Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MIKROFLORA NORMAL

Di susun oleh:

SITI NUR AISYAH WOLOTO (2320221116)

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN


FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
2023
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

A. Penjelasan mengenai flora normal ...................................................1


1. Pengertian flora normal .................................................................1
2. Asal mula mikrobiota pada tubuh manusia ...................................2
3. Penggolongan flora normal pada tubuh manusia ...........................2
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi flora normal ...........................3
C. Kekhususan flora normal pada tubuh manusia .............................3
1. Tropisme jaringan ..........................................................................4
2. Spesifik kepatuhan .........................................................................4
3. Pembentukan biofilm .....................................................................5
D. Macam-macam Flora normal berdasarkan tempatnya .................6

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................15

ii
A. Penjelasan mengenai flora normal
1. Pengertian flora normal

Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu


mikroorganisme. Mikroba tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi
juga menghuni tubuh manusia. Mikroba yang secara alamiah
menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau mikrobiota. Selain
itu juga disebutkan bahwa flora normal adalah kumpulan
mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia
normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh
manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan
protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat.( Fardiaz S, 1992.)
Untuk dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme patogen
harus dapat masuk ke tubuh inang, namun tidak semua pertumbuhan
mikroorganisme dalam tubuh inang dapat memyebabkan penyakit.
Banyak mikroorganisme tumbuh pada permukaan tubuh inang tanpa
menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh. Flora
normal dalam tubuh umumnya tidak patogen, namun pada kondisi
tertentu dapat menjadi patogen oportunistik. Penyakit timbul bila
infeksi menghasilkan perubahan pada fisiologi normal tubuh.
Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan
tetapi juga di tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas
dari mikroorganisme, begitu manusia dilahirkan ia langsung
berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara
alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal atau
mikrobiota.
2. Asal mula mikrobiota pada tubuh manusia
Pada keadaan alamiah, janin manusia mula-mula memperoleh
mikroorganisme ketika lewat sepanjang saluran lahir. Jasad-jasad renik
itu diperolehnya melalui kontak permukaan, penelanan atau
penghisapan. Mikrobe-mikrobe ini segera disertai oleh mikrobe-
mikrobe lain dari banyak sumber yang langsung berada di sekeliling
bayi yang baru lahir tersebut. Mikroorganisme yang menemukan

iii
lingkungan yang sesuai, pada permukaan luar atau dalam tubuh,

dengan cepat berbiak dan menetap. (Budiyanto, 2005)

Jadi di dalam waktu beberapa jam setelah lahir, bayi memperoleh


flora mikrobe yang akan menjadi mikrobiota yang asli. Setiap bagian
tubuh manusia, dengan kondisi lingkungan yang khusus, dihuni
berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai contoh, di rongga
mulut berkembang populasi mikrobe alamiah yang berbeda dengan
yang ada di usus. Dalam waktu singkat, bergantung kepada faktor-
faktor seperti berapa seringnya dibersihkan, nutrisinya, penerapan
prinsip-prinsip kesehatan, serta kondisi hidup, maka anak tersebut akan
mempunyai mikrobiota normal yang macamnya sama seperti yang ada
pada orang dewasa.
3. Penggolongan flora normal pada tubuh manusia
Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat
kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu
• Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous)
Mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada
bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan
mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun
jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora
normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan
mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan
tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil
sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat
lebih bertahan pada kondisi burukdarilingkungannya.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum
ovale, Candida albicans.
• Mikroorganisme sementara (transient flora)
yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen
yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu
beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini
ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh

iv
lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora
sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika
flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi,
berbiak dan menimbulkan penyakit.
Contohnya : Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp,
Clostridium perfringens, Giardia lamblia, virus Norwalk dan virus
hepatitis A.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi flora normal
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran flora normal
pada tubuh manusia adalah sebagai berikut :
1. Nutrisi
2. Kebersihan seseorang
3. Kondisi hidup
4. Penerapan prinsip-prinsip kesehatan
C. Kekhususan flora normal pada tubuh manusia
Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh
bersifat komensal. Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung
pada faktor-faktor biologis seperti suhu, kelembapan dan tidak adanya
nutrisi tertentu serta zat-zat penghambat. Keberadaan flora tersebut tidak
mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang dibebaskan
(steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. (Dwijoseputro, 1990).
Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia
mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan dan hidup
secara normal. Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan
mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan. Flora yang
menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi
oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri.
Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada
reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat
makanan, penghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan
oleh zat antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins). Selain itu, diperkirakan
bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora adalah penting untuk

