Anda di halaman 1dari 45

Dr. Sri Amelia, M.

Kes
Departemen Mikrobiologi FK USU
MEDAN
1. Menjelaskan flora normal tubuh manusia
2. Menjelaskan bakteri-bakteri yang termasuk
flora normal tubuh manusia
3. Menjelaskan hubungan host &
mikroorganisme
4. Menjelaskan patogenesis bakteri
 Brooks, G.F., Butel, J.S., Ornston, L.N., Jawetz,
E., Melnick, J.L., Adelberg, E.A. Jawetz,
Melnick & Adelberg’s Medical Microbiology, 20th
edition, Prentice-Hall International Inc, USA,
2004.
 Levinson, W., Jawetz E., Medical microbiology
& immunology : examination & board review,
International Edition, 7th edition, McGraw-
Hill, USA, 2003.
 Murray R.P , Rosenthal, K.S., Kobayashi G.S.,
Pealler M.A.,Medical microbiology , 4th edition,
Mosby, Missouri, 2002
Populasi sekelompok mikroorganisme (m.o),
bakteri dan fungi, merupakan permanent
resident dan transient resident di beberapa
tempat tertentu di tubuh manusia
Pada kulit, saluran nafas, saluran cerna, dan
genitourinaria
Flora normal bervariasi dlm jumlah & jenis di
berbagai tempat
Banyak terdapat di tubuh manusia KECUALI
Organ Internal TIDAK memiliki flora normal

Area susunan syaraf pusat


Darah
Bronchi bgn bawah & alveoli
Hati
Limpa
Ginjal, & Kandung Kemih
M.O yang jenisnya RELATIF
TETAP & terdapat pada tempat
tertentu serta usia tertentu di
tubuh manusia
M.O yg non patogen atau potensial patogen
Berdiam selama beberapa jam, hari atau
minggu
Berasal dari lingkungan sekitar
Jika terganggu, m.o ini  berkoloni,
berproliferasi  penyakit
CARRIER STAGE :
Keadaan dimana seseorang sbg tempat
berkembangbiaknya m.o yg potensial patogen
Dapat menjadi sumber infeksi pada orang lain
Biasa pd infeksi asymptomatis, atau
Pada org yg baru sembuh dr suatu penyakit ttp
tetap membawa m.o tsb dlm tbhnya utk waktu
yang lama
Jika m.o tinggal pada host sifatnya dalam
jangka waktu yang lama, tidak sementara,
maka dinyatakan m.o tsb sudah
BERKOLONISASI pada host
1. DAPAT MENYEBABKAN PENYAKIT :

Khusus pd pasien imunocompromised &


pasien debil

Pd tempat biasa, m.o ini non patogen,


tetapi menjadi patogen pd bagian tubuh
yg lain
2. SEBAGAI MEKANISME PROTEKSI HOST :
Bakteri resident mempunyai suasana ekologi
di tempat tsb sehingga m.o patogen sulit
untuk memperbanyak diri disitu

Jika flora normal terganggu  m.o patogen


dapat berkembang biak & menyebabkan
penyakit
3. SEBAGAI PENYEDIA NUTRISI :
Bakteri di usus  penghasil bbrp vit B & vit K

Orang yang kurang mengkonsumsi makanan


dan mendpt pengobatan dgn antibiotik dpt
mengalami defisiensi vitamin o/k reduksi flora
normal di usus
Oportunisme

Jika daya tahan tubuh menurun, m.o

dalam keadaan biasa bersifat non

patogen  patogen shg menimbulkan

penyakit
Flora Normal pada Kulit

Staphylococcus sp.
Streptococcus sp.
Micrococcus
Corynebacterium
Propionibacterium
Yeast  terutama Candida sp.
Flora Normal pada Kulit

Organisme predominan  Staph. epidermidis


Non patogen di kulit, tp dpt menyebabkan
penyakit pd tempat tertentu
Dijumpai lebih banyak daripada Staph. aureus
(transient m.o di kulit)
Terdapat 103-104 org/cm2 kulit
Flora Normal pada Kulit

Kebanyakan terdapat superfisial di stratum


korneum kulit, ttp ada juga di dlm folikel rambut
Berfungsi sbg tpt reservoir utk menggantikan
superfisial flora (contoh : setelah mencuci tangan)
M.o anaerob (Peptococcus, & Propionibacterium)
terdpt pd folikel yg lebih dlm di dermis, dimana
kadar oksigen rendah
Flora Normal pada Saluran Nafas
Kolonisasi :
Hidung, tenggorokan, mulut
Bronchi bagian bawah & alveoli  M.O sedikit
Hidung :
Streptococcus dan Staphylococcus sp.
(paling penting  S. aureus)
Tenggorokan :
Streptococcus viridans
Neisseria sp.
Staphylococcus epidermidis
Flora Normal pada Saluran Nafas

