Anda di halaman 1dari 34

KONSEP DASAR MIKROBIOLOGI

Pengantar Mikrobiologi, Flora normal, dan Pengelolaan Spesimen

Oleh :
Burhannuddin, S.Si., M.Biomed
PENGERTIAN MIKROBIOLOGI
• Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari organisme
hidup yang kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop
• Organisme yang dipelajari dalam mikrobiologi yaitu mikroorganisme,
yang meliputi bakteri, virus, jamur, protozoa.
• Cabangilmu mikrobiologi didasarkan pada kelompok mikroba yang
dipelajari :
• bakteriologi
• virologi
• mikologi
MIKROBIOLOGI

JAMUR
BAKTERI

VIRUS
PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI
 Perkembangan mikrobiologi ditandai oleh beberapa peristiwa
penting, yaitu:
 Penemuan mikroskop
 Antonie van Leeuwenhoek (1682)
 Jatuhnya teori Generatio Spontanea / Abiogenesis
 Eksperimen Lois Pasteur
 Pembusukan disebabkan oleh mikroorganisme (germ theory of
fermentation)
 Penyakit disebabkan oleh bibit penyakit (germ theory of desease)
 Robert Koch (1843 –1910).
MIKROBIOLOGI KEDOKTERAN
• Mikrobiologi kedokteran mempelajari mikroorganisme:
• penyebab penyakit infeksi
• cara mendiagnosis
• Pengobatan
• pencegahan dan pengendalian infeksi.
Karakteristik Agen Penginfeksi
 Infektivitas : Kemampuan mikroorganisme dalam menginfeksi
Patogenitas : Kemampuan mikroorganisme menimbulkan penyakit
Virulensi : Derajat tingkat patogenitas yang diukur oleh banyaknya organisme
yang diperlukan untuk menimbulkan penyakit pada jangka waktu tertentu.
Immunogenitas : Kemampuan mikroorganisme merangsang respon imun
Model Transmisi Mikroorganisme
• Langsung
• Droplet
• Aerosol/udara
• Kulit
• Tak langsung
• Peralatan
• Vektor
• Makanan dan air
• Host intermediate
HUBUNGAN KUMAN DENGAN HOSPES DAN LINGKUNGAN
 Adanya kuman dalam tubuh manusia tidak selalu diikuti dengan
keadaan sakit.
 Wujud hubungan kuman-hospes tersebut ditentukan oleh
keseimbangan antara virulensi kuman dan daya tahan hospes.
 Virulensi kuman ialah derajat patogenitas yang dinyatakan dengan
jumlah mikrooganisme atau mikrogram toksin yang dibutuhkan untuk
membunuh binatang percobaan.
 Patogenitas ialah kemampuan suatu mikrooganisme untuk
menyebabkan penyakit.
HUBUNGAN KUMAN DENGAN HOSPES DAN LINGKUNGAN
Virulensi kuman dipengaruhi oleh :
 Daya invasi
 dipengaruhi oleh komponen permukaan dan
ensim-ensim kuman tertentu
 Toksigenitas
 Eksotoksin
 Endotoksin
HUBUNGAN KUMAN DENGAN HOSPES DAN LINGKUNGAN
Bentuk hubungan mikroorganisme dengan lingkungan :
• Hubungan dengan lingkungan Biotik/lingkungan hidup
• Bebas Hama, Sintrofisme, Netralisme, Kompetisi, Antagonisme,
Simbiosis, Predatorisme
• Hubungan dengan lingkungan abiotik/Lingkungan tak hidup/ faktor alam
• Suhu
• Ph
• Neutrofilik,Asidofilik danAlkalofilik.
• Tersedianya air dan Kelembaban Udara relatif ( RH )
• Oksigen
• Aerob, anaerob fakultatitf, anaerobik
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAKTERI

PERTUMBUHAN
• pertambahan volume dan
ukuran sel dan juga sebagai
pertambahan jumlah sel
• Pertumbuhan sel bakteri
biasanya mengikuti suatu
pola pertumbuhan tertentu
berupa kurva pertumbuhan
sigmoid.

