Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN

MIKROSKOPIS MALARIA
No. :

No. Revisi :
SOP
Tanggal : / /

Halaman :
PUSKESMAS TWANO dr. Burhan Claudia Eliza
ENTROP NIP. 19710524 200212 2 011
TTD KEPALA PUSKESMAS :

1. 1. Pengertian Pemeriksaan Parasit Malaria adalah pemeriksaan darah


2. penderita yang diduga malaria, baik secara pemeriksaan
mikroskopik atau pemeriksaan cepat dengan Rapid Diagnostic
Test (RDT). Penderita dinyatakan positive malaria apabila pada
pemeriksaan secara mikroskopik ditemukan Plasmodium sp.
dalam darahnya atau apabila RDT positive

3. 2. Tujuan Sebagai pedoman laboratorium dalam melakukan pemeriksaan


mikroskopis malaria di Puskesmas Twano

1. 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Twano No tentang Jenis-Jenis


Pemeriksaan Laboratorium

2. 4. Referensi 1. Pedoman Teknis Pemeriksaan Parasir Malaria, tahun 2011 dan


2017 oleh DIrektorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang
Kementrian Kesehatan RI
2. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 37 tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat
3. Permenkes No 68 Tahun 2015 tentang pedoman jejaring dan
pemantapan mutu Laboratorim Malaria
1. 5. Alat dan Bahan 1. Slide / Kaca Objectif, tidak tergores, bebes lemak dan debu.
2. Lancet Steril, digunakan hanya untuk 1x pakai
3. Kapas alkohol/ Alkohol Swab
4. Minyak Imersi
5. Kapas Kering
6. Larutan Giemsa
7. Buffer dengn PH 7,2

2. 6. Prosedur / A. Lokasi Pengambilan Sampel


3. Langkah-langkah 1. Pada orang dewasa biasanya pada ujung jari manis atau jari
tengah di bagian tepi
2. Pada bayi dan anak kecil, pada bagian tumit atau ibu jari kaki
di bagian pinggir

B. Cara kerja :
I. Pembuatan Sediaan Darah
 Sediaan Darah yang dibuat ada dua yaitu sediaan darah
tebal dan sediaan darah tipis.
 Pegang tangan pasien dengan posisi telapak tangan
menghadap ke atas
 Pilih jari tengah atau manis (atau pada bayi usia 6 – 12
bulan di ambil dari ujung ibu jari kaki dan bayi ,6 bulan
darah diambil dari tumit)
 Bersihkan jari dengan kapas alcohol untuk menghilangkan
kotoran dan minyak yang menempel pada jari tersebut.
 Setelah kering, jari d tekan agar darah banyak terkumpul di
ujung jari.
 Tusuk bagian ujung jari secara cepat dengan
menggunakan lancet
 Tetesan darah pertama yang keluar dibersihkan dengan
kapas kering, untuk menghilangkan bekuan darah dan sisa
alcohol.
 Tekan kembali ujung jari sampai darah keluar, ambil slide
bersih (pegang ditepi slide).
 Teteskan 1 tetes kecil darah di bagian tengah slide untuk
sediaan darah tipis. Selanjutnya 2-3 tetes darah di ujung
untuk sediaan darah tebal.
 Bersihkan sisa darah yang tersisa diujung jari dengan
alcohol swab/ kapas
 Letakkan slide di atas meja/ permukaan yang rata
 Untuk pembuatan sediaan darah tipis, ambil slide baru.
Tempelkan ujungnya pada tetes darh kecil sampai darah
tersebut menyebar sepanjang slide.
 Dengan sudut 45º geser slide tersebut dengan cepat kea
rah yang berlawanan dengan tetes darah tebal, sehingga
didapatkan sediaan hapus (seperti bentuk lidah)
 Untuk sediaan darah tebal, ujung slide kedua ditempelkan
pada ketiga tetes darah tebal darah dibuat homogen
dengan cara mmutar ujung slide searah jarum jam,
sehingga terbentuk bulatan dengan diameter 1 cm.
 Berikan lebel/etiket pada bagien ujung slide sesuai dengan
lebel/etiket yang telah diberikan pada lebar permintaan.
( 1,2,3,4 …dst)

II. Pengeringan Sediaan Darah


 Proses pengeringan ditempat yang datar dengan kipas/
hair dryer tiupan kecil.
 Selama pengeringan hindarkan slide dari gangguan
seranggam debu, panas, getaran, dan kelembaban yang
tinggi.
 Setelah kering darah tersebut harus segera diwarnai.
Maksimal waktu penyimpanan 24 jam.

III. Pewarnaan Sediaan Darah


 Darah yang telah kering difiksasi dengan menggunakan
methanol. Jangan sampai methanol mengenai sediaan
darah tebal.
 Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan dengan posisi
darah berada di atas.
 Siapkan larutan giemsa yang akan digunakan.
 Jika menggunkanaan pengenceran giemsa 3% biarkan
sediaan selama 30 – 45 menit. Jika 1 ml aquadest : 2 tetes
giemsa biarkan selama 15 menit. Setelah itu bilas kembali
sediaan secara hati-hati.
 Keringkan sediaan yang telah diwarnai.

C. Cara Pemeriksaan Sediaan :


1. Sediaan yang sudah diwarnai dan sudah kering di letakkan di
bawah mikroskop
2. Teteskan 1 tetes oil emersi pada sediaan darah diperiksa
dengan perbesaran 10 x kemudian 100x dengan oil emersi.
Carilah gambaran parasit malaria.
3. Pemeriksaan dilakukan secara zig-zag. Pemeriksaan rutin tetes
tebal dinyatakan Negative bila tidak ditemukan parasit pada
200 - 400 lapang pandang.
4. Jika ditemukan parasite pada sediaan darah tebal, pindahkan
ke sediaan darah tipis untuk memastikan jenis parasit
plasmodimnya.

D. Interprestasi Hasil:
Penemuan parasit malaria dilaporkan dengan menggunakan symbol
sebagai berikut :
1. Plasmodium facifarum hanya bentuk Troposoit dilaporkan : pf
2. Plasmodium facifarum bentuk troposoit dan gametosit : pf+g
3. Plasmodium falcifarum bentuk gametosit dilaporkan : gf
4. Plasmodium vivax bentuk troposoit dilaporkan : pv
5. Plasmodium vivax bentuk troposoit dan gamet : pv+g
6. Plasmodium malariae untuk semua stadium dilaporkan : PM
7. Plasmodium Campuran dilaporkan : Pmix
8. Tidak ditemukan parasit dilaporkan :
Negative
9. Dapat juga dilaporkan dengan menulis nama Spesies dan
stadium secara lengkap.

Sitem perhitungan parasit secara sederhana :


1) + = 1 sampai 10 parasit dalam 100 lapang pandang SD tebal
2) ++ = 11 sampai 100 parasit dalam 100 lapang pandang SD
tebal
3) +++ = 1 sampai 10 parasit dalam 1 lapang pandang SD tebal
4) ++++ = > 10 parasit dalam 1 lapang pandang SD tebal

E. Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan


 Giemsa Stok harus disimpan dalam botol kaca berwarna gelap
dan hindari dari sinar matahari langsung
 Sebaiknya giemsa stock disimpan dalam botol berukuran 100
ml. hal ini untuk menghindari kerusakan karena oksidasi dan
penguapan akibat seringnya membuka tutup botol.
 Botol giemsa stock yang akan digunakan tidak boleh dikocok/
diaduk karena endapan/Kristal giemsa akan naik ke permukaan
larutan dan dapat menjadi artefak dalam sediaan darah yang
diwarnai.
 Pengambilan stok giemsa harus menggunakan pipet kering,
agar stok giemsa di botol di botor tdk tercemar dengan air.
 Sisa larutan giemsa yang telah dicampur dengan Aquadest bila
tidak digunakan lagi harus dibuang dan tidak boleh dimasukkan
kembali ke dalam botol giemsa stok.
 Larutan giemsa dibuat segera sebelum digunakan dan tidak
boleh disimpan / digunakan setelah 6 jam.
 Menguji mutu giemsa dengan kertas saring :
 Letakkan kertas saring diatas gelas supaya bagian tengah
kertas tidak menyentuh sesuatu.
 Teteskan 1-2 tetes giemsa stok pada kertas saring. Tunggu
sampai meresap dan menyebar.
 Kemudian teteskan 3-4 tetes methanol ditengah bulatan
giemsa perlahan dengan jarak beberapa detik sampai garis
tengah giemsa menjadi 5-7 cm. maka akan terbentuk:
lingkaran biru (metilen blue) ditengah, lingkaran cincin ungu
(metilen azur) diluarnya, serta lingkaran tipis berwarna
merah (eosin) pada bagian tepi.
 Giemsa stok yang telah rusak tidak boleh dipakai lagi bila
warna ungu atau merah tidak terbentuk lagi.

F. Penyimpanan
- Setiap selesai memeriksa sediaan, slide di letakkan di atas tisu
dengan posisi sediaan menempel pada tisu, hal ini dilakukan
untuk menghapus minyak imersi.
- Simpan sediaan dalam kotak sediaan secara berurutan
menurut nomor regristrasi laboratorium untuk keperluan uji
silang atau akan digukan untuk mengajar adik-adik praktek.
- Tisu dibuang di tempat pembuangan limbah sementara yang
berada di laboratorium.

G. Penanganan Limbah
- Buang Lancet di Safety Box
- Buang Tisu/ kapas hapusan darah pertama di tempat sampah.
- Slide yang tidak disimpan di buang di safety box

4. 7. Diagram Alir
5. ( Jika dibutuhkan )

6. 8. Unit Terkait 1. Laboratorium

9. Keterangan
10. Riwayat perubahan Dokumen
No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai