Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FLORA NORMAL

Disusun Oleh :

Juliana Hutagalung

NIM : 2020 0605 0036


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakan
Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme. Mikrobe tidak
hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang secara
alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau mikrobiota.
Selain itu juga disebutkan bahwa flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang
secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal
yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur,
dan protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat. Untuk dapat menyebabkan penyakit,
mikroorganisme patogen harus dapat masuk ke tubuh inang, namun tidak semua
pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh inang dapat menyebabkan penyakit. Banyak
mikroorganisme tumbuh pada permukaan tubuh inang tanpa menyerang jaringan tubuh dan
merusak fungsi normal tubuh. Flora normal dalam tubuh umumnya tidak patogen, namun
pada kondisi tertentu dapat menjadi patogen oportunistik (2). Penyakit timbul bila infeksi
menghasilkan perubahan pada fisiologi normal tubuh. Mikroorganisme tidak saja terdapat
dan hidup di lingkungan, akan tetapi juga di tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril
atau bebas dari mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia langsung berhubungan
dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara alamiah terdapat di tubuh manusia
disebut flora normal atau mikrobiota

B. Tujuan
Untuk menjelaskan flora normal pada tubuh manusia.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Flora Normal
Flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada
tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh
manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga dapat
ditemukan pada orang sehat.
Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi lingkungannya yang khusus, dihuni
berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai contoh, di rongga mulut berkembang
populasi mikrobe alamiah yang berbeda dengan yang ada di usus. Dalam waktu singkat,
bergantung kepada faktor-faktor seperti berapa seringnya dibersihkan, nutrisinya,
penerapan prinsip - prinsip kesehatan, serta kondisi hidup, maka anak tersebut
akan mempunyai mikrobiota normal yang macamnya sama seperti yang ada pada orang
dewasa.
Walaupun seorang individu mempunyai mikrobiota yang normal, seringkali terjadi
bahwa selama hidupnya terdapat fluktuasi pada mikrobiota ini disebabkan oleh keadaan
kesehatan umum, nutrisi, kegiatan hormon, usia, dan banyak faktor lain(1).

B. Peran Flora Normal Tubuh Manusia


Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat komensal.
Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor-faktor biologis seperti
suhu, kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat-zat penghambat. Keberadaan
flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang dibebaskan
(steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada
manusia mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup
secara normal. Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis vitamin K
dan penyerapan berbagai zat makanan. Flora yang menetap diselaput lendir
(mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah
penyakit akibat gangguan bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui
kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat
makanan, penghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat
antibiotik atau bakteriosin. Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang
cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain pada
tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan bisa menjadi patogen. Selain itu,
diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora adalah penting
untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh normal(1).
Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu.
Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang
diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk ke
dalam aliran darah atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi patogen(1).
Streptococcus viridans, bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas atas, bila
masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat sampai ke katup
jantung yang abnormal dan mengakibatkan subacute bacterial endocarditis. Bacteroides
yang normal terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis mengikuti suatu trauma(1).
Spesies Bacteroides merupakan flora tetap yang paling sering dijumpai di usus besar
dan tidak membahayakan pada tempat tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga peritoneum
atau jaringan panggul bersama dengan bakteri lain akibat trauma, mereka menyebabkan
supurasi dan bakterimia. Terdapat banyak contoh tetapi yang penting adalah flora
normal tidak berbahaya dan dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang
seharusnya atau tidak ada kelainan yang menyertainya. Mereka dapat menimbulkan
penyakit jika berada pada lokasi yang asing dalam jumlah banyak dan jika terdapat faktor-
faktor predisposisi(1).

C. Penggolongan Flora Normal Tubuh Manusia


Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat
digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous)
yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh
tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap,
baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora
normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan
makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh
memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dariflora normal. Mikroorganisme ini
umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale, Candida
albicans.
2. Mikroorganisme sementara (transient flora)
yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di kulit dan
selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau
minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap)
dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan
tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika
flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan
menimbulkan penyakit(1).
Contohnya : Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, Clostridiumperfringens,
Giardia lamblia,virus Norwalk dan virus hepatitis A.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia adalah
1. Nutrisi
2. Kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
3. Kondisi hidup
4. Penerapan prinsip-prinsip kesehatan

D. Flora normal pada tubuh manusia


Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang
kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran
urogenital, mata dan telinga . Organ-organ dan jaringan biasanya steril.
1. Kulit
Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-
benda tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai
untuk pertumbuhannya. Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang
seakan-akan bersisik (lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan
sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah spesies Staphylococcus dan
sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai
bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes penyebab
jerawat. Jumlah dari mikroba tidak dipengaruhi oleh pencucian.
Staphylococcus yang terdapat pada epidermidis kulit yang bersifat nonpatogen,
namun dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat -tempat tertentu seperti
katup jantung buatan dan sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering
ditemui pada kulit dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu
Staphylococcus aureus. Secara keseluruhan ada sekitar 103-104
mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan)
korneum. Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi
sinergistik, selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri tersebut merupakan
bagian dari flora normal.
Faktor-faktor yang berperan menghilangkan flora sementara pada kulit adalah
pH rendah, asam lemak pada sekresi sebasea dan adanya lisozim. Berkeringat yang
berlebihan atau pencucian dan mandi tidak menghilangkan atau mengubah secara
signifikan flora tetap. Jumlah mikroorganisme permukaan mungkin berkurang
dengan menggosok secara kuat setiap hari dengan sabun yang mengandung
heksakloforen atau desinfektan lain, namun flora secara cepat muncul kembali dari
kelenjar sebasea dan keringat, meskipun tidak ada hubungan secara total terhadap
kulit bagian lain maupun lingkungan. Penggunaan tutup rapat pada kulit cenderung
menyebabkan populasi mikrobiota secara keseluruhan sangat meningkat dan dapat
menimbulkan perubahan kualitatif flora kulit. pH kulit pada umumnya 5-6, sehingga
terdapat jenis mikroba pada kulit antara lain: Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermidis Corynebacterium sp., Micrococcus sp., C. albican, Pityrosporum ovale,
Pityrosporum obiculare.
2. Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)
Flora utama hidung terdiri dari korine bakteria, stafilokokusdan streptokokus.
Dalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella
catarrhalis (suatukokus gram negatif) dan Haemophilus influenza (suatu batang gram
negatif). Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat
menyebabkan over growth : bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli,
Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.
3. Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan
juga partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan
ideal bagi pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut
sangat beragam ; banyak bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing
individu. Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu
inkubator yang steril, hangat, dan lembab yang mengandung sebagai substansi
nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, dan senyawa-senyawa
anorganik. Jadi, air liur merupakan medium yang kaya serta kompleks yang dapat
dipergunakan sebagai sumber nutrient bagi mikrobe pada berbagai situs di dalam
mulut. Jenis-jenis mikroba dalam mulut, antara lain: C. albicans, S. aureus,
Treponema denticum.
4. Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri
Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid. Tetapi kelompok
bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus
hemolitik, yang juga dinamakan Streptokokus viridans. Biakan yang
ditumbuhkan dari orofaring juga akan memperlihatkan adanya Branchamella
catarrhalis, spesies Haemophilus, serta gular-galur pneumokokus avirulen
(Streptococcus pneumonia). Bagian terdalam saluran pernapasan (ranting
tenggorok atau bronkiole yang lebih halus serta alveoli atau gelembung
paru-paru) tidak mengandung mikroorganisme. Hal ini disebabkan karena saluran
pernapasan berlapiskan silia, yaitu embel-embel seperti rambut, yang menyapu
mikroorganisme dan bahan -bahan lain dari bagian sebelah dalam saluran ke bagian
sebelah atas untuk dibuang. Rambut bersama dengan lendir di dalam lubang hidung
itulah yang pertama-tama membantu melindungisaluran pernapasan dengan cara
menyaring bakteri dari udara yang dihirup.
5. Usus Kecil
Lambung dan usus halus tidak mempunyai flora normal, karena lingkungan
bersifat asam. Pada bagian ujung posterior ileum terdapat bakteri E.coli dan
Streptococcus faecalis.
6. Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe
yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam
spesimen tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif
anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B.
oralis) dan Fusobacterium. Basilusgram positif diwakili oleh spesies-spesies
Clostridium (serta spesies-spesies Lactobacillus.
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen
empedu danasam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen.
Jenis mikroba dalamusus besar antara lain: E.coli, Enterobacter aerogenes,
Salmonella sp., Shigella sp., Candidasp., Penicillium sp., Aspergillus sp.
7. Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan kandung
kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai pada uretra
(saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun wanita.
Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, hal ini disebabkan oleh efek
antibacterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya epitelium
terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi daur haid. Penghuni
utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini
mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan didalam proses tesebut
menghasilkan asam. Penumpukan glikogenpada dinding vagina disebakan oleh
kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelummasa akil balig ataupun setelah
menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen,maka pH di dalam
vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai di
dalam vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans, dan sejumlah besar
bakteri anaerobik. Sistem urinari dan genital secara anatomis terletak berdekatan,
suatu penyakit yang menginfeksi satu sistem akan mempengaruhi sistem yang lain
khususnya pada laki-laki. Saluran urin bagian atas dan kantong urine steril dalam
keadaan normal. Saluran uretra mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus,
Bacteriodes, Mycobacterium, Neisseriadanenterik.
8. Mata (Konjungtiva) dan Telinga
Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium
xerosis), S.epidermidis dan Streptokukusnon hemolitik. Neiseria dan basil gram
negatif yang menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora
konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang
mengandung lisozim.
Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat
dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan kadang-kadang Mycobacterias
aprofit. Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril(1)

E. Flora Normal Pada Mata


Mata merupakan organ yang sebagian besar lapisannya berupa mukosa. Flora normal
pada mata memiliki peran sebagai pencegah kolonisasi kuman patogen dan kemungkinan
terjadinya penyakit. Mekanisme pencegahan tersebut dilakukan melalui mekanisme
interferensi. Flora residen di daerah tertentu memainkan peranan yang nyata
dalam mempertahankan kesehatan dan fungsi normal. Anggota flora residen dalam saluran
cerna menyintesis vitamin K dan membantu absorpsi makanan. Pada membran mukosa dan
kulit, flora residen mencegah kolonisasi patogen dan kemungkinan terjadinya penyakit
melalui“interferensi bakteri”
Bagian mata yang ditempati oleh mikroorganisme adalah konjungtiva.
Secara anatomis konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang
membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan
anterior sclera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva palpebralis melapisi permukaan
posterior kelopak matadan melekat erat ke tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus,
konjungtiva melipat keposterior (pada forniks superior dan inferior) dan membungkus
jaringan episklera menjadi konjungtiva bulbaris. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke
septum orbital di forniks dan melipat berkali-kali. Adanya lipatan - lipatan ini
memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva
sekretorik(1).
Jaringan pada permukaan mata dikolonisasi oleh flora normal seperti Streptococci,
Staphylococci dan jenis Corynebacterium. Perubahan pada mekanisme pertahanan tubuh
ataupun pada jumlah koloni flora normal tersebut dapat menyebabkan infeksi
klinis. Perubahan pada flora normal dapat terjadi karena adanya kontaminasi eksternal,
penyebaran dari organ sekitar ataupun melalui aliran darah. Penggunaan antibiotik
topikal jangka panjang merupakan salah satu penyebab perubahan flora normal
pada jaringan mata, serta resistensi terhadap antibiotik.
Mikroorganisme yang dapat ditemukan adalah Corynebacterium
xerosis,Staphylococcus epidermidis,Streptococcus non hemolitik, Neisseria sicca,
dan Moraxella.Untuk mendeteksi adanya flora normal pada mata dapat dilakukan melalui
pemeriksaan airmata(1).
F. Flora Normal Saluran Pernapasan (Traktus Respiratorus)
Mikroorganisme yang ada pada saluran pernapasan sebagian besar berada di saluran
pernapasan bagian atas terutama pada mukosa hidung. Walaupun pada umumnya saluran
pernapasan agak steril pada kondisi normal, mikroorganisme akan terus menerus masuk
sewaktu bernafas. Flora normal pada saluran pernapasan bagian atas terutama
bagian hidung antara lain adalah anggota Staphylococcus (baik S. epidermis atau S.
aureus) yang menetap, dan anggota Streptococcus.
Secara umum seluruh manusia adalah karier (pembawa) bagi mikroorganisme
tertentu penyebab infeksi saluran pernapasan. Mikroorganisme tersebut dapat
hidup di saluran pernapasan manusia sehat dan manusia ini dikatakan sebagai karier
sehat (healthy carrier). Mikroorganisme yang ada pada karier sehat selain yang telah
disebutkan di atas ada pula Haemophillus influenza (penyebab influenza), Diplococcus
pneumonia (penyebab radang paru), Neisseria meningitides (penyebab meningitis), dan
Streptococcus pyogenes (penyebab faringitis)(1).
G. Flora Normal Saluran Pencernaan (Traktus Digestivus)
Mikroorganisme saluran pencernaan biasanya ditemukan pada usus besar, walaupun
tidak menutup kemungkinan ditemukan di organ lain.
Dalam mulut, spesies dominan mikroorganismenya adalah Strepcoccus sanguinis
