Anda di halaman 1dari 28

Sinaps dan

Neurotransmiter
OLEH : DR. ROBITAH ASFUR, M. BIOMED,AIFO-K
DEPARTEMEN FISIOLOGI
SINAPTIK dan
NEUROTRANSMITER
 Tempat neuron saling berhubungan  sinaptik
 Sinaps bertanggungjawab untuk transmisi satu
arah dari impuls saraf.
 Sinaps adalah tempat terjadinya kontak
fungsional antar neuron atau antara neuron dan
sel efektor lain (sel otot dan sel kelenjar).
 Fungsi sinaps  mengubah suatu sinyal listrik
(impuls) dari sel prasinaptik menjadi sinyal kimia
yang bekerja pada sel pascasinaptik.
 Neurotransmiter  zat kimia yang membuka atau
menutup kanal ion atau mengawali rentetan
second-messenger bila bergabung dengan
protein reseptor.
 Neuromodulator  messenger kimiawi yang
tidak bekerja langsung pada sinaps namun
memodifikasi sensitivitas neuron terhadap
rangsangan atau hambatan sinaps.
 Sebagian neuromodulator merupakan
neuropeptida atau steroid yang dihasilkan di
jaringan saraf, dan sebagian lainnya berupa
steroid yang beredar di sirkulasi.
 Sinaps dibentuk oleh sebuah akson terminal
(ujung prasinaps) yang menyampaikan sinyal;
 Sedang daerah permukaan lain, yang
menghasilkan sinyal baru (ujung pascasinaps);
 Dan celah celah antar sel sempit (celah sinaps)
Sinaps

 Satu sinaps terdiri atas:

 Unsur prasinaps
(umumnya satu sinaps).
 Unsur pascasinaps
(suatu dendrit)
 Terdapat suatu celah sinaps
ekstrasel yang sempit
diantara keduanya.
 Diperkirakan bahwa
sebagian neuron di
dalam susunan
saraf pusat
menerima masukan
sinaptik sampai
sebanyak
100.000.
Electrical sinaps
Impuls diteruskan
• Chemical sinaps
dari neuron yang
– Impuls diteruskan
satu kelainnya
melalui substansi melintas bebas
kimiawi
(neurotransmiter/ melewati gap
neuromedulator). junctions.
– Misal: penerusan
impuls saraf dari
Misal: di retina,
dendrit sel korteks serebrum.
saraf ke otot
 Meskipun kebanyakan sinaps merupakan SINAPS
KIMIA dan menggunakan messenger kimiawi,
beberapa sinaps menghantarkan sinyal ion
melalui gap junction yang melintasi membran
prasinaps dan pascasinaps sehingga sinyal saraf
dapat diteruskan secara langsung  sinaps listrik.
Sinaps
Berdasarkan bagian sel saraf yang
berkontak, sinaps dapat berupa:
1. Akso – dendritik
2. Akso – somatik
3. Dendro – dendritik
4. Akso – aksonik
5. Akson dengan serat otot
Transportasi aksonal

• Protein yang disintesa di perikarion sel saraf dikirimkan


sepanjang akson sampai ke bagian distal akson.
• Akson tidak dapat mensintesa protein karena tidak
mengandung badan nissl, ribosom dan kompleks
golgi.
• Transportasi aksonal : proses pengangkutan protein &
zat-zat lainnya pada akson.
Cara transportasi aksonal

 Berdasarkan arah transportasi ada 2 macam


:
1. Anterograde transport
Pengangkutan protein & bahan-bahan lain dari perikarion
ke ujung akson.

