Anda di halaman 1dari 9

DOPS

PEMERIKSAAN ZEIHL NEELSEN

Disusun Oleh :
Amel Thalia Syahira, S.Ked 71 2020 033
Tri Syahrita Islamia, S.Ked 71 2020 071

Pembimbing :
dr. Riliani Hastuti, Sp.KK

DEPARTEMEN ILMU KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT UMUM PEMERINTAH RIVAI ABDULLAH
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2022
A. Definisi pemeriksaan Slit Skin Smear
Slit skin smear (SSS) masih merupakan pemeriksaan penunjang MH
paling standar untuk menemukan kuman BTA dengan sensitivitas 63% dan
spesifisitas 85%. Kekumngan SSS adalah prosedur pemeriksaan SSS
menimbulkan ketidaknyamanan bagi pasien akibat sayatan dari 6 terDpat,
memerlukan infrastruktur laboratorium baik dan pemeriksa profesional
terlatih, sering tidak tersedia pada pusat pelayanan kesehatan primer serta
hasil pemeriksaan memerlukan waktu dua hart. Pemeriksaan bakterioskopik
digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dan pengamatan
pengobatan. Sediaan dibuat dari kerokan jaringan yang diwamai dengan
dengan pewamaan terliadap basil tahan asam (BTA), antara lain dengan
Ziehl-Neelsen. Bakterioskopik negative pada seorang penderita, bukan
berarti orang tersebut tidak mengandung kuman M. Leprae.

B. Pewarnaan Ziehl Neelsen


Alat dan Bahan
• Mikroskop
• Kaca objek
• Rak kaca objek
• Sarung tangan
• Kapas
• Scalpel
• Lampu spritus
• Methanol
• Reagen (carbol fuchsin 0,3%, asam alcohol 3%, larutan methylene blue
0,3%).
Pengambilan jaringan:
1. Pertama-tama harus ditentukan lesi dikulit yang diharapkan paling padat
oleh kurnan.
2. Lokasi pengambilan diambil dari 4-6 lokasi, yaitu kedua cuping telinga
bagjari bawah dan 2-4 lesi lain yang paling aktif, berarti yang paling
eritematosa dan paling infiltrate.
3. Catat lokasi pengambilan kerokan jaringan kulit.
4. Lakukan desinfeksi pada lesi yang akan di kerok, kemudian jepit antara
ibu jari dan telunjuk agar menjadi iskemik, sehingga kerokan akan
mengandung sedikit darah yang akan mengganggu proses pemeriksaan.
5. lrisan yang dibuat harus mencapai dermis, melampaui subepidermal
clear zone.
6. Dengan skalpel (pisau kecil) buat insisi (goresan) supcrfisisai memanjang
pada pertengahan fest kira-kira sepanjang 0,5 cm dan sedalam 2-3 mm.
7. Dalam keadaan telinga masih dijepit dengan loiseps, putar skalpel kearah
permukaan bilah yang datar dan kerok perlahan-lahan hingga dasar insisi
tersebut memakai ujung skalpel. Tampung cairan serosa yang keluar dan
mungkin bercampur dengan sedikit eletnen seluler tapi usahakan jangan
bercampur dengan darah.
8. Oleskan cairan serosa tersebut pada objek glass sehingga terberituk
apusan melingkar 5-7 mm. Labeli preparat dengan pensil penanda. Pada
objck glass dapat dibuat 2 sampai 4 apusan dengan pasienu yang sama.
9. Biarkan apusan mengering kemudian ftksasi apusan dengan
melewatkannya diatas nyala api Bunsen 3-5x.
Langkah pewarnaan:
1. Pengambilan Spesimen
2. Alat dan Bahan: larutan carbol fuchsin 0,3%, asam alcohol 3%, larutan
methylene blue 0,3%, Bunsen atau lampu spritus, wadah air mengalir,
pipet, besi penyangga rak kaca objek, kertas tissue, sarung tangan.
3. Persiapan Kaca Objek :
a) Membersihkan kaca obyek dari kotoran dan lemak
b) Menuliskan identitas pada kaca objek.
c) Kaca objek dipanaskan diatas api bunsen secara perlahan untuk
membersihkan dari kotoran dan lemak, hindari menggunakan tisu.
4. Pewamaan:
a) Melakukan fiksasi kaca objek dengan lampu spritus ± 3x
b) Saringlah carbol fuchsin 0,3% menggunakan kertas saring biasa
c) Tutupi seluruh permukaan kaca objek dengan larutan carbol fuchsin
d) Panaskan kaca objek hingga carbol fuchsin beruap jangan sampai
mendidih.
e) Diamkan atau dinginkan sekitar 10 menit
f) Basuh atau bilas kaca objek dengan air mengalir, laIu keringkan.
5. Pelunturan:
a) Tetesi permukaan kaca objek sampai tertutup dengan asam alcohol
3% selama 10 detik atau sampai warna merah hilang.
6. Counter Staining:
a) Tetesi sediaan denngan methylene blue selama 1 menit
b) Bilas dengan air dan biarkan kaca objek mongering di rak
pengering
c) Apusan siap dibaca

Pemeriksaan Mikroskopik:
a) Periksa preparat dengan objektif x 100 dengan metode zig-zag.
b) Mycobacterium leprae merupakan basil tahan asam; pada pemulasan
dengan teknik pewamaan Ziehl Neelsen yang dimodifikasi, basil tersebut
akan terwamai merah dengan latar belakang biru.
c) Ukuran: 1-8 /1m. Bentuk: Batang yang agak besar, lurus atau sedikit
melengkung, dan ujung-ujungnya membulat; basil-basil ini sering ka1i
tampak granuler, dengan batang yang terputus menjadi beberapa bagian.
d) Susunan: Basil-basil ini dapat ditemukan dalam kelompokan yang terdiri
dari 2-5 basil yang tersusun paralel atau dalam kelompokan yang
lebih besar kadang-kadang, terlihat scbagai massa-massa sirkuler yang
disebut "globi".
e) Catatan: Apusan bidung kadang-kadang mengandung basil tahan asam
non- patogen, yang bukan M. leprae.