dan S. Aureus yang menyebabkan kerusakan pada gigi karena aktivitasnya.
Pada esofagus dan lambung, umumnya bersifat steril kecuali saat ada makanan yang masuk
atau melewatinya. Makanan yang tidak steril secara otomatis akan menjadi steril ketika
memasuki lambung dan terkena getah lambung. Pada saluran setelah lambung, akan lebih
sering ditemukan bakteri E. coli. Pada usus dua belas jari, terdapat bakteri
yang didominasi bentuk kokus dan basil, sedangkan pada bagian jejunum terdapat bakteri
yang antara lain merupakan anggota dari : Enterococcus, Lactobasilus, Difteroid, Candida.
PadaIleum ditemukan banyak E. coli.
Selanjutnya adalah pada usus besar. Pada usus besar ditemukan banyak
jenis mikroorganisme tinggal dan merupakan populasi terbanyak flora normal
dalam saluran pencernaan. Jenis mikroba yang hidup dalam usus besar antara lain adalah
E.coli, Enterobacter aerogenes, Salmonella sp, Shigella sp, Candida sp, Penicillium sp, dan
Aspergillus sp. Hal ini disebabkan karena pada usus besar banyak terdapat makanan
yangtelah dicerna dan sisa-sisa makanan, sehingga menjadi tempat yang ideal
bagi mikroorganisme untuk dapat hidup.
H. Flora Normal Pada Kulit
Kulit merupakan barier / perlindungan pertama bagi tubuh, melindungi tubuh agar
mikrooorganisme tidak masuk ke dalam tubuh. Kulit manusia secara umum bukanlah
tempat tinggal bagi kebanyakan mikroorganisme, tetapi kulit dapat mendukung
pertumbuhan mikroba tertentu yang ditetapkan sebagai bagian flora normal kulit.
Pada bagian kulit superfisial, bakteri aerobi tertentu memproduksi asam lemak dari
sebum (kelenjar minyak). Asam lemak tersebut menghambat pertumbuhan sebagian besar
mikroba dan membuat bakteria tertentu yang mampu beradaptasi menjadi lebih
berkembang jumlahnya.
Tangan tentunya banyak bersentuhan dengan mikroorganisme yang ada di lingkunan.
Mikroorgansime yang secara alami ada di tangan manusia atau flora normal di tangan
dikategorikan menjadi dua jenis yaitu mikroorganisme resident (menetap) dan transient
(sementara):
1. Mikroorganisme resident (resident flora): terdiri dari mikroorganisme yang berada
dibawah permukaan sel stratum corneum dan juga di temukan di permukaan kulit.
Spesies yang dominan berada sebagai mikroorganisme residenr adalah
Staphylococcus epidermisdis danbakteri resisten terhadap oxacillin yang luar biasa
tinggi. Bakteri resident lain termasuk S. hominis dan staphylococci negatif
koagulase lain diikuti oleh bakteri corynoform (propionibacteria,
corynebacteria, dermobacteria, and micrococci). Jamur yang umum sebagai
flora kulit resident adalah Pityrosporum (Malassezia) spp.
Resident flora memiliki dua fungsi perlindungan utama : mikroorganisme
antagonis dan kompetitor nutrisi di ekosistem. Secara umum, resident flora kecil
kemungkinan di asosikan dengan infeksi, tetapi mungkin menyebabkan infeksi di
rongga tubuh steril, mata atau kulityang tidak utuh/terluka.
2. Mikroorganisme transient (transient flora) : berkoloni di permukaan lapisan kulit dan
lebih mudah dihilangkan dengan menjaga kebersihan tangan secara rutin.
Mikrooganisme transient tidak biasa berkembang biak di kulit , tetapi
mereka hidup dan secara sporadic berkembang biak dipermukaan kulit.
Mikroorganisme transient biasanya diperoleh oleh tenaga kerja kesehatan selama
kontak langsung dengan pasien atau lingkungan yang berbatasan dengan pasien.
Mikroorganisme mungkin mejadi koloni yang persisten seperti S. aureus.

Bagian dari mikrobiota normal kulit juga adalah Gram-positive pleomorphic rods
yang disebut diphtheroid. Beberapa diphtheroid, seperti Propionibacterirun acnes biasanya
anaerobik dan menghuni folikel rambut. Pertumbuhan mereka didukung olehsekresi dari
kelenjar minyak (sebum), yang merupakan faktor penyebab jerawat. Bakteri
inimenghasilkan asam propionat, yang membantu menjaga pH rendah kulit, umumnya
antara 3dan 5. Diphtheroid lain, seperti Corynebacterium xerosis, tergolong aerobik dan
menempatipermukaan kulit. Sebuah yeast, Malassezia furfur mampu tumbuh disekresi
kulit berminyak dan dianggap bertanggung jawab atas kondisi kepala berketombe. Sampo
anti ketombe mengandung ketoconazole antibiotik atau pyrithione zinc atau selenium
sulfida yang aktif melawan ragi ini(1).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada
tubuh manusia normal dan sehat. Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada
permukaan tubuh bersifat komensal. Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada
manusia mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan
hidupsecara normal. Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit
pada kondisi tertentu. Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive)
karena hambatan-hambatan yang diperankan oleh lingkungan.
2. Mata merupakan organ yang sebagian besar lapisannya berupa mukosa
pada konjungtiva. Flora normal pada mata memiliki peran sebagai pencegah
kolonisasi kuman patogen dan kemungkinan terjadinya penyakit. Mekanisme
pencegahan tersebut dilakukan melalui mekanisme interferensi.
Mikroorganisme yang dapat ditemukan adalah Corynebacterium xerosis,
Staphylococcus epidermidis, Streptococcus non hemolitik, Neisseria sicca, dan
Moraxella. Untuk mendeteksi adanya flora normal pada mata dapat dilakukan
melalui pemeriksaan airmata.
3. Flora normal pada saluran pernapasan biasanya berada pada hidung dan
laring, dengan spesies dominan anggota Staphylococcus (baik S. epidermis atau S.
aureus) yang menetap, dan anggota Streptococcus. Mikroorganisme patogen yang
biasanya tetap ada pada individu sehat adalah Haemophillus influenza, Diplococcus
pneumonia, Neisseria meningitides, dan Streptococcus pyogenes.
4. Pada saluran pencernaan, mikroorganisme tumbuh mulai dari mulut sampai
kolonatau usus besar, walaupun biasanya pada esofagus dan lambung bersifat steril.
Dalam mulut, spesies dominan mikroorganismenya adalah Strepcoccus sanguinis
dan S.Aureus yang menyebabkan kerusakan pada gigi karena aktivitasnya.
Selebihnya mikroorganisme dominan yang dapat hidup pada saluran pencernaan,
terutama pada usus besar adalah bakteri E. Coli, karena ketersediaan makanan dan
nutrisi dalam organnya.
5. Kulit merupakan barier / perlindungan pertama bagi tubuh, melindungi tubuh agar
mikrooorganisme tidak masuk ke dalam tubuh. Kulit manusia secara umum bukanlah
tempat tinggal bagi kebanyakan mikroorganisme, tetapi kulit dapat
mendukung pertumbuhan mikroba tertentu yang ditetapkan sebagai bagian flora
normal kulit. Flora normal di kulit dikategorikan menjadi dua jenis yaitu
mikroorganisme resident(menetap) contohnya: Staphylococcus epidermisdis),
dan transient (sementara) contohnya: S.aureus.
DAFTAR PUSTAKA

1. Norcelina, Sally W dan Nur Rahmasari. 2017. Makalah Mikrobiologi “Flora Normal Pada
Tubuh Manusia”. Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Tadulako Palu : Palu, Sulawesi Tengah.

2. Rini, Chylen Setiyo dan Jamilatur Rohmah. 2020. Buku Ajar Mata Kuliah Bakteriologi
Dasar. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. UMSIDA Press : Sidoarjo, Jawa
Timur.

Anda mungkin juga menyukai