Anda di halaman 1dari 27

Flora Normal Tubuh Manusia Dosen:

dr. Kartuti Debora, MS., Sp.MK(K)

Oleh:
Nurul Widyawati
012114153007
Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar
Jenjang Magister Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Definisi Flora Normal
• Flora normal adalah kumpulan
mikroorganisme yang secara alami terdapat
pada tubuh manusia normal dan sehat.

• Kebanyakan flora normal yang terdapat pada


tubuh manusia adalah dari jenis bakteri.

• Semua mikroba yang tumbuh di tubuh


manusia, sebagian besar bersifat tidak
membahayakan → di kulit dan membran
mukosa mulut, saluran pencernaan, pernafasan,
urogenital
Beberapa Keuntungan Flora normal dalam
tubuh Inang
• Beberapa anggota flora normal di saluran pencernaan mensintesis vitamin
K dan penyerapan berbagai zat makanan.
• Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah
kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat
gangguan bakteri.
Mikroba sebagai Patogen
• Mikroorganisme yang membuat kerusakan atau kerugian terhadap tubuh
inang disebut Patogen
• Mikroba sebagai patogen tergantung pada:
- virulensi mikroba
- jumlah mikroba mencapai quorum
- imunitas tubuh inang
Patogen oportunistik
• Flora normal dalam tubuh umumnya tidak patogen, namun pada kondisi
tertentu dapat menjadi patogen oportunistik.
• Patogen oportunistik: menyebabkan penyakit hanya jika inang tidak
memiliki resistensi yang normal
• Penyakit timbul bila infeksi menghasilkan perubahan pada fisiologi
normal tubuh.
Interaksi parasit-inang
• Tubuh inang memberikan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan
banyak mikroba
Kaya akan nutrien organik dan faktor tumbuh yang dibutuhkan oleh
mikroba khemoorganotrof
Menghasilkan kondisi yang terkendali dalam hal pH, tekanan osmotik, suhu
Variasi kondisi fisik/kimiawi di antara berbagai bagian tubuh inang
memberikan kondisi yang selektif untuk pertumbuhan mikroba parasit
Virulensi

• Mikroorganisme pathogen memiliki faktor virulensi yang dapat meningkatkan


patogenisitasnya dan memungkinkannya berkolonisasi atau menginvasi jaringan inang dan
merusak fungsi normal tubuh.
• Virulensi menggambarkan kemampuan untuk menimbulkan penyakit.
• Tingkat virulensi berbanding lurus dengan kemampuan organisme menyebabkan penyakit.
• Tingkat virulensi dipengaruhi oleh jumlah bakteri, jalur masuk ketubuh inang, mekanisme
pertahanan inang, dan factor virulensi bakteri.
• Secara eksperimental virulensi diukur dengan menentukan jumlah bakteri yang
menyebabkan kematian, sakit atau lesi dalam waktu yang ditentukan setelah introduksi.
• Virulensi mikroorganisme atau potensi toksin mikroorganisme sering diekspresikan
sebagai LD50 (Lethal dose 50), yaitu dosis letal untuk 50% inang, dimana jumlah
mikroorganisme pada suatu dosis dapat membunuh 50% hewan uji. Sedangkan ID50
( Infectious dose 50 ), yaitu dosis infeksius bagi 50% inang.
Faktor Virulensi Bakteri

• Transmisibilitas: Tahap pertama dari infeksi adalah masuknya


mikroorganisme ke dalam inang melalui jalur: pernapasan, pencernaan
(gastrointestinal), urogenitalia, atau kulit yang telah terluka. Setelah
masuk, patogen harus melalui berbagai sistem pertahanan tubuh sebelum
bisa hidup dan berkembangbiak di dalam inangnya. Contoh sistem
pertahanan inang mencakup kondisi asam pada perut dan saluran
urogenitalia, fagositosis oleh sel darah putih, dan bermacam-macam
enzim hidrolitik dan proteolitik yang bisa ditemukan di kelenjar saliva,
perut, dan usus halus. Bakteri yang memiliki kapsul polisakarida
diluarnya seperti Streptococcus pneumoniae dan Neisseria
meningitidis memiliki kesempatan bertahan hidup.
• Pelekatan: Beberapa bakteri seperti Escherichia coli menggunakan phili
untuk melekat pada permukaan sel inang mereka. Bakteri lain memiliki
molekul adhesi/pelekatan pada permukaan atau dinding sel yang
hidrofobik sehingga mereka bisa menempel pada membran sel inang.
• Kemampuan invasif: bakteri invasif adalah bakteri yang bisa masuk ke dalam
sel inang atau menembus permukaan kelenjar mukus sehingga menyebar dari titik
awal infeksi. Kemampuan invasif didukung oleh beradanya enzim yang
mendegradasi matriks ektraseluler seperti kolagenase.