Gambar 1. Basil tahan asam M. Leprae

Gambar 2. Bentuk M. Leprae


Interpretasi
1. Indeks Bakteri
Indeks bakteriologis (Bacteriological Index (BI)) merupakan indeks
yang menunjukkan estimasi jumlah bakteri dalam darah (bacterial load),
diperoleh dengan cara menjumlahkan semua spesimen yang positif pada
seluruh sampel yang diambil dari berbagai bagian tubuh, lalu hasilnya
dibagi dengan banyaknya tempat pengambilan sampel. Sebagai contoh:

• Telinga Kiri 3+
• Telinga Kanan 2+
• Jari Tengah Tangan Kiri 2+
• Jari Tengah Tangan Kanan 1+

Menjumlahkan semua spesimen yang positif 3+2+2+1


IB= = =2+¿
B anyaknya tempat pengambilan sampel . 4.

Gambar 3. Penilaian IB Menurut Skala Logaritma Ridley

2. Indeks Morfologi
Indeks morfologis merupakan suatu indikator viabilitas basİI. Cara
menentukan indeks morfologis adalah sebagai berikut. Laktlk n
pemeriksaan dengan objektif x100 untuk mendeteksi ddfl
mengidentifıkasi basil tahan asam. Hitung berapa banyaknya basİl yang
terwamai merah homogen dan bentuk batangnya tidak terputus di antara
100 basil yang Anda te0ıukan; basil-basil ini dianggap sebagai basil yang
viabel. Sebagai contoh, kalau ditemukan 8 basil yang viabel, indeks
morfologisnya adalah 8%.

Syarat perhitungan :
 Jumlah minimal kuman tiap lesi 100 BTA
 Indeks Bakteri (IB) 1+ tidak perlu dibuat Indeks Morfologi (IM),
karena untuk mendapat 100 BTA harus mencari dalam 1000
sampai 10.000 lapangan
 Mulai dari IB 3+ harus dihitung IM sebab dengan IB 3+
maksimum harus dicari dalam 100 lapangan.

Indeks morfologi berguna untuk mengtahui daya penularan kuman


juga untuk menilai hasil pengobatan dan membantu menentukan
resistensi terhadap obat.
NOTULEN DOPS

Hari, Tanggal : Jumat, 4 November 2022


Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Poli Kulit dan Kelamin RSUP dr. Rivai Abdullah
Pembimbing : dr. Riliani Hastuti, Sp. KK
Materi DOPS : Pemeriksaan Zeihl Nelson
Nama Mahasiswa : 1. Amel Thalia Syahira
2. Tri Syahrita Islamia
Presentasi DOPS :

1. Mengapa skin smear dilakukan pada telinga?


Pemilihan cuping telinga tanpa menghiraukan ada atau tidaknya
lesi di tempat tersebut karena pada cuping telinga biasanya didapati
banyak M. Leprae. M. Leprae memiliki kecendrungan untuk
melibatkan bagian tubuh yang lebih dingin seperti pinna dan lobulus.
Infiltrasi, pembentukan nodul, ulserasi dengan defek “nibbled” atau
“rat-bitten”, mdgalobulus dan kondritis aurikularis merupakan
manifestasi kusta yang dilaporkan pada telinga luar.

Sediaan dari mukosa hidung jarang dilakukan karena :


 Kemungkinan adanya M. Atipik
 M. Leprae tidak pernah positif kalau pada kulit negatif
 Bila diobati, hasil pemeriksaan mukosa hidung negatif lebih
dulu bila dibandingkan dengan kerokan jaringan kulit
 Rasa nyeri saat pemeriksaan.
2. Apa saja bentuk bakteri kusta pada pemeriksaan?
M. Leprae tergolong BTA, akan tampak merah pada sediaan.
Dibedakan dalam beberapa bentuk. Bentuk solid adalah kuman hidup,
sedangkan fragmented dan granular bentuk mati. Bentuk yang hidup
itulah yag lebih berbahaya, karena dapat berkembangbiak dan dapat
menularkan ke orang lain.
Bentuk – bentuk kuman kusta yang dapat ditemukan dalam lapangan
pandang mikroskop
a) Bentuk Utuh (Solid)
 Dinding sel tidak terputus
 Pengambilan zat warna secara merata
 Panjang kuman 4 kali lebarnya.
b) Bentuk Batang Terputus atau Pecah-Pecah (Fragmented)
 Dinding sel terputus mungkin sebagian atau seluruhnya
 Pengambilan zat warna tidak merata
c) Bentuk Butiran (Granular)
Kelihatan seperti titik – titik tersusun garis lurus atau
berkelompok.
d) Bentuk Globus
Beberapa BTA utuh (solid) atau fragmented/granulated (non
solid) mengadakan ikatan atau kelompok. Kelompok kecil 40-60
BTA. Kelompok besar 200-300 BTA
e) Bentuk Clumps
Beberapa bentuk granular membentuk pulau-pulau tersendiri
(lebih dari 500 BTA)

Anda mungkin juga menyukai