2. Retrograde transport
 Pengangkutan bahan-bahan dalam akson dari ujung
akson ke perikarion. Materi yang diangkut adalah sisa-
sisa protein vesikel sinaps yang sudah lama yang akan
didegradasi di lisosom, zat-zat sisa lainnya. Toksin seperti
toksin tetanus dan virus tertentu seperti herpes dan
rabies diangkut secara retrograde.
 Sinaps hanya beroperasi dalam satu arah; yaitu,
neuron prasinaps mempengaruhi neuron
pascasinaps, tetapi neuron pascasinaps tidak
mempengaruhi neuron prasinaps.
 Hal ini disebabkan karena hanya terminal
prasinaps yang dapat mengeluarkan
neurotransmiter dan hanya membran subsinaps
di neuron pascasinaps yang memiliki reseptor
untuk neurotransmiter, sinaps hanya dapat
beroperasi dengan arah dari neuron prasinaps ke
pascasinaps.
 Dua jenis sinaps:
 Sinaps eksitatorik
 Sinaps inhibitorik
 Tergantung pada perubahan permeabilitas di
neuron pascasinaps yang diinduksi oleh
gabungan zat-zat neurotransmiter dengan
reseptornya.
Sinaps Eksitatorik

 Respons terhadap kombinasi neurotransmiter-


reseptor  pembukaan saluran Na+ dan K+ di
dalam membran subsinaps  peningkatan
permeabilitas ion tsb.
 Menyebabkan perpindahan secara simultan
sedikit ion K+ ke luar dari neuron pascasinaps dan
sebagian besar ion Na+ masuk.
 Menimbulkan depolarisasi kecil di neuron
pascasinaps.
 Perubahan potensial pascasinaps yang terjadi di
sinaps eksitatorik disebut Potensial Pascasinaps
Eksitatorik (excitatory post-synaptic potential,
EPSP).
Sinaps Inhibitorik

 Kombinasi perantara kimiawi yang dilepaskan


dengan reseptornya meningkatkan permeabilitas
nenbran subsinaps terhadap K+ atau Cl- 
perpindahan ion yang menimbulkan hiperpolarisasi
kecil di neuron pascasinaps.
 Hiperpolarisasi ringan ini menyebabkan potensial
membran semakin menjauhi ambang, sehingga
memungkinkan neuron pascasinaps mendekati
ambang dan mengalami potensial aksi semakin
kecil.
 Pada keadaan ini, membran dikatakan mengalami
inhibisi, dan hiperpolarisasi kecil di sel pascasinaps
disebut Potensial Pascasinaps Inhibitorik (inhibitory
postsynaptic potential, ISPS)
 Perubahan listrik di neuron prasinaps (potensial aksi) menjadi
sinyal listrik di neuron pascasinaps (EPSP maupun IPSP) secara
kimiawi (kombinasi neurotransmiter-reseptor) memerlukan
waktu.
 Perlambatan sinaps ini biasanya memerlukan waktu 0,5 – 1
mdet.
 Semakin kompleks jalur saraf, semakin banyak perlambatan
sinaps dan waktu reaksi total ( waktu yang diperlukan untuk
berespon terhadap suatu kejadian tertentu) akan
memanjang.
 Pentingnya neurotransmiter tidak terletak pada nama atau
sifat kimiawinya, tetapi pada ketanggapan membran
pascasinaps setelah neurotransmiter berikatan dengan
reseptor subsinapsnya.
 Neurotransmiter tertentu akan selalu menginduksi ESPS
sementara yang lain selalu menginduksi IPSP.
 Suatu neurotransmiter mungkin menimbulkan ESPS di satu
sinaps tetapi ISPS di sinaps yang lain.
 PENTING  respons suatu kombinasi neurotransmiter-reseptor
selalu konstan.
 Suatu sinaps selalu eksitatorik atau selalu inhibitorik.
 Sinaps tidak akan menimbulkan ESPS pada satu keadaan dan
menimbulkan ISPS pada keadaan lain
 Neurotransmiter perlu diinaktifkan setelah menimbulkan
respons yang sesuai di neuron pascasinaps, sehingga
“lempeng” pascasinaps “terseka bersih” dan siap menerima
pesan-pesan baru dari masukan prasinaps yang sama atau
yang lain.
Aplikasi Medis