• Toksin bakteri: Beberapa bakteri memproduksi toksin atau racun yang bisa


dibagi menjadi dua jenis yaitu: endotoksin dan eksotoksin. Eksotoksin adalah
protein yang disekresikan oleh bakteri gram positif dan gram negatif.
Endotoksin adalah lipopolisakarida yang tidak disekresikan melainkan terdapat
pada dinding sel bakteri gram negatif.
Flora Normal di Tubuh Manusia
Flora
Normal
di
Tubuh
Manusia
Flora normal di kulit
• Kebanyakan bakteri kulit dijumpai pada epitelium (lapisan luar epidermis),
membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati.
• Kebanyakan bakteri ini adalah spesies Staphylococcus dan sianobakter aerobik.
• Staphylococcus epidermidis yang bersifat nonpatogen pada kulit namun dapat
menimbulkan penyakit saat mencapai tempat-tempat tertentu seperti katup
jantung buatan dan sendi prostetik (sendi buatan).Secara keseluruhan ada sekitar
103-104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan)
korneum.
• Bakteri gram-negatif lebih jarang tumbuh di kulit manusia karena kurang dapat
berkompetisi dengan gram-positif yang lebih tahan terhadap kondisi kering pada
kulit
• Acinetobacter: bakteri gram negatif yang umum tumbuh di kulit
Flora normal di Mata (Konjungtiva) dan Telinga

• Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium xerosis), S.


epidermidis dan Streptococcus non hemolitik. Neiseria dan basil Gram negatif yang
menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva
dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim.

• Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai
Streptococcus pneumonia, batang Gram negatif termasuk Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureus dan kadang-kadang Mycobacterias aprofit. Telinga bagian
tengah dan dalam biasanya steril.
Flora normal di Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)

• Flora utama hidung terdiri dari Corynebacterium, Staphylococcus dan


Streptococcus.
• Dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis (suatu kokus Gram
negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu batang Gram negatif).
• Pemusnahan flora normal di faring dengan penisilin dosis tinggi dapat
menyebabkan over growth: bakteria Gram negatif seperti Escherichia
coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.
Flora normal di rongga mulut
Air ludah mengandung nutrien bagi mikroba tetapi
konsentrasinya kecil
Air ludah mengandung senyawa antimikroba misalnya lisosim
Sisa-sisa makanan dalam mulut menyediakan makanan bagi
mikroba di rongga mulut
Gigi, plak dan karies
 Gigi terdiri dari matrik mineral berupa kristal kalsium fosfat
(enamel) yang menyelubungi jaringan hidup berupa dentin dan
pulp
 Pada bayi yang belum memiliki gigi, bakteri dalam mulut
sebagian besar bersifat anaerob toleran, sebagian kecil aerob
 Jika gigi sudah tumbuh, bakteri yang dominan bersifat anaerob
Glikoprotein asam dari air ludah membentuk lapisan
tipis di permukaan gigi sebagai tempat perlekatan
mikrokoloni
Streptococci terutama Streptococcus sanguis, S.
sobrinus, S. mutans dan S. mitis dapat mengkoloni
lapisan glikoprotein
Pertumbuhan yang lebat dari bakteri-bakteri tersebut
menyebabkan lapisan bakteri yang relatif tebal, disebut
plak gigi
Jika terjadi akumulasi plak, mikroflora yang menetap
menghasilkan asam organik konsentrasi tinggi yang
menyebabkan dekalsifikasi dari enamel, menyebabkan
karies gigi (kerusakan gigi)
S. sobrinus, S. mutans (bakteri asam laktat) sangat
berperan untuk terjadinya karies gigi
Flora normal di Orofaring (oropharinx)

• Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri


Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid.
• Tetapi kelompok bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli
orofaring ialah Streptokokus hemolitik, yang juga dinamakan Streptokokus
viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan
memperlihatkan adanya Branchamella catarrhalis, spesies Haemophilus,
serta gular-galur Pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia).
Flora normal di saluran pencernaan (lambung dan usus)