v
perkembangan sistem kekebalan tubuh normal. Sebaliknya, flora normal
juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu. Berbagai
organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan
yang diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan
dihilangkan dan masuk le dalam aliran darah atau jaringan, organisme ini
mungkin menjadi patogen.  
Sebagian besar anggota flora bakteri normal lebih memilih untuk
menjajah jaringan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan
kecocokan tempatnya .Kekhususan jaringan biasanya disebabkan oleh
sifat-sifat baik dari tuan rumah dan bakteri.Berikut ini adalah mekanisme
bakteri dalam menentukan kekhususan pada hostnya (Dwijoseputro,
1990):
1. Tropisme jaringan
Tissue tropism adalah bakteri preferensi atau kesukaan bakteri pada
jaringan tertentu untuk pertumbuhannya. Salah satu penjelasan untuk
jaringan tropism ini adalah bahwa tuan rumah (host) menyediakan nutrisi
penting untuk faktor pertumbuhan bakteri, selain itu kesesuaian akan
oksigen, pH, dan suhu juga merupakan faktor penting yang untuk
pertumbuhan juga dapat dijadikan faktor kekhususan . Contoh :
Lactobacillus acidophilus, atau yang dikenal sebagai “Doderlein’s
bacillus” adalah bakteri yang hidup berkoloni di vagina karena dihasilkan
glikogen yang menyediakan bakteri sumber gula yang dapat mereka
memfermentasi untuk asam laktat.
2. Spesifik kepatuhan
Kebanyakan bakteri dapat menjajah suatu jaringan tertentu karena
mereka dapat mematuhi cara tertentu yang melibatkan interaksi kimia
yang saling melengkapi antara dua permukaan. Pada biokimia, kepatuhan
melibatkan interaksi antara komponen permukaan bakteri (ligan atau
adhesins) dan molekul reseptor sel inang. Komponen bakteri yang
menyediakan molekul adhesins adalah bagian dari kapsul, fimbriae, atau
dinding sel mereka. Reseptor pada sel manusia atau jaringan molekul
glikoprotein biasanya terletak pada host permukaan sel atau jaringan.

vi
3. Pembentukan biofilm
Biofilm adalah kumpulan sel mikroorganisme, khususnya bakteri,
yang melekat di suatu permukaan dan diselimuti oleh
pelekat karbohidrat yang dikeluarkan oleh bakteri. Biofilm terbentuk
karena mikroorganisme cenderung menciptakan lingkungan mikro
dan relung (niche) mereka sendiri. Biofilm memerangkap nutrisi untuk
pertumbuhan populasi mikroorganisme dan membantu mencegah lepasnya
sel-sel dari permukaan pada sistem yang mengalir.Permukaan sendiri
adalah habitat yang penting bagi mikroorganisme karena nutrisi dapat
terjerap pada permukaan sehingga kandungan nutrisinya dapat lebih tinggi
daripada di dalam larutan.Konsekuensinya, jumlah dan aktivitas mikroba
pada permukaan biasanya lebih tinggi daripada di air.
Terdapat lima tahap perkembangan biofilm antara lain :
1) Penempelan awal
2) Perlekatan irreversible
3) Pematangan I
4) Pematangan II
5) Penyebaran

Gambar 1. Tahapan Biofilm


Sumber : (Kaplan, HB. 2000)

vii
D. Macam-macam flora normal berdasarkan tempatnya pada tubuh
manusia

Gambar 2. Flora normal pada tubuh manusia


Sumber : (Asril, M. 2008)

Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh


manusia yang kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit,
hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan telinga.
1. Kulit

Gambar 3. Flora normal kulit (Propionibacterium acnes)


Sumber : (Krisno, A. 2011)

Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara


atau dari benda-benda, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh
pada kulit karena kulit tidak sesuai untuk pertumbuhannya (Michael J.
Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi,2008). Kulit
manusia terlihat lebih mudah pecah atau rusak bila dibandingkan

viii
dengan kulit hewan, seperti badak, gajah, dan kura -kura. Namun kulit
manusia memiliki sifat sebagai pertahanan (barier) yang sangat
efektif terhadap infeksi. Dalam kenyataanya, tidak ada bakteri yang
dapat menembus kulit utuh yang telanjang tanpa pelindung.
Kulit bersifat sedikit asam dengan pH 5 % dan memiliki
temperatur kurang dari 37°C. Lapisan sel-sel yang mati akan
membuat permukaan kulit secara konstan berganti sehingga bakteri
yang berada dibawah permukaan kulit tersebut akan juga dengan
konstan terbuang dengan sel mati. Lubang -lubang alami yang
terdapat di kulit, seperti pori-pori, folikel rambut, atau kelenjar
keringat memberikan suatu lingkungan yang mendukung pertumbuhan
bakteri. Namun lubang -lubang tersebut secara alami dilindungi oleh
lisozim (enzim yang dapat merusak peptidoglikan bakteri yang
merupakan unsur utama pembentuk dinding sel bakteri gram positif)
dan lipida toksik.
2. Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)

Gambar 4. Flora normal hidung (Staphylococcus aureus)


Sumber :( Krisno, A. 2011)

Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus  dan


streptokokus (Jawetz, Melnick, dan Adelbergs, Mikrobiologi
kedokteran (Medical Microbiology), 2005: 280). Dalam hulu
kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai
bakteri Branhamellacatarrhalis (suatu kokus gram negatif)
dan Haemophilus influenzae(suatu batang gram negatif). Pemusnahan
flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat

ix
menyebabkan over growth: bakteria negatif Gram seperti Escherichia
coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.
3. Mulut

Gambar 5. Flora normal mulut (Streptococccus sp)


Sumber : (Krisno, A. 2011)

Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut


secara konstan dan juga partikel-partikel kecil makanan membuat
mulut merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri.
Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak
bergantung pada kesehatan pribadi masing -masing individu.
(Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar
Mirobiologi, 2008: 549).
Diperolehnya mikrobiota mulut. Pada waktu lahir, rongga
mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang steril, hangat,
dan lembap yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri
dari air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan senyawa-senyawa
anorganik. Jadi, air liur merupakan medium yang kaya serta kompleks
yang dapat dipergunakan sebagai sumber nutrien bagi mikrobe pada
berbagai situs di dalam mulut. (Michael J. Pelczar, Jr. dan
E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mirobiologi, 2008: 549-550).

x
4. Orofaring (Oropharinx)

Gambar 6. Flora normal orofaring (Staphylococcus epidermidis)


Sumber : (Krisno, A. 2011)

Orofaring (bagian belakang mulut) juga dihuni sejumlah besar


bakteri Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid.
Tetapi kelompok bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli
orofaring ialah streptokokus hemolitik, yang juga
dinamakan Streptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari
orofaring juga akan memperlihatkan adanya Branchamella
catarrhalis, spesies Haemophilus, serta gular-galur pneumokokus
avirulen (Streptococcus pneumonia).
Bagian terdalam saluran pernapasan (ranting tenggorok atau
bronkiole yang lebih halus serta alveoli atau gelembung paru -paru)
tidak mengandung mikroorganisme. Hal ini disebabkan karena
saluran pernapasan berlapiskan silia, yaitu embel-embel seperti
rambut, yang menyapu mikroorganisme dan bahan -bahan lain dari
bagian sebelah dalam saluran ke bagian sebelah atas untuk dibuang.
Rambut bersama dengan lendir di dalam lubang hidung itulah yang
pertama-tama membantu melindungi saluran pernapasan dengan cara
menyaring bakteri dari udara yang dihirup.

xi
5. Perut

Gambar 7. Flora normal perut


Sumber :( Krisno, A. 2011)

Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam
hidroklorat di dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan,
jumlah bakteri bertambah tetapi segera menurun kembali dengan
disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun menurun.
6. Usus kecil

Gambar 8. Flora normal usus kecil (Lactobacillus sp)


Sumber : (Krisno, A. 2011)

Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung
beberapa bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus
dan basilus gram positif. Di dalam jejunum atau usus halus kosong
(bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum atau
usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies enterokokus,
laktobasilus, dan difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga
dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang
jatuh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus
besar. Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam
jumlah besar.

xii
7. Usus besar

Gambar 9. Flora normal usus besar (Bacteroides fragilis)


Sumber : (Krisno, A. 2011)

Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung


populasi mikrobe yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah
mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah kurang lebih
1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang ada
meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis)
dan Fusobacterium.Basilus gram positif diwakili oleh spesies-
spesies Clostridium serta spesies-spesies Lactobacillus.
8. Uretra

Gambar 10. Flora normal uretra (Mycobacterium sp)


Sumber : (Krisno, A. 2011)

Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung


kemih), dan kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun
bakteri pada umunya dijumpai pada uretra (saluran dari kandung
kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun wanita. Tetapi
jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya
disebabkan efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir
uretra dan seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini

xiii
berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa
adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah
glikogen yang dihasilkan epi telium vagina, da n di dalam proses
tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding
vagina disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai
sebelum masa akil balig ataupun setelah menopause (mati haid).
Sebagai akibat perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina
terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.
9. Mata (konjungtiva) dan telinga

Gambar 11. Flora normal mata (Corynebacterium xerosis)


Sumber :( Krisno, A. 2011)

Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah


difteroid (Corynebacterium xerosis), S.epidermidis dan streptokukus
non hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang menyerupai
spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora
konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata,
yang mengandung lisozim.

Gambar 12. Flora normal telinga (Pseudomonas aeruginosa)


Sumber : (Krisno, A. 2011)

xiv
Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora
kulit. Dapat dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif
termasuk Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan
kadang-kadang Mycobacterias aprofit. Telinga bagian tengah dan
dalam biasanya steril.
10. Bakteri di darah dan jaringan

Gambar 12. Flora normal darah


Sumber : (Krisno, A. 2011)

Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-


kadang karena manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat
gigi, ekstraksi gigi, flora komensal dari mulut dapat masuk ke
jaringan atau darah. Dalam keadaan normal mikroorganisme tersebut
segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal seperti itu
dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran
kemih. Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung
abnormal, atau protesa lain, bakteremia di atas dapat mengarah pada
pembentukan koloni dan infeksi. 
11. Vagina

Gambar 13. Flora normal vagina (Doderlein bacillus)


Sumber :( Krisno, A. 2011)

xv
Vagina tidak memiliki mekanisme pembersihan alami (cleansing
mechanism). Kehidupan mikroorganisme di lokasi ini tidak ada hambatan dan
merupakan area yang subur bagi pertumbuhan mikroorganisme komensal. Selama
masa reproduksi, sejak masa pubertas sampai menupouse, epitel vagina
mengandung glikogen karena aktivitas estrogen. Doderlein bacillus (laktobasillus)
berkoloni di vagina, memetabolisasi glikogen tersebut dengan hasil disamping
berupa asam laktat. Asam laktat menimbulkan suasana asam di vagina (sekitar 5),
dan bersama produk lain akan menyebabkan hambatan bagi kolonisasi bakteri
selain Doderlein basilus. Keadaan tersebut menyebabkan seleksi sejumlah bakteri
streptococcus dan difteroid. Vagina normal mengandung 108 per ml.
Mikroorganisme tidak akan mampu bertahan hidup pada keadaan tersebut kecuali
penyebab penyakit STD (sexual transmitted diseases).

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah


Malang Press.
Dwijoseputr0, 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan
Fardiaz S, 1992. Mikrobiologi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jawetz, Meinck, dan Adelbergs, 2005. Mikrobiologi kedokteran (Medical
Microbiology). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

xvii

Anda mungkin juga menyukai