Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem hematopoetik atau sirkulasi darah merupakan cairan steril yang
secara normal tidak ada mikroba didalamnya. Bakteri atau jamur dapat
mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh normal dan masuk kedalam aliran
darah melalui sistem limfatik atau dari lokasi ekstra vaskuler menyebar ke
tubuh melalui aliran darah. Kontaminasi bakteri masih menjadi permasalahan
serius di dunia dengan adanya resiko bakteri (bacteremia) serta menimbulkan
penyakit serius, contohnya kondisi sepsis (Btari et al., 2020).
Sepsis merupakan reaksi inflamasi sistemik/Systemic Inflammatory
Response Syndrome (SIRS) yang disebabkan adanya infeksi. Hali ini dapat
terjadi karena bakteri, virus, jamur, maupun parasit. Pada stadium yang tidak
terkendali, sepsis dapat berkembang menjadi sepsis berat, syok sepsis, dan
Multiple Organ Disfunction Syndrome (MODS). Sepsis dengan penyebab
infeksi bakteri adalah salah satu penyebab utama tingginya morbiditas dan
mortalitas penyakit, baik di negara berkembang maupun di negara yang sudah
maju. Banyak panduan yang telah disusun dalam penatalaksanaan penderita
sepsis, di antaranya adalah surviving sepsis campaign (SSC) bundles yang
meliputi pemeriksaan darah untuk kultur. Deteksi adanya bakteriemi dengan
pemeriksaan darah untuk kultur mempunyai peranan penting dalam
penatalaksanaan sepsis (Yana, K 2018).
Quality control/kendali mutu merupakan proses atau tindakan yang
diambil untuk menjamin hasil pemeriksaan yang baik dan dapat dipercaya.
Pengumpulan spesimen salah satu tahapan yang penting dalam menentukan
baik-buruk atau valid tidaknya sebuah hasil pemeriksaan kultur darah di
laboratorium. Metode kultur sangat sensitif sehingga prosedur harus di
kontrol dengan baik dan hati-hati sejak awal pada tahap pre analitik untuk
menghindari kesalahan interpretasi terhadap adanya mikroba. Proses-proses

1
tahapan tersebut meliputi dari persiapan, identifikasi, uji kepekaan/sensitifitas
bakteri.
Mikroorganisme yang ada dalam sirkulasi darah baik secara terus
menerus (continuously) , intermittently, atau transiently merupakan ancaman
untuk setiap organ dalam tubuh. Pada kasus sepsis di rumah sakit, salah satu
bakteri yang sering ditemukan adalah Acinobacter baumannii. Acinobacter
baumannii merupakan bakteri gram negatif yang dapat menyebabkan infeksi
nosokomial pada manusia, penyakit akut seperti meningitis, pneumonia, dan
bakteremia.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis menyusun makalah yang berjudul
“Quality control bakteriologi pada kultur darah Acinobacter baumannii”.

1.2. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui tahap persiapan pengambilan specimen kultur darah.
b) Untuk mengetahui tahapan dalam mengidentifikasi sampel kultur darah.
c) Untuk mengetahui bakteri yang umum ditemukan pada kultur darah.
d) Untuk mengetahui uji kepekaan/sensitifitas pada kultur darah.

1.3. Manfaat
Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah menambah
wawasan bagi tenaga analis kesehatan maupun dalam bekerja di
Laboratorium dalam pemeriksaan bakteriologi kultur darah (Acinobacter
baumannii).

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Persiapan sampel


Pada tahap awal preanalitik, dilakukan pengambilan spesimen darah vena
yang akan di masukkan ke suatu media khusus kultur darah. Media tersebut
dapat berupa, media broth, media bephasic, atau media otomatis. Saat ini ada
dua jenis media otomatis yang banyak digunakan untuk kultur darah yakni
media botol Bactec (Becton Dickinson Mikrobiology System,Maryland) dan
BacT-Alert (bioMerieux,North Carolina). Prinsip kerja botol kultur ini
memiliki sensor yang secaraotomatis mampu mendeteksi hasil metabolisme
bakteri (CO 2) bila terjadi pertumbuhan bakteri.
Apabila mesin botol kultur otomatis memberi tanda adanya pertumbuhan
bakteri, selanjutnya dilakukan kultur ke Blood agar media, Chocolate agar
media dan Mac Conkey agar media , lalu proses identifikasi bakteri
penyebabnya. Beberaapa jenis bakteri yang sering menyebabkan bakteremia
adalah Staphylococcus Aureus , Streptococcus Pneumoniae, Escherichia
Coli, Klebsiella Pneumoniae, Pseudomonas Aeruginosa, Dan Acinetobacter
Baumannii.
Spesimen yang akan diperiksa laboratorium harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1. Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan
2. Volume mencukupi, Kecukupan volume spesimen darah sangat penting,
mengingat jumlah bakteri dalam darah mungkin saja sangat rendah
sehingga jumlah rasio optimal volume darah dengan media cair (broth)
adalah 1:5 – 1:10.
3. Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah warna,
tidak berubah bentuk, steril (untuk kultur kuman)
4. Pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat
5. Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat

3
6. Identitas benar sesuai dengan data pasien
Pada tahapan analitik, alat dan bahan yang digunakan adalah, Botol
media kultur darah, BHI broth, biphasic media, botol Bactec dan, botol BacT-
Alert, frosted object glass
 Media blood agar plate + biakan bakteri acinetobacter baumannii
 Media mac conkey agar plate + biakan bakteri acinetobacter baumannii
 Media chocolate agar plate + biakan bakteri acinetobacter baumannii
Prosedur Pemeriksaan Kultur Darah, pengambilan spesimen untuk kultur
darah sebagai berikut :
a) Sarung tangan (handscon) yang digunakan sesuai dengan standard
precautions
b) Ada permintaan dokter untuk koleksi spesimen
c) Adanya verifikasi yang cocok dari identitas pasien, dengan memakai
prosedure gelang tangan atau spesifik area, sebelum dilakukan koleksi
spesimen.
d) Kultur harus diambil sebelum pemberian antibiotik, jika memungkinkan
e) Sebaiknya kultur darah tidak diambil dari line infus, tetapi harus diambil
lewat pungsi vena (venipuncture)
f) Jumlah volume yang diambil sesuai dengan usia dan berat badan pasien.
Pada bayi 1 ml , anak-anak 1-3 ml, pada dewas 8-10 ml, yang
dimasukkan ke setiap tabung botol kultur darah
g) Umumnya darah yang ada dalam botol media kultur diletakkan pada
suhu kamar sampai di proses, maksimum dalam waktu 4 jam
h) Untuk transportasi ke laboratorium, gunakan alat-alat transfer tanpa
jarum (Needleless transfer devices) atau jarum yang aman (safety
needles)
i) Buang jarum dan spuit dalam wadah yang tahan tusukkan benda tajam.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam QC/pemantapan mutu media


kultur :

4
1. Kesalahan memilih media kering atau kesalahan penambahan bahan
tambahan membuat media tidak bisa digunakan
2. Perhatikan volume air yang diperlukan saat pembuatan media, gunakan
deionized water, atau aquadest.
3. Penimbangan media harus dilakukan dengan cermat. Kesalahan
penimbangan akan sangat menganggu komposisi media.
4. Penuangan media dilakukan secara akurat dan aseptik dalam cawan
petri/tabung, kesalahan menghitung volume akan mengakibatkan agar
terlalu tipis/tebal, membuat menia tidak layak untuk dipakai
5. Media harus steril ketika akan diinokulasi
6. Wadah yang digunakan untuk uji sterilitas harus dibuang karena
terjadinya dehidrasi setelah proses inkubasi 48 jam dalam inkubator.
7. Untuk melihat efek penghambatan gunakan inokulum yang padat yang
akan menghambat pertumbuhan organisme dalam specimen yang sedikit.