 Obat bius lokal merupakan molekul hidrofobik


yang terikat pada kanal natrium, yang
menghambat transpor natrium dan akibatnya
juga menghambat potensial aksi yang
bertanggungjawab untuk impuls saraf.
 Para atlet angkat beban, petenis, dan olahraga lainnya
kadang berteriak ketika melakukan manuver yang
memerlukan kekuatan untuk mencoba meningkatkan
rangsangan eksitatorik.
 Pada bidang olahraga panco, reflek inhibitorik
dikalahkan oleh kontrol volunter sampai pada titik saat
atlet yang bersangkutan mengalami ruptur otot atau
tendo bahkan patah tulang lengan selama kompetisi.
Pengaruh obat & penyakit
thd efektivitas transmisi
 Sebagian besar obat yg mempengaruhi sistem saraf
melakukannya dengan mengubah mekanisme
sinaps.
 Obat dpt bekerja menghambat suatu efek yang
tidak diinginkan atau meningkatkan efek yang
diinginkan.
 Obat tsb bekerja melalui cara:
 Perubahan sintesis, transportasi akson, penyimpanan,
atau pengeluaran suatu neurotransmiter;
 Modifikasi interaksi neurotransmiter dengan reseptor
pascasinaps;
 Pengaruh pada penyerapan kembali atau
penguraian neurotransmiter; atau
 Penggantian suatu neurotransmiter yang jumlahnya
kurang dengan zat perantara pengganti.
 Kokain
 Menghambat penyerapan ulang Dopamin di
terminal prasinaps melalui pengikatan scr kompetitif
dengan pengangkutan dopamin untuk diserap
ulang.
 Dgn adanya kokain tsb, dopamin tetap berada di
celah sinaps untuk waktu yg lbh lama;
 Pengaktifan berkepanjangan jalur saraf yg
menggunakan zat kimia ini sbg neurotransmiter;
 Mempengaruhi jalur yang berperan dalam respons
emosi, terutama perasaan nikmat.
 Penyalahgunaan kokain menyebabkan aktivitas
dopamin berlebihan.
 Sedangkan Penyakit Parkinson disebabkan oleh
defisiensi Dopamin di daerah tertentu otak yang
berperan dalam mengatur gerakan-gerakan
kompleks.
 Therapi levodopa (L-dopa), suatu senyawa yang
berikatan erat dengan Dopamin, sehingga
menggantikan kekurangan Dopamin ini.
 Bagi sebagian besar pasien, hal ini sangat
mengurangi gejala-gejala yang berkaitan dengan
defisit dopamin.
 Dopamin sendiri tidak dapat diberikan karena zat ini
tidak mampu melewati sawar darah-otak
sedangkan L-dopa dapat masuk ke otak melalui
darah.
 Di antara neuron terdapat dua hubungan yang penting:
 Konvergensi (neuron dapat memiliki banyak neuron yang
bersinaps padanya).
 Divergensi (percabangan terminal akson menyebabkan sebuah
sel bersinaps dengan banyak sel lain).
 Sebagian besar neuron bersifat prasinaps bagi satu kelompok
neuron dan pascasinaps bagi kelompok lain.
 Otak  100 miliar neuron  hubungan timbal balik yang luas
dan rumit antara neuron tsb melalui jalur konvergensi dan
divergensi.
 Rumitnya mekanisme kabel-kabel pada sistem saraf kita, tidak
tertandingi oleh komputer paling canggih.
References

Carlson, N. R. (2007). Physiology of behavior (9th ed.).


Boston: Pearson.
Junqueira, L. C. (2007). Histologi dasar: Teks dan
atlas. Jakarta: EGC.
Lesson, T. S., Leeson, C. R., Paparo, A. A. (1988).
Text/atlas of histology. Philadelphia: W. B.
Saunders.
Pinel, J. P. J. (2006). Biopsychology (6th ed.). Boston:
Pearson.
Sherwood, L. (2007). Human physiology: From cells to
systems. Belmont, CA: Thomson.

Anda mungkin juga menyukai