Anda di halaman 1dari 26

MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros (kecil), bios (hidup)

dan logos (ilmu). Mikrobiologi merupakan suatu cabang ilmu biologi yang

mempelajari tentang mikroba. Mikrobiologi juga kadang disebut sebagai

praktek dari biokimia, tetapi dengan berkembangnya zaman maka praktek

mikrobiologi menjadi salah satu praktikum yang diterapkan untuk

mahasiswa farmasi sebagai calon apoteker.

Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau

dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh

manusia diantaranya melalui pertumbuhan menggunakan suatu media. Pada

pembuatan media ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang

diperlukan oleh mikroorganisme dan juga keadaan lingkungan fisik yang

dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.

Khamir (yeast) adalah fungi bersel satu yang mikroskopik, beberapa

generasi ada yang membentuk miselium dengan percabangan. Kapang adalah

fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya pada

makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti

kapas. Khamir termasuk fungi tetapi dibedakan dari kapang karena

bentuknya yang bersifat uniseluler. Oleh karena itu, dilakukan percobaan ini

untuk dapat membedakan bentuk-bentuk morfologi kapang dan khamir

secara makroskopik dan mikroskopik

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 2
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam percobaan ini adalah bagaimana cara

mengetahui struktur morfologi dari kapang dan khamir ?

C. Tujuan

Tujuan dalam percobaan ini adalah untuk mengetahui struktur

morfologi dari kapang dan khamir ?

D. Manfaat

Manfaat dalam percobaan ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui

struktur morfologi dari kapang dan khamir ?

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum

Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros = kecil, bios = hidup dan

logos = ilmu. Jadi, Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang makhluk

hidup atau jasad-jasad renik. Istilah lain yang digunakan selain makhluk

hidup yang kecil atau renik ialah mikroorganisme, mikroba, protista (jasad

atau organisme serendah-rendahnya, hanya terdiri dari satu sel (Adam,

1992).

Kapang adalah fungi yang tumbuh cepat dan bereproduksi secara

aseksual. Miselium fungi ini tumbuh sebagai saproba atau parasit pada

berbagai jenis substrat. Kapang dapat mengalami serangkaian tahapan

reproduktif yang berbeda. Pada awal kehidupannya kapang menghasilkan

spora asesual. Kemudian, fungi ini bereproduksi secara seksual,

menghasilkan zigosporagia, askokarpus, atau basidiokarpus. Sedangkan

khamir adalah fungi uniseluler yang mencapai habitat cair dan lembap,

termasuk getah pohon dan jaringan hewan. Khamir bereproduksi secara

aseksual, dengan cara pembelahan sel sederhana atau dengan cara pelepasan

sel tunas dari sel induk. Beberapa khamir bereproduksi secara seksual,

dengan cara membentuk aski atau basidia, dan dikelompokkan ke dalam

Askomikota atau Basidiomikota (Campbell dkk, 2003).

Kapang atau cendawan merupakan salah satu jenis parasit yang terdiri

atas genus Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Berbagai

spesies dari tiga genus kapang ini dapat menginfeksi kulit, bulu/rambut dan

kuku/tanduk dalam berbagai intensitas infeksi. Hampir semua jenis hewan

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 4
dapat diserangnya, dan penyakit ini secara ekonomis sangat penting (Adzima

dkk, 2013).

Khamir memiliki beberapa enzim penting seperti selulase, fosfatase,

lipase, dan proteinase yang menyebabkan khamir memegang peran penting

dalam dekomposisi senyawa organik dan dapat digunakan untuk keperluan

industri. Disamping peran ekologi khamir yang menentukan kecepatan dan

arah proses degradasi senyawa organik di dalam tanah, khamir juga telah

lama digunakan untuk proses industri seperti pada pembuatan minuman

beralkohol, fermentasi tape, pembuatan makanan ternak, kosmetik, dan

antibiotik (Kanti, 2004).

Sel khamir dapat berbentuk bulat, oval, silinder, bulat panjang dengan

salah satu ujungnya runcing (ogival), segitiga melengkung (triangular),

bentuk botol atau lemon. Dalam kultur yang sama, ukuran dan bentuk sel

khamir mungkin berbeda karena pengaruh umur sel dan kondisi lingkungan

selama pertumbuhan (Kusmiati dkk, 2007).

Koloni kapang yang tumbuh selama proses isolasi, dimurnikan dengan

propagasi koloni yaitu dengan cara memotong dan mentransfer secara

aseptik sebagian miselium kapang ke dalam media kultur. Isolat kapang yang

telah murni diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Identifikasi

kapang dilakukan dengan mengamati beberapa karakter morfologi baik

secara makroskopis maupun secara mikroskopis. Pengamatan makroskopis

meliputi warna dan permukaan koloni (granular, seperti tepung,

menggunung, licin), tekstur, zonasi, daerah tumbuh, garis-garis radial dan

konsentris (khususnya pada kapang Penicillium), warna balik koloni (reverse

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 5
color), dan tetes eksudat (exudate drops). Pengamatan secara mikroskopis

meliputi ada tidaknya septa pada hifa, pigmentasi hifa, hubungan ketam

(clamp connection), bentuk dan omamentasi spora (vegetatif dan generatif),

serta bentuk dan omamentasi tangkai spora (Ilyas, 2006).

Pemurnian dilakukan pada setiap koloni jamur yang dianggap berbeda

berdasarkan morfologi makroskopis yang dapat dilihat dari penampakan

warna, bentuk, dan pola persebaran koloni. Masing-masing jamur dipisahkan,

diambil dengan menggunakan jarum ose kemudian ditumbuhkan kembali

pada media PDA baru. Tahapan pembuatan preparat jamur yaitu jamur

diambil dengan menggunakan jarum ose kemudian diletakkan pada object

glass yang telah diberi sedikit media PDA sebagai media pertumbuhan koloni

dan ditutup dengan cover glass. Preparat kemudian diinkubasi selama 2-3

hari didalam wadah yang telah dialasi dengan tissue lembab dan ditutup

rapat agar tidak terkontaminasi oleh spora jamur dari udara. Pengamatan

makroskopis meliputi warna koloni, bentuk koloni dalam cawan petri

(konsentris dan tidak konsentris), tekstur koloni dan pertumbuhan koloni

(cm/hari). Pengamatan secara mikroskopis meliputi ada tidaknya septa pada

hifa (bersekat atau tidak bersekat), pertumbuhan hifa (bercabang atau tidak

bercabang), warna hifa dan konidia (bulat, lonjong, berantai atau tidak

beraturan) (Wulandari dkk, 2014).

Identifikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting mengingat

banyak jenis jamur yang belum diketahui jumlah dan jenisnya. Jumlah

spesies jamur yang sudah diketahui hingga kini hanya kurang lebih 69.000

dari perkiraan 1.500.000 spesies yang ada di dunia. Dapat dipastikan bahwa

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 6
Indonesia yang sangat kaya akan diversitas tumbuhan dan hewannya juga

memiliki diversitas jamur yang sangat tinggi mengingat lingkungannya yang

lembap dan suhu tropik yang mendukung pertumbuhan jamur (Purwantisari

dkk, 2009).

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 7
B. Uraian Bahan

1. Agar (Ditjen POM, 1979 : 74)

Nama resmi : Agar

Nama lain : Agar-agar

Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa musilago pada

lidah.

Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, dan larut dalam

air mendidih.

Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Aquadest (Ditjen POM, 1979: 96)

Nama resmi : Aqua Destillata

Nama lain : Air suling

RM / BM : H2O / 18,02

Rumus struktur :H–O-H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

tidak berasa.

Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba dan pelarut medium.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 8
3. Alkohol (Ditjen POM, 1979 :65).

Nama resmi : Aethanolum

RM : C2H6O

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan

mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah

terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak

berasap.

Kelarutan : Sangat mudag larut dalam air, dalam kloroform P dan

dalam eter P.

Kegunaan : Antiseptikum

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya;

di tempat sejuk, jauh dari nyala api.

