Disusun Oleh:
NIM : 143145453044
KELOMPOK : 5 (LIMA)
Tahun 2015-2016
LEMBAR PENGESAHAN
Penilaian :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu melalui laporan ini kami membuktikan bahwa di tubuh
kita terdapat berbagai mikroorganisme baik bakteri maupun jamur yang bisa di
perbanyak jumlahnya melalui uji coba menggunakan media BA, KIA dan MC
dengan sampel dari permukaan suap kulit, suap telinga dan suap mulut.
B. Tujuan
Untuk mengetahui keberadaan flora normal pada tubuh manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam tubuh terdapat lebih banyak sel prokariotik (bakteri) dari pada sel
manusia. Flora normal ini melindungi tubuh dengan cara berkompetisi dengan
patogen pada tempat kolonisasi dan menghasilkan substansi antibiotik yang akan
menekan organisme yang berkompetisi dengannya. Bakteri anaerob memproduksi
produk metabolic toksik dan asam lemak bebas yang dapat menghambat organisme
lain. Di saluran genitalia wanita, laktobasilus memproduksi asam laktat yang
menurunkan Ph, sehingga mencegah kolonisasi oleh patogen ( G. Stephen & B.
Katheleen. 2009).
d) Orofaring
Orofaring (bagian faring yang terletak di bawah palatum mole di atas os
hiedeus) juga dihuni sejumlah besar bakteri Staphylococcus aureus dan
Staphylococcus epidermidis dan juga difteroid. Tetapi kelompok bakteri terpenting
yang merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus α hemolitik, yang juga
dinamakan Streptococcus viridans biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga
akan memperlihatkan adanya Branhamella catarhalis, spesies Haemophilus, serta
galur-galur Pneumokokus avirulen Steptococcus pneumonia. (Irianto, 2006: 170).
Gambar 4. Penyebaran Mikrobiota Normal Tubuh Manusia
Sumber: (Irianto, 2006: 171).
e) Perut
Isi perut yang sehat pada umumnya steril karena adanya asam hidroklorat di
dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi
segera menurun kembali dengan disekresinya getah lambung dan pH zat alir perutpun
menurun (Irianto, 2006: 171).
Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di
dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi
segera menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut
pun menurun (Agus. K, 2011).
f) Usus Kecil
Usus kecil bagian atas usus dua belas jari mengandung beberapa bakteri.
Diantara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus Gram positif. Di dalam
jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, diantara usus dua belas jari
dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies enterekokus,
laktobasilus, dan difteroid. Khamir Candida albicansdapat juga dijumpai pada bagian
usus kecil. Pada bagian usus kecil yang jauh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai
yang dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak
dalam jumlah besar (Irianto, 2006: 171).
g) Usus Besar
Didalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi
mikroba yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam
spesimen tinja ialah kira-kira 1012 organisme per gram. (Lima puluh atau enam puluh
persen dari berat kering bahan tinja dapat terdiri dari bakteri dan mikroorganisme
lain). Telah pula dihitung bahwa seorang dewasa mengekskresikan 3 x 10 13 bakteri
setiap harinya didalam tinja; kebanyakan dari sel-sel tersebut tidak hidup (Irianto,
2006: 171).
Ada kira-kira 300 kali lebih banyak bakteri anaerobik dari pada bakteri
anaerobik fakultatif (Seperti Escherichia coli) di dalam usus besar. Basilus Gram
negatif anaerobik yang ada meliputi spesies- spesies Bacteroides (Bacteroides
fragilis, Bacteroides melaninogenicus, Bacteroides oralis) dan Fusobacteriu. Basilus
Gram positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium. (termasuk Clostridium
perfringens) yang mempunyai kaitan dengan kelemayuh, suatu inveksi jaringan
disertai gelembung gas dan keluarnya nanah) serta spesies-
spesies Lactobacillus. Spesies-spesies anaerobik fakultatif yang dijumpai di dalam
usus tergolong dalam genus Escherichia, Proteus,
Klebsiella, dan Enterobacter. Peptostreptokokus (Streptokokus anaerobik) juga
umum, Khamir Candida albicans juga dijumpai. Harus juga diperhatikan bahwa pada
diare, sebagai akibat pergerakan isi perut yang cepat, maka mikrobiota usus
mengalami perubahan yang besar. Perubahan mikrobiota ini juga terjadi pada orang-
orang yang menerima pengobatan antibiotik; sayangnya, organisme yang rentan dapat
tergantikan oleh yang resisten (Irianto, 2006: 172).
METODE PRAKTIKUM
2. Cara Kerja
1. Pembuatan media
1000ml
1000ml
1000ml
1000ml
2. PENGAMBILAN SAMPEL
a) Kumpulkan saliva tepat diatas lidah, usap dengan cotton bud steril ( secara
aseptis ).
b) Cotton bud yang sudah diusap tadi usapkan pada media agar BA, KIA dan
MC secara aseptis.
c) Bungkus cawan petri scara terbalik dengan kertas putih kemudian inkubasi
selama 24 jam dengan suhu 37℃ dalam inkubator.
d) Setelah inkubasi selama 24- 48 jam amati koloni yang terbentuk.
1. INOKULASI BAKTERI
- MIO
- MRVP
- SCA
- LIA
9) Amati
1. Dokumentasi
BAB IV
1. Hasil praktikum
PENGAMATAN
1) Table pertumbuhan bakteri
GRAM (-/+)
KEL. SAMPEL
MC BA
4) Uji biokimia
2. Pembahasan
Di dalam tubuh terdapat lebih banyak sel prokariotik (bakteri) dari pada sel
manusia. Flora normal ini melindungi tubuh dengan cara berkompetisi dengan
patogen pada tempat kolonisasi dan menghasilkan substansi antibiotik yang akan
menekan organisme yang berkompetisi dengannya. Bakteri anaerob memproduksi
produk metabolic toksik dan asam lemak bebas yang dapat menghambat organisme
lain. Di saluran genitalia wanita, laktobasilus memproduksi asam laktat yang
menurunkan Ph, sehingga mencegah kolonisasi oleh patogen
Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme.
Mikrobe tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia.
Mikrobe yang secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal,
atau mikrobiota.
Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi lingkungannya yang khusus,
dihuni berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai contoh, di rongga mulut
berkembang populasi mikrobe alamiah yang berbeda dengan yang ada di usus. Dalam
waktu singkat, bergantung kepada faktor-faktor seperti berapa seringnya dibersihkan,
nutrisinya, penerapan prinsip-prinsip kesehatan, serta kondisi hidup, maka anak
tersebut akan mempunyai mikrobiota normal yang macamnya sama seperti yang ada
pada orang dewasa Walaupun seorang individu mempunyai mikrobiota yang normal,
sering terjadi bahwa selama hidupnya terdapat fluktuasi pada mikrobiota ini
disebabkan oleh keadaan kesehatan umum, nutrisi, kegiatan hormon, usia, dan
banyak faktor lain.
1. Faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia
adalah sebeagai berikut
a) Nutrisi
b) ebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan)
c) kondisi hidup
d) penerapan prinsip-prinsip kesehatan
2. mikro flora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
a) Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu mikroorganisme
jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia
tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap,
baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale,
Candida albicans.
b) Mikroorganisme sementara (transient flora) yaitu mikroorganisme nonpatogen
atau potensial patogen yang berada di kulit dan selaput lendir/mukosa selama
kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu.
3. Penyebaran Flora Normal Pada Organ Tubuh Manusia
a) Kulit
b) Hidung dan Nasofaring
c) Mulut
d) Telinga
e) Orofaring
f) Perut
g) Usus Kecil
h) Usus Besar
i) Saluran Kemih Kelamin
j) Mata
k) Bakteri di Darah dan jaringan
4. Manfaat Flora Normal
Menurut (Khanzima, 2011) anggota flora normal memiliki peran dalam
mempertahankan kesehatan tubuh atau menyebabkan penyakit dengan 3 cara:
a) Akan menimbulkan penyakit, terutama pasien imunokompromis dan individu
yang lemah. Walaupun sebenarnya organism tersebut adalah non pathogen pad
lokasi normal, dapat menjadi pathogen diluar lokasi normal.
b) Akan menyusun mekanisme protektif hospen. Bakteri residen yang non pathogen
memerlukan kebutuhan ekologi untuk hidupnya sehingga bakteri pathogen yang
akan berproliferasi di suatu lokasi yang dihuni flora normal. Mikroorganisme non
residen akan kesulitan bersaing dengan residen. Jika flora normal tertekan,
pathogen akan pesat dan menyebabkan sakit.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan di atas dapat diambil kesimpula bahwa bakteri yang
kami tumbuh pada media BA adalah Bacillus subtilis. mulut mudah terkontaminasi
oleh bakteri tersebut terutama pada manusia yang hidup di lingkungan yang kurang
bersih Karena bakteri ini terdapat di udara, air dan debu.
B. Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah :
1. Sebelum melakukan praktek di laboratorium sebaiknya praktikan mempelajari
terlebih dahulu teori teknik isolasi daan inokulasi agar tidak terjadi kesalahan
pada saat praktikum berlangsung.
2. Agar kiranya asisten mengawasi dan membimbing praktikan demi kelancaran
praktikum tanpa ada hambatan.
DAFTAR PUSTAKA
Jawetz, Melnick and Adelberg’s, 2005. Mikrobiologi Kedokteran(Medical
Microbiology Jakarta: Salemba Medika.