Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI II

“MENGIDENTIFIKASI SUAP MULUT"

Disusun Oleh:

NAMA : YUMMI PERMATASARI

NIM : 143145453044

KELOMPOK : 5 (LIMA)

DOSEN : NIRMAWATI ANGGRIA,S.Si.,M.Kes

PRODI DIII ANALIS KESEHATAN

STIkes Mega Rezky Makassar

Tahun 2015-2016
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Pemeriksaan flora normal


Nama Praktikan : Yummi Permatasari
NIM : 14 3145 453 044
Hari/Tanggal percobaan : Selasa, 29 September 2015
Kelompok : 5
Rekan Kerja :
1) Agustina
2) Susi fadillah
3) Serlianti
4) Darna
5) Nur Ahriani
6) Miftahur Rahman

Penilaian :

Makassar, 29 September 2015


Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing Praktikan

( Nirmawati Angria,S.Si.,M.Kes ) ( Yummi Permatasari)


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di tubuh manusia terdapat mikoorganisme yang menguntungkan dan


merugikan. Meskipun seseorang  mandi lima kali sehari dan rajin merawat kulit
disalon kecantikan, dijamin tidak ada kulit yang seratus persen bebas dari
mikroorganisme atau lebih dikenal dengan sebutan kuman.  Tidak hanya dikulit
mikroba terdapat diseluruh bagian tubuh manusia baik diluar tubuh maupun
dalam tubuh seperti mulut, telinga, hidung maupun dalam usus.

Mikroorganisme ini bersifat komensal dimana pertumbuhan pada bagian-


bagian tubuh tertentu bergantung kepada factor fisiologis seperti suhu,
kelembaban dan ada tidaknya nutrisi tertentu serta beberapa zat penghambat.
Flora normal ini dapat menimbulkan penyakit pada manusia yaitu pada kondisi
tertentu. Contohnya, Streptococcus dari kelompok viridians merupakan kelompok
organnisme yang biasa menghuni saluran nafas atas. Apabila masuk ke aliran
darah dalam jumlah banyak, maka mereka akan hidup di katup jantung yang rusak
atau katup prostetik dan menimbulkan endokarditis infektif.

Oleh karena itu melalui laporan ini kami membuktikan bahwa di tubuh
kita terdapat berbagai mikroorganisme baik bakteri maupun jamur yang bisa di
perbanyak jumlahnya melalui uji coba menggunakan media  BA, KIA dan MC
dengan sampel dari permukaan suap kulit, suap telinga dan suap mulut.

B. Tujuan
Untuk mengetahui keberadaan flora normal pada tubuh manusia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Flora Normal

Di dalam tubuh terdapat lebih banyak sel prokariotik (bakteri) dari pada sel
manusia. Flora normal ini melindungi tubuh dengan cara berkompetisi dengan
patogen pada tempat kolonisasi dan menghasilkan substansi antibiotik yang akan
menekan organisme yang berkompetisi dengannya. Bakteri anaerob memproduksi
produk metabolic toksik dan asam lemak bebas yang dapat menghambat organisme
lain. Di saluran genitalia wanita, laktobasilus memproduksi asam laktat yang
menurunkan Ph, sehingga mencegah kolonisasi oleh patogen ( G. Stephen & B.
Katheleen. 2009).

Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme.


Mikrobe tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia.
Mikrobe yang secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal,
atau mikrobiota ( Pelczar & chan. 2009: 545).

2. Asal Mula Flora Normal Pada Tubuh Manusia

Bila seekor hewan dilahirkan dengan pembedahan perut (Caesarian


operation), dan dijaga supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba, kemudian
dipelihara disuatu lingkungan kuman serta diberi makan hanya makanan yang sudah
disterilkan, maka hewan tersebut tidak membentuk mikrobiota. Ini merupakan bukti
bahwa sampai waktu dilahirkan, janin tidak mengandung organisme (Pelczar dan
Chan, 2009: 546).

Pada keadaan alamiah, janin manusia  mula-mula memperoleh


mikroorganisme ketika lewat di sepanjang saluran lahir. Jasad-jasad renik tersebut
diperolehnya melalui kontak permukaan, penelanan atau penghisapan. Mikroba-
mikroba ini segera disertai oleh mikroba-mikroba lain dari banyak sumber yang
langsung berada disekeliling bayi yang baru lahir tersebut. Mikroorganisme yang
menemukan lingkungan yang sesuai, pada permukaan luar atau dalam tubuh, dengan
cepat berkembangbiak dan menetap. Jadi di dalam waktu beberapa jam setelah lahir,
bayi memperoleh flora mikrobe yang akan menjadi mikrobiotanya yang asli (Pelczar
dan Chan, 2009: 546).

Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi lingkungannya yang khusus,


dihuni berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai contoh, di rongga mulut
berkembang populasi mikrobe alamiah yang berbeda dengan yang ada di usus. Dalam
waktu singkat, bergantung kepada faktor-faktor seperti berapa seringnya dibersihkan,
nutrisinya, penerapan prinsip-prinsip kesehatan, serta kondisi hidup, maka anak
tersebut akan mempunyai mikrobiota normal yang macamnya sama seperti yang ada
pada orang dewasa (Pelczar dan Chan, 2009: 547).

Walaupun seorang individu mempunyai mikrobiota yang normal, sering


terjadi bahwa selama hidupnya terdapat fluktuasi pada mikrobiota ini disebabkan oleh
keadaan kesehatan umum, nutrisi, kegiatan hormon, usia, dan banyak faktor lain
(Pelczar dan Chan, 2009: 547).

1. Faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia


adalah sebeagai berikut (Agus. K, 2011).
a) Nutrisi
b) kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
c) kondisi hidup
d) penerapan prinsip-prinsip kesehatan
2. Menurut (Agus. K, 2011) mikro flora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat
kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a) Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu mikroorganisme
jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia
tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap,
baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula.
Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal.
Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan
mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia,
dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal.
Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari
lingkungannya.

Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale, Candida


albicans.

b) Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen


atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama
kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini
ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan,
tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit
asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan
melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.
3. Penyebaran Flora Normal Pada Organ Tubuh Manusia
a) Kulit
Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-
benda, tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai
untuk pertumbuhannya.
Gambar 1. Epidermis Manusia beserta lapisan lainnya
(Sumber: Pelczar dan Chan, 2009: 548 )
Kebanyakan bakteri kulit di jumpai pada epitelium yang seakan-akan bersisik
(lapisan luar epidermis), membentuk koloni pada permukaan sel-sel mati.
Kebanyakan bakteri ini adalah spesiesStaphylococcus dan sianobakteri aerobik, atau
difteroid. Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-bakteri anaerobik lipofilik,
seperti Propionibacterium acnes penyebab jerawat. Jumlahnya tidak dipengaruhi oleh
pencucian. Staphylococcus epidermidis yang bersifat nonpatogen pada kulit namun
dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat -tempat tertentu seperti katup
jantung buatan dan sendi prostetik (Agus. K, 2011) (Irianto, 2006: 167).
Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit dibandingkan dengan kerabatnya
yang bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus.Secara keseluruhan ada sekitar
103-104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan)
korneum. Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi
sinergistik, selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Timbulnya organisme ini dapat
diperlihatkan pada gambar 2 yang melukiskan morfologi dan sifat-sifat
mikroorganisme yang predominan didalam mikrobiota. Letak bakteri-bakteri ini pada
atau di dalam kulit diperlihatkan (Agus. K, 2011) (Irianto, 2006: 167).
Gambar 2. Morfologi Serta Ciri-CirI Utama Spesies Mikrobe Predominan yang  
Merupakan Mikrobiota Normal Tubuh Manusia (Irianto, 2006: 168).

Gambar 3. Morfologi Serta Ciri-CirI Utama Spesies Mikrobe Predominan yang  


Merupakan Mikrobiota Normal Tubuh Manusia (Irianto, 2006: 168).
b) Hidung dan Nasofaring
Bakteri yang paling sering dan hampir selalu dijumpai di dalam hidung ialah
difteroid. Stafilokokus, yaitu Staphylococcus aureus.Umum juga
ditemukanStaphylococccus epidermidis. Di dalam bagian kerongkongan hidung,
dapat juga dijumpai bakteri  Brauhamella catarrhalis (suatu kokus Gram negative)
dan Haemophilus influenza atau suatu batang Gram negatif (Irianto, 2006: 168).
Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus dan
streptokokus. Dalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai
bakteri Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus
influenzae (suatu batang gram negatif). Pemusnahan flora normal faring dengan
penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan over growth: bakteria negatif Gram seperti
Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur (Agus. K, 2011)
c) Mulut
Kelembapan yang tinggi adanya makanan terlarut secara konstan dan juga
partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak
bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu (Irianto, 2006: 168).
Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator
yang steril, hangat, dan lembap yang mengandung berbagai substansi nutrisi. Air liur
terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat dan senyawa-senyawa organik.
Jadi, air liur merupakan medium yang kaya serta kompleks yang dapat dipergunakan
sebagai sumber nutrien bagi mikroba pada berbagai situs di dalam mulut. Air liur itu
sendiri pada umumnya mengandung jasad-jasad renik transien artinya hanya singgah
sebentar yang datang dari situs-situs lain rongga mulut, terutama dari permukaan
lidah bagian atas (Irianto, 2006: 169).
Beberapa jam sesudah lahir, terdapat peningkatan mikroorganisme
sedemikian sehingga didalam waktu beberapa hari spesies bakteri yang khas menjadi
mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong kedalam genus Streptococcus, Neisseria,
Veillonella, Actinomyces dan Lactobacillus. Jumlah dan macam spesies ada
hubungannya dengan nutrisi bayi serta hubungan antara bayi tersebut dengan ibunya,
pengasuhnya dan benda-benda seperti handuk dan botol-botol susunya. Spesies satu-
satunya selalu diperoleh dari rongga mulut bahkan sedini hari, kedua setelah lahir
ialah Streptococcus salivarius  bakteri ini mempunyai afinitas terhadap jaringan epitel
dan karena itu terdapat jumlah besar pada permukaan lidah. Sampai munculnya gigi,
kebanyakan mikroorganisme di dalam mulut adalah aerob dan anaerob fakultatif.
Ketika gigi pertama muncul, anaerob obligat seperti bakteriodes dan bakteri fusiform
(Fusobacterium sp). Menjadi lebih jelas karena jaringan disekitar gigi menyediakan
lingkungan anaerobik (Irianto, 2006: 169).
Gigi itu sendiri merupakan tempat bagi menempel. Ada dua spesies bakteri
yang dijumpai bersaosiasi dengan permukaan gigi: Streptococcus
sanguis danStreptococcus mutans yang disebutkan terakhir ini diduga merupakan
unsur etiologis (penyebab) utama kerusakan gigi, atau pembusukkan gigi.
Tertahannya kedua spesies ini pada permukaan gigi merupakan akibat sifat adhesif
baik dari glikoprotein liur maupun polisakarida bakteri. Sifat menempel ini sangat
penting bagi kolonisasi bakteri di dalam mulut. Glikoprotein liur mampu menyatukan
bakteri-bakteri tertentu dan mengikatkan mereka pada permukaan gigi. Baik
Streptococcus sanguismaupun Streptococcus mutans menghasilkan polisakarida
ekstraseluler yang disebut dekstran yang bekerja seperti perekat. mengikat sel-sel
bakteri menjadi satu dan melekatkan mereka pada permukaan gigi. Tertahannya
bakteri dapat juga terjadi karena terperangkapnya secara mekanis didalam cela-cela
gusi atau di dalam lubang dan peletakan gigi. Agregasi bakteri semacam itu serta
bahan organik pada permukaan gigi disebut plak (plaque). Air liur terus menerus
dihasilkan dan ditelan dan oleh sebab itu bekerja sebagai pembersih (Irianto, 2006:
169).
Sekali gigi keluar, maka mikrobiota pada bayi secara umum nampak serupa
seperti yang ada pada orang dewasa. Kemudian, karena alasan-alasan yang belum
begitu dipahami sekarang ini, tetapi mungkin merupakan akibat perubahan hormonal,
spiroket mulut dan Bacteroides melaninogenicusmembentuk koloni dicelah-celah
gusi pada masa akhil balig (Irianto, 2006: 170).
3. Menurut (Sofa, 2008) adanya flora normal dalam saluran cerna akan memberikan
keuntungan bagi hospesnya :
o menghambat pertumbuhan atau menimbulkan resistensi terhadap bakteri
pathogen.
o  menghasilkan vitamin B kompleks dan vitamin.
o konversi pigmen empedu dan asam empedu.
o absorbsi zat makanan
Contohnya : B. fragilis, C. perfringens.

d)  Orofaring
Orofaring (bagian faring yang terletak di bawah palatum mole di atas os
hiedeus) juga dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus aureus  dan
Staphylococcus epidermidis  dan juga  difteroid. Tetapi kelompok bakteri terpenting
yang merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus α hemolitik, yang juga
dinamakan Streptococcus viridans  biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga
akan memperlihatkan adanya Branhamella catarhalis, spesies Haemophilus, serta
galur-galur Pneumokokus avirulen Steptococcus pneumonia. (Irianto, 2006: 170).
Gambar 4. Penyebaran Mikrobiota Normal Tubuh Manusia
Sumber: (Irianto, 2006: 171).
e) Perut
Isi perut yang sehat pada umumnya steril karena adanya asam hidroklorat di
dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi
segera menurun kembali dengan disekresinya getah lambung dan pH zat alir perutpun
menurun (Irianto, 2006: 171).
Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di
dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi
segera menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut
pun menurun (Agus. K, 2011).

f) Usus Kecil
Usus kecil bagian atas usus dua belas jari mengandung beberapa bakteri.
Diantara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus Gram positif. Di dalam
jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, diantara usus dua belas jari
dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies enterekokus,
laktobasilus, dan difteroid. Khamir Candida albicansdapat juga dijumpai pada bagian
usus kecil. Pada bagian usus kecil yang jauh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai
yang dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak
dalam jumlah besar (Irianto, 2006: 171).

g) Usus Besar
Didalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi
mikroba yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam
spesimen tinja ialah kira-kira 1012 organisme per gram. (Lima puluh atau enam puluh
persen dari berat kering bahan tinja dapat terdiri dari bakteri dan mikroorganisme
lain). Telah pula dihitung bahwa seorang dewasa mengekskresikan 3 x 10 13 bakteri
setiap harinya didalam tinja; kebanyakan dari sel-sel tersebut tidak hidup (Irianto,
2006: 171).
Ada kira-kira 300 kali lebih banyak bakteri anaerobik dari pada bakteri
anaerobik fakultatif (Seperti Escherichia coli) di dalam usus besar. Basilus Gram
negatif anaerobik yang  ada meliputi spesies- spesies Bacteroides (Bacteroides
fragilis, Bacteroides melaninogenicus, Bacteroides oralis) dan Fusobacteriu. Basilus
Gram positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium. (termasuk Clostridium
perfringens) yang mempunyai kaitan dengan kelemayuh, suatu inveksi jaringan
disertai gelembung gas dan keluarnya nanah) serta spesies-
spesies Lactobacillus. Spesies-spesies anaerobik fakultatif yang dijumpai di dalam
usus tergolong dalam genus Escherichia, Proteus,
Klebsiella, dan Enterobacter. Peptostreptokokus (Streptokokus anaerobik) juga
umum, Khamir Candida albicans juga dijumpai. Harus juga diperhatikan bahwa pada
diare, sebagai akibat pergerakan isi perut yang cepat, maka mikrobiota usus
mengalami perubahan yang besar. Perubahan mikrobiota ini juga terjadi pada orang-
orang yang menerima pengobatan antibiotik; sayangnya, organisme yang rentan dapat
tergantikan oleh yang resisten (Irianto, 2006: 172).

h) Saluran Kemih Kelamin


Pada orang sehat, ginjal, ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), dan
kandung kemih bebas dari mikroorganisme, namun bakteri pada umumnya dijumpai
pada uretra ( saluran dari kandung kemih ke luar) bagian bawah baik pada pria
maupun wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih agaknya
disebabkan oleh efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan
seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi
daur haid. Penghuni utama vagina dewasa ialah laktobasilus yang toleran terhadap
asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan oleh epitelium vagina, dan
didalam proses tersebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding
vagina disebabkan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa
akil balig ataupun setelah menopause (berhenti haid). Sebagai akibat perombakan
glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4,4 – 4,6.
Mikroorganisme yang mampu berbiak pada pH rendah ini dijumpai di dalam vagina
dan mencakup enterokokus, Candida albicans, dan sejumlah besar bakteri anaerobik
(Irianto, 2006: 172)

i) Mata (Konjungtiva) dan Telinga


Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium
xerosis), S.epidermidis dan Streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram
negatif yang menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora
konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang
mengandung lisozim. Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora
kulit. Dapat dijumpaiStreptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk
Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureusdan kadang-kadang Mycobacterias
aprofit. Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril (Kamaruddin, 2012).

j) Bakteri di Darah dan jaringan


Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadangkadang karena
manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora
komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal
mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal
seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih.
Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau protesa lain,
bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan infeksi
(Kamaruddin, 2012).

4. Manfaat Flora Normal


Menurut (Khanzima, 2011) anggota flora normal memiliki peran dalam
mempertahankan kesehatan tubuh atau menyebabkan penyakit dengan 3 cara:
a) Akan menimbulkan penyakit, terutama pasien imunokompromis dan individu
yang lemah. Walaupun sebenarnya organism tersebut adalah non pathogen pad
lokasi normal, dapat menjadi pathogen diluar lokasi normal.
b) Akan menyusun mekanisme protektif hospen. Bakteri residen yang non pathogen
memerlukan kebutuhan ekologi untuk hidupnya sehingga bakteri pathogen yang
akan berproliferasi di suatu lokasi yang dihuni flora normal. Mikroorganisme non
residen akan kesulitan bersaing dengan residen. Jika flora normal tertekan,
pathogen akan pesat dan menyebabkan sakit.
c) Kemungkinan mikroorganisme flora normal memiliki peran nutrisional. Bakteri
intestinal memproduksi beberapa vitamin B dan vitamin K. individu yang
memperoleh terapi antibiotic per-oral akan mengalami defisiensi sebagai akibat
dari reduksi flora normal. Hal tersebut masih menjadi kontroversi mengingat 
hewan percobaan steril (germ-free animals) tetap sehat, sehingga belum terbukti
bahwa flora normal esensial untuk nutrisi.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

1. Alat dan Bahan


a) Alat
- Cawan petri                                            - Sprayer
- Pinset                                                     - Autoclave
- Bunsen                                                   - incubator
- Rak tabung reaksi                                  - Termometer
- Cotton bud
b) Bahan
- Putih telur - Swab kulit

- Aquades - Media BHIB

- Media MIO - Media BA

- Media LIA - Media KIA

- Media MAC. CONKEY - Media MRVP

- NaCl 0,9% - Lugol

- Oil Emersi - Aif fuksin


- KGV - Alkohol 96%

2. Cara Kerja
1. Pembuatan media

1) Timbang media sesuai yang ada pada tabel botol media

2) Ukur aquades seuai volume yang sudah ditentukan

3) Larutkan media dengan aquades

4) Haluskan dengan magnetic stirel

BHIB = 37g x 60 ml = 2,22

1000ml

MC = 52g x 240ml = 12,48

1000ml

BA = 40g x 240ml = 9,6

1000ml

KIA = 52g x 30ml = 1,56

1000ml

2. PENGAMBILAN SAMPEL

Flora normal pada mulut

a) Kumpulkan saliva tepat diatas lidah, usap dengan cotton bud steril ( secara
aseptis ).
b) Cotton bud yang sudah diusap tadi usapkan pada media agar BA, KIA dan
MC secara aseptis.
c) Bungkus cawan petri scara terbalik dengan kertas putih kemudian inkubasi
selama 24 jam dengan suhu 37℃ dalam inkubator.
d) Setelah inkubasi selama 24- 48 jam amati koloni yang terbentuk.

