Anda di halaman 1dari 52

PEMERIKSAAN MALARIA

No. : SOP/UKP/
Dokumen /2016
S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1
PUSKESMAS MESJID Elfi Mursyidah
RAYA NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan Malaria adalah pemeriksaan laboratorium dengan bahan pemeriksaan darah
yang bertujuan untuk mengetahui penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit
yang merupakan golongan plasmodium yang penularannya melalui gigitan nyamuk
Anopheles.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Pemeriksaan Malaria di Puskesmas
Kebijakan SK Kepala Puskesmas
Referensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
Prosedur Alat dan Bahan :

a. Darah kapiler
b. Kaca Objek
c. Mikroskop
d. Pipet Tetes
e. Oil Imersi
f. Methanol
g. Reagen Giemsa

Langkah kerja :
1. Petugas membuat sediaan darah tebal.
2. Petugas meneteskan +/- 2-3 tetes darah pada kaca objek.
3. Petugas menggunakan ujung kaca objek lain mencampurkan ketiga tetes tadi
dengan gerakan memutar +/- 3-6 x gerakan searah jarum jam hingga terbentuk
lingkaran dengan diameter +/- 1cm.
4. Petugas membiarkan sediaan kering.
5. Petugas melakukan hemolisis pada darah yang diambil > 24 jam dengan air
sedangkan darah segar tanpa koagulan tidak perlu dihemolisis.
6. Petugas melakukan pewarnaan Giemsa pada sediaan diatas namun tanpa
melakukan fiksasi denagan methanol.
7. Petugas membuat sediaan Apus Tipis.
8. Petugas melakukan pewarnaan Giemsa pada sediaan diatas.
9. Petugas melakukan pembacaan sediaan dengan menggunakan lensa objektif 100 x
pada 100 lapangan pandang.
10. Petugas mencatat jumlah parasit yang ditemukan dan melakukan identifikasi
denagn pembacaan sediaan tipis.
11. Petugas melkukan pengamatan pada sediaan apus tipis dengan menggunakan lensa
objektif 100 x pada seluruh lapangan pandang.
12. Petugas mencatat jenis Plasmodium yang di temukan beserta stadiumnya.
13. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.

Unit a. Unit KIA


Terkait b. Unit Poli Umum
c. Unit Konsultasi Gizi

Rekaman historis perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN URINE RUTIN
No. Dokumen : SOP/UKP/ /

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September
P
Halaman : 1 dari 1
Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan Urine Rutin adalah pemeriksaan Laboratorium dengan bahan urine untuk
mengetahui kualitas urine secara makroskopis dan mikroskopis.

Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Pemeriksaan Urine Rutin di Puskesmas.


Kebijakan SK Kepala Puskesmas
Referensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Urine pagi / urine sewaktu
b. Reagen Coumbur test
c. Tabaung urine
d. Mikroskop
e. Objek Glass
f. Cover Glass
g. Centrifuger
h. Pipet Tetes
Parameter yang diperiksa :
a. Makroskopis :
- Warna urine
- Kejernihan
- Berat jenis
- Ph
- Protein
- Reduksi
- Bilirubin
- Urobilinogen
b. Mikroskopis :
- Sediment
Langkah Kerja :
1. Petugas memasukkan urine kedalam tabung reaksi.
2. Petugas mencelupkan combur test ke dalam urine hingga seluruh kolom
pemeriksaan pada strip tergenangi urine.
3. Petugas mengangkat combur test kemudian setelah 60 detik, membaca hasil
pemeriksaan denagan cara membandingkan dengan standar pada combur test.
4. Petugas mensentrifuger urine selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm.
5. Petugas menuang sebagian cairan( urine ) yang sudah di sentrifus hingga volume
tinggal 1 atau 0,5ml.
6. Petugas meneteskan sediment pada objek glass dan menutupnya dengan cover
glass.
7. Petugas memeriksa sediment di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan
40x.
8. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.

Unit a. Unit KIA


Terkait b. Unit POLI

Rekaman historis perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN BTA
No. Dokumen : SOP/UKP/ /

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit :
P
Halaman : 1 dari 2

PUSKESMAS MESJID RAYA Elfi Mursyidah


NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan BTA adalah pemeriksaan Laboratorium dengan bahan sputum sebagai bahan
pemeriksaan untuk mengetahui adanya bakteri tahan asam ( Mycobacterium Tuberculoses
).
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Pemeriksaan BTA di Puskesmas.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas
Referensi Modul Pelatihan Pemeriksaan Dahak Mikroskopis TB.
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Sputum
b. Kaca Objek
c. Lampu Spirtus
d. Lidi / bamboo
e. Mikroskop
f. Rak pewarnaan
g. Reagen Ziehl Nielssen ZN A,B,C
Langkah Kerja :
1. Petugas melakukan pembuatan sediaan dahak/sputum.
2. Petugas menyiapkan kaca sediaan yang baru dan bersih.
3. Petugas melakukan penomoran pada kaca sediaan.
4. Petugas mengambil sampel dahak yang purulen dengan lidi kira-kira sebesar bij
kacang dan meletakkannya pada sediaan
5. Petugas menunggu sampel sediaan hingga setengah kering
6. Petugas menyebarkan sampel secara spiral kecil-kecil pada permukaan kaca
sediaan denagn ukuran 2x3 cm
7. Petugas mengeringkan sediaan pada suhu kamar
8. Petugas melakukan fiksasi dengan melewatkan sediaan pada api bunsen/spirtus 2-3
x dengan posisi sediaan menghadap ke atas
9. Petugas melakukan pewarnaan sediaan
10. Petugas meletakkan sediaan dengan bagian apusan menghadap keatas pada rak
pewarnaan,antarasatu sediaan dengan sediaan lainnya berjarak kurang lebih 1 jari
11. Petugas menambahkan Reagen ZN A (karbol fuchsin) hingga menutupi seluruh
permukaan sediaan
12. Petugas memanasi sediaan dari bawah dengan menggunakan sulut api setiap
sediaan sampai keluar uap, jangan sampai mendidih
13. Petugas mendiamkan sediaan selama 5 menit
14. Petugas membilas sediaan dengan air mengalir
15. Petugas menambahkan reagen ZN B (asam alcohol) hingga warna merah pada
sediaan hilang/bersih
16. Petugas membilas sediaan dengan air mengalir
17. Petugas menggenangi sediaan denagn reagen ZN C(methylen blue) 10-20 detik
18. Petugas membilas sediaan dengan air mengalir
19. Petugas membiarkan sediaan kering pada rak pengeringan
20. Petugas melakukan pembacaan sediaan menggunakan Mikroskop pembesaran
lensa objektif 10x untuk menentukan area lapang pandang sediaan,kemudian
melanjutkan dengan pembesaran lensa objektif 100x, untuk indentifikasi bakteri
tahan asam
21. Petugas melakukan pembacaan sepanjang garis horizontal terpanjang dari ujung
kiri k ujung kanan, minimal 100 lapang pandang

22. Petugas melaporkan hasil pemeriksaan sesuai skala International Union Against
To Lung Disiase (IUATLD) :
 Negatif : tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang
 Scanty : ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang
(petugas menuliskan jumlah BTA yang di temukan)


 1+ : ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang
 2+ : ditemukan 1-10 BTA setiap 1 lapang pandang
(petugas memeriksa minimal 50 lapang pandang)
 3+ : ditemukan 10 BTA dalam 1 lapang pandang
(petugas memeriksa minimal 20 lapang pandang)
23. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan

Unit 1. Poli Umum


Terkait 2. KIA
3. Gizi

Rekaman historis perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN TROMBOSIT
No. Dokumen : SOP/UKP/ /

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit :
P
Halaman : 1 dari 1

PUSKESMAS MESJID RAYA Elfi Mursyidah


NIP.197808082008012002

Pengertian Darah diencerkan dalam pipet thoma eritrosit, lalu dimasukkan kedalam kamar hitung.
Jumlah trombosit dihitung dalam volume tertentu dengan menggunakan factor konversi
jumlah trombosit/mm3
Tujuan Untuk menentukan trombosit di dalam darah
Kebijakan SK Kepala Puskesmas
Referensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
Prosedur Alat dan Bahan :
- Pipet thoma eritrosit
- Kamar Hitung + cover glass
- Mikroskop
- Karet pengisap

2. Reagensia : Ressecher, komposisi : - Natrium sitrat 3,8gr


- Natrium Cresol blue 0,1gr
- Formalin 40% netral 0,2gr
- Aquadest 100ml

3. Sampel : Darah EDTA

4. Prosedur :

- Hisap darah sampai garis tanda 0,5 dan seterusnya cairan pengencer
sampai garis 101.
- Pipet segera dikocok selama 3 menit,dibuang 3-4 tetes,kemudian tetes
selanjutnya di pakai untuk mengisi kamar hitung.
- Lalu trombosit di hitung dalam bidang besar yang di tengah yang luas nya
1mm. diperiksa pada mikroskop pembesaran 40x.

5. Perhitungan :

Jumlah Trombosit :N
Pengenceran : P 101-1 = 200x
0,5
Isi Kamar Hitung (KH) : 0,1 mm3

Jadi Jumlah Trombosit = N x P x Isi KH


= N x P x 1/0,1
= / mm3 darah

6. Nilai Normal : 150.000 – 350.000/ mm3 darah

Unit Unit Laboratorium


Terkait
PEMERIKSAAN GOLONGAN
DARAH
No. Dokumen : SOP/UKP//

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit :
P
Halaman : 1 dari 1
PUSKESMAS MESJID Elfi Mursyidah
RAYA NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan Golongan Darah merupakan pemeriksaan laboratorium dengan sampel darah
untuk menentukan jenis aglutinogen yang ada dalam sel darah.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan Golongan Darah A B O di puskesmas.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas
Referensi Gandasoebrata R,Penuntun Laboratorium Klinik,Edisi ke VIII/95.
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Sampel darah
b. Serum Anti A
c. Serum Anti B
d. Kaca Objek
e. Pengaduk
f. Pipet tetes
Langkah Kerja :
1. Petugas menyiapkan kaca objek yang bersih
2. Petugas menambahkan 1 tetes serum anti A disebelah kiri dan 1 tetes serum anti B
disebelah kanan.
3. Petugas menambahkan 1 tetes darah pada masing-masing serum anti A dan anti B
4. Petugas mencampur masing-masing campuran dengan baik menggunakan
pengaduk
5. Petugas menggoyangkan kaca objek dengan membuat gerakan lingkaran
6. Petugas mengamati adanya aglutinasi yang terbentuk
7. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan

Unit Unit Laboratorium


Terkait

Rekaman historis perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN REDUKSI
URINE

No. Dokumen : SOP/UKP/ /2016

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1
PUSKESMAS MESJID Elfi Mursyidah
RAYA NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan Reduksi Urine adalah Pemeriksaan Laboratorium dengan bahan pemeriksaan
berupa urine yang bertujuan untuk mengetahui terjadinya reduksi pada urine pasien, guna
menentukan ada tidaknya gula (glukosa) dalam urine.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Pemeriksaan Reduksi Urine di Puskesmas.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas
Referensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas.
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Urine pagi / urine sewaktu
b. Reangen Combur test
c. Tabung Urine
Langkah kerja :
1. Petugas memasukkan lebih kurang 5ml urine kedalam tabung reaksi.
2. Petugas mencelupkan combur test ke dalam urine hingga seluruh kolom
pemeriksaan pada strip tergenangi urine.
3. Petugas mengangkat combur test kemudian setelah 60 detik membaca hasil
pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standart pada combur test.
4. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.

Unit a. Unit KIA


Terkait b. Unit POLI UMUM
c. Unit Konsultasi Gizi

Rekaman historis perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN PROTEIN
URINE
No. Dokumen : SOP/UKP/ /2016

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1
PUSKESMAS MESJID Elfi Mursyidah
RAYA NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan Protein Urine adalah Pemeriksaan Laboratorium dengan bahan pemeriksaan
berupa urine yang bertujuan untuk mengetahui kadar protein dalam urine dan juga untuk
deteksi eklamsi.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan protein urine di Puskesmas.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas
Referensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Urine pagi / urine sewaktu
b. Reage combur test
c. Tabung urine
Langkah Kerja :
1. Petugas memasukkan lebih kurang 5 ml urine ke dalam tabung reaksi.
2. Petugas mencelupkan combur test kedalam urine hingga seluruh kolom
pemeriksaan pada strip tergenangi urine.
3. Petugas mengangkat combur test kemudian setelah 60 detik membaca hasil
pemeriksaan dengan cara membandingkan dengan standart pada combur test.
4. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.

Unit a. Unit KIA


Terkait b. Unit POLI UMUM
c. Unit konsultasi GIZI

Rekaman historis perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN FAECES
No. : SOP/UKP/
Dokumen /2016
S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1
PUSKESMAS MESJID Elfi Mursyidah
RAYA NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan faeces adalah Pemeriksaan Laboratorium denagn bahan pemeriksaan berupa
faeces yang bertujuan untuk melihat adanya kelainan dalam tinja (faeces), baik secara
makroskopis maupun mikroskopis.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Pemeriksaan faeces di Puskesmas.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas
Referensi Petunjuk pemeriksaan Laboratorium Puskesmas
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Larutan Eosin 2%
b. Objek glass
c. Cover glass
d. Mikroskop
e. Lidi
f. Faeces
Langkah Kerja :
1. Petugas menetesi kaca objek dengan larutan Eosin 2% 1 tetes.
2. Petugas mengambil Faeces dengan ujung lidi dan diaduk sampai rata pada larutan
Eosin 2%.
3. Petugas menutup kaca objek dengan kaca penutup.
4. Petugas memeriksa di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x kemudian 40x.
5. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.

Unit a. Unit KIA


Terkait b. Unit Poli Umum
c. Unit Konsultasi Gizi

Rekaman historis perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN WIDAL
No. Dokumen : SOP/UKP/ /2016

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1

PUSKESMAS MESJID RAYA Elfi Mursyidah


NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan Widal adalah pemeriksaan laboratorium dengan bahan sample serum/plasma
untuk mendeteksi ada tidaknya antibody spesifik terhadap antigen Salmonella untuk
menegakkan dignose demam thypoid.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Pemeriksaan Widal di Puskesmas.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas
Referensi Manual Petunjuk Pemeriksaan Widal
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Serum atau Plasma
b. Plate atau slide untuk Pemeriksaan Widal
c. Mikropipet 20 uL
d. Yellow tip
e. Rotator
f. Reagen Widal
Langkah Kerja :
Tes Skrining cepat.
1. Petugas meneteskan 20uLserum sampel pada slide.
2. Petugas mencampur suspense antigen dengan baik kemudian menambahkan
1tetes (20uL) pada sampel dislide.
3. Petugas mencampur dengan pengaduk.
4. Petugas meletakkan slide di atas rotator kemudian diputar dengan rotator
selama 1 menit dengan kecepatan 80-100rpm.
5. Petugas segera membaca hasil dengan mengamati ada tidaknya aglutinasi.
6. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.

Unit a. Unit KIA


Terkait b. Unit POLI UMUM
c. Unit Kosultasi GIZI

Rekaman historis perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN HIV
No. Dokumen : SOP/UKP/ /2016

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1

PUSKESMAS MESJID RAYA Elfi Mursyidah


NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan HIV adalah pemeriksaan Laboratorium dengan bahan sampel


darah/serum/plasma untuk mendeteksi virus HIV dalam darah dengan metode rapid test.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan HIV di Puskesmas.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kuta Baro No.012.R Tahun 2015 Tentang Layanan
Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan.
Referensi Manual Petunjuk Pemeriksaan HIV.
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Serum / plasma / darah
b. Mikropipette 10 uL
c. Mikropipette 20 uL
d. HIV rapid test strip
e. Diluent HIV rapid test
Langkah Kerja :
1. Petugas menyiapkan HIV rapid test strip dengan meletakkan pada permukaan
datar pada suhu ruang.
2. Petugas menambahkan 20uL sampel darah atau 10uL sampel serum/plasma ke
dalam lubang /sumur sampel pada strip HIV rapid test.
3. Petugas menambahkan 4 tetes (120uL) diluent HIV rapid test ke dalam lubang
yang telah terisi sampel.
4. Petugas membaca hasil pengujia dalam waktu 5-20 menit dengan intepretasi hasil
:
 Non reaktif : terbentuk satu garis berwarna pada zona garis control
 Reaktif : terbentuk 2 atau 3 garis berwarna yaitu pada zona garis control,
zona
Garis test 1 dan atau zona garis test 2.
5. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.

Unit Unit Laboratorium


Terkait

Rekaman histori perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan

PEMERIKSAAN ASAM URAT


No. : SOP/UKP/
Dokumen /2016
No. Revisi :0
SOP Tangal
: September 2016
Terbit
Halaman : 1 dari 1
PUSKESMAS MESJID Elfi Mursyidah
RAYA NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan Asam Urat adalah Pemeriksaan Laboratorium denagn bahan pemeriksaan
berupa darah yang bertujuan untuk mengetahui kadar Asam Urat dalam darah.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan pemeriksaan Asam Urat di Puskesmas.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kuta Baro No.012.R Tahun 2015 Tentang Layanan
Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan.
Referensi Manual Kit Alat
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Kapas alcohol
b. Blood Lancet
c. Tisue/Kapas kering
d. Alat pemeriksaan asam urat (easy touch)
e. Darah kapiler
Langkah Kerja :
1. Petugas membersihkan ujung jari manis pasien dengan kapas alcohol 70% dan
biarkan kering.
2. Petugas menyiapkan alat pemeriksaan Asam Urat yang akan dipakai.
3. Petugas memegang bagian jari yang akan ditusuk dan menekan sedikit, lalu
petugas menusuk dengan lancet steril sedalam lebih kurang 3mm.
4. Petugas menghapus tetes darah pertama dengan kapas kering dan tetes berikutnya
diteteskan pada strip Asam Urat yang sudah di masukkan pada alat asam urat.
5. Petugas membaca hasil pemeriksaan yang tertera pada layar alat Asam Urat
setelah 10 dtk.
6. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.
Unit Unit Laboratorium
Terkait

Rekaman histori perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN
No. Dokumen : SOP/UKP/ /2016

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1
PUSKESMAS MESJID Elfi Mursyidah
RAYA NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan Kehamilan adalah pemeriksaan laboratorium dengan bahan pemeriksaan


berupa urine yang bertujuan untuk mengetahui kadar beta-HCG dalam urine sebagai
penanda kehamilan.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kuta Baro No.012.R Tahun 2015 Tentang Layanan
Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan.
Referensi Manual Kit Alat
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Urine pagi atau urine sewaktu
b. Pot urine
c. Strip Test Kehamilan
Langkah Kerja :
1. Petugas menyiapkan sampel urine dalam pot urine.
2. Petugas memasukkan strip test kehamilan sampai batas tanda ke dalam urine
kurang lebih 10-15 detik kemudian mengangkatnya.
3. Petugas mendiamkan strip test kehamilan pada posisi rata atau datar dengan
menaruh bagian test diatas.
4. Petugas membaca garis tanda pada test strip setelah menunggu 3-5 menit, dengan
Intepretasi hasil pemeriksaannya adalah :
 Tanda 1 strip berarti Negatif.
 Tanda 2 strip berarti Positif.
5. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.

Unit a. Unit KIA


Terkait b. Unit BPU
c. Unit Konsultasi Gizi

Rekaman histori perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN SEDIMENT
URINE
No. Dokumen : SOP/UKP/ /2016

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1
PUSKESMAS MESJID Elfi Mursyidah
RAYA NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan Sediment Urine adalah Pemeriksaan Laboratorium dengan bahan


pemeriksaan berupa urine yang bertujuan untuk menemukan unsur-unsur organic dan
anorganic dalam urine secara mikroskopis, untuk mengetahui gangguan metabolisme
(radang saluran kemih).
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Pemeriksaan Sediment Urine di Puskesmas.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kuta Baro No.012.R Tahun 2015 Tentang Layanan
Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan.
Referensi Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas.
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Urine pagi / urine sewaktu
b. Tabung urine
c. Mikroskop
d. Objek Glass
e. Deckglass
f. Centrifuge
g. Pipet Tetes

Langkah Kerja :
1. Petugas memasukkan urine kedalam tabung centrifuge kemudian urine di
centrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm.
2. Petugas menuang sebagian cairan (urine) yang sudah dicentrifuger hingga volume
tinggal 1 atau 0,5 ml.
3. Petugas meneteskan sediment pada objekglass dan meutupnya dengan deckglass.
4. Petugas memeriksa sediment dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x dan
40x.
5. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan

Unit a. Unit KIA


Terkait b. Unit BPU
c. Unit Konsultasi Gizi

Rekaman histori perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN GULA
DARAH
No. Dokumen : SOP/UKP/ /2016

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1
PUSKESMAS MESJID Elfi Mursyidah
RAYA NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan Gula Darah adalah Pemeriksaan laboratorium dengan bahan pemeriksaan
berupa darah yang bertujuan untuk mengetahui kadar Gula darah dalam Darah.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Pemeriksaan Gula Darah di Puskesmas.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kuta Baro
Referensi Manual KIT Alat
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Kapas Alkohol
b. Blood Lancet
c. Tisue / kapas kering
d. Alat Pemeriksaan Gula Darah (Easy Touch)
e. Darah Kapiler

Langkah Kerja :
1. Petugas membersihkan ujung jari manis pasien dengan kapas alcohol 70% dan
biarkan kering.
2. Petugas menyiapkan alat pemeriksaan Gula Darah yang akan di pakai.
3. Petugas memegang bagian jari yang akanditusuk dan menekan sedikit, lalu
petugas menusuk dengan lancet steril sedalam lebih kurang 3mm.
4. Petugas menghapus tetes darah pertama denagn kapas kering dan tetes berikutnya
diteteskan pada strip Gula Darah yang sudah di masukkan pada alat Gula Darah.
5. Petugas membaca hasil pemeriksaan yang tertera pada layar alat Gula Darah
setelah 10 detik.
6. Petugas melakukan pencatatan hasil pemeriksaan.

Unit Unit Laboratorium


Terkait

Rekaman histori perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN GULA DARAH
DENGAN SPEKTROFOTOMETER
No. Dokumen : SOP/UKP/ /2016

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1
PUSKESMAS Elfi Mursyidah
MESJID RAYA NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan Gula Darah adalah pemeriksaan laboratorium denagn bahan pemeriksaan
berupa serum/plasma yang bertujuan untuk mengetahui kadar Gula Darah dalam darah
menggunakan metode Spektrofotometri.
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Pemeriksaan Gula Darah di Puskesmas.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas
Referensi  Buku Petunjuk operasional Photometer 5010 versi 5.
 Manual Kit Reagen.
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Serum/heparin plasma/EDTA plasma
b. Spektrofotometer/Photometer 5010
c. Tabung Reaksi
d. Micropipette 1000 ul
e. Micropipette 10 ul
f. Yellow tip
g. Blue Tip
h. Tisue
i. Rak Tabung Reaksi
j. Reagen Glukosa(Gula Darah)
Langkah Kerja :
1. Petugas menyiapkan tabung reaksi .
2. Petugas menambahkan 1000ul Reagen glukosa pada tabung reaksi
3. Petugas menambahkan 10ul sampel serum pada tabung reaksi
4. Petugas mencampur larutan hingga homogeny dengan menggunakan mixer shaker
5. Petugas menginkubasi atau membiarkan campuran bereaksi sempurna selama 10
menit pada temperature 20-25 C atau 5 menit pada temperature 37 C.
0 0

6. Petufas membaca hasil denagn photometer 5010.


7. Petugas membaca hasil pemeriksaan yang tertera pada layar alat pemeriksaan.
8. Petugas melakukan pecatatan hasil pemeriksaan.

Unit Unit Laboratorium


Terkait

Rekaman histori perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN ASAM URAT
DENGAN SPEKTROFOTOMETER
No. Dokumen : SOP/UKP/ /2016

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1
PUSKESMAS Elfi Mursyidah
MESJID RAYA NIP.197808082008012002

Pengertian Pemeriksaan Asam Urat adalah pemeriksaan laboratorium dengan bahan pemeriksaan
berupa serum/plasma yang bertujuan untuk mengetahui kadar Asam Urat dalam darah
menggunakan metode spektrofotometri
Tujuan Sebagai acuan dalam melaksanakan Pemeriksaan Asam Urat di Puskesmas.
Kebijakan SK Kepala Puskesmas
Referensi  Buku petunjuk operasional photometer 5010 versi 5.
 Manual KIT Reagen
Prosedur Alat dan Bahan :
a. Serum/heparin plasma/EDTA plasma
b. Spektrofotometer/photometer 5010
c. Tabung reaksi
d. Micropipette 1000ul
e. Micropipette 20ul
f. Yellow tip
g. Blue tip
h. Tisue
i. Rak tabung Reaksi
j. Reagen Asam Urat
Langkah Kerja :
1. Petugas menyiapkan tabung reaksi pad arak tabung reaksi.
2. Petugas menambahkan 1000ul Reagen Asam Urat pada tabung reaksi.
3. Petugas menambahkan 20ul sampel serum pada tabung reaksi.
4. Petugas mencampur larutan hingga homogen.
5. Petugas menginkubasi atau membiarkan campuran bereaksi sempurna selama 10
menit pada temperature 20-25
0

Unit Unit Laboratorium


Terkait

Rekaman histori perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN
No. Dokumen : SOP/UKP/ /2016

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1

PUSKESMAS MESJID RAYA Elfi Mursyidah


NIP.197808082008012002

Pengertian
Tujuan
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kuta Baro No.012.R Tahun 2015 Tentang Layanan
Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan.
Referensi
Prosedur
Unit Unit Laboratorium
Terkait

Rekaman histori perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN
No. Dokumen : SOP/UKP/ /2016

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1

PUSKESMAS MESJID RAYA Elfi Mursyidah


NIP.197808082008012002

Pengertian
Tujuan
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kuta Baro No.012.R Tahun 2015 Tentang Layanan
Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan.
Referensi
Prosedur
Unit Unit Laboratorium
Terkait

Rekaman histori perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN
No. Dokumen : SOP/UKP/ /2016

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1

Elfi Mursyidah
PUSKESMAS MESJID RAYA NIP.197808082008012002

Pengertian
Tujuan
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kuta Baro No.012.R Tahun 2015 Tentang Layanan
Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan.
Referensi
Prosedur
Unit Unit Laboratorium
Terkait

Rekaman histori perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMERIKSAAN
No. Dokumen : SOP/UKP/ /2016

S No. Revisi :0
O
Tangal Terbit : September 2016
P
Halaman : 1 dari 1

PUSKESMAS MESJID RAYA Elfi Mursyidah


NIP.197808082008012002

Pengertian
Tujuan
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kuta Baro No.012.R Tahun 2015 Tentang Layanan
Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan.
Referensi
Prosedur
Unit Unit Laboratorium
Terkait

Rekaman histori perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan

PEMERIKSAAN
No. : SOP/UKP/
Dokumen /2016
No. Revisi :0
SOP Tangal
: September 2016
Terbit
Halaman : 1 dari 1
PUSKESMAS MESJID Elfi Mursyidah
RAYA NIP.197808082008012002

Pengertian
Tujuan
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kuta Baro No.012.R Tahun 2015 Tentang Layanan
Klinis Yang Menjamin Kesinambungan Layanan.
Referensi
Prosedur
Unit Unit Laboratorium
Terkait

Rekaman histori perubahan


Tgl. Mulai
No Isi Perubahan
Diberlakukan
PEMANTAPAN MUTU
INTERNAL
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Pemantapan mutu internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus
menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian kesalahan atau
penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
B. Tujuan Untuk menjamin ketepatan dan ketelitian hasil pemeriksaan
laboratorium, mencegah atau mengurangi kejadian penyimpangan,
mencegah pengeluaran hasil yang salah, perbaikan pelayanan kepada
pelanggan.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium melaksanakan PMI yang cakupannya
meliputi aktifitas tahap pra analitik, tahap analitik dan tahap pasca
analitik.
2. Petugas laboratorium mempersiapkan pasien, mengambil
specimen, menerima specimen, member identitas specimen,
mengirim specimen rujukan sampai dengan menyimpan specimen,
semua dipastikan sudah dilakukan dengan benar.
3. Petugas laboratorium mempersiapkan reagen, mengajukan kalibrasi
alat dan memelihara peralatan laboratorium, pemeriksaan
specimen, semua dipastikan sudah dilakukan dengan benar.
4. Petugas laboratorium mencatat hasil pemeriksaan, pelaporan hasil,
semua dipastikan sudah dilakukan dengan benar.
5. Petugas laboratorium membuat standar operasional prosedur (SOP)
untuk pengambilan specimen dan setiap jenis pemeriksaan.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PEMANTAPAN MUTU
EKSTERNAL
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan
secara periodic oleh pihak lain diluar laboratorium yang bersangkutan
untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam
bidang pemeriksaan tertentu.
B. Tujuan Untuk menunjukkan performance (penampilan/proficiency)
laboratorium yang bersangkutan dalam bidang pemeriksaan yang
ditentukan.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium menerima bahan PME dan formulir hasil.
2. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan bahan PME
menggunakan peralatan/reagen/metode yang biasa digunakan.
3. Petugas laboratorium mengirim hasil pemeriksaan.
4. Petugas laboratorium menerima nilai, umpan balik dari
penyelenggara.
5. Petugas laboratorium melakukan evaluasi, mencari penyebab,
mengambil langkah-langkah perbaikan.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PENGENDALIAN MUTU
LABORATORIUM
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit :
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Pengendalian mutu laboratorium terdiri dari:
1. Pemantapan mutu internal adalah kegiatan pencegahan dan
pengawasan yang dilaksanakan setiap laboratorium secara terus
menerus agar tidak terjadi atau mengurangi kejadian kesalahan
atau penyimpangan sehingga diperoleh hasil laboratorium yang
tepat.
2. Pemantapan mutu eksternal adalah kegiatan yang berguna untuk
memantau atau mengontrol kualitas mutu laboratorium sesuai
standar sehingga menunjang hasil pemeriksaan laboratorium
yang lebih akurat.
Bilamana pengendalian mutu tercapai maka akan memberikan kepastian
hasil pemeriksaan laboratorium.
B. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas laboratorium untuk peningkatan mutu
pelayanan.
C. Kebijakan
D. Referensi Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Pusat Kesehatan Masyarakat.

E. Prosedur Alat dan bahan:


Serum control
Format rujukan
F. Langkah-langkah 1. Petugas menyiapkan control serum.
2. Petugas menyiapkan rujukan
3. Petugas melakukan setiap pemeriksaan laboratorium menggunakan
serum control untuk perbandingan.
4. Petugas melakukan kross cek pengendalian mutu laboratorium di
kross cek ke laboratorium rujukan.
5. Petugas melakukan duplo atau 2 kali pemeriksaan apabila hasilnya
meragukan.
6. Petugas setiap 3 bulan sekali di supervise oleh tim mutu atau BLK
untuk mengontrol pemeriksaan.
7. Petugas melakukan kalibrasi alat pada teknisi yang telah ditentukan.
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
RUJUKAN LABORATORIUM

No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Rujukan laboratorium adalah pengiriman specimen ke laboratorium lain
apabila pemeriksaan laboratorium tidak dilaukan di Puskesmas.
B. Tujuan Untuk memenuhi pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium mengidentifikasi pemeriksaan laboratorium
perlu dirujuk atau tidak.
2. Petugas laboratorium mengambil specimen pasien.
3. Petugas laboratorium menyiapkan pengiriman specimen.
4. Petugas laboratorium menghubungi petugas pengirim specimen.
5. Petugas laboratorium menerima hasil dari pemeriksaan specimen
yang telah dikirim.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
Surveilen
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PERBAIKAN INSTRUMEN

No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Perbaikan instrument merupakan tindakan menghilangkan penyebab
ketidaksesuaian (tidak dipenuhinya suatu persyaratan) yang di temukan
atau situasi yang tidak dikehendaki, misal ditemukan penyimpangan
pada instrumen.
B. Tujuan Tindakan perbaikan dilakukan untuk mencegah terulangnya kembali
ketidaksesuaian yang serupa dan penyimpangan bisa dihilangkan
sehingga instrument dapat dipergunakan lagi dengan baik.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium mengidentifikasi dan investigasi atas
ketidaksesuaian atau penyimpangan, hasil dari kalibrasi dan
validasi instrumen.
2. Petugas laboratorium mengisolasi instrumen yang mengalami
ketidaksesuaian atau penyimpangan.
3. Petugas laboratorium melaporkan ke pengelola barang medis
Puskesmas.
4. Petugas laboratorium melalui petugas pengelola barang medis
Puskesmas, mengajukan usulan perbaikan instrumen ke Dinas
Kesehatan .
5. Petugas laboratorium menerima dan mendampingi petugas yang
memperbaiki instrumen yang dikirim oleh Dinas Kesehatan.
6. Petugas laboratorium meminta bukti pelaksanaan perbaikan.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
Pengelola barang medis
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PENYIMPANAN DAN
DISTRIBUSI REAGENSIA
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Penyimpanan dan distribusi reagensia adalah suatu usaha yang bertujuan
menjaga kualitas dan mutu reagen sesuai dengan kaidah-kaidah tertentu.
B. Tujuan Agar reagen yang ada terjamin kualitasnya dan terdistribusi
menggunakan kaidah tertentu.
C. Kebijakan
D. Referensi Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Pusat Kesehatan Masyarakat.
E. Prosedur 1. Perhatikan tanggal kadaluarsa, suhu penyimpanan.
2. Pemakaian reagen dengan metode First in-First out (sesuai urutan
penerimaan).
3. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan kedalam
sediaan induk.
4. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang
terjadi pada sediaan reagen.
5. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
6. Lindungi label dari kerusakan.
7. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya
tidak kena cahaya matahari langsung.
8. Reagen harus terdaftar di Kementrian Kesehatan.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PELABELAN REAGENSIA

No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Pelabelan adalah tata cara menulis identitas yang lengkap dengan
memberikan label yang ditempelkan pada kemasan atau botol reagensia.
B. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk pelabelan
reagensia.
C. Kebijakan
D. Referensi Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Pusat Kesehatan Masyarakat.
E. Prosedur 1. Pelabelan dilaksanakan oleh analis laboratorium yang bertugas.
2. Perhatikan keterangan yang tertera pada masing-masing kemasan.
3. Catat pada kertas label berupa tanggal penerimaan, sumber dana
(JKD, JKN, Swasta). Bila tidak menggunakan kertas label, bisa
menggunakan spidol permanen dan menulis pada kemasan reagen.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PENANGANAN DAN
PEMBUANGAN BAHAN
BERBAHAYA
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit :
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Bahan yang menyebabkan terjadinya insiden atau terjadi penularan
penyakit. Pengelolaan bahan berbahaya yang dimulai dari pemilahan,
pengumpulan, dan pembuangan bahan berbahaya ke tempat yang lebih
aman sesuai ketentuan yang berlaku.
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui besaran
bahan bahaya yang dibuang dan meminimalisasi bahan yang dipakai
yang bisa menjadi limbah.
C. Kebijakan
D. Referensi Pedoman Good Laboratory Practice, Tahun 2008.
E. Prosedur Alat dan bahan:
1. Masker
2. Sarung tangan
3. Jas laboratorium
F. Langkah-langkah 1. Petugas memakai alat pelindung diri (masker, sarung tangan, dan
jas laboratorium).
2. Petugas memastikan label dan symbol bahan berbahaya.
3. Petugas melakukan penyimpanan bahan berbahaya (reagen) sesuai
temperature.
4. Petugas menggunakan bahan berbahaya (reagen) untuk
pemeriksaan dengan sistem FIFO (First In First Out).
5. Petugas memastikan bahan berbahaya yang sudah digunakan dan
menjadi limbah cair langsung dialirkan ke pengolahan limbah
domestic (septic tank).
6. Petugas memastikan bahan berbahaya 4 bulan sebelum kadaluarsa
dilaporkan ke Dinas Kesehatan untuk kemungkinan ditukar
dengan ED panjang.
7. Petugas memastikan dan mengumpulkan bahan berbahaya yang
kadaluarsa dilaporkan ke Dinas Kesehatan untuk dimusnahkan.
8. Petugas melepas APD (Alat Pelindung Diri).
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PELAPORAN HASIL
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM YANG
KRITIS
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit :
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang merawat pasien.

Hasil kritis adalah pemeriksaan diagnostik penunjang yang memerlukan


penanganan segera, suatu pemeriksaan laboratorium yang
mengindikasikan kelainan atau gangguan yang mengancam jiwa,
memerlukan perhatian atau tindakan.

Pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis adalah proses


penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang memerlukan penanganan
segera dan harus dilaporkan ke dokter atau ke petugas yang merujuk
pasien ke laboratorium dalam waktu kurang dari 1 (satu) jam.
B. Tujuan 1. Terlaksananya proses pelaporan nilai-nilai atau hasil pemeriksaan
yang perlu diwaspadai (alert values interpretasi).
2. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasil
kritis.
3. Hasil kritis dapat diterima dokter atau petugas yang merujuk pasien
ke laboratorium dan diinformasikan pada pasien sesuai waktunya.
C. Kebijakan
D. Referensi Interpretasi Data Laboratorium, Kemenkes RI, 2011
E. Prosedur Alat dan bahan:
Kertas
Pulpen
F. Langkah-langkah 1. Petugas laboratorium menginterpretasi hasil laboratorium,
apakah termasuk dalam nilai kritis atau tidak, sesuai dengan nilai
ambang kritis untuk setiap tes.
2. Petugas laboratorium menyampaikan hasil kritis ke dokter atau
petugas yang merujuk pasien ke laboratorium secepat mungkin.
3. Petugas laoratorium yang melaporkan hasil kritis mencatat
tanggal dan waktu, nama lengkap dokter atau petugas yang
dihubungi.
4. Petugas atau dokter yang menerima hasil pemeriksaan
laboratorium yang kritis mencatat di rekam medis dan
menggarisbawahi dengan tinta merah.
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Poli umum
KIA
Rawat inap
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PENYIMPANAN SPESIMEN

No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Penyimpanan specimen adalah perlakuan terhadap specimen yang akan
dilakukan pemeriksaan dengan cara yang benar untuk menunjan analisis
sehingga pemeriksaan teliti.
B. Tujuan 1. Spesimen memenuhi syarat untuk dilakukan analisis.
2. Untuk pemeriksaan hematologi.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium menyimpan beberapa specimen yang tidak
langsung diperiksa dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang
akan diperiksa, salah satunya adalah untuk pemeriksaan campak,
sampel berupa serum disimpan di lemari es suhu 2-8oC.
2. Petugas laboratorium menyimpan specimen dengan beberapa cara,
antara lain;
- Disimpan pada suhu kamar.
- Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0oC-8oC.
- Dapat diberikan bahan pengawet.
- Penyimpanan specimen darah dalam bentuk serum.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PENERIMAAN SPESIMEN

No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Penerimaan specimen adalah perlakuan terhadap specimen yang akan
dilakukan pemeriksaan dengan cara yang benar untuk menunjan analisis
sehingga pemeriksaan teliti.
B. Tujuan 1. Menghindari tertukarnya sampel yang satu dengan yang lain
2. Spesimen memenuhi syarat untuk dilakukan analisis.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium memeriksa kesesuaian antara specimen yang
diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan, specimen yang
tidak sesuai dan tidak memenuhi persyaratan hendaknya ditolak.
2. Petugas laboratorium yang menerima specimen harus mengenakan
jas laboratorium.
3. Petugas laboratorium menganggap semua specimen infeksius dan
menangani dengan hati-hati.
4. Petugas laboratorium membersihkan dan mendesinfeksi meja
penerimaan specimen setiap hari.
5. Petugas laboratorium melarang tamu/pasien menyentuh barang
apapun yang terdapat pada meja dimana specimen berada.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PENGAMBILAN SPESIMEN

No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Perlakuan terhadap specimen yang akan dilakukan pemeriksaan dengan
cara yang benar untuk menunjang analisis sehingga pemeriksaan teliti.
Proses kegiatan dan langkah-langkah penanganan specimen.
B. Tujuan 1. Specimen memenuhi syarat untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Menghindari tertukarnya specimen yang satu dengan yang lain.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium membersihkan bagian yang akan ditusuk
dengan alkohol 70% dan membiarkan sampai kering.
2. Petugas laboratorium memegang bagian yang akan ditusuk supaya
tidak bergerak dan tekan supaya rasa nyeri berkurang.
3. Petugas laboratorium menusuk dengan cepat memakai lanset steril.
4. Petugas laboratorium menusuk pada jari dengan arah tegak lurus
pada garis-garis sidik kulit jari.
5. Petugas laboratorium menusuk pada bagian pinggir daun telinga
dengan cukup dalam supaya darah mudah keluar.
6. Petugas laboratorium membuang tetesan darah yang pertama keluar
dengan memakai kapas kering.
7. Petugas laboratorium memakai tetes darah berikutnya untuk
pemeriksaan.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PERMINTAAN PEMERIKSAAN

No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Permintaan pemeriksaan adalah tujuan utama untuk menentukan
pemeriksaan .
B. Tujuan Untuk mengetahui jenis pemeriksaan laboratorium dan menentukan
diagnose penyakit.
C. Kebijakan
D. Referensi Permenkes RI No. 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
E. Prosedur Alat dan bahan :
Blanko permintaan pemeriksaan laboratorium.
F. Langkah-langkah 1. Pasien mendaftarkan diri di loket pendaftaran.
2. Pasien diperiksa dulu di PU/GIGI/KIA/KB/RAWAT INAP
sebelum ke laboratorium.
3. Pasien ke laboratorium sambil membawa blanko permintaan
pemeriksaan laboratorium.
4. Petugas laboratorium memeriksa sesuai dengan permintaan.
5. Pasien diberi hasil pemeriksaan laboratorium, lalu kembalike asal
rujukan.
6. Khusus untuk pasien rawat inap petugas laboratorium yang datang
ke rawat inap.
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
Poli umum
Poli gigi
KIA/KB
Rawat inap
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PENGGUNAAN ALAT
PELINDUNG DIRI
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh
petugas laboratorium untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuh
terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau keselamatan kerja.
B. Tujuan Sabagai acuan penerapan langkah-langkah petugas untuk menggunakan
APD agar tidak tertular penyakit.
C. Kebijakan
D. Referensi Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Pusat Kesehatan Masyarakat.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium menyiapakan APD yang akan dipakai.
2. Petugas laboratorium mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
menggunaka APD.
3. Petugas laboratorium memakai jas laboratorium yang terstandar.
4. Petugas memakai masker sesuai standar.
5. Petugas memakai sarung tangan saat pemeriksaan.
6. Petugas laboratorium melepaskan semua APD sesuai dengan
prosedur, bila petugas memakai ketiga APD maka urutan
melepaskan APD yang pertama adalah sarung tangan, kedua
masker dan yang terakhir jas laboratorium.
7. Petugas laboratorium melakukan cuci tangan dengan sabun sesuai
ketentuan cuci tangan yang benar.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PEMANTAUAN TERHADAP
PENGGUNAAN ALAT
PELINDUNG DIRI
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Pemantauan terhadap ketentuan-ketentuan pemakaian alat pelindung diri
saat bekerja di laboratorium.
B. Tujuan Memantau penggunaan alat pelindung diri.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium saling memantau pemakaian APD terhadap
petugas lainnya selama bekerja di laboratorium.
2. Petugas laboratorium saling memastikan semua petugas memakai
APD (jas laboratorium, masker, sarung tangan, alas kaki tertutup).
3. Petugas laboratorium menyusun jadwal pemantauan penggunaan
APD.
4. Petugas laboratorium mencatat hasil pemantauan di form
pamantauan penggunaan APD.
5. Petugas laboratorium melakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut
hasil pemantauan.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PEMANTAUAN
PELAKSANAAN PROSEDUR
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium adlah
semua kegiatan yang dilakukan agar diperoleh kondisi yang optimal,
selalu dilaksanakannya pemeriksaan laboratorium sesuai SOP masing-
masing pemeriksaan.
B. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan pemantauan pelaksanaan
prosedur pemeriksaan laboratorium.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium laboratorium membuat jadwal pemantauan
dan monitoring pelaksanaan prosedur pemeriksaan.
2. Petugas laboratorium membuat daftar titik masing-masing
pemeriksaan.
3. Petugas laboratoriu melaksanakan pemantauan sesuai jadwal.
4. Petugas laboratorium mencatat hasil pemantauan untuk dilakukan
tindak lanjut dan evaluasi.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PENGELOLAAN LIMBAH

No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit :
P
Halaman : 1/2
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian 1. Pengelolaan limbah adalah proses yang memberikan pengawasan
pada hal yang terlibat dengan limbah.
2. Tata cara mengelola limbah padat dan cair, baik limbah medis
maupun non medis yang berasal dari instalasi laboratorium klinik.
B. Tujuan 1. Pengelolaan limbah harus dilakukan dengan semestinya agar tidak
menimbulkan dampak negative, supaya tidak membahayakan
petugas dan lingkungan serta masyarakat sekitar.
2. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pengelolaan limbah.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur
F. Langkah-langkah 1. Limbah padat
a. Petugas laboratorium memisahkan limbah ke dalam kantong
plastic warna kuning untuk sampah infeksius dan warna hitam
untuk sampah non infeksius.
b. Petugas laboratorium memasukkan limbah benda tajam/jarum
suntik ke dalam wadah khusus benda tajam yang tahan tusukan
yaitu safety box.
c. Petugas laboratorium memberi label pada tempat limbah.
d. Petugas laboratorium menggunakan alat pelindung diri saat
menangani limbah.
e. Petugas kebersihan mengambil kantongplastik yang berisi
limbah apabila 2/3 telah terisi.
f. Unit kesling mengelola limbah atau sampah infeksius, sampah
toksik sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku.
g. Unit kesling mengelola sampah umum (domestic)/non infeksius
ke tempat pembuangan sampah akhir sesuai dengan prosedur
dan peraturan yang berlaku.

2. Limbah cair
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/domestic, limbah cair
infeksius dan limbah cair kimia.
a. Petugas laboratorium mengalirkan limbah cair umum/domestik
masuk kedalam septic tank.
b. Unit kesling mengelola limbah cair infeksius dan kimia sesuai
dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
Unit kesling
I. Dokumen terkait

J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PENGELOLAAN REAGENSIA

No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Pengelolaan reagensia adalah proses yang memberikan pengawasan
pada hal yang terlibat dengan reagen, meliputi pembuatan laporan
penerimaan dan penggunaan reagen, Alat Medis Habis Pakai (AMHP),
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), penyimpanan dan distribusi reagen,
pelabelan reagen.
B. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas laboratorium dalam melakukan
penyimpanan reagen.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Petugas menggunakan kaidah fisrt in-first out (FIFO) yaitu reagen
yang lebih dulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
2. Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kadaluarsa
pendek untuk dipakai terlebih dahulu, guna menjamin barang tidak
rusak akibat penyimpanan lama.
3. Petugas menyimpan larutan berwarna dalam botol coklat.
4. Petugas menyimpan reagen pada tempat yang tidak terkena sinar
matahari langsung.
5. Petugas menyimpan reagen pada suhu kamar atau suhu dingin (2oC-
8oC) tergantung jenis reagen.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
EVALUASI TERHADAP
RENTANG NILAI
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Evaluasi terhadap renatang nilai hasil pemeriksaan laboratorium adalah
penilaian terhadap rentang nilai hasil apakah ada perubahan atau tidak
disesuaikan dengan alat dan reagensia laboratorium terbaru.
B. Tujuan Sebagai pedoman dalam melaksanakan evaluasi terhadap rentang nilai
hasil pemeriksaan laboratorium supaya didapatkan hasil yang bermutu.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium membuat jadwal evaluasi terhadap rentang
nilai hasil pemeriksaan laboratorium.
2. Petugas laboratorium melaksanakan evaluasi sesuai jadwal.
3. Petugas laboratorium mencatat hasil evaluasi untuk dilakukan
tindak lanjut dan evaluasi.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PENGELOLAAN LIMBAH HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/2
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Pengelolaan limbah adalah proses yang memberikan pengawasan pada
hal yang terlibat dengan limbah.
Tata cara mengelola limbah padat dan cair yang berasal dari hasil
pemeriksaan laboratorium.
B. Tujuan 1. Pengelolaan limbah hasil pemeriksaan laboratorium harus dilakukan
dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negative,
supaya tidak membahayakan petugas dan lingkungan serta
masyarakat sekitar.
2. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pengelolaan limbah hasil
pemeriksaan laboratorium.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur I. Limbah padat dari hasil pemeriksaan laboratorium:
a. Petugas laboratorium memisahkan limbah ke dalam kantong
plastik warna kuning.
b. Petugas laboratorium member label pada tempat limbah.
c. Petugas laboratorium menggunakan alat pelindung diri setiap
menangani limbah.
d. Petugas kebersihan mengambil kantong plastik yang berisi limbah
setiap hari setelah pelayanan atau apabila 2/3 bagian telah terisi.
e. Unit kesling mengelola limbah atau sampak infeksius, sampah
toksik sesuai prosedur dan peraturan yang berlaku.

II. Limbah cair dari hasil pemeriksaan laboratorium


a. Petugas laboratorium membuang limbah cair umum/domestik
dialirkan masuk ke dalam septik tank.
b. Unit kesling mengelola limbah cair infesksius dan kimia sesuai
dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

III. Limbah BTA


a. Petugas laboratorium menyiapkan wadah yang dialasi kantong
plastik dengan larutan disinfektan (larutan hipoklorit 1%) dengan
jumlah yang cukup untuk merendam alat bekas pakai pembuatan
sediaan BTA.
b. Petugas laboratorium melonggarkan tutup wadah/pot dahak ketika
akan dimasukkan ke dalam wadah penampung limbah.
c. Petugas laboratorium merendam aplikator bamboo, lidi lancip,
wadah dahak dan tutupnya, kaca sediaan yang sudah tidak
terpakai selama 12 jam.
d. Petugas laboratorium memasukkan ke dalam wadah
sampah/limbah medis semua limbah yang telah direndam dalam
larutan disinfektan selama 12 jam.

F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
Unit kesling
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan
No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PENGELOLAAN BAHAN
BERBAHAYA DAN BERACUN
DI LABORATORIUM
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit :
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah cara-cara ata langkah-
langkah dalam mengelolan bahan berbahaya dan beracun untuk
meminimalkan risiko terkena bahan tersebut.
B. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penanganan bahan berbahaya dan
beracun.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Good Laboratory Practice.
E. Prosedur
F. Langkah-langkah 1. Petugas melakukan pemisahan limbah B3 dan non B3.
2. Petugas mengusahakan menggunakan bahan kimia non B3.
3. Petugas menggunakan kantong plastik hitam untuk limbah non B3.
4. Petugas menggunakan kantong plastik kuning untuk limbah B3.
5. Petugas menempatkan limbah B3 jarum, lancet pada safety box.
6. Petugas menempatkan tempat penampungan pada tempat yang
aman.
7. Petugas kebersihan mengumpulkan limbah B3 dan non B3 setiap
hari, dan ditempatkan di TPS.
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
Petugas kebersihan
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
PETUGAS LABORATORIUM
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) laboratorium merupakan bagian
dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan.
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.
Ketentuan-ketentuan pemakaian alat pelindung diri saat bekerja di
laboratorium.
B. Tujuan 1. Untuk mengurangi, mencegah bahaya yang terjadi.
2. Untuk melindungi bahaya penularan penyakit.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium memperlakukan setiap spesimen sebagai
bahan infeksius.
2. Petugas laboratorium diwajibkan memakai APD (jas laboratorium,
sarung tangan, masker, alas kaki tertutup) selama berkerja.
3. Petugas laboratorium memakai jas laboratorium yang bersih secara
terus menerus selama bekerja dalam laboratorium.
4. Petugas laboratorium mencuci tangan secara higienis dan
meyeluruh sebelum dan setelah selesai melakukan aktifitas
laboratorium.
5. Petugas laboratorium melepas baju proteksi sebelum meninggalkan
ruang laboratorium.
6. Petugas laboratorium tidak makan, minum, merokok ditempat kerja.
7. Petugas laboratorium selalu membersihkan tempat kerja.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PEMANTAUAN WAKTU
PENYAMPAIAN HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
UNTUK PASIEN GAWAT DARURAT
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Pemantauan waktu penyampaian hasil pemeriksaan untuk pasien gawat
darurat adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur ketepatan
waktu pelaporan hasil pemeriksaan gawat darurat.
B. Tujuan 1. Supaya hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien gawat darurat
dapat diterima oleh dokter atau petugas yang merujuk sesuai
waktunya.
2. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien gawat darurat.
3. Terlaksanakanya proses pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium
untuk pasien gawat darurat.
C. Kebijakan
D. Referensi
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium mencatat hasil waktu penyampaian hasil
pemeriksaan laboratorium untuk pasien gawat darurat.
2. Petugas laboratorium membuat jadwal pemantauan waktu
penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien gawat
darurat.
3. Petugas laboratorium melaksanakan pemantauan sesuai jadwal.
4. Petugas laboratorium mencatat hasil pemantaun untuk dilakukan
tindak lanjut dan evaluasi.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
YANG BERISIKO TINGGI
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Merupakan pemeriksaan laboratorium yang tinggi bahaya infeksiusnya,
lebih mudah menularkan dibandingkan pemeriksaan yang tidak berisiko
tinggi.
B. Tujuan Petugas laboratorium meningkatkan kewaspadaan agar terhindar dari
bahaya yang ditimbulkan akibat melakukan pemeriksaan yang berisiko
tinggi, misalnya pemeriksaan dari spesimen sputum/dahak untuk
pemeriksaan TB, spesimen darah untuk pemeriksaan HIV atau hepatitis.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium mencuci tangan terlebih dahulu sebelum
melakukan pemeriksaan berisiko tinggi.
2. Petugas laboratorium membersihkan tempat pemeriksaan.
3. Petugas laboratorium memakai alat pelindung diri (jas
laboratorium, masker, sarung tangan).
4. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan dengan hati-hati
dengan SOP masing-masing pemeriksaan. Pemeriksaan sputum
dengan menyalakan lampu spirtus dan wadah yang berisi
desinfekstan.
5. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, petugas laboratorium
memisahkan sisa spesimen berisiko tinggi untuk langsung dibuang
di tempat pembuangan limbah infeksius sesuai SOP pengelolaan
limbah. Untuk spesimen sputum, terlebih dahulu direndam dalam
larutan desinfektan.
6. Petugas laboratoriu mencuci tangan setelahs selesai melakukan
pemeriksaan.
7. Petugas laboratorium melepas masker dan sarung tangan kemudian
membuang di tempat limbah medis/infeksius.
8. Petugas laboratorium melepas jas laboratorium kemudian
menyimpan dengan posisi terbalik apabila cara menyimpan jas
laboratorium dengan digantung.

F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PENERAPAN MANAJEMEN
RISIKO LABORATORIUM
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit :
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Penerapan mengenai tata cara penanganan risiko kerja yang bisa terjadi
di laboratorium.
B. Tujuan Berguna untuk keamanan kerja di laboratorium dan mengetahui cara
mengatasi bahaya kerja di laboratorium.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Pedoman praktik laboratorium yang benar (Good Laboratory
Practice), Depkes 2008.
2. Peraturan Pemerintahan No. 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
E. Prosedur
F. Langkah-langkah 1. Petugas menggunakan jarum semprit dengan sistem pengunci untuk
mencegah tusukan dan terlepasnya jarum semprit.
2. Petugas menggunakan alat suntik sekali pakai.
3. Petugas mematikan sentrifuse dan jangan dibuka selama 30 menit,
jika diduga ada tabung yang pecah saat sentrifugasi.
4. Petugas menggunakan handscun dan sarung tangan yang tebal
untuk mengambil forsep/pecahan untuk mencegah penularan
spesimen yang infeksius.
5. Petugas menggunakan pipet otomatis dan tidak menggunakan
pemipetan mulut karena dapat menyebabkan tertelannya organism
pathogen.
6. Petugas menggunakan alat masker guna melindungi terhirupnya
partikel mikroorganisme pathogen.
7. Petugas menggunakan jas laborat yang telah terstandar.
8. Petugas melakukan sterilisasi pada alat laborat untuk menghindari
kontaminasi mikroorganisme yang pathogen.
9. Petugas melakukan desinfektan sebelum dan sesudah pemeriksaan
laboratorium.
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
ORIENTASI PROSEDUR DAN
PRAKTIK
KESELAMATAN/KEAMANAN
KERJA
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja bagi
petugas laboratorium supaya petugas laboratorium dapat mengerti dan
melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin terjadi
serta mengetahui cara mengatasi apabila terjadi kecelakaan.
B. Tujuan Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi di laboratorium.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Penanggung jawab laboratorium mengintruksikan kepada petugas
laboratorium untuk mengikuti orientasi prosedur dan praktik
keselamatan/keamanan kerja.
2. Petugas laboratorium mengikuti orientasi prosedur dan praktik
keselamatan/keamanan kerja.
3. Petugas laboratorium melaporkan kepada penanggung jawab
laboratorium bahwa orientasi prosedur dan praktik
keselamatan/keamanan kerja telah dilaksanakan.
4. Petugas membuat laporan hasil orientasi prosedur dan praktik
keselamatan/keamanan kerja.
5. Petugas laboratorium menyampaikan laporan hasil oreintasi
prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja kepada
penanggung jawab laboratorium.
6. Petugas laboratorium menerapkan hasil orientasi prosedur dan
praktik keselamatan/keamanan kerja.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PELATIHAN DAN PENDIDIKAN
UNTUK PROSEDUR BARU, BAHAN
BERBAHAYA, PERALATAN BARU
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya,
peralatan baru adalah kegiatan untuk member bekal tambahan
pengetahuan kepada petugas laboratorium tentang prosedur baru, bahan
berbahaya, dan peralatan baru.
B. Tujuan 1. Meningkatkan pengetahuan petugas laboratorium
2. Meningkatkan kualitas pelayanan laboratorium puskesmas.
C. Kebijakan
D. Referensi Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Penanggung jawab laboratorium mengintruksikan kepada petugas
laboratorium untuk mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk
prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru.
2. Petugas laboratorium mengikuti pelatihan dan pendidikan untuk
prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru.
3. Petugas laboratorium melaporkan kepada penanggung jawab
laboratorium bahwa pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru,
bahan berbahaya, peralatan baru telah dilaksanakan.
4. Petugas membuat laporan hasil pelatihan dan pendidikan untuk
prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru.
5. Petugas laboratorium menyampaikan laporan hasil pelatihan dan
pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru
kepada penanggung jawab laboratorium.
6. Petugas laboratorium hasil pelatihan dan pendidikan untuk prosedur
baru, bahan berbahaya, peralatan baru di dalam kegiatan pelayanan
di laboratorium.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
PELAPORAN PROGRAM
KESELAMATAN DAN
PELAPORAN INSIDEN
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian - Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana dibuatnya asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindaknya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan risiko dan mencegah
terjadinya cedera.
- Pelaporan insiden adalah suatu sistem untuk mendokumentasikan
laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk
pembelajaran.
B. Tujuan Untuk menurunkan insiden dan mengoreksi sistem dalam rangka
meningkatkan keselamatan pasien dan tidak untuk menyalahkan (non
blaming).
Meningkatkan kualitas pelayanan laboratorium puskesmas.
C. Kebijakan
D. Referensi Permenkes No 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium melaporkan setiap insiden dalam waktu paling
lambat 2 x 24 jam sesuai format laporan kepada tim peningkatan
mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien (PMKP).
2. Petugas laboratorium membangun kesadaran akan keselamatan
pasien.
3. Petugas laboratorium menintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko.
4. Petugas laboratorium melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien.
5. Petugas laboratorium belajar dan berbagi pengalaman tentang
keselamatan pasien.
6. Petugas laboratorium mencegah cedera melalui implementasi sistem
keselamatan pasien.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan
KALIBRASI DAN VALIDASI
INSTRUMEN
No. Dokumen :
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit : 01/03/2016
P
Halaman : 1/1
Puskesmas Mesjid Raya Elfi Mursyidah
NIP.197808082008012002
A. Pengertian Kalibrasi dan validasi instrument adalah kegiatan untuk menentukan
kebenaran nilai penunjukan instrument/alat ukur dan bahan ukur dengan
cara membandingkannya dengan standar ukur yang punya kemampuan
telusur ke standar nasional atau internasional.
B. Tujuan Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang terpercaya,
menjamin penampilan hasil pemeriksaan.
C. Kebijakan
D. Referensi 1. Permenkes No 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
2. Permenkes No 43 tahun 2013 tentang Cara Penyelenggaraan
Laboratorium Klinik yang Baik.
E. Prosedur 1. Petugas laboratorium melalui petugas pengelola barang medis
Puskesmas mengajukan rencana program kalibrasi dan validasi
instrument ke Dinas Kesehatan.
2. Petugas laboratorium menerima jadwal kalibrasi dan validasi
instrument dari Dinas Kesehatan yang diketahui Kepala Puskesmas
dan petugas pengelola barang medis Puskesmas.
3. Petugas laboratorium menerima dan mendampingi petugas/pihak
yang kompeten dari Dinas Kesehatan untuk mengkalibrasi
instrument sesuai prosedur.
4. Petugas laboratorium meminta bukti kalibrasi dan validasi
instrument yang telah dilakukan.
F. Langkah-langkah
G. Hal yang perlu
diperhatikan
H. Unit terkait Laboratorium
Pengelola barang medis Puskesmas
I. Dokumen terkait
J. Rekaman historis
perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai