Anda di halaman 1dari 11

DERMATOLOGY III

Kompetensi 4
1. Pemeriksaan laboratorium (Ziehl neelsen, Gram, Giemsa, KOH)
2. Cara pengambilan spesimen dermatologi dan venereologi
3. Desinfeksi
4. Insisi dan drainase abses
5. Eksisi tumor jinak
6. Ekstrasi komedo

Keterangan:
- Identifikasi gambar penyakit – lesi
- Penyebabnya  jamur / bakteri / dll
- Penularannya dan edukasi
- DD

A. Pulasan Ziehl Neelsen


Pewarnaan Ziehl Neelsen, termasuk pewarnaan tahan asam. Biasanya dipakai untuk mewarnai golongan
Mycobacterium (M. tuberculosis dan M. leprae). Bakteri genus Mycobacterium dan beberapa spesies nocardia
pada dinding selnya mengandung banyak zat lipid (lemak) sehingga bersifat permeable dengan pewarnaan
biasa. Bakteri tersebut bersifat tahan asam (+) terhadap pewarnaan tahan asam. Pewarnaan tahan asam dapat
digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis tuberculosis.

Pewarnaan ini merupakan prosedur untuk membedakan bakteri menjadi 2 kelompok tahan asam dan tidak
tahan asam. Bila zat warna yang telah terpenetrasi tidak dapat dilarutkan dengan alkohol asam, maka bakteri
tersebut disebut tahan asam sedangkan sebaliknya disebut tidak tahan asam.

Bahan pemeriksaan TB biasanya berupa sputum yang diambil dari pasien tersangka KP (Koch pulmonum), tetapi
dapat pula diambil dari lokasi lain seperti cairan otak (Liquor Cerebro Spinalis), getah lambung, urine, dan ulkus.

Pada Morbus Hansen / Kusta, spesimen di ambil pada 3 tempat:


1. Cuping telingan kanan-kiri
2. 2 lesi ujung dorsum digiti (lateral proksimal jari)
3. 2 lesi paling aktif
Alat dan Bahan:

Pengumpulan specimen dengan Pulasan Ziehl-Neelsen


1. Desinfeksi dengan alcohol 70%
2. Tekan cuping telingan sampai pucat
3. Sayat dengan blade scalpel no. 15
4. Putar blade scalpel 90O
5. Kumpul bubur jaringan

Prosedur
Interpretasi
Bakteri tahan asam (BTA) akan memberikan warna merah, sedangkan yang tidak tahan asam akan berwarna
biru.

Bakteri Tahan Asam (BTA)

B. Pulasan Gram
Tujuan: Identifikasi Gram positif dan negative

Bakteri gram positif adalah bakteri yang menyerap warna primer (gentian violet) sedangkan bakteri gram
negative akan menyerap warna sekunder (safranin)

Kasus: Impetigo

Alat dan Bahan:

Spesimen: Sputum, pus (nanah), discharge telinga-hidung, urin, dan cairan serebrospinal

Cara pengambilan sampel:


krusta- ulkus:
kompres NaCl 0.9% 15 menit
swab dasar lesi dengan swab steril
pulas specimen pada dek glass
lakukan pewarnaan

bula-pustul:
Disinfeksi dengan alkohol
aspirasi dengan jarum
letakkan pada dek glass
keringkan spesimen yang basah dengan dianginkan
lakukan pewarnaan

Prosedur Pemeriksaan:

1. Kristal Violet 30 detik


2. Bilas air 5 detik
3. Povidon Iodine 10% / lugol 1% 1 menit
4. Bilas air 5 detik
5. Dekolorisasi 15 – 30 detik
6. Bilas air 5 detik
7. Counterstrain dengan safranin 60 – 80 detik
8. Bilas air 5 detik
9. Keringkan
10. Pemeriksaan sediaan di bawah mikroskop (x100)
Interpretasi

Notes: Saat ditunjukkan gambar, hanya identifikasi apakah gram negative atau positif
Pemeriksaan mikroskopik langsung tidak dapat membedakan spesies bakteri

C. Pulasan Giemsa
Tujuan: identifikasi morfologi bakteri dan virus

Alat dan Bahan:


• Sengkelit
• Gelas objek
• Kaca penutup
• Lampu spritus
• Methylene blue
• Aquades
• Mikroskop

Cara pengambilan specimen:


• bersihkan dengan NaCl 0.9%
• aspirasi dari dasar vesikel dengan jarum atau buka atap bula dengan blade 15 🡪 kerok dasar bula
• letakkan pada dek glass
• keringkan spesimen yang basah dengan dianginkan
• lakukan pewarnaan

Prosedur pemeriksaan:
1. Buat suspensi kuman menggunakan NaCl pada gelas objek dan keringkan diudara.
2. Panaskan diatas lampu spiritus.
3. Tuangkan bahan warna methylene blue pada gelas objek dan biarkan 3-4 menit. Buang sisa zat warna dari
objek glass.
4. Cuci dengan air biasa
5. Keringkan gelas objek tersebut dengan kertas pengering
6. Tetesi minyak emersi, lihat dibawah mikroskop, pembesaran 100x
Interpretasi

Multinucleated giant cell Staphylococcus

D. Pemeriksaan KOH
KOH  larutan penjernih
Melarutkan: protein, lipid dan melisis epitel.

- Infeksi virus, jamur


- Jamur tidak lisis karena terdapat chitine dan glikoprotein dinding sel.
- Kecepatan penjernihan tergantung jenis spesimen antara 10 menit s/d jam.

Penjernihan preparat dipercepat pemanasan, tetapi jangan mendidih

Alat dan Bahan:


 Larutan KOH 10% untuk kulit, 20 % untuk kuku dan rambut
 Gelas objek
 Skapel
 Mikroskop, api bunsen

Pengambilan spesimen
1. Kulit (10%) beberapa menit
kerokan kulit menggunakan skalpel dari tepi lesi ke bagian tengah atau selotip pada lesi aktif
2. Kuku (40%) diamkan semalaman
kerokan kuku dari daerah antara batas dasar kuku dan lempeng kuku bagian dalam
3. Rambut (20%) beberapa menit
rambut harus dicabut bukan dipotong, kerokan kulit disekitar rambut juga diambil

Prosedur Pemeriksaan
1. Pemeriksaan langsung dengan mikroskop diberikan KOH pada preparat spesimen
2. Hasil kerokan kulit diletakkan pada gelas objek
3. Teteskan KOH 1 – 2 tetes
4. Tutup dengan kaca penutup
5. Tunggu 10 – 15 menit agar keratin lisis (tergantung spesimen) / dipanaskan dengan api Bunsen, tidak
sampai mendidik
6. Dilihat dibawah mikroskop
Interpretasi

KOH positif  memastikan diagnosis klinis akibat jamur


KOH negative  tidak menyingkirkan diagnosis jamur

Pitiriasis versikolor  elemen jamur berupa spora bulat dinding tebal, berkelompok dengan miselium kasar
dan terputus-putus (pendek-pendek)  gambaran seperti Spaghetti and meatballs

Kandida sel ragi berbentuk lonjong atau bulat, blastospora (sel ragi bertunas) dan pseudohifa

Dermatofita  Hifa bersepta, bercabang, dan artrospora (m.canis, m.audonii, m.violaceum); Hifa bersepta
granular (T.schoenleinii, T.concetricum); beberapa cabang hifa bersepta (T.rubrum)

Rambut  jamur disekeliling batang rambut (ektotrik) berupa sporakecil atau besar seperti rantai; jamur di
dalam batang rambut (endotrik) berupa spora ukuran sedang; jamur sekeliling dan dalam batang ambut;
Hifa dan ruang kosong diantara artrospora (T.schoenleinii)

Non dermatofita  Hifa panjang bercabang, bersepta, miselinium

Pseudofilamen dan sel ragi di dasar kuku  candida

E. Cara pengambilan specimen venereology


Laki-laki
• Inform consent
• Gunakan APD
• Masukkan sengkelit/swab ke dalam orifisium uretra eksterna sampai
kedalaman 1-2 cm, putar swab (untuk sengkelit tidak perlu diputar namun cukup menekan dinding
uretra), dan tarik keluar perlahan-lahan
• Oleskan duh tubuh ke atas kaca obyek yang sudah disiapkan
• Bila tidak tampak duh tubuh uretra dapat dilakukan pengurutan (milking) oleh pasien.
Perempuan (Status sudah menikah)
• Inform consent
• Bersihkan dengan kain kasa yang telah dibasahi larutan NaCl
• Menggunakan spekulum steril (sesuaikan ukuran spekulum dengan riwayat kelahiran per vaginam), swab
atau sengkelit steril
• Cara melepaskan spekulum:
• Masukkan spekulum perlahan-lahan
• Putar perlahan sampai spekulum dalam posisi horizontal
• kunci speculum

Pasien perempuan berstatus belum menikah:


• tidak dilakukan pemeriksaan dengan spekulum
• diambil dengan sengkelit steril dari vagina dan uretra

Pasien perempuan belum menikah namun sudah aktif berhubungan seksual:


• informed consent pemeriksaan menggunakan spekulum.
• Bila pasien menolak, ditangani menggunakan bagan alur tanpa spekulum.

Pengambilan Spesimen (4 tempat)


1. Serviks & Uretra Pulasan Gram  Gonorea dan Infeksi genital non spesifik
2. Forniks posterior  Sediaan basah (NaCl)  Trikomonas vaginalis
3. Dinding Vagina  KOH  Bakterial vaginosis dan Kandidiasis vulvovaginal
F. Insisi dan drainase abses
• Abses ditandai dengan tanda inflamasi (tumor, dolor, kalor, rubor, dan fungsiolesa)
• Insisi dilakukan jika pemberian oral atibiotik tidak terdapat perbaikan

Pemeriksaan awal:
• Inspeksi: eritema, indurasi, fluktuasi
• Palpasi: dapat terasa lunak

• Insisi dan drainase dilakukan jika abses lunak dan pus dapat ditarik menggunakan spuit

Prosedur
• Preparasi tindakan steril (APD)
• Lakukan anestesi lokal (injeksi lidokain/pehacain)
• Insisi pada area terlunak
• Ambil specimen untuk dilakukan kultur
• Kompresi lateral untuk mengeluarkan isi kavitas
• Kuretase untuk mengeluarkan fragmen keratin
• Irigasi kavitas dengan NaCl 0,9%
• Kavitas dapat diberikan modern dressing dengan efek antimikrobial

G. Eksisi tumor jinak


 Merupakan prosedur operasi untuk menghilangkan lesi sesuai dengan batas operasi untuk mendapatkan
hasil pasca tindakan yang baik
 Rencana dan tindakan prosedur operasi harus memperlihatkan risiko dan keuntungan Tindakan tersebut.
 Eksisi tumor jinak harus sesuai dengan relaxed skin tension lines (RSTL)
 Panjang dan lebar optimal eksisi adalah 3,5:1
Alat dan Bahan:

Prosedur

Pre-operatif

• Inform consent

• Pemeriksaan dermoskopik

• Dokumentasi dengan foto sebelum tindakan

• Persiapan alat dan bahan

• Persiapan Dokter (cuci tangan, menggunakan apd)

Operatif

1. Melakukan aseptik/antiseptik.

2. Membuat site marking (3,5:1).

3. Menggunakan doek steril di area operasi.

4. Melakukan tindakan anestesi infiltrasi.

5. Diamkan beberapa menit sampai larutan anestesi bekerja.

6. Lakukan sayatan pada lesi menggunakan scalpel secara tegak lurus terhadap lesi, kemudian lakukan sayatan
ke bawah dengan posisi scalpel 45O terhadap batas lesi yang sudah ditandai.

7. Jepit ujung bawah lesi menggunakan klem lalu potong seluruh jarngan sampai mengenai subkutan.

8. Masukkan jaringan ke botol berisi formalin buffer 10%.

9. Lakukan undermining.

10. Jahit sesuai luas eksisi.

11. Bersikan lesi dan beri antibiotik topikal.


Kemungkinan Kasus

Notes: 1 reagen 1 pipet

1. Ziehl-Neelsen
Morbus Hansen / kusta
macula, plak, papul, nodus | eritema/hipopigmentasi | Asimetris
Penularan: droplet, kontak, seksual, tidak genetik
DD:

Anamnesis
- Kulit menjadi mati rasa, termasuk kehilangan kemampuan merasakan suhu, sentuhan, tekanan, atau
nyeri
- Kulit tidak berkeringat (anhidrosis)
- Kulit terasa kaku dan kering
- Luka yang tidak terasa nyeri di telapak kaki
- Bengkak atau benjolan di wajah dan telinga
- Bercak yang tampak pucat dan berwarna lebih terang daripada kulit di sekitarnya
- Saraf membesar, biasanya di siku dan lutut
- Otot melemah, terutama pada otot kaki dan tangan
- Alis dan bulu mata hilang permanen
- Mata menjadi kering dan jarang mengedip
- Mimisan, hidung tersumbat, atau kehilangan tulang hidung

2. Pulasan Gram  Vesikel, Bula, krusta, skuama  pioderma


Impetigo bulosa
Folikulitis

KIE:
1. Mandi 2x sehari dengan sabun
2. Tidak sepakaian baju dengan orang lain, gunakan handuk yang bersih
3. Menjaga higienitas pasien dan keluarga

3. Pulasan Giemsa  virus, parasit


Varisella

KIE:
1. Tetap berada di dalam rumah
2. Lesi jangan digaruk
3. Menjaga higinetas tubuh, mandi dengan air hangat
4. Menjaga asupa cairan pada tubuh  minum air yang cukup

 Antihistamin
 Lotionn kalamin
 Demam  paracetamol

4. KOH  jamur
Tinea
Skabies  ditemukan larva atau tungau jamur pada mikroskopik

Anda mungkin juga menyukai