“ FLORA NORMAL”
DISUSUN OLEH :
ICHWATUNNIDA (3422119140)
JAKARTA 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha, karena berkat dan
rahmat- Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas Laporan Praktikum
Mikrobiologi ini dengan baik dan tepat waktu.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai mata kuliah Praktikum
Tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Penulis
berharap semoga makalah ini berguna bagi para pembaca khususnya Mahasiswa
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penjelasan Mengenai Flora Normal..................................................................................2
2.1.1 Pengertian Flora Normal.............................................................................................2
2.1.2 Asal Mula Mikrobiota Pada Tubuh Manusia..............................................................3
2.1.3 Penggolongan Flora Normal Pada Tubuh Manusia....................................................3
Mikroorganisme adalah suatu kelompok jasad renik heterogen yang memiliki ukuran yang
mikroskopis antara 0,2-2 µm sehingga hanya dapat dilihat melalui mikroskop.Setiap sel tunggal
mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain
dapat dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya.
Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian kecil saja yang
merupakan patogen. Patogen adalah organisme atau mikroorganisme yang menyebabkan
penyakit pada organisme lain. Kemampuan patogen untuk menyebabkan penyakit disebut
dengan patogenitas.
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya bahwa mikroorganisme adalah organisme hidup
yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan.
Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik,atmosfer (udara), makanan, dan karena
beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia,
tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme
ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan
penyakit.
Untuk itulah makalah ini disusun guna membahas mikroorganisme alami penghuni tubuh
manusia, sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara manusia dan flora normal tubuh
manusia
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada,tujuannya adalah :
1. Mengetahui penjelasan mengenai flora normal
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh
manusia
3. Mengetahui kekhususan flora normal pada tubuh manusia
4. Mengetahui macam-macam flora normal berdasarkan tempatnya pada tubuh manusia
1
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu juga disebutkan bahwa flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang
secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang
terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan
protozoa juga dapat ditemukan pada orang sehat.( Fardiaz S, 1992.)
Untuk dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme patogen harus dapat masuk ke
tubuh inang, namun tidak semua pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh inang dapat
memyebabkan penyakit. Banyak mikroorganisme tumbuh pada permukaan tubuh inang tanpa
menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh. Flora normal dalam tubuh
umumnya tidak patogen, namun pada kondisi tertentu dapat menjadi patogen oportunistik.
Penyakit timbul bila infeksi menghasilkan perubahan pada fisiologi normal tubuh.
Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi juga di tubuh
manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu manusia
dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang secara
alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota.
Mikrobiota normal tubuh manusia yang sehat perlu diketahui karena alasan-alasan
berikut:
1. Diketahuinya hal ini dapat membantu menduga macam infeksi yang mungkin timbul
setelah terjadinya kerusakan jaringan pada situs-situs yang khusus.
Jadi di dalam waktu beberapa jam setelah lahir, bayi memperoleh flora mikrobe yang
akan menjadi mikrobiota yang asli. Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi lingkungan
yang khusus, dihuni berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai contoh, di rongga mulut
berkembang populasi mikrobe alamiah yang berbeda dengan yang ada di usus. Dalam waktu
singkat, bergantung kepada faktor-faktor seperti berapa seringnya dibersihkan, nutrisinya,
penerapan prinsip-prinsip kesehatan, serta kondisi hidup, maka anak tersebut akan mempunyai
mikrobiota normal yang macamnya sama seperti yang ada pada orang dewasa.
Walaupun seorang individu mempunyai mikrobiota yang “normal”, seringkali terjadi
bahwa selama hidupnya terdapat fluktuasi pada mikrobiota ini disebabkan oleh keadaan
kesehatan umum, nutrisi, kegiatan hormon, usia, dan banyak faktor lain. (Michael J. Pelczar,
Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi, 2008: 547)
Flora normal tubuh manusia berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan
menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Tropisme jaringan
Tissue tropism adalah bakteri preferensi atau kesukaan bakteri pada jaringan tertentu
untuk pertumbuhannya.