Lambung
Lambung berisi cairan yang sangat
asam (pH ± 2), sehingga bersifat
selektif bagi mikroba
Helicobacter pylori sering kali
mengkoloni dinding lambung, dapat
menyebabkan penyakit lambung
(maag)
Lactobacillus tahan asam
• Usus halus
Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, ileum
Semakin jauh dari lambung pH meningkat, jumlah bakteri meningkat
Di ileum bagian bawah jumlah bakteri sekitar 105-107 sel/gram

• Usus besar
 Bakteri dalam jumlah besar
 Tempat terjadinya fermentasi
Escherichia coli ada dalam jumlah lebih kecil dari bakteri lain
 Bakteri fakultatif aerob menggunakan oksigen yang ada, menghasilkan suasana anoksik
sehingga dapat tumbuh bakteri anaerob seperti Bacteroides dan Clostridium
Jumlah bakteri anaerob obligat 1010-1011 sel/gram di bagian bawah usus besar dan feces
bersifat normal , Metanogen Methanobrevibacterium smithii dapat tumbuh
Fungsi dan produk flora intestinal
 Komposisi flora intestinal dan makanan yang dikonsumsi mempengaruhi
tipe dan jumlah senyawa yang dihasilkan
 Vitamin B12 dan K: vitamin esensial yang tidak dihasilkan tubuh manusia,
dihasilkan oleh mikroflora usus
 Steroid diproduksi di organ hati, dikeluarkan ke usus dari kantung empedu
sebagai cairan asam empedu, dimodifikasi di usus oleh mikroflora normal
 Hasil fermentasi bakteri dan metanogen: gas-gas CO2, CH4, H2
Flora normal di saluran urogenital
 Kantung kemih bersifat steril
 Sel-sel epitel bagian bawah uretra banyak
ditumbuhi bakteri batang dan bulat gram negatif
aerobik fakultatif
 E. coli dan Proteus mirabilis yang secara normal
berada dalam jumlah sedikit di tubuh manusia
dapat berkembang biak dalam uretra dan menjadi
patogen jika kondisi berubah misalnya jika pH
berubah →menyebabkan infeksi saluran kencing
terutama pada wanita
Perubahan komposisi mikroorganisme di vagina:
• Pada masa sebelum pubertas, vagina bersifat alkali dan tidak menghasilkan
glikogen, Lactobacillus acidophilus tidak tumbuh di tempat tersebut, flora
normal: staphylococci, streptococci, diphteroid, E. coli
• Pada wanita dewasa, vagina mengandung glikogen, L. acidophilus tumbuh dan
memfermentasi glikogen menghasilkan asam laktat yang menyebabkan
lingkungan bersifat asam → mikroorganisme lain masih dapat hidup tetapi
sedikit: khamir/yeast (Torulopsis, Candida), streptococci dan E. coli
• Setelah menopause, produksi glikogen berkurang, pH meningkat dan flora normal
kembali seperti pada masa sebelum pubertas
Mekanisme suatu patogen untuk menyebabkan penyakit
infeksi, adalah melalui tahapan sebagai sebagai berikut:

a. Harus menginfeksi inang ( suatu patogen primer harus memasuki inang).


b. Harus melakukan metabolisme dan memperbanyak diri dalam jaringan inang.
c. Harus melawan pertahanan inang, untuk sementara.
d. Harus merusak inang.
Rantai Infeksi
Tahapan Infeksi
Tahapan Infeksi
Daftar Pustaka
• Harvey RA, Champe PC, Fisher BD, Strohl WA. 2007. Microbiology. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkin
• Prayitno TA, Hidayati N. 2017. Pengantar Mikrobiologi. Malang : Media Nusa Creative
• Silitonga YW, Jamilah I, Suryanto D. 2017. Pengendalian Sel Biofilm Bakteri Patogen Oportunistik dengan Panas dan Klorin. Medan :
Universitas Sumatera Utara
• Solomon NU, James IM, Alponsus NO, Nkiruka RU. 2014. A Review of Host-Parasite Relationships. USA : SCIENCEDOMAIN international
• Tania, Putu OA. 2020. Mekanisme Escape dan Respon Imun innate terhadap Candida albicans. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma
9(1): 60-76, Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai