MAKALAH
Mikrobiologi
yang dibimbing oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd
Oleh:
Kelompok 6 / H
JURUSAN BIOLOGI
November 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup yang
berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme
dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan, di segala
lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer
(udara) serta makanan. Dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara
alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat
tinggal sementara.
Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat
juga menimbulkan penyakit. Untuk itu lah makalah ini disusun guna membahas
mikroorganisme alami penghuni tubuh manusia, sehingga kita dapat mengetahui hubungan
antara manusia dan flora normal tubuh manusia.
B. Tujuan
1. Untuk menjelaskan flora normal pada tubuh manusia
2. Untuk menjelaskan peranan flora normal terhadap inang ( manusia )
3. Untuk menjelaskan kekhususan flora normal pada tubuh manusia
4. Untuk menjelaskan flora normal pada mata
5. Untuk menjelaskan flora normal pada sistem pernapasan manusia
6. Untuk menjelaskan flora normal pada sistem pencernaan manusia
7. Untuk menjelaskan flora normal pada kulit
C. Batasan Masalah
Pada makalah ini dibatasi dengan membahas tentang flora normal pada tubuh manusia,
peranan flora normal terhadap inang ( manusia ), kekhususan flora normal pada tubuh
manusia, flora normal pada kulit manusia, flora normal pada sistem pencernaan manusia,
flora normal pada sistem pernafasan pada manusia
BAB II
ISI
2
Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme. Mikrobe
tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang secara
alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau mikrobiota.
Selain itu juga disebutkan bahwa, flora normal adalah kumpulan mikroorganisme
yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal
yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namunbeberapa virus, jamur, dan
protozoa jugadapatditemukanpada orang sehat.
4
C. KEKHUSUSAN FLORA NORMAL PADA TUBUH MANUSIA
1. Awal mula Mikrobiota pada Manusia
1. Kulit
Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-
benda, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai
untuk pertumbuhannya (Michael J. Pelczar, Jr. dan E.C.S Chan 2008).Kebanyakan
bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik (lapisan luar epidermis),
membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati. Kebanyakan bakteri ini adalah spesies
Staphylococcus dan sianobakteri aerobik, atau difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak
dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik, seperti Propionibacterium acnes penyebab
jerawat. Jumlah dari mikroba tidak dipengaruhi oleh pencucian. Staphylococcus yang
terdapat pada epidermidis kulit yang bersifat nonpatogen, namun dapat menimbulkan
penyakit saat mencapai tempat -tempat tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi
prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit dibandingkan dengan
kerabatnya yang bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus. Secara keseluruhan ada
sekitar 103-104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan)
korneum. Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi sinergistik,
selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bagian dari flora
normal.
Faktor-faktor yang berperan menghilangkan flora sementara pada kulit adalah pH
rendah, asam lemak pada sekresi sebasea dan adanya lisozim. Berkeringat yang berlebihan
6
atau pencucian dan mandi tidak menghilangkan atau mengubah secara signifikan flora tetap.
Jumlah mikroorganisme permukaan mungkin berkurang dengan menggosok secara kuat
setiap hari dengan sabun yang mengandung heksakloforen atau desinfektan lain, namun flora
secara cepat muncul kembali dari kelenjar sebasea dan keringat, meskipun tidak ada
hubungan secara total terhadap kulit bagian lain maupun lingkungan. Penggunaan tutup rapat
pada kulit cenderung menyebabkan populasi mikrobiota secara keseluruhan sangat meningkat
dan dapat menimbulkan perubahan kualitatif flora kulit. pH kulit pada umumnya 5-6,
sehingga terdapat jenis mikroba pada kulit antara lain: Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, Corynebacterium sp., Micrococcus sp., C. albican ,
Pityrosporum ovale, Pityrosporum obiculare
Gambar 5. Micrococcus sp
2. Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)
7
Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus dan streptokokus. Dalam
hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis (suatu
kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif). Pemusnahan
flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan over growth: bakteria
negatif Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.
Gambar 6. H. influenza
3. Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan juga
partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak
bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu.
Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang
steril, hangat, dan lembab yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air,
asam amino, protein, lipid, dan senyawa-senyawa anorganik. Jadi, air liur merupakan
medium yang kaya serta kompleks yang dapat dipergunakan sebagai sumber nutrien
bagi mikrobe pada berbagai situs di dalam mulut. Jenis-jenis mikroba dalam mulut, antara
lain: C. albicans, S. aureus, Treponema denticum
4. Orofaring (oropharinx)
Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus
aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid. Tetapi kelompok bakteri terpenting yang
merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus hemolitik, yang juga dinamakan
Streptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan memperlihatkan
adanya Branchamella catarrhalis, spesies Haemophilus, serta gular-galur pneumokokus
avirulen (Streptococcus pneumonia).
8
Bagian terdalam saluran pernapasan (ranting tenggorok atau bronkiole yang
lebih halus serta alveoli atau gelembung paru -paru) tidak mengandung
mikroorganisme. Hal ini disebabkan karena saluran pernapasan berlapiskan silia, yaitu
embel-embel seperti rambut, yang menyapu mikroorganisme dan bahan -bahan lain dari
bagian sebelah dalam saluran ke bagian sebelah atas untuk dibuang. Rambut bersama
dengan lendir di dalam lubang hidung itulah yang pertama-tama membantu melindungi
saluran pernapasan dengan cara menyaring bakteri dari udara yang dihirup.
5. Usus Kecil
Lambung dan usus halus tidak mempunyai flora normal, karena lingkungan bersifat asam.
Pada bagian ujung posterior ileum terdapat bakteri E.coli dan Streptococcus faecalis
Gambar 7. E.coli
6. Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe yang
terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah
kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi
spesies Bacteroides(B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus
gram positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium(serta spesies-spesies Lactobacillus.
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu dan
asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen. Jenis mikroba dalam
usus besar antara lain: E.coli, Enterobacter aerogenes, Salmonella sp., Shigella sp., Candida
sp., Penicillium sp., Aspergillus sp.
7. Saluran Kemih
Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan kandung
kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umunya dijumpai pada uretra (saluran
9
dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya
berkurang di dekat kandung kemih, hal ini disebabkan oleh efek antibakterial yang
dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri
populasi ini berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah
laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan
epitelium vagina, dan didalam proses tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen
pada dinding vagina disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum
masa akil balig ataupun setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen,
maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai di dalam
vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans , dan sejumlah besar bakteri anaerobik.
Sistem urinari dan genital secara anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang
menginfeksi satu sistem akan mempengaruhi sistem yang lain khususnya pada laki-laki.
Saluran urin bagian atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran uretra
mengandung mikroorganisme sepertiStreptococcus, Bacteriodes, Mycobacterium,
Neisseria dan enterik.
Gambar 8. S. pneumonia
10