4. Gliserol (Ditjen POM, 1979 :271).

Nama resmi : Glycerolum

RM/BM : C3H8O3 / 92,10

Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak

berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik.

Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%) P,

praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P,

dan dalam minyak lemak.

Kegunaan : Zat tambahan

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 9
5. Asam tartrat (Dirjen POM, 1995: 53 )

Nama resmi : Tartrat acid

Sinonim : Asam tartrat

RM : C4H6O6

Pemerianmm : Hablur tidak berwarna atau serbuk putih , tidak

berbau, rasa sangat asam

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam

etanol (95%) P,sukar larut dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai zat pemberi suasana asam

6. Metilen Blue (Ditjen POM, 1995: 554).

Nama resmi : Metylen blue

RM / BM : C37H27N3Na2O9S3 / 799,80

Pemerian : Serbuk biru gelap

Kelarutan : Larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pewarna

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 10
7. Kentang ( Solanum tuberosum )

a. Klasifikasi (Tjitrosoepomo, 2007)

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Sub Class : Sympetalae

Ordo : Solanales

Familia : Solanaceae

Genus : Solanum

Species : Solanum tuberosum

Kegunaan : Untuk ekstraknya, sebagai sumber nutrient mikroba.

b. Morfologi (Tjitrosoepomo, 2007)

Bagian batang yang terletak dibawah permukaan tanahtumbuh

daun-daun kecil seperti sisik pada ketiak daun terdapat tunas ketiak yang

dapat tumbuh menjulur secara diageotropik. Buku-buku (internode) yang

memanjang dan melengkung pada bagian ujungnya disebut stolon. Umbi

Kentang merupakan bagian dari batang yang berfungsi sebagai tempat

menyimpan cadangan makanan serta untuk berproduksi. Tanaman Kentang

yang berasal dari umbi tidak terdapat akar utama tetapi hanya akar halus

atau akar serabut saja yang panjangnya dapat mencapai 60 cm. Dalam tanah

akar banyak terdapat pada kedalaman 20 cm.

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 11
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Praktikum Mikrobiologi Farmasi dan Parasitologi dengan judul

percobaan Morfologi Kapang dan Khamir di laksanakan pada hari Senin

tanggal 26 Maret 2018 bertempat di Laboratorium Farmasi, Fakultas Farmasi

Universitas Halu Oleo

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :

a. Autoklaf

b. Cawan petri

c. Gelas kimia 250 mL

d. Labu erlenmeyer 100 mL dan 250 mL

e. LAF

f. Lampu bunsen

g. Spoit 10 mL dan 1 mL

h. Pisau bedah

i. Pinset

j. Pipet tetes

k. Tabung reaksi

l. Timbangan analitik

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 12
2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu :

a. Alkohol 70%

b. Air suling

c. Air tape singkong

d. Air tuak

e. Akar kecombrang

f. Batang jati

g. Batang kecombrang

h. Bunga kecombrang

i. Batang sirih

j. Daun jati

k. Daun sirih

l. Kapas

m. Kasa

n. Kertas bekas

o. Kertas label

p. Media padat (PDA)

q. Plastik wrep

r. Ragi roti

s. Tisu

t. Yogurt plain

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 13
C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada pratikum ini adalah :

1. Sterilisasi Alat

a. Disiapkan semua alat yang digunakan

b. Dibungkus cawan petri dengan kertas

c. Dimasukkan ke dalam autoklaf untuk disterilkan

2. Pembuatan Medium PDA

a. Ditimbang bahan sesuai dengan yang dibutuhkan

b. Dicukupkan dengan aquadest sebanyak 250 ml

c. Dipanaskan menggunakan hotplate

3. Identifikasi Kapang (Jamur Endofit)

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Diambil sampel tumbuhan segar dan dicuci bersih dengan air mengalir

c. Dikeringkan dengan tissue

d. Dipotong-potong sampel dengan pisau bedah

e. Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan dicuci dengan alcohol

f. Dicuci lagi dengan bayclin

g. Dicuci lagi dengan aquades sebanyak 3 kali pencucian

h. Ditanam potongan sampel ke dalam media PDA yang telah padat pada

cawan petri secara aseptis menggunakan pinset

i. Ditutup cawan petri dan dibungkus dengan plastic wrap

j. Diinkubasi selama 3x24 jam pada suhu kamar

k. Diamati morfologi kapang secara mikroskopik langsung dan tidak

langsung

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 14
4. Identifikasi Khamir

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Diambil sampel dan dilakukan pengenceran bertingkat hingga

pengenceran 10-3

c. Diambil sampel pada pengenceran terakhir

d. Disiapkan media PDA padat pada cawan petri

e. Diletakkan sampel pada media dengan metode sebar

f. Ditutup cawan petri

g. Diinkubasi selama 3x24 jam pada suhu kamar

h. Diamati morfologi khamir secara mikroskopik langsung dan tidak

langsung

5. Mikroskopis secara Langsung

a. Diambil biakan jamur 1 ose pada sampel.

b. Diletakkan secara perlahan-lahan pada kaca objek.

c. Diberikan 1 tetes metilen blue.

d. Ditutup dengan menggunakan deck gelas.

e. Diamati pada mikroskop berupa miselium, konidia, konidiofor, spora,

kolomela, metula, fialid, vesikel dan rhizoid dimulai dengan pembesaran

terkecil.

f. Diambil gambar hasil pengamatan.

6. Mikroskopis secara Tidak Langsung (Slide Culture)

a. Dibuat susunan batang v, objek gelas, dek gelas dan kertas saring pada

wadah cawan porselin.

b. Disterilisai.

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 15
c. Diambil biakan jamur 1 ose pada sampel.

d. Diletakkan perlahan pada objek gelas,

e. Ditambahakan 1 tetes campuran medium PDA dan asam tatrat pada

preparat.

f. Preparat ditutup dengan dek gelas.

g. Diteteskan gliserol 10% pada kertas saring.

h. Cawan petri ditutup.

i. Diinkubasi selama 3-5 x 24 jam pada suhu kamar.

j. Diamati pada mikroskop.

k. Digambar hasil pengamatan

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 16
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan

1. Khamir

KETERANGAN
GAMBAR KETERANGAN
GAMBAR

Nonspora, bentuk
Sampel yogurt
sel rods atau
dengan perbesaran
coccobacilli, dan
4
anaerob.

Berbentuk bulat, Sampel ragi roti

berkoloni, dan dengan perbesaran

berwarna putih. 10

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 17

Berbentuk bulat, Sampel air tuak

berkoloni, dan dengan perbesaran

berwarna putih. 100

Berbentuk bulat, Sampel air tuak

berkoloni, dan dengan perbesaran

berwarna putih. 100

Nonspora, bentuk
Sampel yogurt
sel rods atau
dengan perbesaran
coccobacilli, dan
10
anaerob.

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 18
2. Kapang
KETERANGAN
GAMBAR KETERANGAN
GAMBAR

Sampel daun sirih

Hifa dengan perbesaran

100

Sampel akar

kecombrang
Konidia
dengan perbesaran

10

Hifa Sampel daun bunga

Konidia dara dengan

Spora perbesaran 100

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 19

Hifa Sampel daun bunga

Konidia dara dengan

Spora perbesaran 100

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 20
B. Pembahasan

Jamur merupakan kelompok mikroorganisme eukariotik heterotrofik

yang tersebar luas di alam dan bersifat saprfit (dekomposer). Jamur atau

fungi ada yang bersifat menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan.

Jamur yang bersifat menguntungkan misalnya digunakan sebagai bahan

makanan seperti cendawan (mushroom). Jamur yang bersifat merugikan

yaitu yang bersifat parasit dengan memperoleh senyawa organik dari

organisme hidup lainnya. Dalam hal ini, jamur merugikan jika dapat

menimbulkan penyakit pada manusia, hewan ataupun tumbuhan.

Kapang adalah fungi yang berbentuk benang multiseluler tidak

berklorofil dan belum mempunyai diferensiasi dalam jaringannya. Khamir

adalah fungi yang bersel satu atau uniseluler ada beberapa diantaranya

bersifat miselium dengan percabangan.

Perbedaan utama dari kapang dan khamir adalah khamir merupakan

sel tunggal (Uniseluler) sedangkan kapang bersel ganda (Multiseluler).

Perbedaan lainnya yaitu kapang mempunyai filamen yang berbentuk benang

dan merupakan suatu bentuk pertumbuhan, apabila organisme tersebut

merupakan saprofit dalam tanah atau dalam medium lainnya.

Sterilisasi merupakan langkah awal yang harus dilakukan sebelum

memulai pengamatan morfologi kapang dan khamir untuk mensterilkan alat-

alat yang akan digunakan agar terbebas dari mikroba yang tidak diinginkan.

Sterilisasi dapat didefinisakan sebagai proses yang efektif untuk membunuh

atau menghilangkan agen menular (seperti jamur, bakteri, virus, dan

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 21
piron)dari permukaan peralatan, makanan, obat-obatan atau medium kultur

biologis.

Percobaan ini dilakukan untuk dapat mengidentifikasi morfologi dari

kapang dan khamir. Identifikasi kapang dilakukan dengan menggunakan

jamur endofit pada tumbuhan segar. Sedangkan identifikasi khamir

dilakukan dengan menggunakan beberapa sampel berupa bahan fermentasi

seperti air tuak, air tape ubi, ragi roti, yogurt dan yogurt plain. Prosedur kerja

percobaan ini dilakukan khusus di dalam LAF (Laminar Air Flow) agar udara

saat pengerjaan tetap steril.

Pengamatan morfologi dilakukan secara mikroskopis dengan

menggunakan mikroskop denan perbesaran 10x, 40x dan 100x. Metode yang

digunakan pada percobaan ini ada dua yaitu metode mikroskopik secara

langsung dan metode mikroskopik secara tidak langsung.

Metode yang pertama yaitu metode pengamatan mikroskop secara

langsung. Metode ini dilakukan dengan mengambil biakan jamur

menggunakan ose pada sampel. Kemudian diletakkan secara perlahan-lahan

pada kaca objek dan diberikan 1 tetes metilen blue. Kemudian, ditutup

dengan menggunakan dek gelas. Sampel ini kemudian diamati pada

mikroskop berupa miselium, konidia, konidiofor, spora, kolomela, metula,

fialid, vesikel dan rhizoid dimulai dengan pembesaran terkecil.

Metode kedua yaitu metode pengamatan mikroskop secara tidak

langsung. Sampel diambil sedikit kemudian diletakkan pada gelas objek yang

telah disterilkan bersama dengan cawan petri sebagai wadahnya. Kemudian

diteteskan dengan larutan PDA (potatoes dekstrose agar) dan ditutup dengan

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 22
deck gelas. Setelah itu disimpan di dalam enkas hingga 3 – 5 kali 24 jam.

Setelah proses inkubasi, kemudian diamati morfologinya.

Khamir pada sampel-sampel yang diamati menunjukan morfologinya

masing-masing. Pada sampel yogurt dengan perbesaran 4 terlihat bahwa

sampel tersebut tidak memiliki spora, bentuk sel rods atau coccobacilli, dan

anaerob. Pada sampel ragi roti dengan perbesaran 10 dan sampel air tuak

dengan perbesaran 100x terlihat bahwa sampel tersebut berbentuk bulat,

berkoloni, dan berwarna putih.

Jamur atau yeast yang terdapat pada yoghurt yang memiliki morfologi

berbentuk blastospora yang bulat, lonjong, silindris, oval atau bulat telur.

Pada pengamatan ini blastospora jamur pada yoghurt berbentuk silindris

pada pengamatan mikroskopik secara tidak langsung. Jamur pada ragi

merupakan jamur Aspergillus sp. yang ditandai karena berwarna hijau dan

hinyanya berseptat dan miseliumnya bercabang.

Manfaat percobaan pengamatan morfologi kapang dan khamir

dibidang farmasi yaitu agar dapat membedakan kapang dan khamir dengan

melihat morfologi dari keduanya, sehingga dapat membantu dalam

pembuatan berbagai produk makanan atau sediaan farmasi yang

membutuhkan fermentasi oleh cendawan atau yeast sebagai starter.

Contohnya pada pengolahan susu, yoghurt dan keju yang memanfaatkan

organisme sebagai starter yang merupakan kumpulan organisme yang

digunakan dalam produksi biakan atau budidaya yang berperan penting

dalam proses fermentasi.

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 23
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada percobaan ini yaitu jamur memiliki struktur

morfologi yakni miselium, hifa, dinding sel, dan septum. Kapang yang

digunakan yaitu kapang endofit (daun bunga dara, akar kecombrang, daun

sirih) dan khamir yang digunakan yaitu beberapa sampel (air tuak, yoghurt,

air tape singkong dan ragi roti). Perbesaran mikroskop yang digunakan yaitu

4, 10, dan 100.

B. Saran

Saran saya pada praktikum ini agar praktikan lebih teliti dalam

melakukan percobaan agar hasil yang diperoleh maksimal.

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 24
DAFTAR PUSTAKA

Adzima, V., Faisal, J., dan Mahdi, A., 2013, Isolasi dan Identifikasi
KapangPenyebab Dermatofitosis pada Anjing di Kecamatan Syiah Kuala
Banda Aceh, Jurnal Medika Veterinaria, Vol. 7(1).

Campbell, N., A., Jane, B., Lawrence, G., M., 2003, Biologi, Jakarta:
Erlangga.

Ditjen POM RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

Ilyas, M., 2006, Isolasi dan Identifikasi Kapang pada Relung Rizosfir
Tanaman di Kawasan Cagar Alam Gunung Mutis, Nusa Tenggara
Timur, Jurnal Biodiversitas, Vol. 7(3).

Kanti, A., 2004, Identifikasi Jenis Khamir yang Diisolasi dari TanahGambut
Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi, Jurnal BioSMART, Vol. 6(1).

Kusmiati, Swasono, R., T., S., N., dan Nita, I., 2007, Produksi dan
PenetapanKadar β-glukan dari Tiga Galur Saccharomyces
cerevisiae dalam Media Mengandung Molase, Jurnal Ilmu
Kefarmasian Indonesia, Vol. 5(1).

Purwantisari, S., dan Rini, B., T., 2009, Isolasi dan Identifikasi Jamur
Indigenous Rhizosfer Tanaman Kentang dari Lahan Pertanian Kentang
Organik di Desa Pakis, Magelang, Jurnal Bioma, Vol. 11(2).

Wulandari, D., Liliek, S., dan Anton, M., 2014, Keanekaragaman Jamur
Endofit pada Tanaman Tomat (Lycopercium esculentum Mill.) dan
Kemampuan Antagonisnya, Jurnal HPT, Vol. 2(1).

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 25

LAMPIRAN

A. SKEMA KERJA

1. Secara Mikroskopik Langsung


1 tetes 1 Ose

Metilen biru Sampel

Preparat ditutup

Deck glass

Pengamatan Morfologi
Oleh mikroskop (mulai perbesaran terkecil)

Gambar
1. Miselium
2. Konidia
3. Konidiofor
4. Spora
5. Kolumela
6. Metula
7. Fialid
8. Vesikel
9. Rhizoid

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103
MORFOLOGI KAPANG KHAMIR 26
2. Secara Mikroskopik tidak langsung

Capet Batang V

Objek glass

Kertas saring
Deck glass

Sterilisasi

1 tetes 1 ose

Biakan jamur

Medium PDA +

Asam tatrat Preparat ditutup dengan deck glass

Teteskan pada kertas saring

Gliserol 10%

Capet ditutup

Inkubasi 3-5 x 24 jam (suhu kamar)

Pengamatan dengan mikroskop

Gambar

EVI APRIYANI NIMBAR ARASTI


O1A116103

Anda mungkin juga menyukai