1. INOKULASI BAKTERI

1) H-1 Sampel ditanam pemupuk (BHIB)

2) Inkubasi 1 x 24 jam suhu 37oC

3) H-2 ditanam di media selektif ( MAC Agar dan BA)

4) Inkubasi 1 x 24 jam suhu 370C

5) H-3 pewarnaan gram + uji katalase

6) Tanam pada media KIA

7) Inkubasi 1 x 24 jam suhu 340C

8) H-4 uji biokimia

- MIO

- MRVP

- SCA

- LIA

9) Amati

1. Dokumentasi
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil praktikum

Berdasarkan data hasil praktikum, didapatkan hasil pengamatan terhadap

keberadaan Flora Normal Pada Tubuh Manusia sebagai berikut. TABEL

PENGAMATAN
1) Table pertumbuhan bakteri

KEL. SAMPEL MEDIA BHIB

1 Swab mulut kekeruhan

2) pertumbuhan media pemupuk

KOLONI PADA MEDIA


KEL. SAMPEL
MC BA

2 Swab mulut kuning kekeruhan abu-abu

3) Hasil Perwarnaan Gram

GRAM (-/+)
KEL. SAMPEL
MC BA

2 Swab mulut Basil (+) Basil (+)

4) Uji biokimia

KIA UJI BIOKIMIA


KEL
SAMPEL MIO MR VP SCA LIA
. BA MC
MC BA MC BA MC BA MC B MC BA
A
M IO MI O
Alkali/acid, alkali/acid
Swab
1 gas(-),H2S +-+ -  - + - -  -  - +  + + +
Kulit gas(-),H2S(-)
(-)
Alkali/Alkali, acid/acid
Swab gas(+),H2
2 ++- ++-  - - - -  + +  + +
Mulut gas(+),H2S(-) S
(-)
Alkali/Alkali, alkali/acid
Swab
3 gas(-),H2S - -+ - ++ - -  -  - +  + + +
Telinga gas(-),H2S(-)
(-)
Alkali/Alkali, alkali/acid
Swab
4 gas(-),H2S +-+ + - +  - - - -  + +  + +
Telinga gas(-),H2S(-)
(-)
Alkali/acid, alkali/acid
Swab
5 gas(+),H2 +-+ + -- - -  -  - +  + + +
Mulut gas(+),H2S(+)
S (-)
Alkali/acid, alkali/acid
6 Swab Kulit gas(+),H2 +-- + --  - - - -  + +  + +
gas(+),H2S(-)
S (-)

2. Pembahasan
Di dalam tubuh terdapat lebih banyak sel prokariotik (bakteri) dari pada sel
manusia. Flora normal ini melindungi tubuh dengan cara berkompetisi dengan
patogen pada tempat kolonisasi dan menghasilkan substansi antibiotik yang akan
menekan organisme yang berkompetisi dengannya. Bakteri anaerob memproduksi
produk metabolic toksik dan asam lemak bebas yang dapat menghambat organisme
lain. Di saluran genitalia wanita, laktobasilus memproduksi asam laktat yang
menurunkan Ph, sehingga mencegah kolonisasi oleh patogen
Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme.
Mikrobe tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia.
Mikrobe yang secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal,
atau mikrobiota.
Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi lingkungannya yang khusus,
dihuni berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai contoh, di rongga mulut
berkembang populasi mikrobe alamiah yang berbeda dengan yang ada di usus. Dalam
waktu singkat, bergantung kepada faktor-faktor seperti berapa seringnya dibersihkan,
nutrisinya, penerapan prinsip-prinsip kesehatan, serta kondisi hidup, maka anak
tersebut akan mempunyai mikrobiota normal yang macamnya sama seperti yang ada
pada orang dewasa Walaupun seorang individu mempunyai mikrobiota yang normal,
sering terjadi bahwa selama hidupnya terdapat fluktuasi pada mikrobiota ini
disebabkan oleh keadaan kesehatan umum, nutrisi, kegiatan hormon, usia, dan
banyak faktor lain.
1. Faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia
adalah sebeagai berikut
a) Nutrisi
b) ebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
c) kondisi hidup
d) penerapan prinsip-prinsip kesehatan
2. mikro flora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
a) Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu mikroorganisme
jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia
tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap,
baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale,
Candida albicans.
b) Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen
atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama
kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu.
3. Penyebaran Flora Normal Pada Organ Tubuh Manusia
a) Kulit
b) Hidung dan Nasofaring
c) Mulut
d) Telinga
e) Orofaring
f) Perut
g) Usus Kecil
h) Usus Besar
i) Saluran Kemih Kelamin
j) Mata
k) Bakteri di Darah dan jaringan
4. Manfaat Flora Normal
Menurut (Khanzima, 2011) anggota flora normal memiliki peran dalam
mempertahankan kesehatan tubuh atau menyebabkan penyakit dengan 3 cara:
a) Akan menimbulkan penyakit, terutama pasien imunokompromis dan individu
yang lemah. Walaupun sebenarnya organism tersebut adalah non pathogen pad
lokasi normal, dapat menjadi pathogen diluar lokasi normal.
b) Akan menyusun mekanisme protektif hospen. Bakteri residen yang non pathogen
memerlukan kebutuhan ekologi untuk hidupnya sehingga bakteri pathogen yang
akan berproliferasi di suatu lokasi yang dihuni flora normal. Mikroorganisme non
residen akan kesulitan bersaing dengan residen. Jika flora normal tertekan,
pathogen akan pesat dan menyebabkan sakit.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mikroorganisme ini bersifat komensal dimana pertumbuhan pada bagian-


bagian tubuh tertentu bergantung kepada factor fisiologis seperti suhu, kelembaban
dan ada tidaknya nutrisi tertentu serta beberapa zat penghambat. Flora normal ini
dapat menimbulkan penyakit pada manusia yaitu pada kondisi tertentu. Contohnya,
Streptococcus dari kelompok viridians merupakan kelompok organnisme yang biasa
menghuni saluran nafas atas. Apabila masuk ke aliran darah dalam jumlah banyak,
maka mereka akan hidup di katup jantung yang rusak atau katup prostetik dan
menimbulkan endokarditis infektif.

Dari hasil pengamatan di atas dapat diambil kesimpula bahwa bakteri yang
kami tumbuh pada media BA adalah Bacillus subtilis. mulut mudah terkontaminasi
oleh bakteri tersebut terutama pada manusia yang hidup di lingkungan yang kurang
bersih Karena bakteri ini terdapat di udara, air dan debu.

Pada media MAC. CONKEY kami menemukan bakteri Veratia Ligue


Sarcies. bakteri tersebut bukan merupakan bakteri yang terdapat pada mulut. Dan
tumbuhnya bakteri tersebut kemungkin akibat terjadinya kontaminasi saat
pemupukan media.

B. Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah :
1. Sebelum melakukan praktek di laboratorium sebaiknya praktikan mempelajari
terlebih dahulu teori teknik isolasi daan inokulasi agar tidak terjadi kesalahan
pada saat praktikum berlangsung.
2. Agar kiranya asisten mengawasi dan membimbing praktikan demi kelancaran
praktikum tanpa ada hambatan.

DAFTAR PUSTAKA
Jawetz, Melnick and Adelberg’s, 2005. Mikrobiologi Kedokteran(Medical
Microbiology Jakarta: Salemba Medika.

Michael J. Pelczar and E.C.S Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2.


Jakarta: UI-Press

Yatim, Wildan. 2007. Kamus Biologi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Staf Pengajar Fakultas Kedokteran UI. 1994. Mikrobiologi Kedokteran Edisi


Revisi.Jakarta:Bina Rupa Aksara.

Irianto,Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme.Bandung:


CV.Yra Widya.

Pelczar dan Chan. 1988.Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2.Jakarta: UI-Press.

Anda mungkin juga menyukai