2.2. Bakteri yang umum ditemukan


Beberapa jenis bakteri yang sering menyebabkan bakteremia, bakteremia
adalah kondisi bakteri yang berada dalam aliran darah, dapat berupa
continous bacteremia, intermitten bacteremia, dan transient bacteremia.
Bakteri yang umum ditemukan adalah Staphylococcus Aureus, Streptococcus
Pneumoniae, Escherichia Coli, Klebsiella Pneumoniae, Pseudomonas
Aeruginosa, dan Acinetobacter Baumannii.
2.2.1. Klasifikasi bakteri Acinetobacter Baumannii
Acinetobacter baumannii merupakan kuman patogen yang menjadi
masalah utama pada kasus-kasus infeksi yang didapat di rumah sakit.
Acinetobacter baumannii meningkat secara signifikan terutama pada
pasien yang dirawat di ruang rawat intensif (Satari & Amir, 2014).
Klasifikasi sebagai berikut.
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria

5
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Moraxellaceae
Genus : Acinobacter
Species : A. baumannii

2.3. Identifikasi bakteri


Setelah tiba di laboratorium mikrobiologi, botol kultur darah dimasukkan
dalam mesin inkubasi dengan suhu 37o C Selanjutnya mesin secara otomatis
akan mendeteksi pertumbuhan bakteri dalam botol selama maksimal 5 hari.
Apabila di dapatkan sensor menyala maka botol kultur darah di keluarkan
dari mesin dan dilakukan kultur pada 3 media rutin dengan tehnik streaking /
goresan, yakni Blood agar media, Chocolate agar media, dan Mac Conkey
agar media. Selanjutnya ketiga media tersebut dimasukkan ke inkubator CO 2
dengan suhu 37o C selama 24 jam.
Setelah masa inkubasi 24 jam, dilakukan identifikasi pada isolat koloni
identifikasi mikroorganisme yang tumbuh pada media. Proses identifikasi
dapat menggunakan metode manual, atau sistem otomatis yang terintegrasi.
Pada metode manual, dilakukan beberapa uji pemeriksaan sebagai
berikut:
1. Pewarnaan gram
Acinetobacter baumannii merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk
kokobasil
2. Uji biokimia, antara lain :
a) Lactose fermenter (–)
b) TSI : Alkali/Alkali, gas (–) , H 2 S (–)
c) Oxidase (–)
d) Indole (–)
e) Motility (–)
f) Urease (+/–)
2.3.1 Interpretasi Hasil Pemeriksaan Kultur Darah
Unsur-unsur yang dinilai dari hasil pemeriksaan kultur darah :

6
1. Ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba pada media isolasi, media
subkultur.
2. Hasil pewarnaan gram, mikroba yang tumbuh adalah gram positif atau
gram negatif.
3. Identifikasi mikroba yang tumbuh pada media subkultur.
4. Hasil uji kepekaan antibiotik.
Laporan kultur positif umumnya berarti pasien dalam keadaan
bekteremia. Namun, kadang mikroba kulit dapat mengkontaminasi kultur,
menyebabkan hasil positif palsu atau pseudobacteremia, ada beberapa
penyebab terjadinya pseudobacteremia, yaitu :
1. Bila organisme terlihat tetapi tidak dilakukan kultur, organisme mati
dapat ditemukan dalam komponen media dan menghasilkan hapusan
positif.
2. Bacillus atau bakteri lainnya dapat ditemukan di sarung tangan
phlebotomist yang non steril.
3. Kontaminasi laboratorium dari alat atau bahan yang di pakai dalam
melakukan kultur dapat mengkontaminasi spesimen pasien.
Hal-hal yang memiliki keterbatasan Hasil Pemeriksaan Kultur Darah
yakni sebagai berikut :
1. Jumlah mokroba yang sedikit mungkin tidak terdeteksi dalam interval
inkubasi pada kultur.
2. Media yang digunakan mungkin tidak menunjang pertumbuhan
beberapa organisme.
3. SPS mungkin menghambat pertumbuhan dan viabilitas organisme.
4. Penyakit lain dapat memberikan gambaran yang mirip dengan
bakteremia, karena adanya penyebab demam yang tidak diketahui
penyebabnya.
5. Metabolisme bakterial mungkin tidak memproduksi CO 2 yang cukup
untuk dapat di deteksi dalam sistem kultur otomatis.
6. Adanya sejumlah organisme fastidious yang menginfeksi darah tidak
dapat tumbuh pada kultur darah rutin.

7
Faktor-faktor yang diperlukan untuk mengatasi keterbatasan:
1. Dignosis klinis yang jelas.
2. Volume darah dan jumlah kultur darah.
3. Koleksi spesimen secara aseptik.
4. Biomarker sepsis: misalnya, Procalcitonin, Cytokine pro inflamatory.

2.4. Uji sensitivitas/kepekaan


2.4.1. Uji Kepekaan Antibiotik menggunakan metode difusi cakram
metode kirby baurer.
Standar CLSI (clinical laboratory standard institute) yang digunakan di
Amerika Serikat juga menggunakan uji kepekaan metode difusi cakram dari
Kirby-Baurer dan pada umumnya semua laboratorium mikrobiologi di
indonesia menggunakan standar CLSI tersebut. Metode uji kepekaan
antibiotik ini dapat dipakai untuk mengukur kemampuan suatu agen
antibiotik dalam menghambat pertumbuhan bakteri secara invitro.
Uji kepekaan metode difusi cakram merupakan pemeriksaan kualitatif
untuk menentukan apakah isolat bakteri dari pasien infeksi masih sensitif,
intermediet atau sudah resisten terhadap suatu antibiotik dengan
mencocokkan menggunakan tabel standard CLSI .
A. Alat dan bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam melakukan pemeriksaan uji
kepekaan antibiotik yaitu : Penggaris/ Caliper, Biakkan bakteri uji
kepekaan antibiotik pada media lempeng agar Mueller Hinton dan
lempeng agar Mueller Hinton + darah dan tabel standart CLSI.
B. Prosedur
Prosedur uji kepekaan antibiotik metode difusi (KIRBY BAURER)
sebagai berikut :
a) Dimasukkan 4-5 koloni bakteri kedalam media TSB (Trypticase Soy
Broth).
b) Buat kekeruhan biakan bakteri sesuai dengan kekeruhan 0,5
Mc.farland (diukur menggunakan alat densitometer)

8
Catatan : larutan 0,5 Mc. Farland dibuat dengan mencampurkan:
1% BaCl2  16µl
1% H2SO4  3,3 ml
c) Celupkan lidi kapas steril kedalam biakan cair bakteri.
d) Peraslah lidi kapas yang telah basah pada dinding dalam tabung.
e) Usapkan lidi kapas tersebut pada seluruh permukaan media agar
Mueler Hinton, ulang prosedur ini dua kali lagi sambil memutar
plate 60o Kemudian biarkan plate 3-5 menit pada suhu ruang tapi
tidak lebih dari 15 menit, supaya media benar- benar kering sebelum
di tempelli cakram antibiotik.
f) Dengan pinset, ambillah cakram antibiotik yang telah
disediakan.Letakkan cakram antibiotik tersebut di permukaan media
agar dengan sedikit di tekan.
g) Inkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam dan lihat hasilnya pada
keesokkan harinya.
h) Bakteri peka terhadap antibiotik tertentu : ada zona hambat
pertumbuhan di sekitar cakram antibiotik.
C. Interpretasi Hasil
Dilakukan pengukuran diameter zona hambat disekitar masing-
masing cakram antibiotik pada lempeng agar Mueller Hinton yang telah
di inokulasi isolat bakteri dari pasien infeksi menggunakan penggaris
atau caliper. Masing-masing lebar zona hambat dalam ukuran satuan
milimeter. Melihat diameter zona hambat masing-masing cakram
antibiotik yang telah dicatat dan men-interpretasikan hasilnya dengan
cara mencocokkan pada tabel standar CLSI untuk menentukan kriteria
sensitif, intermediate dan resisten.
Zona hambat yang terbentuk disekeliling cakram antibiotik pada
media Mueller Hinton yang diinokulasi isolat bakteri dan tampak tidak
ada pertumbuhan bakterinya setelah diinkubasi dalam inkubator pada
suhu 35± 20 C selama 18 jam.

9
2.4.2. Uji Kepekaan Antibiotik menggunakan metode dilusi
Uji kepekaan metode dilusi ini merupakan pemeriksaan kwantitatif
yang digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai konsentrasi hambat
minimal (KHM) dari suatu antibiotik sehingga dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu. Prinsip uji kepekaan antibiotik metode dilusi
untuk mengukur kemampuan suatu agen pada konsentrasi tertentu yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri secara in vitro.
A. Alat dan bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam metode ini adalah deretan
tabung reaksi berisis media cair Mueller Hinton / Trypticase Soy Broth
dengan berbagai konsentrasi antibiotik tertentu.
B. Prosedur
Prosedur uji kepekaan antibiotik metode dilusi adalah sebagai berikut :
a) Disedikan 12 tabung steril, tabung 1-10 adalah tabung perlakuan,
tabung 11 adalah kontrol negatif, tabung 12 adalah kontrol positif.
b) Tabung nomer 1 diisi larutan antibiotik dengan konsentrasi tertentu
sebanyak 2 ml.
c) Tabung nomer 2-12 diisi dengan media Tripticase Soy Broth (TSB)
sebanyak 1 ml.
d) Larutan antibiotik sebanyak 1 ml dari tabung 1 diambil
menggunakan mikropipet untuk dipindahkan ke tabung 2, kemudian
dihomogenkan sehingga konsentrasi zat antibiotik pada tabung 2
adalah setengah dari tabung 1.
e) Suspensi pada tabung 2 (yang terdiri dari larutan antibiotik dan
media TSB) sebanyak 1 ml diambil menggunakan pipet untuk
dipindahkan ke tabung 3, begitu seterusnya hingga dengan tabung
nomer 11.
f) Tabung 1-10 serta tabung 12 masing-masing ditambahkan suspensi
bakteri dengan kekeruhan 0,5 Mc Farland sebanyak 1 ml.

10
g) Semua tabung diinkubasi dengan inkubator pada suhu 35± 20 C
selama 18 jam.
Keterangan :
 Tabung kontrol negatif adalah tabung yang berisi media TSB dan zat
antibiotik.
 Tabung kontrol positif adalah tabung yang berisi media TSB dan
suspensi bakteri.
C. Interpretasi Hasil
Dapat diamati perubahan kekeruhan mulai dari tabung konsentrasi
terbesar yang tampak jernih sampai tabung yang tampak keruh pada
deretan tabung media yang tersedia dengan cara membandingkan
kekeruhannya menggunkan tabung kontrol positif. Kemudia ditentukan
berapa besar nilai konsentrasi hambat minimal (KHM) dari pemeriksaan
uji kepekaan antibiotik tersebut dan dicatat hasilnya.
Besar nilai konsentrasi hambat minimal (KHM) ditentuka dengan
melihat tabung media yang masih tampak jernih pada konsentrasi
antibiotik yang paling rendah, kemudian cocokkan dengan tabel standar
CLSI untuk menentukan apakah antibiotik tersebut masih dapat
digunakan pada konsentrasi untuk terapi pasien.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam uji sensitivitas
antibiotik adalah :
1. Gunakan cakram antibiotoik dengan diameter 6 mm isi cakram antibiotik
yang benar. Simpan persediaan cakram antimikroba pada suhu 20oC.
2. Gunakan media Muller-Hilton untuk menentukan sensitivitas antibiotik.
3. Gunakan kontrol kualitas yang baik dengan metode standar.
4. Letakan cakram antibiotik pada suhu kamar antibiotik pada suhu kamar
satu jam sebelum digunakan.
5. Inkubasi 16-18 jam pada suhu 35oC sebelum dilaporkan. Beri jarak antar
cakram antibiotik untuk menghindarkan zona hambatan yang bertumpuk.
6. Mengukur zona hambatan dengan cepat. Interpretasikan zona hambat
sesuai standar CLSI (Terlampir)

11
7. Ukuran zona yang terbentuk mengindikasikan aktivitas mikroba terhadap
organisme.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sepsis merupakan reaksi inflamasi sistemik/Systemic Inflammatory
Response Syndrome (SIRS) yang disebabkan adanya infeksi. Pada kasus
sepsis di rumah sakit, salah satu bakteri yang sering ditemukan adalah
Acinobacter baumannii. Acinobacter baumannii merupakan bakteri gram
negatif yang dapat menyebabkan infeksi nosokomial pada manusia, penyakit
akut seperti meningitis, pneumonia, dan bakteremia.
Quality control/kendali mutu merupakan proses atau tindakan yang
diambil untuk menjamin hasil pemeriksaan yang baik dan dapat dipercaya.
Pengumpulan spesimen salah satu tahapan yang penting dalam menentukan
baik-buruk atau valid tidaknya sebuah hasil pemeriksaan kultur darah di
laboratorium.

3.2. Saran
Ada baiknya jika dalam melakukan pemeriksaan kultur darah diharapkan
mentaati SOP yang telah ditetapkan agar data yang di hasilkan nantinya
benar-benar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya untuk menjamin hasil
pemeriksaan yang baik dan dapat dipercaya di laboratorium.

12
DAFTAR PUSTAKA

Brooks, GF., Carroll, KC., Butel, JS., Morse, SA., Mietzner TA (editors).
2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s ; Medical Microbiology. 26th
edition. The McGraw-Hill, Lange
Btari, S., Kusumaningrum, C., & Sepvianti, W. (2020). Identifikasi Bakteri
Kontaminan Pada Produk Darah Thrombocyte Concentrate. 10(2).
Cockerill FR, et al. 2014. Performance Standards for Antimicrobial
Susceptibility Testing. Clinical and Labolarory Standards Institute-
Pennsylvania http://www.oxoid.com/pdf/uk/2013-CLSIFDA-table-
update.pdf (diakses pada 8 April 2020)
Mahon, CR. Lehman, DC., Manuselis, G (editors). 2015. Text Book of
Diagnostic Microbiology. 5th edition. Saunders Elsevier-
Missouri.XPenelitian, L. (2018). Gambaran Penyebab Rendahnya
Positivitas Hasil Kultur Darah pada Penderita Sepsis Cause of The Low
Positivity of Blood Culture in Septic Patients. 5(4), 189–194.
Satari, H. I., & Amir, I. (2014). Gambaran Infeksi Acinetobacter baumannii
dan Pola Sensitifitasnya terhadap Antibiotik. 16(1), 35–40.

Tille, PM (editor). 2014. Bailey & Scott’s Diagnostic Microbiology, 13th


edition. Elsevier Mosby-Missouri
Vandepitte J. et al. 2003. Basic Laboratory Procedures in Clinical
Bacteriology. World Health Organization. Geneva. Switzerland.

13
LAMPIRAN

Test Cultures (zone diameters in mm)


Antimicrobial Agent Disc Potency Resistant Intermediate Susceptible
Code
Amikacin AK 30 μg
EnterobacteriaceaeK,
P. aeruginosa,
Acinetobacter spp., and ≤14 15-16 ≥17
Staphylococcus spp.
Amoxycillin - Clavulanic Acid AMC 20/10 μg
EnterobacteriaceaeE ≤13 14-17 ≥18
Staphylococcus spp.A,Q ≤19 — ≥20
Haemophilus spp.A,Y ≤19 — ≥20
AmpicillinC,n AMP 10 μg
EnterobacteriaceaeE and Vibrio ≤13 14-16 ≥17
choleraef
Staphylococcus spp.A,Q ≤28 — ≥29
Enterococcus spp.A,V,W,k,m ≤16 — ≥17
Haemophilus spp.Y ≤18 19-21 ≥22
Streptococcus spp. ß-Hemolytic — — ≥24
GroupA,d
Ampicillin – Sulbactam SAM 10/10 μg
EnterobacteriaceaeE, ≤11 12-14 ≥15
Acinetobacter spp., and
Staphylococcus spp.
Haemophilus spp.A,Y ≤19 — ≥20
Azithromycin AZM 15 μg
Staphylococcus spp.,
Streptococcus spp Viridans
Groupn, ß-Hemolytic
Group, and S. pneumoniae) ≤13 14-17 ≥18
Neisseria meningitidisA,i — — ≥20
Haemophilus spp.A — — ≥12
Aztreonam ATM 30 μg
EnterobacteriaceaeE ≤17 18-20 ≤21
P. aeruginosa ≤15 16-21 ≥22
Haemophilus spp.A — — ≥26
Carbenicillin CAR 100 μg
Enterobacteriaceae ≤19 20-22 ≥23
Pseudomonas aeruginosaP ≤13 14-16 ≥17
Cefaclor CEC 30 μg
Enterobacteriaceae and ≤14 15-17 ≥18
Staphylococcus spp.
Haemophilus spp.Y ≤16 17-19 ≥20
Cefamandole MA 30 μg
EnterobacteriaceaeD,E and ≤14 15-17 ≥18
Staphylococcus spp.
CefazolinG KZ 30 μg
Staphylococcus spp. ≤14 15-17 ≥18
Enterobacteriaceae ≤19 20-22 ≤23
Cefepime FEP 30 μg

14
EnterobacteriaceaeE, P.
aeruginosa,
Acinetobacter spp., and ≤14 15-17 ≥18
Staphylococcus spp.
Haemophilus spp.A — — ≥26
Neisseria gonorrhoeaeA — — ≥31
Streptococcus spp. ß-Hemolytic — — ≥24
GroupA,d
Streptococcus spp. Viridans ≤21 22-23 ≥24
Groupn
Cefixime CFM 5 μg
EnterobacteriaceaeE,H ≤15 16-18 ≥19
Haemophilus spp.A — — ≥21
Neisseria gonorrhoeaeA — — ≥31
Cefonicid CID 30 μg
EnterobacteriaceaeD,E and ≤14 15-17 ≥18
Staphylococcus spp.
Haemophilus spp.Y ≤16 17-19 ≥20
Cefoperazone CFP 75 μg
EnterobacteriaceaeE,F,J, P. ≤15 16-20 ≥21
aeruginosa and Staphylococcus
spp.
Cefotaxime CTX 30 μg
EnterobacteriaceaeE,F,G,J ≤22 23-25 ≥26
P. aeruginosa, Acinetobacter spp., ≤14 15-22 ≥23
and Staphylococcus spp.
Haemophilus spp.A — — ≥26
Neisseria meningitidisA — — ≥34
Neisseria gonorrhoeaeA — — ≥31
Streptococcus spp. ß-Hemolytic — — ≥24
GroupA,d
Streptococcus spp. Viridans ≤25 26-27 ≥28
Groupn
Cefotetan CTT 30 μg
EnterobacteriaceaeD,E and ≤12 13-15 ≥16
Staphylococcus spp.
Neisseria gonorrhoeaeZ ≤19 20-25 ≥26
Cefoxitin FOX 30 μg
Enterobacteriaceae ≤14 15-17 ≥18
S. aureus and S. lugdunensisA,R,S ≤21 — ≥22
Coagulase-negative ≤24 — ≥25
staphylococciA,R,S (except
S.lug.)
Neisseria gonorrhoeaeZ ≤23 24-27 ≥28
Cefpodoxime CPD 10 μg
EnterobacteriaceaeE,G,H and ≤17 18-20 ≥21
Staphylococcus spp.
Haemophilus spp.A — — ≥21
Neisseria gonorrhoeaeA — — ≥29
Cefprozil CPR 30 μg
EnterobacteriaceaeE,G,I, ≤14 15-17 ≥18
Staphylococcus spp., and
Haemophilus spp.Y
Ceftazidime CAZ 30 μg

15
EnterobacteriaceaeE,F,J ≤17 18-20 ≥21
P. aeruginosa, Acinetobacter spp., ≤14 15-17 ≥18
and Staphylococcus spp.
B. cepacia ≤17 18-20 ≥21
Haemophilus spp.A — — ≥26
Neisseria gonorrhoeaeA — — ≥31
Ceftizoxime ZOX 30 μg
EnterobacteriaceaeE,F,J, ≤21 22-24 ≥25
P. aeruginosa and Staphylococcus ≤14 15-19 ≥20
spp.
Haemophilus spp.A — — ≥26
Neisseria gonorrhoeaeA — — ≥38
Ceftaroline
Haemophilus spp — — ≥30
Streptococcus spp. ß-Hemolytic — — ≥26
Group, S. Pneumoniae,
Enterobacteriaceae ≤19 20-22 ≥23
Staphylococcus spp ≤20 21-23 ≥24
Ceftriaxone CRO 30 μg
EnterobacteriaceaeE,F,G,J ≤19 20-22 ≥23
P. aeruginosa, Acinetobacter spp., ≤13 14-20 ≥21
and Staphylococcus spp.
Haemophilus spp.A — — ≥26
Neisseria meningitidisA — — ≥34
Neisseria gonorrhoeaeA — — ≥35
Streptococcus spp. ß-Hemolytic — — ≥24
GroupA,d
Streptococcus spp. Viridans ≤24 25-26 ≥27
Groupn
Cefuroxime (parenteral) CXM 30 μg
EnterobacteriaceaeD,E,G, and ≤14 15-17 ≥18
Staphylococcus spp.
Haemophilus spp.Y ≤16 17-19 ≥20
Neisseria gonorrhoeae ≤25 26-30 ≥31
Cephalothin KF 30 μg
EnterobacteriaceaeD,E,G and ≤14 15-17 ≥18
Staphylococcus spp.
ChloramphenicolB C 30 μg
Enterobacteriaceae,
Staphylococcus spp.,
Enterococcus spp.,
and Vibrio choleraef ≤12 13-17 ≥18
Haemophilus spp. ≤25 26-28 ≥29
Neisseria meningitidis ≤19 20-25 ≥26
Streptococcus pneumoniaeA ≤20 — ≥21
Streptococcus spp. Viridans ≤17 18-20 ≥21
Groupn and ß-Hemolytic Group
Ciprofloxacin CIP 5 μg
P. aeruginosa, Acinetobacter spp.,
Staphylococ-
cus spp.T, and Enterococcus ≤15 16-20 ≥21
spp.O
Haemophilus spp.A — — ≥21
Neisseria meningitidisi ≤32 33-34 ≥35

16
Neisseria gonorrhoeae ≤27 28-40 ≥41
EnterobacteriaceaeM, ≤20 21-30 ≤31
Clarithromycin CLR 15 μg
Staphylococcus spp. ≤13 14-17 ≥18
Haemophilus spp. ≤10 11-12 ≥13
Streptococcus spp.e Viridans
Groupn, ß-Hemolytic Group,
and S. pneumoniae ≤16 17-20 ≥21
Clindamycin DA 2 μg
Staphylococcus spp.U ≤14 15-20 ≥21
Streptococcus spp. Viridans
Groupn, ß-Hemolytic Group,
and S. pneumoniae ≤15 16-18 ≥19
Colisting
Pseudomonas aeruginosaA CT 10 μg ≤10 — ≥11
Doripenem DOR 10 μg
P.aeruginosa Hemophilus spp. ≤15 16-18 ≥19
— — ≥16
Doxycycline DO 30 μg
Enterobacteriaceae, ≤10 11-13 ≥14
Acinetobacter spp. ≤9 10-12 ≥13
Staphylococcus spp. and ≤12 13-15 ≥16
Enterococcus spp. ≤24 25-27 ≥28
S.pneumoniae
Ertapenem ETP 10 μg
EnterobacteriaceaeJ ≤18 19-21 ≥22
Haemophilus spp.A — — ≥19
Staphylococcus spp.Q ≤15 16-18 ≥19

Test Cultures (zone diameters in mm)


Antimicrobial Agent Disc Potency Resistant Intermediate Susceptible
Code
ErythromycinB E 15 μg
Staphylococcus spp.U and ≤13 14-22 ≥23
Enterococcus spp.
Streptococcus spp.e Viridans
Groupn, ß-Hemolytic Group,
and S. pneumoniae ≤15 16-20 ≥21
Gentamicin CN 10 μg
EnterobacteriaceaeK, P. ≤12 13-14 ≥15
aeruginosa, Acinetobacter spp.,
and Staphy- lococcus spp.
Imipenem IPM 10 μg
EnterobacteriaceaeJ, P. ≤13 14-15 ≥16
aeruginosa, Acinetobacter spp.,
and Staphylo-
coccus spp.Q
Haemophilus spp.A — — ≥16
Kanamycin K 30 μg
EnterobacteriaceaeK and ≤13 14-17 ≥18
Staphylococcus spp.
Levofloxacin LEV 5 μg
EnterobacteriaceaeM, P.
aeruginosa, S. Maltophilia,

17
Acinetobacter spp.,
Enterococcus spp.O, ≤13 14-16 ≥17
Streptococcus spp. Viridans
Groupn, ß-Hemolytic
Group, and S. pneumoniae
Staphylococcus spp.T ≤15 16-18 ≥19
Haemophilus spp.A — — ≥17
Linezolid LZD 30 μg
Staphylococcus spp. ≤20 — ≥21
Streptococcus spp.A Viridans — — ≥21
Groupn, ß-Hemolytic Group and S.
pneumoniae
Enterococcus spp. ≤20 21-22 ≥23
Lomefloxacin LOM 10 μg
EnterobacteriaceaeM,O, P. ≤18 19-21 ≥22
aeruginosaO
and Staphylococcus spp.O,T
Haemophilus spp.A — — ≥22
Neisseria gonorrhoeae ≤26 27-37 ≥38
Mecillinam MEL 10 μg
EnterobacteriaceaeE,O ≤11 12-14 ≥15
Meropenem MEM 10 μg
EnterobacteriaceaeJ ≤19 20-22 ≥23
P. aeruginosa, Acinetobacter spp., ≤15 16-18 ≥19
and Staphylococcus spp.Q
B. cepacia ≤15 16-19 ≥20
Neisseria meningitidisA — — ≥30
Haemophilus spp.A — — ≥20
Mezlocillin MEZ 75 μg
EnterobacteriaceaeE and ≤17 18-20 ≥21
Acinetobacter spp.
Pseudomonas aeruginosaA,P ≤15 — ≥16
Minocycline MH 30 μg
Enterobacteriaceae, P. ≤12 13-15 ≥16
aeruginosa and Acinetobacter spp.
Neisseria meningitidisA,i — — ≥26
S. maltophilia, B. cepacia, ≤14 15-18 ≥19
Staphylococcus spp., and
Enterococcus spp.
Moxifloxacin MFX 5 μg
Staphylococcus spp.T ≤20 21-23 ≥24
Streptococcus pneumoniae ≤14 15-17 ≥18
Haemophilus spp.A — — ≥18
Nafcillin NF 1 μg
Staphylococcus aureus ≤10 11-12 ≥13
Nalidixic Acid NA 30 μg
EnterobacteriaceaeM ≤13 14-18 ≥19
Neisseria meningitidisj ≤25 — ≥26
Netilmicin NET 30 μg
EnterobacteriaceaeK, P. ≤12 13-14 ≥15
aeruginosa and Staphylococcus
spp.
NitrofurantoinO F 300 μg
Enterobacteriaceae, ≤14 15-16 ≥17

18
Staphylococcus spp., and
Enterococcus spp.
NorfloxacinO NOR 10 μg
EnterobacteriaceaeM P.
aeruginosa, Staphylococcus spp.T
and Entero- coccus spp. ≤12 13-16 ≥17
Ofloxacin OFX 5 μg
EnterobacteriaceaeM,O, P.
aeruginosaO, and Streptococcus
spp. Viri-
dans Groupn, ß-Hemolytic Group, ≤12 13-15 ≥16
and S. pneumoniae
Staphylococcus spp.T ≤14 15-17 ≥18
Haemophilus spp.A — — ≥16
Neisseria gonorrhoeae ≤24 25-30 ≥31
Oxacillin OX 1 μg
S. aureusR,S ≤10 11-12 ≥13
S. pneumoniae (for penicillin — — ≥20
susceptibility)A,c
Penicillin P 10 U
Staphylococcus spp.A,Q,R ≤28 — ≥29
Enterococcus spp.A,V,W,k,m ≤14 — ≥15
Neisseria gonorrhoeaea ≤26 27-46 ≥47
Streptococcus spp. ß-Hemolytic — — ≥24
GroupA,d
Piperacillin PRL 100 μg
EnterobacteriaceaeE and ≤17 18-20 ≥21
Acinetobacter spp.
Pseudomonas aeruginosaA,P ≤14 15-20 ≥21
Piperacillin - Tazobactam TZP 100/10 μg
EnterobacteriaceaeE and ≤17 18-20 ≥21
Acinetobacter spp.
Pseudomonas aeruginosaA ≤14 15-20 ≥21
Staphylococcus spp.A ≤17 — ≥18
Haemophilus spp.A,Y — — ≥21
Polymyxin Bg
Pseudomonas aeruginosaA PB 300 U ≤11 — ≥12
Quinupristin – Dalfopristinl QD 15 μg
Staphylococcus spp.,
Enterococcus spp., and
Streptococcus spp Viri- dans ≤15 16-18 ≥19
Groupn, ß-Hemolytic Group, and
S. pneumoniae
Rifampinh RD 5 μg
Staphylococcus spp., ≤16 17-19 ≥20
Enterococcus spp., and
Haemophilus spp.
Neisseria meningitidisi ≤19 20-24 ≥25
Streptococcus pneumoniae ≤16 17-18 ≥19
Spectinomycin SH 100 μg
Neisseria gonorrhoeaeZ ≤14 15-17 ≥18
Streptomycin S 10 μg
EnterobacteriaceaeK ≤11 12-14 ≥15
SulfisoxazoleN SFX 300 μg
≤12 13-16 ≥17

19
EnterobacteriaceaeO,
Staphylococcus spp.O and Vibrio
choleraef
Teicoplanin TEC 30 μg
Staphylococcus spp. and ≤10 11-13 ≥14
Enterococcus spp.
Telithromycin TEL 15 μg
Staphylococcus spp. ≤18 19-21 ≥22
Haemophilus spp. ≤11 12-14 ≥15
Streptococcus pneumoniae ≤15 16-18 ≥19
TetracyclineL TE 30 μg
Enterobacteriaceae and ≤11 12-14 ≥15
Acinetobacter spp.
Staphylococcus spp., ≤14 15-18 ≥19
Enterococcus spp., and Vibrio
choleraef
Haemophilus spp. ≤25 26-28 ≥29
Neisseria gonorrhoeaeb ≤30 31-37 ≥38
Streptococcus spp. Viridans ≤18 19-22 ≥23
Groupn, ß-Hemolytic Group ≤24 25-27 ≥28
S. pneumoniae
Ticarcillin TIC 75 μg
EnterobacteriaceaeE and ≤14 15-19 ≥20
Acinetobacter spp.
Pseudomonas aeruginosaA,P ≤15 16-23 ≥24
Ticarcillin - Clavulanic Acid TIM 75/10 μg
EnterobacteriaceaeE and ≤14 15-19 ≥20
Acinetobacter spp.
Pseudomonas aeruginosaA ≤15 16-23 ≥24
Staphylococcus spp.A ≤22 — ≥23
Tigecycline TGC 15μg — — —
Tobramycin TOB 10 μg
EnterobacteriaceaeK, ≤12 13-14 ≥15
P. aeruginosa,
Acinetobacter spp., and
Staphylococcus spp.
TrimethoprimO W 5 μg
Enterobacteriaceae and ≤10 11-15 ≥16
Staphylococcus spp.
Trimethoprim- SXT 1.25/23.75
Sulfamethoxazole μg
Enterobacteriaceae,
Acinetobacter spp.,
Staphylococcus spp.,
Haemophilus spp., Vibrio ≤10 11-15 ≥16
choleraef, B. cepacia, and S.
maltophilia
Neisseria meningitidisi ≤25 26-29 ≥30
Streptococcus pneumoniae ≤15 16-18 ≥19
Vancomycin VA 30 μg
Enterococcus spp.X,m ≤14 15-16 ≥17
Streptococcus spp.A Viridans — — ≥17
Groupe, ß-Hemolytic Group, and S.
pneumoniae

20
Quality Control Organisms (zone diameters in mm)

21
Antimicrobial Potency E. S. aureus P. E. H. influ. H. influ. N. gon. S.
Agent coli ATCC® aerug. coli ATCC® ATCC® ATCC® pneumo.
ATC 25923 ATCC® ATCC 49247 49766 49226 ATCC®
C® 27853 ® 49619 p
25922 35218
Amikacin 30 μg 19-26 20-26 18-26 — — — — —
Amoxycillin - 20/10 μg 18-24 28-36 — 17-22 15-23 — — —
clavulanic acid
AmpicillinC 10 μg 16-22 27-35 — 6 13-21 — — 30-36
Ampicillin – 10/10 μg 19-24 29-37 — 13-19 14-22 — — —
Sulbactam
Azithromycin 15 μg — 21-26 — — 13-21 — — 19-25
Aztreonam 30 μg 28-36 — 23-29 — 30-38 — — —
Carbenicillin 100 μg 23-29 — 18-24 — — — — —
Cefaclor 30 μg 23-27 27-31 — — — 25-31 — 24-32
Cefamandole 30 μg 26-32 26-34 — — — — — —
Cefazolin 30 μg 21-27 29-35 — — — — — —
Cefepime 30 μg 31-37 23-29 24-30 — 25-31 — 37-46 28-35
Cefixime 5 μg 23-27 — — — 25-33 — 37-45 16-23
Cefonicid 30 μg 25-29 22-28 — — — 30-38 — —
Cefoperazone 75 μg 28-34 24-33 23-29 — — — — —
Cefotaxime 30 μg 29-35 25-31 18-22 — 31-39 — 38-48 31-39
Cefotetan 30 μg 28-34 17-23 — — — — 30-36 —
Cefoxitin 30 μg 23-29 23-29 — — — — 33-41 —
Cefpodoxime 10 μg 23-28 19-25 — — 25-31 — 35-43 28-34
Cefprozil 30 μg 21-27 27-33 — — — 20-27 — 25-32
Ceftaroline 30 μg 26-34 26-35 29-39 31-41
Ceftazidime 30 μg 25-32 16-20 22-29 — 27-35 — 35-43 —
Ceftizoxime 30 μg 30-36 27-35 12-17 — 29-39 — 42-51 28-34
Ceftriaxone 30 μg 29-35 22-28 17-23 — 31-39 — 39-51 30-35
Cefuroxime 30 μg 20-26 27-35 — — — 28-36 33-41 —
(parenteral)
Cephalothin 30 μg 15-21 29-37 — — — — — 26-32
Chloramphenicol 30 μg 21-27 19-26 — — 31-40 — — 23-27
B

Ciprofloxacin 5 μg 30-40 22-30 25-33 — 34-42 — 48-58 —


Clarithromycin 15 μg — 26-32 — — 11-17 — — 25-31
Clindamycin 2 μg — 24-30 — — — — — 19-25
Colisting 10 μg 11-17 — 11-17 — — — — —
Doripenem 10 μg 27-35 33-42 28-35 21-31 — — — 30-38
DoxycyclineL 30 μg 18-24 23-29 — — — — — —
Ertapenem 10 μg 29-36 24-31 13-21 20-28 27-33 — — 28-35
Erythromycin 15 μg — 22-30 — — — — — 25-30
Gentamicin 10 μg 19-26 19-27 17-23 — — — — —
Imipenem 10 μg 26-32 — 20-28 — 21-29 — — —
Kanamycin 30 μg 17-25 19-26 — — — — — —
Levofloxacin 5 μg 29-37 25-30 19-26 — 32-40 — — 20-25
Linezolid 30 μg — 25-32 — — — — — 25-34
Lomefloxacin 10 μg 27-33 23-29 22-28 — 33-41 — 45-54 —
Mecillinam 10 μg 24-30 — — — — — — —
Meropenem 10 μg 28-34 29-37 27-33 — 20-28 — — 28-35
Mezlocillin 75 μg 23-29 — 19-25 — — — — —
MinocyclineL 30 μg 19-25 25-30 — — — — — —
Moxifloxacin 5 μg 28-35 28-35 17-25 — 31-39 — — 25-31
Nafcillin 1 μg — 16-22 — — — — — —
Nalidixic Acid 30 μg 22-28 — — — — — — —
Netilmicin 30 μg 22-30 22-31 17-23 — — — — —
Nitrofurantoin 300 μg 20-25 18-22 — — — — — 23-29
NorfloxacinO 10 μg 28-35 17-28 22-29 — — — — 15-21

22
Ofloxacin 5 μg 29-33 24-28 17-21 — 31-40 — 43-51 16-21
Oxacillin 1 μg — 18-24 — — — — — ≤12q
Penicillin 10 U — 26-37 — — — — 26-34 24-30
Piperacillin 100 μg 24-30 — 25-33 12-18 — — — —
Piperacillin - 100/10 μg 24-30 27-36 25-33 24-30 33-38 — — —
Tazobactam
Polymyxin Bg 300 U 13-19 — 14-18 — — — — —
Quinupristin – 15 μg — 21-28 — — 15-21 — — 19-24
Dalfopristin
Rifampinh 5 μg 8-10 26-34 — — 22-30 — — 25-30
Spectinomycin 100 μg — — — — — — 23-29 —
Streptomycin 10 μg 12-20 14-22 — — — — — —
SulfisoxazoleN 300 μg 15-23 24-34 — — — — — —
Teicoplanin 30 μg — 15-21 — — — — — —
Telithromycin 15 μg — 24-30 — — 17-23 — — 27-33
TetracyclineL 30 μg 18-25 24-30 — — 14-22 — 30-42 27-31
Ticarcillin 75 μg 24-30 — 21-27 6 — — — —
Ticarcillin - 75/10 μg 24-30 29-37 20-28 21-25 — — — —
Clavulanic Acid
Tigecycline 15 μg 20-27 20-25 9-13 23-31 30-40 23-29
Tobramycin 10 μg 18-26 19-29 20-26 — — — — —
TrimethoprimO 5 μg 21-28 19-26 — — — — — —
Trimethoprim- 1.25/23.75 23-29 24-32 — — 24-32 — — 20-28
Sulfamethoxazole μg
Vancomycin 30 μg — 17-21 — — — — — 20-27

Test Cultures (zone diameters in


mm)
Antimicrobial Agent Disc Potency Resistant Interme Suscept Data Source
Code diate ible
Amikacin AK 30 μg ≤14 15-16 ≥17 DailyMed: Bristol-Myers
Squibb Co., 01/2001
Amoxycillin - Clavulanic AMC 20/10 μg DailyMed: Sandoz Inc.,
Acid 09/2009
Staphylococcus spp. & ≤19 - ≥20
Haemophilus influenzae
Other organisms exc. ≤13 14-17 ≥18
Streptococcus pneumoniae &
Neisseria gonor-
rhoeae
Ampicillin - Sulbactam SAM 10/10 μg DailyMed: Baxter
Healthcare Corp., 05/2009
Gram-negative & ≤11 12-13 ≥14
Staphylococcus spp.
Haemophilus influenzae ≤19 - ≥20
Azithromycin AZM 15 μg DailyMed: Pfizer Inc.,
01/2009
Haemophilus spp. - - ≥12
Staphylococcus aureus ≤13 14-17 ≥18
Streptococcus spp. incl. ≤13 14-17 ≥18
Streptococcus pneumoniae
Aztreonam ATM 30 μg DailyMed: Bristol-Meyers
Squibb, 07/2007
Aerobic organisms other than ≤15 16-21 ≥22
Haemophilus influenzae
Haemophilus influenzae - - ≥26
Bacitracin B 10 U DailyMed: Pharmacia &
Upjohn, 09/2006

23
Staphylococcus aureus - - >13
Carbenicillin CAR 100 μg DailyMed: Roerig, 05/2007
Enterobacter spp. ≤17 18-22 ≥23
Pseudomonas spp. ≤13 14-16 ≥17
Cefaclor CEC 30 μg DailyMed: Ranbaxy
Pharma. Inc., 05/2007
Organisms other than ≤14 15-17 ≥18
Haemophilus spp. &
Streptococcus spp.
Cefazolin KZ 30 μg DailyMed:
GlaxoSmithKline, 04/2005
≤14 15-17 ≥18
Cefepime FEP 30 μg DailyMed: Baxter
Healthcare Corp., 01/2010
Organisms other than ≤14 15-17 ≥18
Haemophilus spp. & Strep
pneumoniae
Haemophilus spp. - - ≥26
Cefixime CFM 5 μg Lupin Pharmaceuticals,
Inc., 10/2008
Neisseria gonorrhoeae - - ≥31
All other organisms ≤15 16-18 ≥19
Cefoperazone CFP 75 μg DailyMed: Roerig (Division
of Pfizer), 01/2006
≤15 16-20 ≥21
Cefotaxime CTX 30 μg DailyMed: Pfizer
Laboratories, 12/2009
Neisseria gonorrhoeae - - ≥31
Haemophilus spp. - - ≥26
Streptococcus spp. other than ≤25 26-27 ≥28
S. pneumoniae
Organisms other than ≤14 15-22 ≥23
Haemophilus, N. gonorrhoeae,
Streptococcus
Cefotetan CTT 30 μg DailyMed: AstraZeneca
Pharma., LP, 01/2004
≤12 13-15 ≥16
Cefoxitin FOX 30 μg DailyMed: Merck & Co.,
Inc., 10/2006
Neisseria gonorrhoeae ≤23 24-27 ≥28
Aerobic organisms other than ≤14 15-17 ≥18
N. gonorrhoeae
Cefpodoxime CPD 10 μg DailyMed: Sandoz Inc.,
09/2008
Enterobacteriaceae & ≤17 18-20 ≥21
Staphylococcus spp.
Haemophilus spp. - - ≥21
Neisseria gonorrhoeae - - ≥29
Cefprozil CPR 30 μg DailyMed: Sandoz Inc.,
01/2008
≤14 15-17 ≥18
Ceftazidime CAZ 30 μg DailyMed:
GlaxoSmithKline LLC,
04/2007
≤14 15-17 ≥18
Ceftizoxime ZOX 30 μg DailyMed: Astellas Pharma
US, Inc., No revision date.
Haemophilus spp. - - ≥26
Neisseria gonorrhoeae - - ≥38
Organisms other than ≤14 15-19 ≥20

24
Haemophilus spp. & N.
gonorrhoeae
Ceftriaxone CRO 30 μg DailyMed: Pfizer
Laboratories, 07/2009
Haemophilus spp. - - ≥26
Neisseria gonorrhoeae - - ≥35
Organisms other than ≤13 14-20 ≥21
Haemophilus spp., N.
gonorrhoeae, & Strep spp.
Cefuroxime (parenteral) CXM 30 μg DailyMed:
GlaxoSmithKline LLC,
12/2005
≤14 15-22 ≥23
Cephalothin KF 30 μg DailyMed: Ranbaxy
Pharma. Inc., 01/2007
≤14 15-17 ≥18
Chloramphenicol C 30 μg DailyMed: Monarch
Pharma., Inc., 04/2007
Salmonella spp. ≤12 13-17 ≥18
Haemophilus influenzae ≤25 26-28 ≥29
Ciprofloxacin CIP 5 μg DailyMed: Pfizer Labs,
09/2009
Enterobacteriaceae, ≤15 16-20 ≥21
Enterococcus faecalis,
Staphylococcus spp.,
S. pneumoniae, S. pyogenes, &
P. aeruginosa
H. influenzae & H. - - ≥21
parainfluenzae
Clarithromycin CLR 15 μg DailyMed: Sandoz Inc.,
09/2008
Staphylococcus spp. ≤13 14-17 ≥18
Streptococcus spp. including ≤16 17-20 ≥21
S. pneumoniae
Haemophilus spp. ≤10 11-12 ≥13
Clindamycin DA 2 μg DailyMed: Bedford Labs.,
07/2008
≤14 15-16 ≥17
Doripenem DOR 10 μg DailyMed: Ortho-McNeil-
Janssen Pharm., Inc.,
10/2008
Enterobacteriaceae - - ≥23
P. aeruginosa - - ≥24
Acinetobacter baumannii - - ≥17
Streptococcus anginosus group - - ≥24
Doxycycline DO 30 μg DailyMed: Pfizer
Laboratories, 02/2010
≤12 13-15 ≥16
Ertapenem ETP 10 μg DailyMed: Merck Sharp &
Dohme Corp., 03/2010
Enterobacteriaceae & ≤15 16-18 ≥19
Staphylococcus spp.
Haemophilus spp. - - ≥19
Streptococcus spp. including - - ≥19
Streptococcus pneumoniae
Erythromycin E 15 μg DailyMed: Abbott
Laboratories, no revision
date
≤13 14-22 ≥23
Gentamicin CN 10 μg B.Braun Medical Inc.

25
03/2007
≤12 13-14 ≥15
Imipenem IPM 10 μg DailyMed: Merck & Co.,
Inc., 12/2007
≤13 14-15 ≥16
Kanamycin K 30 μg DailyMed: Bristol-Myers
Squibb Co., no revision
date
≤14 15-17 ≥18
Levofloxacin LEV 5 μg DailyMed: Hikma
Farmaceutica (Portugal),
S.A., 07/2009
Enterobacteriaceae, E. ≤13 14-16 ≥17
faecalis, Staphylococcus spp.
(methicillin-sus-
ceptible), P. aeruginosa, S.
pneumoniae, & S. pyogenes
H. influenzae & H. - - ≥17
parainfluenzae
Linezolid LZD 30 μg DailyMed: Pharmacia &
Upjohn Co., 12/2009
Enterococcus spp. ≤20 21-22 ≥23
Staphylococcus spp. - - ≥21
Streptococcus spp. including - - ≥21
S. pneumoniae
Lomefloxacin LOM 10 μg DailyMed: G.D. Searle
LLC, no revision date
≤18 19-21 ≥22
Meropenem MEM 10 μg DailyMed: AstraZeneca
Pharm. LP, 11/2007
Enterobacteriaceae, ≤13 14-15 ≥16
Acinetobacter spp. & P.
aeruginosa
Haemophilus influenzae - - ≥20
Staph aureus ≤13 14-15 ≥16
Minocycline MH 30 μg DailyMed: Ranbaxy
Pharma. Inc., 04/2007
≤14 15-18 ≥19
Moxifloxacin MFX 5 μg DailyMed: Shering Plough
Corp., 10/2008
Enterobacteriaceae & Staph ≤15 16-18 ≥19
aureus (methicillin-
susceptible)
H. influenzae & H. - - ≥18
parainfluenzae
Streptococcus spp. including ≤14 15-17 ≥18
S. pneumoniae & E. faecalis
Nafcillin NF 1 μg DailyMed: Baxter
Healthcare Corp., 02/2007
≤10 11-12 ≥13
Nalidixic Acid NA 30 μg DailyMed: Sanofi-Aventis
U.S. LLC, 09/2008
≤13 14-18 ≥19
Neomycin N 30 μg Dailymed TEVA pharma
USA 03/2007
≤13 14-15 ≥16
Nitrofurantoin F 300 μg DailyMed: Procter &
Gamble Pharma., 01/2009
≤14 15-16 ≥17
Norfloxacin NOR 10 μg DailyMed: Merck Sharp &

26
Dohme Corp., 02/2010
≤12 13-16 ≥17
Ofloxacin OFX 5 μg DailyMed: Teva Pharma.
USA, 01/2008
Enterobacteriaceae, P. ≤12 13-15 ≥16
aeruginosa, & S.aureus
( methicillin-suscepti-
ble)
Haemophilus influenzae - - ≥16
Neisseria gonorrhoeae ≤24 25-30 ≥31
Streptococcus pneumoniae & ≤12 13-15 ≥16
Streptococcus pyogenes
Oxacillin OX 1 μg DailyMed: Baxter
Healthcare Corp., 02/2007
Staphylococcus aureus ≤10 11-12 ≥13
Coagulase-negative ≤17 - ≥18
Staphylococcus spp.
Penicillin P 10 U DailyMed: Baxter
Healthcare Corp., 02/2008
Staphylococcus spp. ≤28 - ≥29
Neisseria gonorrhoeae ≤26 27-46 ≥47
Beta-hemolytic streptococci - - ≥24
Piperacillin PRL 100 μg DailyMed: Wyeth Pharma.
Inc., 03/2007
Enterobacteriaceae & ≤17 18-20 ≥21
Acinetobacter spp.
Pseudomonas aeruginosa ≤17 - ≥18
Enterococcus faecalis ≤14 - ≥15
Haemophilus spp. ≤28 - ≥29
Piperacillin - Tazobactam TZP 100/10 DailyMed: Wyeth Pharma.
μg Inc., 09/2009
Enterobacteriaceae & ≤17 18-20 ≥21
Acinetobacter baumanii
Pseudomonas aeruginosa ≤17 - ≥18
Staphylococcus aureus ≤19 - ≥20
Polymyxin B PB 300 U DailyMed: Bedford
Laboratories, 02/2004
- - >11
Quinupristin – Dalfopristin QD 15 μg DSM Pharma, Inc., 07/2003
Enterococcus faecium, ≤15 16-18 ≥19
Staphylococcus spp., &
Streptococcus spp.
(excluding S. pneumoniae)
Rifampin RD 5 μg DailyMed: Lannett
Company, Inc., 10/2007
Neisseria meningitidis ≤16 17-19 ≥20
Streptomycin S 10 μg Roerig (Division of Pfizer),
08/2006
≤10 11-12 ≥15
Sulfisoxazole SFX 300 μg DailyMed: Roche
Laboratories Inc., 11/1997
≤12 13-16 ≥17
Telithromycin TEL 15 μg DailyMed: Sanofi-Aventis
U.S. LLC, 06/2009
Streptococcus pneumoniae ≤15 16-18 ≥19
Haemophilus influenzae ≤11 12-14 ≥15
Tetracycline TE 30 μg DailyMed: Blenheim
Pharmacal, Inc., 06/2009
- - ≥19
Ticarcillin TIC 75 μg GlaxoSmithKline, 09/2002

27
Pseudomonas aeruginosa & ≤11 12-14 ≥15
Enterobacteriaceae
Ticarcillin - Clavulanic Acid TIM 75/10 μg DailyMed:
GlaxoSmithKline LLC,
02/2009
Staphylococcus spp. ≤22 - ≥23
Enterobacteriaceae ≤14 15-19 ≥20
Pseudomonas aeruginosa ≤14 - ≥15
Tigecycline TGC 15 μg DailyMed: Wyeth
Pharmaceuticals Inc.,
07/2010
Enterobacteriaceae ≥14 15-18 ≥19
Staphylococcus aureus, - - ≥19
Streptococcus spp. (including
S. pneumo-
niae), Enterococcus faecalis,
& Haemophilus influenzae
Tobramycin TOB 10 μg DailyMed: Akorn-Strides,
LLC, 08/2007
≤12 13-14 ≥15
Trimethoprim W 5 μg DailyMed: Watson
Laboratories, Inc., 06/2006
Enterobacteriaceae & ≤10 11-15 ≥16
Staphylococcus spp.
Trimethoprim- SXT 1.25 / DailyMed: Blenheim
Sulfamethoxazole 23.75 μg Pharmacal, Inc., 08/2008
Enterobacteriaceae & ≤10 11-15 ≥16
Haemophilus influenzae
Streptococcus pneumoniae ≤15 16-18 ≥19
Vancomycin VA 30 μg DailyMed: Baxter
Healthcare Corp., 02/2009
Staphylococcus spp. - - ≥15
Streptococcus spp. (not - - ≥17
including S. pneumoniae)
Enterococcus spp. ≤14 15-16 ≥17
Sumber : OXOID

28

Anda mungkin juga menyukai