Fungsi  menghambat pertumbuhan m.o


pathogen
Kolonisasi :
1. Streptococcus pyogenes
2. Neisseria menigitidis
3. Staphylococcus aureus
Mulut  Streptococcus viridans (TERBANYAK)
Streptococcus mutans  prekusor karies
Flora Normal pada Saluran Nafas

Bakteri anaerob  di ginggiva


1. Bacteroides sp.
2. Fusobacterium sp.
3. Clostridium sp.
4. Peptostreptococcus sp.

Jika teraspirasi  m.o ini dapat menyebabkan


abses paru
Flora Normal pada Saluran Cerna
Pada manusia normal yg berpuasa, lambung
mengandung sedikit m.o  OK. pH
yg rendah & enzim (+)

Usus halus : mengandung Streptococci,


Lactobacillus dan yeasts, khususnya Candida
albicans

M.O ini dijumpai dlm jumlah besar pd ileum


terminal
Flora Normal pada Saluran Cerna
Kolon tempat utama bakteri dlm tubuh
Jenis bakteri yg terdpt dlm kolon :
1. Bacteroides fragilis
2. Bifidobacterium sp.
3. Eubacterium sp.
4. Coliforms
5. Streptococcus faecalis
6. Lactobacillus
7. Clostridium perfringens
8. Eschericia coli
Flora Normal Saluran Genitourinaria

Flora vagina pada wanita dewasa terutama


mengandung Lactobacillus sp.
Lactobacillus memproduksi asam yg menjaga
pH vagina tetap rendah
Sebelum pubertas dan setelah menopause,
saat kadar estrogen rendah, Lactobacillus
jarang dijumpai dan kadar pH menjadi tinggi
Flora Normal Saluran Genitourinaria

Lactobacillus mencegah pertumbuhan


m.o patogen, jika terganggu, maka terjadi
pertumbuhan berlebihan dari C. albicans
15-20% wanita usia subur, memp. group B
Streptococcus (Strept. agalactie) di vagina
Bakteri ini dpt menyebabkan sepsis &
meningitis pd bayi baru lahir yg terinfeksi
melalui jalan lahir
Flora Normal Saluran Genitourinaria

Lactobacillus
Streptococcus
Corynebacterium
Mycoplasma
Peptococcus
Actinomycetes
Yeast
Hubungan
Mikroorganisme
dgn Host / Manusia

Ditentukan oleh keseimbangan antara


virulensi kuman & daya tahan host /
manusia
(imunitas spesifik & non spesifik)
Derajat patogenitas yg
Virulensi dinyatakan dgn JUMLAH
kuman M.O YG DIBUTUHKAN
untuk dapat
menyebabkan penyakit

Patogeni KEMAMPUAN M.O utk


tas
menyebabkan penyakit
1.
1. Transmisi

2. Perlengketan ke permukaan
sel
3. Daya invasi

4. Toksigenitas
Cara transmisi bakteri dan m.o lainnya
SANGAT PENTING DIKETAHUI ok. dengan
memutus rantai transmisi  cara
terbaik mencegah infeksi
Cara transmisi berbagai penyakit infeksi
bisa dari orang ke orang, tapi juga bisa
ditransmisi dari sumber2 lainnya seperti
tanah, air, & hewan
TRANSMISI :
1. TRANSMISI VERTIKAL
 Bakteri, virus, dan mikroba lainnya
ditransmisi dr. ibu ke janin dlm.
kandungannya  3 cara :
a. Via plasenta
b. Dalam jalan lahir selama partus
c. Via ASI (breastmilk)

2. TRANSMISI HORIZONTAL
 Transmisi dari orang ke orang
1. Saluran pernapasan
(via airborne respiratory droplet) TERBANYAK
2. Saluran pencernaan
(via makanan & minuman terkontaminasi)
3. Saluran genitalia
(via kontak seksual)
4. Kulit
(via kontak kulit, jarum suntik terkontaminasi,
transfusi darah, gigitan serangga)
Bakteri tertentu memiliki struktur khusus
untuk melekatkan diri pd permukaan sel
manusia
CONTOH : pili, kapsul atau glycocalyx
Mekanisme perlekatan ini  esensial untuk
organisme yg melekat pada membran
mukosa (selaput lendir)
Bakteri yg tidak memiliki mekanisme ini
sering non-patogen
CONTOH`  Pili dari N. gonorrhoeae & E.
coli yang melekatkan bakteri tsb pada
epitel sal. kemih
Kemampuan penetrasi ke jaringan,
mengatasi pertahanan tubuh, berkembang
biak & menyebar

Dipengaruhi komponen permukaan

(cth : kapsul polisakarida Streptococcus


pneumoniae) serta enzim2 tertentu
1. COLLAGENASE & HYALURONIDASE
Degradasi collagen dan hyaluronic acid
Memudahkan bakteri menyebar melalui
jaringan subkutan
Enzim ini penting  cellulitis yg disebabkan
Streptococcus pyogenes

2. LEUKOSIDIN
Destruksi neutrofil (PMN) dan makrofag
3. KOAGULASE
Dihasilkan oleh S. aureus
Mempercepat pembentukan fibrin clot dari
fibrinogen  clot dapat memproteksi
bakteri dari fagositosis dengan membalut
organisme dgn layer fibrin

4. PROTEASE imunoglobulin (Ig) A


Degradasi IgA  organisme bisa melekat
pada membrana mukosa
Diproduksi  N. gonorrhoeae, Haemophilus
influenzae dan Strept. pneumoniae
Selain enzim-enzim tersebut, beberapa faktor
virulensi lainnya  kontribusi pada proses invasif,
dengan membatasi mekanisme pertahanan
tubuh, terutama proses fagositosis

ANTIFAGOSITIK :
1. Kapsul  antifagositik paling penting pada
beberapa patogen penting spt : S.
pneumoniae , N. Meningitidis
2. Protein dinding sel kokus Gram (+), seperti M-
protein dari Strep. Pyogenes
Terdapat 2 jenis toksin yang dihasilkan oleh

bakteri :

1. Eksotoksin

2. Endotoksin
Eksotoksin diproduksi oleh beberapa
bakteri Gram-positif dan Gram-negatif
Eksotoksin disekresi oleh bakteri
Eksotoksin adalah polipeptida  antigen
(Ag) yg baik  terbentuknya antibodi
antitoksin  berguna untuk pencegahan
atau pengobatan penyakit spt, tetanus
Eksotoksin bisa dihilangkan toksisitasnya
dgn formaldehide (toxoid) yg berguna
sebagai vaksin protektif sebab
antigenisitasnya tetap, tapi toksisitasnya
hilang
Enterotoksin adalah eksotoksin penting yg
dihasilkan bakteri Gram-negatif yaitu E.
coli dan V. Cholerae (cholera toxin) 
penyebab diare (watery diarrhea)
Eksotoksin
Dihasilkan oleh bakteri
Gram positif : Beberapa bakteri Gram
Corynebacterium diphteria negatif :
Clostridium tetani
Shigella dysentriae
Clostridium botulinum
Vibrio cholerae
Clostridium difficile
Eschericia coli
Staphylococcus aureus
Bordetella pertussis
Streptococcus pyogenes
Endotoksin hanya ada pada bakteri Gram-
negatif
Endotoksin merupakan komponen dari
dinding sel  lipopolisakarida (LPS)
Antigenisitas endotoksin rendah  tidak
digunakan sebagai vaksin
Endotoksin

Dihasilkan oleh bakteri :


Salmonella
Shigella
Brucella
Neisseria
Vibrio cholera
Escherichia coli
Pseudomonas aeruginosa
Eksotoksin Endotoksin
Tempat Dikeluarkan oleh bakteri Merupakan bagian
produksi hidup, konsentrasi dlm kesatuan dr dinding
cairan sangat tinggi sel bakteri Gram neg
Struktur kimia Polipeptida Kompleks
lipopolisakarida
Sifat fisik Relatif tdk stabil, dgn Relatif stabil, aktivitas
pemanasan, aktivitas toksin menetap
toksin menurun walaupun dipanaskan
Sifat Sangat antigenik, Tidak menginduksi
imunologis menghasilkan antitoxin terbentuknya antitoxin,
dlm jml byk, dpt dibuat tdk dapat dibuat toxoid
toxoid
Toksisitas Sgt toksik, dpt Krg toksik, dosis besar
menyebabkan kematian baru  kematian
Reaksi tubuh Tdk ada reaksi panas / Reaksi demam (+)
demam

Anda mungkin juga menyukai