Oleh:
1713101010042
Dosen: dr. Tristia Rinanda, M. Si
2017
BANDA ACEH
Nama: Siti Nur Rahayu
NIM: 1713101010042
Pada bahasan materi kuliah ini, meliputi pemeriksaan mikroskopis, kultur(Bakteri dan Jamur)
dan Antimicrobial Susceptibility Testing(Diffusion and Dilution Method).
1. Diagnosis
Diagnosis adalahb evaluasi atau upaya yang dilakukan untuk menegakkan atau
mengetahui suatu penyakit yang diderita oleh seseorang atau masalah kesehatan yang
dialami masyarakat. Pada diagnosis biasanya dinilai dari gejala penyakit yang
ditimbulkannya, setelah diketahui patogen apa yang menyebabkan penyakit tersebut,
dilakukanlah kultur media seleksi. Patogen( bakteri) mempunyai struktur /komponen,
seperti: asam nukleat, protein (Struktural/ Enzim), karbohidrat, lemak dll.
Pasien yang mengalami penyakit infeksi mikroorganisme mempunyai jalan
mikrooganisme itu terdispersi yaitu melalui darah, feses, urin dan jaringan yang
diambil dari tubuh. Infeksi ini akan memicu sistem kekebalam tubuh kita/imunologi.
Contoh didalam darah terdapat Antibodi, antodi mengeluarkan immunoglobuLIN,
RIA dan ELISA.
Mikrobiologi terbagi 2, yaitu: Mikrobiologi Konvnsional meliputi culture enrichment,
selective dan media berbeda. Mikrobiologi ankonvensional yaitu imunologi, sel
mikrobiologi/virus dan Fluorescent antibodi ELISA. Molekular(mencari untuk
mengklasifikasi patogen. Asam nukleat, hibridasi dan PCR.
2. Identifikasi
Identifikasi dimaksudkan untuk mengetahui darimana asal mikroorganisme,
mengetahui penyebab patogennya dan seterusnya.
Tata cara identifikasi:
a. Pengambilan speesimen
b. Evaluasi makroskopis
c. Penanaman dimedia(kultur)
d. Evaluasi mikroskopis (Gram, KOH, BTA)
Jadi sebagian mikroba tidak dapat langsung diamati, tetapi bisa dipelajari. Tetapi
ada sebagian bakteri yang mati
e. Identifikasi kemudian
f. Uji sensitivitas.
3. Spesimen klinis
Aspek yang penting dalam pengelolaan spesien, yaitu:
--Kebersihan/ sterilisasi dalam pengambilan dan transpor spesimen. Kebersihan dapat
dilakukan dengan cara disinfeksi area pengambalan, waktu yang diberikan untuk
dosis obat tebtentu, tata cara dan penggunaan transpor. Cth: Stuart, Amies, Carry
Blair.
Selain dari kebersihan, aspek penting dalam pengelolaan spesimen itu berupa:
a. Perlindungan pemeriksa(biosafety).
b. Penilaian kelayakan spesimen, mis. skor Bartlett untuk sputum.
c. Pelabelan harus teliti agar tidak tertukar, memuat informasi yang penting.
d. Pemrosesan pemilihan media yang tepat sesuai spesimen, lingkungan yang tepat
(aerob atau anaerob), jenis pemeriksaan yang tepat Pembuangan dipisahkan dari
sampah biasa, incinerator.
5. Kultur Mikroba
Kultur Mikroba adalah suatu cara atau metode yang digunakan untuk
memperbanyak mikroba pada media kultur yang disediakan. Berfungsi untuk
menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat
fisiologis, mengetahui jenis dan patogegisitasnya.
Untuk menumbuhkan bakteri/jamur harus di perhatikaan kecukupsn
nutrisi. Nutrisi yang biasa diberikan yaitu karbon, nitrogen, karbohidrat,
protein,mineral, vitamin, dan elemen trace. Kondisi pH, cahaya dan
temperatur harus seoptimum mungkin dan dibiakkan secara invitro. Media yg
digunakan bisa padat, cair atau semisolid. Tetapi yang ada di laboraturium
biasanya yang padat yaitu menggunakan agar. Ada Nutrient agar, Sobouraud
Dextrose agar, Chrom agar, dsb.
6. Isolasi Mikroba
Isolasi mikroba rertujuan untuk mendapatkan kultur murni dari bakteri/jamur. Tidak
boleh tercampur harus dipisahkan agar terlihat tunggal. Teknik isolasi: Streak plate
method, dan Pour plate method.
7. Pemeriksaan Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis dapat dari sediaan basah dan fiksasi. Untuk pewarnaannya
menggunakan tekhnik Simple staining atau Differential staining. bahan Pewarnaan
penting di klinis: Gram, Ziehl Neelsen dan KOH + Lactophenol blue.
interprestasi: