MIKROFLORA NORMAL
Di susun oleh:
JUDUL ............................................................................................................i
ii
A. Penjelasan mengenai flora normal
1. Pengertian flora normal
iii
lingkungan yang sesuai, pada permukaan luar atau dalam tubuh,
iv
lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora
sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika
flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi,
berbiak dan menimbulkan penyakit.
Contohnya : Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp,
Clostridium perfringens, Giardia lamblia, virus Norwalk dan virus
hepatitis A.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi flora normal
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran flora normal
pada tubuh manusia adalah sebagai berikut :
1. Nutrisi
2. Kebersihan seseorang
3. Kondisi hidup
4. Penerapan prinsip-prinsip kesehatan
C. Kekhususan flora normal pada tubuh manusia
Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh
bersifat komensal. Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung
pada faktor-faktor biologis seperti suhu, kelembapan dan tidak adanya
nutrisi tertentu serta zat-zat penghambat. Keberadaan flora tersebut tidak
mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang dibebaskan
(steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. (Dwijoseputro, 1990).
Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia
mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup
secara normal. Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan
mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan. Flora yang
menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi
oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri.
Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada
reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat
makanan, penghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan
oleh zat antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins). Selain itu, diperkirakan
bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora adalah penting untuk
v
perkembangan sistem kekebalan tubuh normal. Sebaliknya, flora normal
juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu. Berbagai
organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan
yang diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan
dihilangkan dan masuk le dalam aliran darah atau jaringan, organisme ini
mungkin menjadi patogen.
Sebagian besar anggota flora bakteri normal lebih memilih untuk
menjajah jaringan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan
kecocokan tempatnya .Kekhususan jaringan biasanya disebabkan oleh
sifat-sifat baik dari tuan rumah dan bakteri.Berikut ini adalah mekanisme
bakteri dalam menentukan kekhususan pada hostnya (Dwijoseputro,
1990):
1. Tropisme jaringan
Tissue tropism adalah bakteri preferensi atau kesukaan bakteri pada
jaringan tertentu untuk pertumbuhannya. Salah satu penjelasan untuk
jaringan tropism ini adalah bahwa tuan rumah (host) menyediakan nutrisi
penting untuk faktor pertumbuhan bakteri, selain itu kesesuaian akan
oksigen, pH, dan suhu juga merupakan faktor penting yang untuk
pertumbuhan juga dapat dijadikan faktor kekhususan . Contoh :
Lactobacillus acidophilus, atau yang dikenal sebagai “Doderlein’s
bacillus” adalah bakteri yang hidup berkoloni di vagina karena dihasilkan
glikogen yang menyediakan bakteri sumber gula yang dapat mereka
memfermentasi untuk asam laktat.
2. Spesifik kepatuhan
Kebanyakan bakteri dapat menjajah suatu jaringan tertentu karena
mereka dapat mematuhi cara tertentu yang melibatkan interaksi kimia
yang saling melengkapi antara dua permukaan. Pada biokimia, kepatuhan
melibatkan interaksi antara komponen permukaan bakteri (ligan atau
adhesins) dan molekul reseptor sel inang. Komponen bakteri yang
menyediakan molekul adhesins adalah bagian dari kapsul, fimbriae, atau
dinding sel mereka. Reseptor pada sel manusia atau jaringan molekul
glikoprotein biasanya terletak pada host permukaan sel atau jaringan.
vi
3. Pembentukan biofilm
Biofilm adalah kumpulan sel mikroorganisme, khususnya bakteri,
yang melekat di suatu permukaan dan diselimuti oleh
pelekat karbohidrat yang dikeluarkan oleh bakteri. Biofilm terbentuk
karena mikroorganisme cenderung menciptakan lingkungan mikro
dan relung (niche) mereka sendiri. Biofilm memerangkap nutrisi untuk
pertumbuhan populasi mikroorganisme dan membantu mencegah lepasnya
sel-sel dari permukaan pada sistem yang mengalir.Permukaan sendiri
adalah habitat yang penting bagi mikroorganisme karena nutrisi dapat
terjerap pada permukaan sehingga kandungan nutrisinya dapat lebih tinggi
daripada di dalam larutan.Konsekuensinya, jumlah dan aktivitas mikroba
pada permukaan biasanya lebih tinggi daripada di air.
Terdapat lima tahap perkembangan biofilm antara lain :
1) Penempelan awal
2) Perlekatan irreversible
3) Pematangan I
4) Pematangan II
5) Penyebaran
vii
D. Macam-macam flora normal berdasarkan tempatnya pada tubuh
manusia
viii
dengan kulit hewan, seperti badak, gajah, dan kura -kura. Namun kulit
manusia memiliki sifat sebagai pertahanan (barier) yang sangat
efektif terhadap infeksi. Dalam kenyataanya, tidak ada bakteri yang
dapat menembus kulit utuh yang telanjang tanpa pelindung.
Kulit bersifat sedikit asam dengan pH 5 % dan memiliki
temperatur kurang dari 37°C. Lapisan sel-sel yang mati akan
membuat permukaan kulit secara konstan berganti sehingga bakteri
yang berada dibawah permukaan kulit tersebut akan juga dengan
konstan terbuang dengan sel mati. Lubang -lubang alami yang
terdapat di kulit, seperti pori-pori, folikel rambut, atau kelenjar
keringat memberikan suatu lingkungan yang mendukung pertumbuhan
bakteri. Namun lubang -lubang tersebut secara alami dilindungi oleh
lisozim (enzim yang dapat merusak peptidoglikan bakteri yang
merupakan unsur utama pembentuk dinding sel bakteri gram positif)
dan lipida toksik.
2. Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)
ix
menyebabkan over growth: bakteria negatif Gram seperti Escherichia
coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.
3. Mulut
x
4. Orofaring (Oropharinx)
xi
5. Perut
Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam
hidroklorat di dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan,
jumlah bakteri bertambah tetapi segera menurun kembali dengan
disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun menurun.
6. Usus kecil
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung
beberapa bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus
dan basilus gram positif. Di dalam jejunum atau usus halus kosong
(bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum atau
usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies enterokokus,
laktobasilus, dan difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga
dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang
jatuh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus
besar. Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam
jumlah besar.
xii
7. Usus besar
xiii
berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa
adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah
glikogen yang dihasilkan epi telium vagina, da n di dalam proses
tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding
vagina disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai
sebelum masa akil balig ataupun setelah menopause (mati haid).
Sebagai akibat perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina
terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.
9. Mata (konjungtiva) dan telinga
xiv
Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora
kulit. Dapat dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif
termasuk Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan
kadang-kadang Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan
dalam biasanya steril.
10. Bakteri di darah dan jaringan
xv
Vagina tidak memiliki mekanisme pembersihan alami (cleansing
mechanism). Kehidupan mikroorganisme di lokasi ini tidak ada hambatan dan
merupakan area yang subur bagi pertumbuhan mikroorganisme komensal. Selama
masa reproduksi, sejak masa pubertas sampai menupouse, epitel vagina
mengandung glikogen karena aktivitas estrogen. Doderlein bacillus (laktobasillus)
berkoloni di vagina, memetabolisasi glikogen tersebut dengan hasil disamping
berupa asam laktat. Asam laktat menimbulkan suasana asam di vagina (sekitar 5),
dan bersama produk lain akan menyebabkan hambatan bagi kolonisasi bakteri
selain Doderlein basilus. Keadaan tersebut menyebabkan seleksi sejumlah bakteri
streptococcus dan difteroid. Vagina normal mengandung 108 per ml.
Mikroorganisme tidak akan mampu bertahan hidup pada keadaan tersebut kecuali
penyebab penyakit STD (sexual transmitted diseases).
xvi
DAFTAR PUSTAKA
xvii