Sitologi urin…
• Pemeriksaan sitologi urin merupakan
pemeriksaan standar yang dilakukan
sebelum sistoskopi pada pasien dengan
kecurigaan menderita tumor buli.
• Sitologi urin secara mikroskopik
mengidentifikasi adanya sel ganas dan
abnormal yang terdapat pada urin.
2
Teknik Pengambilan Sampel Urin
Urin kateter :
- Urin dikumpulkan dengan menggunakan kateter saat sitoskopi.
- Dapat berasal dari satu atau kedua kateter.
4
Analitik :
Warnai dengan
Papanicolou
5
Pewarnaan Papanicolou
Prinsip :
Kromatin di dalam inti akan mengikat cat yang bersifat basa (hematoksilin) dan protein
sitolpasma akan mengikat cat yang bersifat asam (Orange G) dan nukleus dalam inti
akan mengikat cat asam (EA 50) sehingga sel akan berwarna merah muda dengan inti
berwarna biru.
Teknik a. Fiksasi
pewarnaan b. Pewarnaan Inti
untuk standar c. Pewarnaan sitoplasma
pemeriksaan d. Penjernihan ( Clearing )
sitologi, yaitu e. Mounting
6
Cara Kerja Pewarnaan
Papanicolou
Sediaan apusan
difiksasi dengan Alkohol 80 % 10 Alkohol 70 % 10 Alkohol 50 % 10
alcohol 95 % Celup Celup Celup
minimal 15 menit
Harris
HCL 0.25 % 3-4 Cuci dengan air Aquadest 10
Haematoxylin 3-5
celup mengalir celup
menit
7
Cara Kerja Pewarnaan
Lanjutan…
Papanicolou
8
Cara Kerja Pewarnaan
Lanjutan…
Papanicolou
Alkohol 95 % 10
Alkohol 95 % 10 Pewarnaan EA 50
celup, keringkan Xylol 3 menit
celup 3-5 menit
di udara
Tutup dengan
entelan
9
Keutungan yang diperoleh dari metode pewarnaan Papanicolaou ini menurut
Mukawi (1989) adalah :
10
Pewarnaan Giemsa
Bersihkan sisa entelan yang melekat pada kaca objek sehingga siap di
beri label.
11
Pembacaan Hasil :
Sel yang
ditemukan
dalam
Hasil : keaadan
normal :
1
2
Sel Epitel Urothelial
Transitional Intermediate
- Berukuran Sedang
- Sitoplasma granular
homogenous atau vacuol
halus
- Columnar/Spindle Sel Urothellial Superficial
- Anak Inti berukuran kecil (Umbrella)
13
Nonspecific Reative Urohelial Cells Change
Aktif Infeksi/Jelas
Mikroskopik :
-Sel epitel urothelial inti membesar
- Anak Inti Prominent ( Menonjol )
- Sitoplasma bervakuol, kasar
- Sitoplasma Homogen
- N/C Rasion meningkat
- Membran Inti irregular
- Sel – sel dalam kelompok tanpa
core (nonspecific)
- Kelompok sel-sel reguler
14
INTRODUCTION
1
5
Perbedaan Transudat dan Eksudat
Eksudat : cairan yang dihasilkan oleh penyakit atau kerusakan jaringan, cairan keruh mengandung
protein, sel dan sisa jaringan.
1
6
Analisa Cairan
Pleura
1
7
Pra Analitik :
Pengambilan Spesimen :
Bahan (dari rongga perut, pleura, pericardium, sendi, kista, hidrocele,dsb.) didapat dengan mengadakan pungsi.
Karena tidak dapat diketahui terlebih dulu apakah cairan itu berupa transudat atau eksudat, syarat bekerja steril
harus dilakukan dan menyediakan antikoagulant. Sediakanlah pada waktu melakukan pungsi selain penampung
biasa juga penampung steril (untuk biakan) dan penampung yang berisi larutan natrium citrat 20% atau heparin
steril.
Pasien dipersiapkan dengan posisi duduk atau setengah duduk, sisi yang sakit menghadap
dokter yang akan melakukan punksi.
Beri tanda (dengan spidol atau pulpen) daerah yang akan di punksi Pada linea aksilaris
anterior atau linea midaksilaris.
Anestesi lidokain 2% dimulai dari subkutis, lalu tegak lurus ke arah pleura (lakukan tepat di
daerah sela iga), keluarkan lidokain perlahan hingga terasa jarum menembus pleura.
Pastikan tidak ada perdarahan. Jika jarum telah menembus ke rongga pleura, kemudian
dilakukan aspirasi beberapa cairan pleura.
1
9
Cairan pleura dibagi beberapa tabung :
25 ml atau lebih
7-10 ml tabung
dalam wadah dengan
heparin steril untuk
antikoagulan heparin
kultur, pengecatan
untuk pemeriksaan
gram, BTA.
sitology
2
0
Fungsi dari
pemeriksaan ?
DISCUSSION
• Untuk menentukan jenis
cairan yang diperiksa.
Pengambilan cairan • Mengusahakan mencari
tidak boleh seluruhnya penyebabnya.
karena :
• Untuk menghindari
terjadinya shock
• Pada cairan asites banyak
mengandung protein.
Syarat pemeriksaan ?
Harus dilakukan dengan cepat
karena mudah terjadi
desintegrasi, oleh karena itu
pemeriksaan yang pertama kali
dilakukan adalah pemeriksaan
cytology.
21
Analitik :
Metode fiksasi :
Fungsi dari fiksasi adalah menjaga sel dari kerusakan struktural maupun kimiawi, pencegahan
kematian sel akibat postmortem ataupun autolisis, mengeraskan jaringan, memadatkan komponen
sel, peningkatan intensitas optical, peningkatan intensitas warna pada saat proses pewarnaan dan
pada kasus-kasus tertentu dapat membantu merekatkan sel ke keca sediaan.
Faktor yang
mempengaruhi fiksasi :
• Suhu • Rasio larutan fiksasi berbanding
ukuran spesimen
• Waktu penetrasi
• Tingkat keasaman larutan fiksasi
• Jenis sel
• Dimensi spesimen
2
2
Cara kerja fiksasi :
2
3
Fiksasi sitologi :
2
4
Larutan fiksasi
:
25
• Fiksasi yang dilakukan untuk pengganti fiksasi basah
• Fiksasi dilakukan dengan memberikan aerosol (penyemprotan) pada
spesimen sitologi yang dibuat secara konvensional atau dengan metode
Fiksasi berbasis cairan
Coating • Jarak ideal dalam penyemprotan adalah 10 sampai 12 inci (25-30 cm)
• Fiksasi ini tidak dianjurkan untuk sediaan sitologik yang banyak
mengandung darah, hal ini dikarenakan akan terjadi penggumpalan
eritrosit
Khusus •
detail inti.
Ketika fiksasi ini digunakan, sediaan
yang dibuat harus dalam kondisi segar
26
• Fiksasi yang dilakukan pada sediaan sitologik dengan
mengeringkan sediaan di udara terbuka atau dengan bantuan
pemanasan hingga kering
Fiksasi • Salah satu keuntungan dari fiksasi ini adalah pembuatan dan
pewarnaan yang cepat (2-3 menit)
Kering • Digunakan untuk sediaan yang menargetkan koloid, mucin,
butiran sitoplasma endokrin.
• Berguna pada pasien dengan indikasi keganasan hematologi
seperti limfoma atau leukemia
27
Pengerjaan sampel Preparat apus
sitologi
28
Sito blok sel
Tahap pengolahan diawali dengan proses fiksasi. Kemudian proses dehidrasi yaitu
proses mengeluarkan air dari dalam jaringan.
Dilakukan penjernihan (clearing) tahap untuk mengeluarkan alkohol dari jaringan dan
menggantikannya dengan suatu larutan yang dapat berikatan dengan parafin seperti
xylol.
Kemudian proses impregnasi yaitu proses menegeluarkan xylol dari dalam jaringan
untuk digantikan dengan paraffin.
30
Pembacaan hasil
a. Warna inti
c. Sitoplasma
31
Sel neutrofil Menunjukkan adanya infeksi akut
32
Sel-sel evidernce dari sel
karsinoma kecil, pada perokok
berat
33
Sel limfosit menunjukkan adanya infeksi
kronik atau limfoma malignum
34
THANKS
35