Salah satu penjelasan untuk jaringan tropism ini adalah bahwa tuan rumah (host)
menyediakan nutrisi penting untuk faktor pertumbuhan bakteri, selain itu kesesuaian akan
oksigen, pH, dan suhu juga merupakan faktor penting yang untuk pertumbuhan juga dapat
dijadikan faktor kekhususan .
Kebanyakan bakteri dapat menjajah suatu jaringan tertentu karena mereka dapat
mematuhi cara tertentu yang melibatkan interaksi kimia yang saling melengkapi antara dua
permukaan.
Pada biokimia, kepatuhan melibatkan interaksi antara komponen permukaan bakteri
(ligan atau adhesins) dan molekul reseptor sel inang. Komponen bakteri yang menyediakan
molekul adhesins adalah bagian dari kapsul, fimbriae, atau dinding sel mereka. Reseptor pada sel
manusia atau jaringan molekul glikoprotein biasanya terletak pada host permukaan sel atau
jaringan.
Khusus kepatuhan melibatkan interaksi kimia yang saling melengkapi antara sel inang
dan permukaan bakteri.
3. Pembentukan Biofilm
Biofilm adalah kumpulan sel mikroorganisme, khususnya bakteri, yang melekat di suatu
permukaan dan diselimuti oleh pelekat karbohidrat yang dikeluarkan oleh bakteri. Biofilm
terbentuk karena mikroorganisme cenderung menciptakan lingkungan mikro dan relung (niche)
mereka sendiri. Biofilm memerangkap nutrisi untuk pertumbuhan populasi mikroorganisme dan
membantu mencegah lepasnya sel-sel dari permukaan pada sistem yang mengalir.
Permukaan sendiri adalah habitat yang penting bagi mikroorganisme karena nutrisi dapat
terjerap pada permukaan sehingga kandungan nutrisinya dapat lebih tinggi daripada di dalam
larutan.Konsekuensinya, jumlah dan aktivitas mikroba pada permukaan biasanya lebih tinggi
daripada di air. Pembentukan biofilm dimulai dengan menempelnya mikroorganisme yang
mengambang bebas ke suatu permukaan. Koloni pertama ini melekat secara lemah pada
permukaan. Adhesi reversibel melalui gaya van der Waals . Jika koloni ini tidak segera lepas dari
permukaan, mereka dapat membuat jangkar sendiri lebih permanen menggunakan sel adhesi, yaitu
suatu struktur seperti pili.
Koloni pertama memfasilitasi kedatangan sel lain dengan menyediakan lebih beragam tempat
untuk adhesi dan memulai untuk membangun matrik yang dapat berpegangan bersama-sama di
dalam biofilm. Beberapa spesies tidak dapat melekat permukaan sendiri tetapi seringkali mampu
mengkait diri dengan suatu matrik atau langsung ke koloni sebelumnya. Selama kolonisasi ini,
sel mampu berkomunikasi melalui quorum sensing (mekanisme untuk memastikan jumlah sel
mencukupi sebelum suatu spesies melakukan respon biologi khusus).
Setelah kolonialisai dimulai, biofilm tumbuh melalui kombinasi dari pembelahan sel dan
pengambilan. Tahap akhir pada pembentukan biofilm dikenal sebagai perkembangan dan
merupakan tahap di mana biofilm dibangun untuk dapat berubah dalam bentuk dan ukurannya.
Perkembangan biofilm memungkinkan untuk pembentukan koloni agregat sel (koloni) yang akan
semakin tahan terhadap antibiotik.
1. Penempelan awal
2. Perlekatan irreversibel
3. Pematangan I
4. pematangan II
5. Penyebaran
Penyebaran sel dari koloni suatu biofilm merupakan tahap penting dari siklus hidup biofilm.
Penyebaran memungkinkan biofilm untuk tersebar dan mengkoloni permukaan yang baru.
Enzim yang dapat mendegradasi matriks ekstraselular biofilm, seperti B dispersin dan
deoxyribonuclease mungkin memainkan peran dalam penyebaran biofilm
2.5 Macam-macam flora normal berdasarkan tempatnya pada tubuh manusia
Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-
benda, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai
untuk pertumbuhannya (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan, Dasar-Dasar
Mikrobiologi,2008). Kulit manusia terlihat lebih mudah pecah atau rusak bila dibandingkan
dengan kulit hewan, seperti badak, gajah, dan kura -kura. Namun kulit manusia memiliki
sifat sebagai pertahanan (barier) yang sangat efektif terhadap infeksi. Dalam kenyataanya,
tidak ada bakteri yang dapat menembus kulit utuh yang telanjang tanpa pelindung.
Kulit bersifat sedikit asam dengan pH 5 % dan memiliki temperatur kurang dari
37°C. Lapisan sel-sel yang mati akan membuat permukaan kulit secara konstan berganti
sehingga bakteri yang berada dibawah permukaan kulit tersebut akan juga dengan konstan
terbuang dengan sel mati.
Lubang -lubang alami yang terdapat di kulit, seperti pori-pori, folikel rambut, atau
kelenjar keringat memberikan suatu lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri. Namun
lubang -lubang tersebut secara alami dilindungi oleh lisozim (enzim yang dapat merusak
peptidoglikan bakteri yang merupakan unsur utama pembentuk dinding sel bakteri gram positif)
dan lipida toksik.
Fungsi SALT adalah mencegah bakteri patogen tidak sampai ke area yang lebih jauh di
bawah kulit dan mencegah mereka tidak sampai ke aliran darah. Relatif sedikit yang diketahui
tentang sel -sel yang menyusun SALT.
Salah satu tipe selnya adalah sel yang memaparkan antigen yang terspesialisasi yang
membantu tipe sel yang lain, specialized skin- seeking lymphocyte, untuk memproduksi
antibodi. Sel -sel limfosit tersebut juga memproduksi sitokin, protein yang merangsang sel -sel
dari sistem imun dan memiliki sejumlah efek lain. Komponen SALT yang lain adalah
keratinosit yang banyak terdapat pada lapisan epidemis dan bertanggung jawab untuk
memelihara lingkungan mikrokulit yang bersifat asam. Keratinosit memproduksi sitokin dan
juga mampu untuk ingesti dan membunuh bakteri.
Pada umumnya beberapa bakteri yang ada pada kulit tidak mampu bertahan hidup
lama karena kulit mengeluarkan substansi bakterisida. Sebagai contoh, kelenjar keringat
mengekskresikan lisozim, suatu enzim yang dapat menghancurkan dinding sel bakteri.
Kelenjar lemak mengekskresikan lipid yang kompleks, yang mungkin diuraikan sebagian
oleh beberapa bakteri; asam-asam lemak yang dihasilkannya sangat beracun bagi bakteri-
bakteri lain.
3. Mulut
5. Perut
Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di dalam
sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi segera
menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun
menurun.
6. Usus Kecil
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri. Di
antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam jejunum
atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum
atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies enterokokus, laktobasilus,
dan difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga dijumpai pada bagian usus kecil ini.
Pada bagian usus kecil yang jatuh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai
pada usus besar. Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.
7. Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe
yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen
tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang
ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan
Fusobacterium.Basilus gram positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium serta
spesies-spesies Lactobacillus.
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen
empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen.
8. Uretra
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan
kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai
pada uretra (saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria
maupun wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya
disebabkan efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya
epitelium terbilas oleh air seni.
Ciri populasi ini berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina
dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah
glikogen yang dihasilkan epi telium vagina, dan di dalam proses tesebut
menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding vagina disebakan oleh
kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil balig ataupun setelah
menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina
terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.
Mata sering terpapar dengan lingkungan luar dan mikroba. Flora normal konjungtiva
dalam keadaan normal jarang karena dikendalikan oleh air mata yang mengandung lisozim dan
menghambat pertumbuhan kuman
Flora konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang
mengandung lisozim.
Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat
dijumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus aureus dan kadang-kadang Mycobacterias aprofit. Telinga
bagian tengah dan dalam biasanya steril
10. Bakteri di Darah dan jaringan
Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-kadang karena
manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora komensal
dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal mikroorganisme
tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh.
Hal seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih.
Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau protesa lain, bakteremia di
atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan infeksi.
11. Vagina
Selama masa reproduksi, sejak masa pubertas sampai menupouse, epitel vagina
mengandung glikogen karena aktivitas estrogen. Doderlein bacillus (laktobasillus) berkoloni di
vagina, memetabolisasi glikogen tersebut dengan hasil disamping berupa asam laktat.
Asam laktat menimbulkan suasana asam di vagina (sekitar 5), dan bersama produk lain
akan menyebabkan hambatan bagi kolonisasi bakteri selain Doderlein basilus.
Keadaan tersebut menyebabkan seleksi sejumlah bakteri streptococcus dan difteroid. Vagina
normal mengandung 108 per ml. Mikroorganisme tidak akan mampu bertahan hidup pada keadaan
tersebut kecuali penyebab penyakit STD (sexual transmitted diseases).
Komensalisme, salah satu pihak di untungkan dan pihak lainnya tidak di rugikan.
Contohnya mikroorganisme flora normal di mata, telinga dan genitalia eksternal
Parasitisme, salah satu pihak di rugikan. Biasanya mikroorganisme yang bersifat patogen.
Bila feses bayi yang mendapatkan ASI diperiksa dibawah mikroskop, maka tampak adanya
kuman gram positif lebih dominan dibandingkan kuman gram negatif. Sedangkan yang
mendapatkan susu botol, didapatkan kuman gram negatif lebih dominan dibandingkan dengan gram
positif. Pada tinja bayi yang mendapatkan ASI, per gram fesesnya
dijumpai Bifidobacteria sebanyak 1010 hingga 1011.
Sedangkan kuman Coliform dan Enterococci sebanyak 108 per gram feses, termasuk kuman
anaerobik lainnya dan Bacteroides yang berfungsi sebagai kuman pembusuk.
2.8 Dampak Positif dan Negatif Flora Normal Pada Tubuh Manusia
Mikroba yang terdapat dalam tubuh manusia selalu memiliki dampak baik positif maupun
negatif. Adapun dampak-dampak tersebut adakala sebagai berikut :
Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota flora tetap di saluran
pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan. Flora yang menetap
diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan
mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin
melalui kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat
makanan, penghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik
atau bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang
cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain pada tubuh.
Flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu. Berbagai organisme ini
tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang diperankan oleh lingkungan.
Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk ke dalam aliran darah atau jaringan,
organisme ini menjadi patogen.
Sebuah potensi risiko menyebar ke daerah tubuh yang normalnya steril tubuh, yang dapat
terjadi dalam berbagai situasi, misalnya, saat usus berlubang atau cedera kulit atau pencabutan
gigi (streptokokus viridans bisa masuk aliran darah) atau Escherichia coli dari perianal naik ke
uretra, yang menyebabkan infeksi saluran kemih.
Keseimbangan flora normal harus dijaga keseimbangan agar selalu seimbang, jika terjadi
ketidakseimbangan, maka dapat menyebabkan penyakit.
