Anda di halaman 1dari 35

Teknik Proses Urin

dan Cairan Pleura


(Metode &
Pewarnaan)
Dosen :
Purwanto, SSi
Ditulis oleh :
Lita Puspitasari (P3.73.34.1.20.107)
INTRODUCTION

Sitologi urin…
• Pemeriksaan sitologi urin merupakan
pemeriksaan standar yang dilakukan
sebelum sistoskopi pada pasien dengan
kecurigaan menderita tumor buli.
• Sitologi urin secara mikroskopik
mengidentifikasi adanya sel ganas dan
abnormal yang terdapat pada urin.

2
Teknik Pengambilan Sampel Urin

Direct Voided urine :


• Ideal : Seluruh volume urin ditampung → tidak
praktis; hanya diambil 50 – 100 cc. Teknik-teknik khusus :
• Tidak dianjurkan urin pagi. Sikatan ureter & pelvis renalis menggunakan sikat kawat
• Segera kirim sampel ke lab. kecil atau nilon saat sitoskopi dengan pedoman sinar X-ray
• Jika tidak mungkin segera → simpan pd suhu 4 ooC → spesimen yang melekat pada bulu sikat kemudian
atau difiksasi dalam alkohol dengan volume yang dihapuskan di atas kaca benda.
sama atau boleh juga 2: 1.

Urin kateter :
- Urin dikumpulkan dengan menggunakan kateter saat sitoskopi.
- Dapat berasal dari satu atau kedua kateter.

Bilasan vesika urinaria :


50 mL cairan garam fisiologis atau cairan Ringer diinjeksikan ke dalam
vesika urinaria → diaspirasi → tampung dlm pot urin → kirim ke lab 3
Pra Analitik :
Penanganan sampel :

• Urine dicentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm.

• Hasil centrifuge supranatan di buang dan endapan dibuat sediaan


apus.
• Ambil endapan dengan pipet hisap dan teteskan pada objek glass .

• Buat apusan dengan rata.

• Sediaan apus di fiksasi 24 jam.

• Warnai dengan Papanicolou.

4
Analitik :

Para teknisi ATLM hanya


mendapatkan bahan
FNAB di fiksasi selam
berupa sedian apus yang
24jam dengan Alkohol
di buat di ruang FNAB
95 %.
( dr Spesialis PA) atau
Dokter OK.

Warnai dengan
Papanicolou

5
Pewarnaan Papanicolou

Prinsip :
Kromatin di dalam inti akan mengikat cat yang bersifat basa (hematoksilin) dan protein
sitolpasma akan mengikat cat yang bersifat asam (Orange G) dan nukleus dalam inti
akan mengikat cat asam (EA 50) sehingga sel akan berwarna merah muda dengan inti
berwarna biru.

Teknik a. Fiksasi
pewarnaan b. Pewarnaan Inti
untuk standar c. Pewarnaan sitoplasma
pemeriksaan d. Penjernihan ( Clearing )
sitologi, yaitu e. Mounting
6
Cara Kerja Pewarnaan
Papanicolou

Sediaan apusan
difiksasi dengan Alkohol 80 % 10 Alkohol 70 % 10 Alkohol 50 % 10
alcohol 95 % Celup Celup Celup
minimal 15 menit

Harris
HCL 0.25 % 3-4 Cuci dengan air Aquadest 10
Haematoxylin 3-5
celup mengalir celup
menit

7
Cara Kerja Pewarnaan
Lanjutan…
Papanicolou

Cuci dengan air Lithium 0.5 % 10 Cuci dengan air Alkohol 50 % 10


mengalir celup mengalir celup

Warnai dengan Alkohol 95 % 10 Alkohol 80 % 10 Alkohol 70 % 10


Orange G 3-5 % celup celup celup

8
Cara Kerja Pewarnaan
Lanjutan…
Papanicolou

Alkohol 95 % 10
Alkohol 95 % 10 Pewarnaan EA 50
celup, keringkan Xylol 3 menit
celup 3-5 menit
di udara

Tutup dengan
entelan

9
Keutungan yang diperoleh dari metode pewarnaan Papanicolaou ini menurut
Mukawi (1989) adalah :

1) Mewarnai inti sel dengan jelas, sehingga dapat dipergunakan untuk


melihat inti apabila terdapat kemungkinan keganasan.
2) Menggunakan pewarna banding yang berbeda dengan pewarna utama
untukmewarnai sitoplasma , sehingga warna inti tampak lebih kontras.
3) Warna yang cerah dari sitoplasma memungkinkan dapat dilihatnya sel-
sel lain dibagian bawah yang saling bertumpuk.

10
Pewarnaan Giemsa

Sediaan apus setelah benar-benar kering fiksasi dengan metanol


selama 5 menit, angkat dan biarkan kering di udara.

Masukkan ke dalam larutan Giemsa yang telah diencerkan selama 30


menit, angkat, cuci dengan air mengalir, keringkan di udara.

Masukkan ke dalam xylol selama 3 menit.

Tambahkan 1-2 tetes entelan. Tutup dengan cover gelas

Bersihkan sisa entelan yang melekat pada kaca objek sehingga siap di
beri label.

11
Pembacaan Hasil :
Sel yang
ditemukan
dalam
Hasil : keaadan
normal :

• Nukleus berwarna biru. • Urotelial sel.


• Sitoplasma berwarna kemerahan dengan • Jenis superficial dan sel
adanya beberapa variasi warna pada intermediate.
komponen tertentu.
• Sguamos sel.

1
2
Sel Epitel Urothelial
Transitional Intermediate

- Berukuran Sedang
- Sitoplasma granular
homogenous atau vacuol
halus
- Columnar/Spindle Sel Urothellial Superficial
- Anak Inti berukuran kecil (Umbrella)

- Sel berukuran besar


- Inti Multiple
- Kromatin Inti Halus
- Membran Inti Halus
- Sitoplasma Luas
- N/C ratio kecil

13
Nonspecific Reative Urohelial Cells Change

 Aktif Infeksi/Jelas

 Mikroskopik :
-Sel epitel urothelial inti membesar
- Anak Inti Prominent ( Menonjol )
- Sitoplasma bervakuol, kasar

- Sitoplasma Homogen
- N/C Rasion meningkat
- Membran Inti irregular
- Sel – sel dalam kelompok tanpa
core (nonspecific)
- Kelompok sel-sel reguler

14
INTRODUCTION

Cairan pleura adalah…


Berada pada rongga Pleura, sebagai pelicin
gesekan antara pleura visceralis dan pleura
parietalis. Normal : cairan sedikit yaitu 1-10
mL. Berdasarkan penyebabnya, efusi pleura
biasanya diklasifikasikan atas transudat dan
eksudat.

1
5
Perbedaan Transudat dan Eksudat

Transudat : dihasilkan oleh ketidak seimbangan produksi dan pengeluaran cairan.

Eksudat : cairan yang dihasilkan oleh penyakit atau kerusakan jaringan, cairan keruh mengandung
protein, sel dan sisa jaringan.

Lab test Transudat Eksudat

Gambaran Jernih, kuning pucat Keruh, berdrah


makroskoipis
Total protein cairan 30 g/L atau kurang >30ng/L

Cairan/protein srum <0,5 >0,5


Cairan/LDH serum <0,6 >0,6
LDH cairan <0,67X serum >0,67X serum

Kolesterol <1,2 mmol/L 1,2 mmoL atau lebih

1
6
Analisa Cairan
Pleura

1
7
Pra Analitik :

Pengambilan Spesimen :
Bahan (dari rongga perut, pleura, pericardium, sendi, kista, hidrocele,dsb.) didapat dengan mengadakan pungsi.
Karena tidak dapat diketahui terlebih dulu apakah cairan itu berupa transudat atau eksudat, syarat bekerja steril
harus dilakukan dan menyediakan antikoagulant. Sediakanlah pada waktu melakukan pungsi selain penampung
biasa juga penampung steril (untuk biakan) dan penampung yang berisi larutan natrium citrat 20% atau heparin
steril.

Alat dan bahan :


• Stetoskop • Blood set • Three way stopcock

• Sarung tangan steril • Lidocain 2% • kasa steril

• Spuit 5 cc dan 50 cc • Alkohol 70% • Betadin

• Kateter vena No. 14 • Plester


1
8
Lanjutan…

Pasien dipersiapkan dengan posisi duduk atau setengah duduk, sisi yang sakit menghadap
dokter yang akan melakukan punksi.

Beri tanda (dengan spidol atau pulpen) daerah yang akan di punksi Pada linea aksilaris
anterior atau linea midaksilaris.

Desinfeksi -> pasang duk steril

Anestesi lidokain 2% dimulai dari subkutis, lalu tegak lurus ke arah pleura (lakukan tepat di
daerah sela iga), keluarkan lidokain perlahan hingga terasa jarum menembus pleura.

Pastikan tidak ada perdarahan. Jika jarum telah menembus ke rongga pleura, kemudian
dilakukan aspirasi beberapa cairan pleura.

1
9
Cairan pleura dibagi beberapa tabung :

5-7 ml tabung EDTA 7-10 ml tabung


pemeriksaan heparin pemeriksaan
makrokopis hitung kimia protein,
jumlah sel, morfologi glukosa, lactate
sel dan hitung jenis dehidrogenase (LDH)

25 ml atau lebih
7-10 ml tabung
dalam wadah dengan
heparin steril untuk
antikoagulan heparin
kultur, pengecatan
untuk pemeriksaan
gram, BTA.
sitology
2
0
Fungsi dari
pemeriksaan ?
DISCUSSION
• Untuk menentukan jenis
cairan yang diperiksa.
Pengambilan cairan • Mengusahakan mencari
tidak boleh seluruhnya penyebabnya.
karena :
• Untuk menghindari
terjadinya shock
• Pada cairan asites banyak
mengandung protein.

Syarat pemeriksaan ?
Harus dilakukan dengan cepat
karena mudah terjadi
desintegrasi, oleh karena itu
pemeriksaan yang pertama kali
dilakukan adalah pemeriksaan
cytology.

  21
Analitik :

Metode fiksasi :

Fungsi dari fiksasi adalah menjaga sel dari kerusakan struktural maupun kimiawi, pencegahan
kematian sel akibat postmortem ataupun autolisis, mengeraskan jaringan, memadatkan komponen
sel, peningkatan intensitas optical, peningkatan intensitas warna pada saat proses pewarnaan dan
pada kasus-kasus tertentu dapat membantu merekatkan sel ke keca sediaan.

Faktor yang
mempengaruhi fiksasi :
• Suhu • Rasio larutan fiksasi berbanding
ukuran spesimen
• Waktu penetrasi
• Tingkat keasaman larutan fiksasi
• Jenis sel

• Dimensi spesimen
2
2
Cara kerja fiksasi :

Fiksasi Langsung Fiksasi Tidak Langsung

Adalah fiksasi pada sediaan Adalah fiksasi yang dilakukan pada


Papsmear/apusan. bahan atau cairan yang tidak segera
dibuat sediaan.
Contohnya :
Contohnya :
• Papsmear.
• Cairan asites.
• FNAB yang langsung di buat
smear/apusan. • Cairan pleura, dsb

• Apusan endapan cairan yang Di fiksasi dengan alkohol 50%


sudah di sentrifuge. perbandingan 1:1 , kecuali untuk sputum
difiksasi dengan alkohol 70%
  perbandingan 1:1.

2
3
Fiksasi sitologi :

• Fiksasi basah merupakan tindakan fiksasi dimana


sediaan sitologik masih dalam kondisi basah atau
Fiksasi lembab.
Basah • Metode ini adalah metode yang ideal untuk menjaga
suatu sediaan sitologik baik sitologi ginekologi atau
sitologi non-ginekologi

2
4
Larutan fiksasi
:

Alkohol 95- Methanol Eter : alkohol Propanol dan Denaturasi Formalin


96% absolut 95% isopropanol alcohol Based
80%

Larutan ini Larutan Fiksasi yang Menyebabkan Merupakan Digunakan


merupakan fiksasi yang digunakan penyusutan sel etanol yang untuk sediaan
larutan fiksatif digunakan untuk fiksasi lebih sedikit telah diubah sitologik yang
yang ideal dan untuk sediaan sediaan pap dari eter-etanol dengan ditargetkan
dianjurkan berbasis smear atau metanol penambahan pada
disebagian cairan seperti aditif pemeriksaan
besar Thin prep, imunologi
laboratorium Sure prep, dll
sitologi

25
• Fiksasi yang dilakukan untuk pengganti fiksasi basah
• Fiksasi dilakukan dengan memberikan aerosol (penyemprotan) pada
spesimen sitologi yang dibuat secara konvensional atau dengan metode
Fiksasi berbasis cairan
Coating • Jarak ideal dalam penyemprotan adalah 10 sampai 12 inci (25-30 cm)
• Fiksasi ini tidak dianjurkan untuk sediaan sitologik yang banyak
mengandung darah, hal ini dikarenakan akan terjadi penggumpalan
eritrosit

Fiksasi Carnoy Fiksasi Cair (FAA)


• Fiksasi yang dikhususkan untuk • Fiksasi ini merupakan fiksasi yang baik
spesimen yang hemoragik. ketika akan membuat “cell blok” atau
• Asam asetat dalam larutan fiksatif ini dalam pengamatan sel dalam kondisi
Fiksasi •
akan melisiskan sel darah merah.
Fiksasi ini sangat baik untuk melihat
segar.

Khusus •
detail inti.
Ketika fiksasi ini digunakan, sediaan
yang dibuat harus dalam kondisi segar

26
• Fiksasi yang dilakukan pada sediaan sitologik dengan
mengeringkan sediaan di udara terbuka atau dengan bantuan
pemanasan hingga kering
Fiksasi • Salah satu keuntungan dari fiksasi ini adalah pembuatan dan
pewarnaan yang cepat (2-3 menit)
Kering • Digunakan untuk sediaan yang menargetkan koloid, mucin,
butiran sitoplasma endokrin.
• Berguna pada pasien dengan indikasi keganasan hematologi
seperti limfoma atau leukemia

27
Pengerjaan sampel Preparat apus
sitologi

Cairan pleura di sentrifuge dalam waktu tertentu sehingga tampak


endapan dengan cairan yang jernih.

Kemudian cairan pleura tersebut secara hati-hati dibuang.

Endapannya dipisahkan ke objek glass dengan pipet.

Kemudian dilakukan apusan dengan menggunakan salah satu objek


glass yang lain, Difiksasi dengan alkohol 95%.

Kemudian diwarnai dengan pewarnaan Papanicolaou

28
Sito blok sel

Tahap pengolahan diawali dengan proses fiksasi. Kemudian proses dehidrasi yaitu
proses mengeluarkan air dari dalam jaringan.

Dilakukan penjernihan (clearing) tahap untuk mengeluarkan alkohol dari jaringan dan
menggantikannya dengan suatu larutan yang dapat berikatan dengan parafin seperti
xylol.

Kemudian proses impregnasi yaitu proses menegeluarkan xylol dari dalam jaringan
untuk digantikan dengan paraffin.

Pengeblokan (embedding) adalah proses pembuatan blok parafin, dengan


menanamkan atau memasukkan jaringan ke dalam cetakan untuk memudahkan proses
pemotongan dengan mikrotom.

Pemotongan (sectioning) adalah proses pemotongan blok parafin dengan


menggunakan mikrotom untuk mendapatkan sediaan jaringan yang tipis, rata serta
tidak melipat atau terputus saat dilektakkan pada objek glass
29
Keuntungan

SITO BLOK APUSAN SITOLOGI


• Sediaan sitologi lebih mudah dinilai • Mudah, cepat dan sederhana
oleh ahli patologi
• Dapat dilakukan pada beberapa
• Ketersediaan blok sel pasien dalam waktu singkat
memungkinkan untuk dilakukan
pemotongan berulang yang lebih • Dapat dilakukan sebagai tindakan
banyak massal

• Memanfaatkan sisa material yang • Efektif untuk diagnosa tumor saluran


menggumpal seperti fragmen pencernaan, paru, saluran kemih
jaringan dan lambung

• Penyimpanan blok sel lebih mudah • Dapat memberikan hasil positif


meskipun pada pemeriksaan
• Deteksi mikroorganisme seperti langsung
jamur dan bakteri
 
 

30
Pembacaan hasil

Hasil gambaran mikroskopis pengecatan


Papanicolaou. Keterangan :

a. Warna inti

b. Warna samar-samar eritrosit

c. Sitoplasma

31
Sel neutrofil Menunjukkan adanya infeksi akut

Sel limfosit Menunjukkan adanya infeksi kronik


seperti pleuritis tuberkulosa atau limfoma
malignum

Sel mesotel Bila jumlahnya meningkat, ini


menunjukkan adanya infark paru.
Biasanya juga ditemukan banyak sel
eritrosit.

Sel mesotel maligna Pada mesotelioma


Sel-sel besar dengan banyak ada arthritis rheumatoid
inti

32
Sel-sel evidernce dari sel
karsinoma kecil, pada perokok
berat

Agregat sel biru yang sangat


kecil merupakan ciri karsinoma
sel yang kecil pada effusi
pasein dewasa

33
Sel limfosit menunjukkan adanya infeksi
kronik atau limfoma malignum

34
THANKS

35

Anda mungkin juga menyukai