Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi merupakan masalah penting yang banyak dijumpai pada kehidupan

sehari-hari. Kasus infeksi dapat disebabkan oleh bakteri dan mikroorganisme

yang patogen. Mikroba akan masuk ke dalam tubuh dan berkembang biak

dalam jaringan (Waluyo, 2004).

Penyakit infeksi oleh bakteri dan fungi, terutama di Negara berkembang

seperti Indonesia masih merupakan permasalahan yang memerlukan perhatian

besar. Disamping itu kenyataan banyak dilaporkann adanya galur

mikroorganisme pathogen yang sudah resisten terhadap obat yang ada, dan

karena itu pencarian antimikroba baru tentunya merupakan salah satu

pemecahan yang senantiasa harus dilakukan (Sesilia R. Pakadang, 2019).

Propionibacterium acnes adalah flora normal kulit terutama di wajah yang

tergolong dalam kelompok bakteri Corynebacteria. Bakteri ini berperan pada

patogenesis jerawat yang dapat menyebabkan inflamasi (Khan,2009)

Jerawat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya disebabkan oleh

bakteri Propionibacterium acnes. Gaspari dan Stephen (2008) menyatakan

bahwa Propionibacterium acnes termasuk bakteri flora normal pada kulit,

bakteri gram positif, pleomorfik dan bersifat anaerob. Bakteri ini berperan

dalam pembentukan acne, dengan menghasilkan lipase yang memecah asam

lemak bebas dari lipid kulit sehingga menyebabkan peradangan. Akibat


peradangan tersebut menyebabkan Propionibacterium acnes berproliferasi dan

memperparah lesi inflamasi dengan merangsang produksi sitokin proinflamasi.

Bakteri ini tidak patogen pada kondisi normal, tetapi bila terjadi perubahan

kondisi kulit, maka bakteri tersebut berubah menjadi invasif. Sekresi kelenjar

keringat dan kelenjar sebasea yang menghasilkan air, asam amino, urea, garam

dan asam lemak merupakan sumber nutrisi bagi bakteri. Bakteri ini berperan

pada proses kemotaktik inflamasi serta pembentukan enzim lipolitik pengubah

fraksi zat berminyak (sebum) menjadi massa padat, yang menyebabkan

terjadinya penyumbatan pada saluran kelenjar sebasea (Djuanda, dkk. 1999).

Propionibacterium acnes termasuk bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan

peradangan pada kulit, khususnya pada kulit wajah sehingga perlu dicegah.

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

Maksud Percobaan

Untuk mengetahui dan memahami cara menentukan daya hambat dari

Ekstrak biji kelengkeng (Euphoria longan (Lour.)

Tujuan Percobaan

Untuk menentukan daya hambat dari Ekstrak biji kelengkeng (Euphoria

longan (Lour.) terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.

C. Prinsip Percobaan

Menentukan zona hambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes

pada media NA dengan metode piper disc yang mengandung Ekstrak biji

kelengkeng (Euphoria longan (Lour.) lalu diinkubasikan pada suhu 35-37˚C

selama 16-20 jam.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Propionibacterium acnes termasuk bakteri yang tumbuh relatif lambat.

Bakteri ini tipikal bakteri anaerob Gram positif yang toleran terhadap udara.

Genome dari bakteri ini elah dirangkai dan sebuah penelitian menunjukkan

beberapa gen yang dapat menghasilkan enzim untuk meluruhkan kulit dan

protein, yang mungkin immunogenik (mengaktifkan sistem kekebalan tubuh).

Ciri-ciri penting dari bakteri Propionibacterium acnes adalah berbentuk batang

tak teratur yang terlihat pada pewarnaan Gram positif. Bakteri ini dapat tumbuh

di udara dan tidak menghasilkan endospora. Bakteri ini dapat berbentuk

filamen bercabang atau campuran antara bentuk batang/filamen dengan bentuk

kokoid. Propionibacterium acnes memerlukan oksigen mulai dari aerob atau

anaerob fakultatif sampai ke mikroerofilik atau anaerob. Beberapa sifat

patogen untuk hewan dan tanaman (Khan,2009).

Mekanisme terjadinya jerawat adalah bakteri Propionibacterium acnes

merusak stratum corneum dan statum germinat dengan cara menyeksresikan

bahan kimia yang menghancurkan dinding pori-pori. Kondisi ini menyebabkan

inflamasi. Asam lemak dan minyak kulit tersumbat kemudian mengeras. Jika

jerawat disentuh maka inflamasi akan meluas sehingga padatan asam lemak

dan minyak kulit yang mengeras akan membesar (Sugita,2010).

Banyak ditemukan di Indonesia. Pada umumnya, masyarakat hanya

memanfaatkan daging buah kelengkeng sebagai konsumsi buah sehari-hari.


Pada pengobatan China, daging buah kelengkeng digunakan sebagai

stomachic, febrifuge, vermifuge, dan juga sebagai penangkal racun.

Kelengkeng kering juga digunakan sebagai tonik dan perawatan insomnia.

Sementara itu, kulit dan biji kelengkeng segar sebesar 17% dari berat

keseluruhan buah hanya berakhir sebagai limbah dan bahan bakar. Berdasarkan

beberapa penelitian ilmiah, kulit dan biji kelengkeng memiliki berbagai

senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal seperti untuk

melancarkan buang air kecil, mengatasi cacingan, menyehatkan mata,

menurunkan kadar gula darah, mengobati sakit kepala, keputihan dan hernia

(Jaitrong, et al,.2006).

B. Uraian Mikroorganisme

Klasifikasi Propionibacterium acnes (Khan,2009).

Kerajaan : Bacteria

Devisi : Actinobacteria

Kelas : Actinobacteridae

Bangsa : Actinomycetales

Suku : Popionibacteriaceae

Marga : Propionibacterium

Spesies : Propionibacterium acnes

Morfologi

Ciri-ciri penting dari bakteri Propionibacterium acnes adalah berbentuk

batang tak teratur yang terlihat pada pewarnaan Gram positif. Bakteri ini dapat

tumbuh di udara dan tidak menghasilkan endospora. Bakteri ini dapat


berbentuk filamen bercabang atau campuran antara bentuk batang/filamen

dengan bentuk kokoid. Propionibacterium acnes memerlukan oksigen mulai

dari aerob atau anaerob fakultatif sampai ke mikroerofilik atau anaerob.

Beberapa sifat patogen untuk hewan dan tanaman (Khan,2009).

C. Uraian Bahan

1. Nutrien Agar (NA)

Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA

juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang

tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini

merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan

agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam

prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan,

untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri,

dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.

2. Na CMC (Ditjen POM, 1979: 401)

Nama Resmi : NATRII CARBOXYMETHIL CELLULOSUM

Nama Lain : Natrium Karboksimetil selulosa

Pemerian : Serbuk atau butiran putih atau kuning gading,

tidak berbau, dan bersifat higroskopis.

Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk suspense

koloida, tidak larut dalam etanol.

Kegunaan : Sebagai kontrol negatif

3. Aquadest ( Ditjen POM, 1979: 96)


Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air suling

RM/BM : H2O/18,02

Kelarutan : Larut dalam etanol dan kloroform

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa

Kegunaan : Sebagai pelarut

D. Uraian Tanaman

Tanaman Kelengkeng (Euphoria longan (Lour.) Steud)

a. Sistematika

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Anak kelas : Dilleniidae

Bangsa : Sapindales

Suku : Sapindaceae

Marga : Euphoria

Jenis : Euphoria longan (Lour.) Steud

Sinonim : Euphoria longana Lamk., Dimocarpus longan Lour., Nephelium

longana Cambess. (Cronquist, 1981)

b. Kandungan

Daun kelengkeng telah banyak digunakan pada pengobatan

tradisional. Kandungan pada daun kelengkeng yaitu kuersetin (Morton,

1987). Pada biji kelengkeng terdapat senyawa fenolik (Soong and Barlow,
2005). Kulit kelengkeng mengandung asam galat, glikosida flavon, dan

hidroksinamat dengan kandungan utama flavon berupa kuersetin dan

kaemferol (Jaitrong et al., 2006). Batang kelengkeng mengandung

scopoletin dan stigmasterol (Rahman et al., 2007). Kandungan kimia pada

buah kelengkeng adalah glukosa 27%, sukrosa, asam tartat, vitamin A dan

vitamin B, saponin, tanin, dan lemak (Anonim, 1999).


BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan bahan

Alat yang digunakan

1. Cawan Petri

2. Paper disc

3. Swab steril

4. Tabung reaksi

5. Pencadang

6. Autoclaf

7. Lampu spiritus

8. Korek api

Bahan yang digunakan

1. Nutrien Agar (NA)

2. Na-CMC

3. Ekstrak biji lengkeng

4. Aquadest

B. Prosedur Kerja

1. Diambil paper disk, lalu dimasukkan/direndam kedalam masing masing-

masing bahan uji dan pelarut bahan uji sebagai control negatif

2. Dicelupkan swab steril kedalam suspense bakteri uji dan diinokulasikan ke

permukaan media NA steril dengan metode taburan/sebaran (Bakteri uji

dioleskan merata pada permukaan media menggunakan swab steril.


3. Diambil Cakram kertas (paper disk) yang telah direndam dengan

menggunakan pinset diletakkan pada permukaan agar NA dan sedikit

ditekan agar melekat sempurna dan tidak bergeser.

4. Diinkubasi pada suhu 35-37˚C selama 16-20 jam.

5. Diamati dan diukur zona hambatan yang terbentuk pada agar.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Ekstrak Biji Lengkeng


CAWAN
Kontrol (-) 2% 4% 8% Rata-Rata

I 0 6 mm 10 mm 12 mm 9 mm

II 0 8 mm 10 mm 13 mm 10 mm

III 0 11 mm 12 mm 13 mm 12 mm

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas dari

tanaman sebagai antibakteri. Tanaman yang digunakan yaitu Ekstrak Biji

Lengkeng (Euphoria longan) dan bakteri Propionibacterium acne. Uji aktivitas

ini dilakukan untuk menentukan kkadar terendar dari suatu bahan yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri. Pelakuan dari praktikan sangat

mempengaruhi hasil yang didapatkan, terutama hygien, suhu optimum bakteri

dan sanitas dari ruangan.

Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui zona hambat yang terjadi pada

konsentrasi 2% dengan rata-rata 9 mm, konsentrasi 4% dengan rata-rata 10

mm, dan pada konsenttrasi 8% sebesar 12 mm. Dari hasil tersebut, Ekstrak dari

biji lengkeng memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri

Propionibacterium acne. Aktivitas antibakteri tersebut ditunjukkan dengan

adanya zona hambat disekitar paper disk yang telah direndam dengan ekstrak
biji lengkeng. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak biji lengkeng, maka semakin

tinggi pula rata-rata zona hambat yang terbentuk. Adapun piper disk yang tidak

direndam dengan ekstrak biji lengkeng melainkan hanya dengan Na-CMC

dibuat kontrol dari media NA.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ekstrak dari biji

lengkeng memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri

Propionibacterium acne. Aktivitas antibakteri tersebut ditunjukkan dengan

adanya zona hambat disekitar paper disk dan semakin tinggi konsentrasi

ekstrak biji lengkeng, maka semakin tinggi pula rata-rata zona hambat yang

terbentuk.

B. Saran

Diharapkan praktikan dapat menjaga hygien dan sanitas saat praktikum,

dan lebih teliti dalam menaruh paper disk dicawan petri agar hasil dari zona

hambat dapat membentuk diameter yang sempurna.


DAFTAR PUSTAKA

Khan, Z.Z.; Assi M. & Mo0re, T.A.2009. Recurent Epidural Abcess Caused by
Propionybacterium acnes. Khansas Journal of Medicine : 92-95

Sugita, T.; Miyatomo, M.; Tsuboi R.; Takatori, K.;Ikeda, R. & Nishikawa, A.
(2010). In Vitro Activities of Azole Antifungal Agents againts
Propionibacterium acnes Isolated from Patiens with Acne Vulgaris. Biol
Pharm Bull. 33(1): 125-127

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi III:


Jakarta.
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI OBAT DAN PANGAN

JURUSAN FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

AKTIVITAS TANAMAN SEBAGAI ANTIBAKTERI

NAMA MAHASISWA / NIM :

MUH TRIZNO PO713251181.067

PUTRI INDAH SARI BAHMI PO713251181.081

RAFIKA FADLI D PO713251181.082

RAHAYU STEFHANI SANJAYA PO713251181.083

RASMAH PO713251181.086

REZKY YULIANA RAUF PO713251181.088

SRI SELMI HADAYANI PUTRI PO713251181.095

ZUBAEDAH ASLAN PO713251181.099

KELOMPOK : B1

HARI PRAKTIKUM : RABU

PEMBIMBING : Nasriani, S.Farm

JURUSAN FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

2019

Anda mungkin juga menyukai