Kurva Pertumbuhan Bakteri, menunjukkan empat fase


pertumbuhan: a=fase lag; b=fase eksponensial;
c=fase stasioner dan d=fase kematian populasi (sumber: Brock
& Madigan,1991)
NUTRISI PERTUMBUHAN BAKTERI
• Bakteri membutuhkan sumber energy :
• energi cahaya (fototrof) dan senyawa
kimia(kemotrof).
• Bakteri membutuhkan sumber karbon
• karbon anorganik (karbon dioksida) dan karbon
organik (seperti karbohidrat).
• Bakteri membutuhkan sumber nitrogen
• garam nitrogen anorganik (seperti kalium nitrat) dan
nitrogen organik (berupa protein dan asam amino).
• Bakteri membutuhkan beberapa unsur logam Beberapa medium pertumbuhan bakteri
• Bakteri membutuhkan air untuk fungsi – fungsi
metabolik dan pertumbuhannya.
Flora Normal

Sekelompok jasad renik yang mendiami tubuh


makhluk hidup.
 Meliputi bakteri, jamur, atau protozoa
 Tidak menyebabkan penyakit pada individu
sehat.
Bersifat komensalis atau mutualis pada host.
Tipe flora normal : residen, transien
Tipe Flora Normal

1. Resident Flora 2. Transient Flora (sementara)


(menetap) “ terdiri dari jasad renik
“ flora yang jenisnya tidak patogen atau potensial
relatif tetap dan biasa patogen yang mendiami
ditemukan di daerah kulit atau selaput lendir
tertentu pada umur dalam beberapa jam”
tertentu; bila terganggu
dari tempatnya jasad
renik itu tumbuh
kembali dengan segera”
Karakter Flora Menetap

1. Tidak berbahaya 2. Berbahaya


Jika menetap • Jika masuk dalam
jumlah besar ke tempat
pada tempatnya asing dan bila ada
dan dalam faktor-faktor
keadaan tidak predisposisi.
ada kelainan- • Contoh :
kelainan - Streptococcus viridans
(endocarditis)
- Bacteriodes (bakterimia)
Peran Flora Yang Menetap

• Bersifat komensal
 Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan
mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat
makanan.
 Flora yang menetap di selaput lendir dan kulit dapat
mencegah kolonisasi oleh bakteri pathogen dan mencegah
penyakit akibat gangguan bekteri.
 Flora normal ini dapat menimbulkan penyakit pada manusia yaitu
pada kondisi tertentu.
 Contoh : Streptococcus dari kelompok viridians
dapat menimbulkan endokarditis infektif
Flora Normal pada Kulit

Struktur Kulit
KULIT
Kulit berfungsi sebagai pelindung terhadap
infeksi dari patogen, parasit, fungi, bakteri, dan
virus.
 Struktur kulit:
a. Epidermis (korneum, lusidum, granulosum,
germinativum)
b. Dermis (Ujung saraf, pembuluh darah, kelenjar
minyak, kelenjar keringat, lemak)
KULIT
 Senyawa lipid yang dihasilkan di lapisan
korneum dapat menghambat perkembangan
bakteri patogen.
Genus yang termasuk flora normal di kulit:
Micrococcus, Staphylococcus, Diptheroids
(Corynebacterium), Propionibacterium, dan
batang gram negetif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan mikroba di kulit
1. Kekeringan
Permukaan kulit yang kering akan menghambat pertumbuhan
mikroba
 Pada kondisi kering, bakteri akan dorman; bahkan beberapa
spesies akan mati dalam beberapa jam
 Di daerah yang lembab (aksila, perineum, diantara jari)
mengandung lebih banyak populasi bakteri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
mikroba di kulit

2. PH
 PH Normal pada kulit : 3-5
 PH yang rendah dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
mikroba di kulit

3. Zat Inhibitor
 Beberapa bakterisidal atau bakteriostatik terdapat pada
kulit, seperti :
a. Kelenjar keringat, lisosim, dan enzim dapat merusak
peptidoglikan dari dinding sel bakteri.
b. Sekresi senyawa lemak, Cth: Propionibacterium acnes
menghasilkan asam oleat yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri lain
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
mikroba di kulit

4. Berkeringat, pencucian, dan mandi dapat


mengeleminasi dan mengubah susunan bakteri
sementara di kulit.
5. Sejumlah mikroorganisme dapat dikurangi dengan
menggunakan sabun yang mengandung heksakloropen
atau disinfektan lain.
Flora Normal pada Saluran Respirasi

 Flora normal pada saluran respirasi hanya ditemukan pada


bagian atas:
1. Hidung : Corinebacterium, Staphylococcus, dan
streptococcus
2. Faring dan Trakea : Streptococcus, Neisseria,
Staphylococcus dll.
 Di alveolus (paru-paru) tidak ditemukan flora normal (steril)
PENGELOLAAN SPESIMEN
• Bagian terpenting dalam mengawali suatu pemeriksaan
• hasil pemeriksaan laboratorium tidak akan lebih baik dari mutu spesimen yang
diperoleh.
• Dalam pemeriksaan mikrobiologi, adanya cemaran mikroba bukan
penyebab infeksi akan sangat menggangu.
• Sebaliknya mikroba penyebab harus dapat diperoleh dan
dipertahankan hidup.
• Cara pengambilan, penyimpanan dan transportasi spesimen yang baik
merupakan salah satu faktor penentu mutu pemeriksaan.
Spesimen darah
Pedoman Alat / Volume Transport Penyimpanan
Minimal

Diambil saat suhu badan naik Vial kultur darah ≤ 2 jam, suhu ≤ 24 jam, suhu ruang
ruang
Bakteremia intermiten
diambil 2-3 kali, interval 24 jam

Diambil dari 2 tempat yang


berbeda
Diambil secara aseptik, langsung Dewasa : 10-20 ml
dimasukan ke medium kultur Anak : 1-5 ml
darah Bayi : 1-3 ml
Bila medium tidak tersedia
beri antikoagulan polyanitol
sulfonat (SPS) 0,05 %
Spesimen Urin
Pedoman Alat / Volume Transport Penyimpanan
Minimal

Terbaik : Urin pertama pagi Pot bermulut lebar Tanpa pengawet : ≤ 2


hari, meskipun urin sewaktu steril, ≥ 1ml, atau kit jam, suhu ruang
juga dapat digunakan transport urin, urin bag dengan pengawet : < 24
(untuk bayi) jam suhu ruang.
(Cantumkan nama/jenis
pengawetnya)

Pengambilan urin : urin porsi


tengah, urin kateter, pungsi
suprapubik
Urin porsi tengah diambil
secara aseptic penjelasan
ke pasien
Urin kateter diambil dari
sampling port
Spesimen Feses
Pedoman Alat / Volume Transport Penyimpanan
Minimal

Spesimen berupa feses segar, bila Pot steril mulut lebar, ≥ Tanpa pengawet, ≤ 1 ≤ 24 jam, suhu ruang >
tidak memungkinkan dapat 2 gram jam, Suhu ruang 24 jam, 4C
diambil usap rektal

Jangan tercampur dengan air


kloset atau urin
Spesimen Sputum
Pedoman Alat / Volume Transport Penyimpanan
Minimal

Ambil sputum pertama pagi hari Pot Steril > 1ml ≤ 2 jam, Suhu ruang ≤ 24 jam, Suhu ruang
setelah bangun tidur, atau sputum
sewaktu
Ingatkan penderita bahwa yang
diminta adalah dahak, bukan liur
atau ludah terangkan cara
mengeluarkan dahak
Spesimen PUS/LUKA
Pedoman Transport Penyimpanan

Diambil dari bagian dalam luka, dengan ≤ 2 jam, suhu ruang ≤ 24 jam, suhu ruang
aspirasi, biopsi, kerokan, Swab, setelah
permukaan kulit dibersihkan dengan
antiseptic dan di cuci dengan air salin steril
kalau tidak menggunkan antiseptic mungkin
akan terbawa dengan swab dan mikroba
tidak tumbuh

Pada label tuliskan organ asal pus


Tempat : Wadah steril
Swab : Digunakan Medium transpor
Spesimen CSF/Likuor Serebrospinal
Pedoman Transport Penyimpanan

Spesimen LCS diambil dengan cara aseptic Kirim sesegera mungkin Kirim sesegera mungkin pada
dalam jumlah yang cukup suhu ruang, tidak boleh
didinginkan

Volume 1 ml jika memungkinkan


Spesimen Usap tenggorok
Pedoman Transport Penyimpanan

Tekan lidah dengan spatula, dengan lidi Sesegera mungkin, ≤ 1 jam, Bila diatas 1 jam : 4C
kapas steril usap kedua tonsil, faring swab jangan sampai kering
posterior, dan jika ada daerah eksudasi
atau ulserasi

Usahakan agar swab tidak menyentuh  1 jam : dianjurkan memakai


lidah, bibir medium transport
Spesimen usap Hidung
Pedoman Transport Penyimpanan

Masukan kapas lidi, minimal 1 cm ke dalam Kirim sesegera mungkin, jangan Dalam media transport
lubang hidung didinginkan.
Swab jangan sampai kering

Ambil sampel pada mukosa dengan


memutar kapas lidi perlahan selama 10-15
detik
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai