERI PADA
SAMPEL FAECES
PENDAHULUAN

 Adanya bakteri di dalam tinja kemungkinan besar merupakan hal yang normal karena usus
manusia memang mengandung bakteri. Namun bisa menjadii masalah apabila
pertumbuhan nya melebihi ambang batas atau bakteri yang ada merupakan bakteri
pathogen yang menyebabkan penyakit,  
 Seperti : Salmonella, Escherichia coli, Staphylococcus, Sigela,dan lain-lain. Salmonella
adalah bakteri penyebab typhoid atau dalam masyarakat dikenal dengan tipes yaitu
penyakit infeksi akut usus halus, inonim dari penyakit ini adalah typhoid dan paratyphoid
abdominalis
CARA IDENTIFIKASI

 Kultur Bakteri
Sampel dalam medium transport Carry-Blair diinokulasikan ke medium pengaya
(media BHIB) dan diinkubasi pada suhu 37˚C selama 18-24 jam. Selanjutnya sebanyak 1
ose kemudian diinokulasikan ke dalam cawan petri yang berisi media NA, SSA, Sorbitol
Mac Conkey Agar (SMCA) selanjutnya dinkubasi ±18-24 jam pada suhu 37˚C kemudian
diamati pertumbuhannya. Bakteri yang telah tumbuh pada media isolasi yaitu dengan
pemeriksaan secara mikroskopis untuk menentukan sifat atau ciri hasil kultur pada media
bakteri dan dilanjutkan dengan uji biokimia
CARA IDENTIFIKASI

 Uji Mikroskopis
Identifikasi mikroskopis dengan cara membuat sediaan kemudian dilakukan
pewarnaan gram. Bakteri berwarna merah merupakan Bakteri Gram (-) serta bakteri
berwarna ungu adalah bakteri Gram (+).
 Uji Biokimia
Identifikasi bakteri dilanjutkan dengan tes biokimia IMVIC yaitu pengujian pada
media Indol Metil Red (MR), Vogas Proskauer (VP), dan uji sitrat. Media ini ditanam
bakteri kemudian dinkubasi pada suhu 37˚C ±18-24 jam. Kemudian dilakukan
identifikasi bakteri untuk lebih memastikan bahwa yang tumbuh adalah bakteri
tersebut, dan pengamatannya disesuaikan dengan rujukan buku.
KULTUR PADA SAMPEL FAESES
IDENTIFIKASI BAKTERI PADA
SAMPEL KEROKAN KULIT
PENDAHULUAN

 Slit skin smear atau skin smear merupakan pemeriksaan kerokan jaringan kulit dengan cara
insisi dan kerokan kulit. Hasil dari apusan kulit (slit–skin smear) digunakan untuk
diagnosis dan prognosis dari lepra.
 Penyakit lepra, yang dikenal juga dengan nama kusta atau Morbus Hansen, merupakan
penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh bakteri basil tahan asam Mycobacterium
leprae. Penularan lepra terjadi melalui inhalasi dan kontak lama antara individu yang
rentan dan pasien lepra yang tidak diterapi.
 Penyakit lepra sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Umumnya, lepra
mempengaruhi kulit, saraf tepi, mukosa saluran napas atas, dan terkadang mata. Pasien
lepra biasanya datang dengan keluhan ruam kulit yang disertai baal atau kurang rasa. Pada
pemeriksaan fisik dapat ditemukan penebalan saraf tepi. Pada pemeriksaan penunjang
ditemukan basil tahan asam yang didapat dari lesi kulit. Lepra dapat diklasifikasikan
menjadi dua jenis, yaitu pausibasiler dan multibasiler.
CARA IDENTIFIKASI
 Menggunakan pemeriksaan langsung dengan Pewarnaan Ziehl-Nelson.
Cara Kerja :
 1. Pengambilan spesimen pada lepra dapat diambil dilakukan pada:
 Kedua cuping telinga
 Lesi aktif hipopigmentasi
 Alat dan bahan
 Bunsen dan korek
 Scalpel
 Pensil 2B
 Surgical blade steril No. 15
 Kaca obyek
 Kapas bulat steril
 Kapas lidi steril
 Kapas alkohol
CARA IDENTIFIKASI

 PERSIAPAN SLIDE
 Membersihkan kaca obyek dari kotoran dan lemak.
 Menuliskan identitas pada bagian frosted dengan menggunakan
pensil 2B.
 Kaca obyek dipanaskan di atas api bunsen secara perlahan
untukmembersihkan dari kotoran dan lemak, hindari menggunakan
kertas tisu.
CARA IDENTIFIKASI
 Cara pengambilan sampel (P2PL, 2012)
 Area yang akan diperiksa dibersihkan dengan menggunakan kapas alkohodan
biarkan mengering.
 Pegang area dengan cara mencubit menggunakan jari jempol dan telunjuk
tangan kiri. Hal ini dilakukan untuk menjauhkan darah dari tempat yang akan
diperiksa serta meminimalkan perdarahan.
 Dengan menggunakan ujung mata pisau, lakukan insisi dengan ukuran 5 mm
dan kedalaman 2-3 mm. Kulit tetap dicubit agar tidak terjadi perdarahan.
 Kerok bagian dasar dari celah untuk mendapatkan bahan apusan.
 Letakkan sampel pada kaca obyek dan buat apusan yang tipis dan ketebalan
yang sama dengan diameter berukuran 5-8 mm.
 Tekan area tempat pengambilan sampel dengan menggunakan bola kapas
steril dan hapus dengan kapas alkohol.
 Hapus kotoran pada scalpel dengan menggunakan kapas alcohol.
Panaskan
scalpel di atas api Bunsen selama 3-4 menit. Biarkan dingin, dan hindari
menyentuh sesuatu.
 Ulangi langkah pengambilan sampel di area yang lain.
 Fiksasi
 Dibiarkan di suhu kamar.
 Lewatkan sediaan di atas api bunsen biru sebanyak 2-3 kali selama 1-2 detik.
 Jika dipanaskan terlalu lama dapat menyebabkan sediaan rusak. Jika
terlalucepat dipanaskan dapat menyebabkan spesimen tidak menempel dengan
baik dan mudah tercuci.
 Pewarnaan
 Letakkan kaca obyek di atas rak pengecatan.
 Genangi sediaan dengan cat ZN A (carbol fuchsin 0,3%), panaskan di atas rak
pengecatan dengan menggunakan api bunsen. Pemanasan sampai muncul uap
dan tidak diperbolehkan sampai mendidih karena akan menimbulkan endapan
Kristal.
 Dinginkan sekitar 5 menit, namun jangan sampai mengering.
 Buang sisa Carbol fuchsin, bilas dengan air mengalir. Usahakan tidak tepat di atas spesimen.
 Genangi dengan ZN B (asam alcohol 3%) selama 5-10 detik sampai warna merah hilang (pucat)
 Bilas dengan air mengalir.
 Genangi dengan cat ZN C (methylene blue) sebagai counter staining, biarkan selama 1 menit.
 Buang sisa cat ZN C, bilas dengan air mengalir.
 Keringkan di atas kertas tissue, posisi berdiri miring.
 Pembacaan (WHO, 2018)
Membaca apusan slit skin smear sekitar 100 lapang pandang. Bakteri tahan asam
(BTA) Mycobacterium leprae akan tampak sebagai bakteri berbentuk batang berwarna merah dengan
latar belakang berwarna biru.

 INDEKS MORFOLOGI : Menunjukkan persentase basil lepra, bentuk utuh (solid) terhadap seluruh
 BTA. Untuk mendapatkannya dicari lapang pandang yang paling baik yang tidak terdapat globus/clumps. Jika tidak ada,
maka ambil lapang pandang paling sedikit mengandung globus/clamps. Jika ditemukan globus/clamps maka tidak dihitung.
 IM = Jumlah BTA yang utuh x 100% Jumlah seluruh BTA
 Indeks morfologi berfungsi untuk mengetahui penularan bakteri, menilai respon terhadap terapi, dan menilai adanya
resistensi terhadap obat.
KULTUR PADA SAMPEL KEROKAN
KULIT

Anda mungkin juga menyukai