Flora normal dapat menjadi opportunistic pathogen yang menyebabkan infeksi
opportunistik. Artinya flora normal dapat menginfeksi host jika:
Flora normal kulit seharusnya berada di lapisan kulit terluar. Jika seandainya masuk
karena lemahnya sistem imunitas, tindakan nosocomial dan penggunaan antibiotik yang
dapat membuat flora normal menjadi infeksi opportunistik maka akan menimbulkan
penyakit. Flora normal dapat masuk ke kulit dan menyebabkan penyakit melalui tiga jalan
yaitu:
1. Mampu menembus barrier pertahanan karena ketidakseimbangan
Jika keseimbangan jumlah antara flora normal dengan patogen terganggu dapat terjadi
infeksi. Kulit dan mukus membran merupakan tempat perlekatan dan hidupnya
mikroorganisme yaitu flora normal. Jika terjadi ketidakseimbangan maka akan menginfeksi.
Misalnya pada vagina wanita. Flora normal yang menjaga pH vagina pada 3,4-4,5. Adanya
flora normal ini mencegah pertumbuhan berlebih dari jamur Candida albicans. Jika jumlah
flora normal berkurang atau tidak ada karena adanya eliminasi dari antibiotik, atau
pembersihan yang berlebihan pada vagina, maka pH vagina akan menjadi netral. Kenetralan
ini mendukung lingkungan yang kondusif bagi Candida albicans untuk tumbuh.
2. Manifestasi dari infeksi sistemik
Mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit jika ada kesempatan, misalnya jika
terdapat penurunan sistem imun, dan sebagainya. Flora normal juga dapat menjadi oportunis,
misalnya Candida albicans. Serta diperantai oleh kerusakan kulit .
Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit yang menutupi lapisan dermis dan
jaringan subkutan. Bagian ini dikulit disebut mekanisme pertahanan pertama, yang dapat
menghalangi tumbuhnya organisme pada umumnya. Mikroorganisme dapat melakukan
penetrasi jika pada kulit terjadi luka, abrasi atau luka bakar.
Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat komensal.
Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor -faktor biologis seperti suhu,
kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat -zat penghambat.
Keberadaan flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan
yang dibebaskan (steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. Flora yang hidup di bagian
tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting dalam mempertahankan kesehatan
dan hidup secara normal. Beberapa anggota flora tetap di saluran pencernaan mensintesis
vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan.
Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat men cegah kolonialisasi
oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Mekanisme gangguan
ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel
penjamu, kompetisi untuk zat makanan, pe nghambatan oleh produk metabolik atau racun,
penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins).
Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh
mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat
oportunis dan bisa menjadi patogen. Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik
dilepaskan oleh flora adalah penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh normal.
Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu.
Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang
diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk le dalam
aliran darah atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi patogen.
Streptococcus viridians, bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas atas, bila
masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat sampai ke katup jantung
yang abnormal dan mengakibat kan subacute bacterial endocarditis.
Bacteroides yang normal terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis mengikuti suatu
trauma Spesies Bacteroides merupakan flora tetap yang paling sering dijumpai di usus besar d
an tidak membahayakan pada tempat tersebut. Tetapi jika masuk ke rongga peritoneum atau
jaringan panggul bersama dengan bakteri lain akibat trauma, mereka menyebabkan supurasi
dan bakterimia.
Terdapat banyak contoh tetapi yang penting adalah flora normal tidak berbahaya dan
dapat bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang seharusnya atau tidak ada kelainan yang
menyertainya. Mereka dapat menimbulkan penyakit jika berada pada lokasi yang asing
dalam jumlah banyak dan jika terdapat faktor-faktor predisposisi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh
manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh manusia
adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga dapat
ditemukan pada orang sehat.
2. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kehadiran flora normal pada tubuh manusia
adalah sebagai berikut :
Nutrisi
Kebersihan seseorang
Kondisi hidup
3. Kekhususan Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat
komensal. Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor-faktor
biologis seperti suhu,pH, kelembapan dan ada tidaknya nutrisi tertentu serta zat-zat
penghambat. Keberadaan flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena
hewan yang dibebaskan (steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup. Mekanisme bakteri
dalam menentukan kekhususan pada hostnya yaitu :
Tropisme jaringan
Spesifik kepatuhan
Pembentukan Biofilm