Anda di halaman 1dari 64

Laporan Praktikum PK B11M1

Aegirine Rafilah Dahlan


1810015001
01

Bagaimana prinsip pemeriksaan Basil Tahan


Asam (BTA) M. Leprae?
01

Jawaban:
Basil tahan asam akan memberikan warna merah
pada pewarnaan Ziehl Neelsen atau Kinyoun
Gabbett.
02

Apa perbedaan pewarnaan Ziehl Neelsen dan


Kinyoun Gabbett?
02
Jawaban:
Perbedaannya adalah pada pewarnaan Ziehl-Neelsen,
pewarna carbolfuchsin dan phenol difiksasi dengan api
panas sehingga melelehkan dinding “waxy” dan
meningkatkan permeabilitas bakteri.

Sedangkan, pada Kinyoun Gabbett, tidak digunakan api


panas dalam fiksasinya (cold method). Bahan pewarna
sama dengan Ziehl-Neelsen hanya saja ada tambahan carbol
fuchsin dan phenol di awal.
03

Apa fungsi pengambilan kerokan jaringan kulit


pada leprae?
03
Jawaban:
1. Untuk mengonfirmasi diagnosis dari suspek leprae
dengan ditemukannya hasil kerokan kulit-positif
multibasiler.
2. Untuk membantu diagnosa kejadian relaps multibasiler
pada pasien yang telah diobati sebelumnya.
3. Untuk membantu klasifikasi dari pasien baru
04

Apa saja alat yang dibutuhkan dalam


pengambilan kerokan jaringan kulit?
04
Jawaban:
• Sarung tangan steril • Lampu spiritus
• Skalpel/pisau kecil/Lanset • Spidol/pinsil kaca
steril • Forsep
• Kapas steril dan alkohol • Plester luka
70%/alcohol swab
• Slide/Objek Glass yang
bersih tak berlemak dan
tak tergores
05

Apa yang dimaksud dengan lesi aktif?


05

Jawaban:
Lesi aktif adalah lesi yang mengalami peninggian
dan perubahan warna kemerahan (eritematous).
06

Jelaskan ketentuan lokasi pengambilan


sediaan kerokan jaringan kulit!
06
Jawaban:
a. Sediaan diambil dari kelainan kulit yang paling aktif
b. Kulit wajah sebaiknya dihindarkan karena alasan kosmetik
kecuali tidak ditemukan kelainan kulit di tempat lain.
c. Tempat-tempat yang sering diambil sediaan apus jaringan
untuk pemeriksaan M. leprae adalah cuping
telinga,lengan, punggung, bokong, paha.
d. Jumlah pengambilan sediaan apus jaringan kulit harus
minimum dilaksanakan di 3 tempat yaitu: Cuping telinga
kiri dan kanan serta bercak yang paling aktif.
07

Bagaimana cara pengambilan bahan kerokan


jaringan kulit yang baik dan benar?
07
Jawaban:
a. Objek glass diberi nama, nomor pasien dan tanggal
b. Tentukan lokasi yang akan diambil
c. Desinfeksi permukaan kulit lokasi pengambilan dengan kapas
alkohol 70%
d. Jepitlah kulit pada bagian tersebut dengan forsep atau dengan
jari tangan untuk menghentikan aliran darah kebagian tersebut
e. Dengan pisau steril sayat kulit sepanjang + 5mm, dalamnya +
2mm agar mencapai dermis. Bila terjadi perdarahan bersihkan
dengan kapas.
07
Jawaban:
f. Keroklah tepi dan dasar sayatan secukupnya dengan
menggunakan punggung mata pisau sampai didapat semacam
bubur jaringan dari epidermis dan dermis. Kemudian
kumpulkan dengan skalpel dan letakkan pada gelas objek
g. Tekan luka bekas sayatan dengan kapas kering steril.
08

Mengapa sayatan harus dibuat dengan


kedalaman + 2mm?
08
Jawaban:

Karena dengan kedalaman + 2mm tersebut, diharapkan irisan


sudah sampai ke lapisan dermis kulit, melampaui subepidermal
clear zone agar mencapai jaringan yang mengandung banyak sel
Virchow/sel Lepra/sel Busa yang merupakan sel dengan vakuola
sitoplasmik berisi banyak kuman Lepra.
09

Darimana sajakah sampel untuk pemeriksaan


BTA Mycobacterium Leprae bisa didapatkan?
09
Jawaban:

Serum Reitz dan mukosa hidung.


10

Mengapa sampel serum Reitz lebih sering


digunakan dibandingkan mukosa hidung?
10
Jawaban:

Karena jika sampel berasal dari mukosa hidung:


• Mungkin ada Mycobacterium atipik
• M. leprae tidak pernah positif kalau pada kulit negatif
• Bila diobati, hasil pemeriksaan mukosa hidung negatif lebih dulu
bila dibandingkan dengan kerokan jaringan kulit
• Rasa nyeri saat pengambilan sampel
11

Sebutkan alat dan reagen yang dibutuhkan


dalam pewarnaan sediaan kerokan jaringan
kulit dengan metode Ziehl-Neelsen!
11
Jawaban:  
1. Alat : B. Ziehl Nelsen B:
• Lampu Spritus • 30 ml Asam Chlorida pekat
• Rak Pewarnaan 37%
• Rak pengering • 97 ml Alkohol 95 %
• Mikroskop + oil emersi  
C. Ziehl Nelsen C
2. Reagen • 0,1 gram methylen blue
A. Ziehl Nelsen A: • 100 ml aquadest
• 10 ml 3% Carbol Fuchsin
• 90 ml 5% Phenol
12

Sebutkan alat dan reagen yang dibutuhkan


dalam pewarnaan sediaan kerokan jaringan
kulit dengan metode Kinyoun!
12
Jawaban:
1. Alat yang digunakan sama dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen
2. Bahan pewarna sama dengan Ziehl-Neelsen namun ada formula
tambahan di awal sebagai berikut :
• 4 g fuchsin
• 8 g phenol
• 20 mL alkohol 95%
• 100 mL air sulingan
2. Methylne blue dapat diganti dengan brilliant green 1 gram.
13

Jelaskan bagaimana cara pelaksanaan


pewarnaan Ziehl-Neelsen!
13
Jawaban:
1. Letakan bahan yang telah diambil pada kaca objek, ratakan
sehingga membentuk lingkaran dengan garis tengah + 1 cm.
2. Keringkan di udara
3. Fiksasi dengan cara melewatkannya secara cepat di atas lidah
api sebanyak 2-3 kali (selama 3-5 detik).
4. Tuangi cat Ziehl Nelsen A (Carbol Fuchsin) sampai menutupi
seluruh sediaan
5. Diamkan selama 20 menit
13
Jawaban:
6. Cuci dengan aquadest / air mengalir
7. Tuangi cat Ziehl Nelsen B (HCl alcohol 3%) sampai warna
merah dari Fuchsin hilang.
8. Cuci dengan air mengalir
9. Tuang larutan Ziehl Nelsen C (methylen blue) dan tunggu 1
menit.
10. Cuci dengan air mengalir dan keringkan di udara.
11. Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 1000x dan oil
emersi
14

Jelaskan fungsi dari masing-masing


komponen reagen pewarnaan BTA ini!
14
Jawaban:
1. Carbol Fuchsin : pewarna primer, memberikan warna merah pada
kuman BTA.
2. Phenol : penetrasi terhadap permukaan berlilin dari kuman BTA.
3. Campuran HCl (Asam Klorida pekat) dan Alkohol : sebagai
penghilang warna, dapat menghilangkan warna pada kuman non
BTA saja karena sifat kuman BTA yang tidak dapat dipenetrasi oleh
asam/tahan asam.
4. Methylen blue atau brilliant green : pewarna sekunder, counterstain,
untuk menghasilkan latar belakang warna yang kontras sehingga
dapat dibedakan dengan warna kuman BTA.
15

Bagaimana dan apa warna yang dihasilkan


dari pewarnaan BTA ini?
15
Jawaban:

Kuman BTA akan berwarna merah karena pewarnaan oleh carbol


fuchsin. Kemudian latar belakangnya akan berwarna kontras, jika
menggunakan methylene blue maka warna sel lain dan latar belakang
menjadi biru; jika menggunakan brilliant green maka warna sel lain
dan latar belakan menjadi hijau.
16

Apa saja yang dapat dinilai dari hasil


pemeriksaan BTA ini?
16
Jawaban:

1. Kepadatan BTA Ridley


2. Bentuk-bentuk BTA Mycobacterium Leprae
3. Indeks Bakteri (IB)
4. Indeks Morfologi (IM)
17

Bagaimana cara menilai kepadatan BTA


menurut Ridley?
17
Jawaban:

(-) negatif : tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan


pandang (LP)
(+1) positif satu : 1 – 10 BTA / 100 LP
(+2) positif dua : 1 – 10 BTA / 10 LP
(+3) positif tiga : 1 – 10 BTA / rata-rata 1LP
(+4) positif empat : 10 - 100 BTA / rata-rata 1 LP
(+5) positif lima : 100 – 1000 BTA / rata-rata 1 LP
(+6) positif enam : > 1000 BTA / rata-rata LP
18
Sebutkan dan jelaskan mengenai bentuk M.
leprae berikut!
18
Jawaban:
Bentuk pecah (fragmented)
• Merupakan bentuk non solid atau basil mati.
• Dinding sel terputus mungkin sebagian atau seluruhnya
• Pengambilan zat warna tidak merata (kecuali sebagian tengah
masih dianggap utuh)
19
Sebutkan dan jelaskan mengenai bentuk M.
leprae berikut!
19
Jawaban:
Bentuk granular
• Merupakan bentuk non solid atau basil mati.
• Kelihatan seperti titik-titik tersusun garis lurus atau berkelompok.
20
Sebutkan dan jelaskan mengenai bentuk M. leprae berikut!
20
Jawaban:
Bentuk globus
• Beberapa BTA utuh atau granular mengadakan
ikatan/kelompok-kelompok.
• Kelompok kecil 40-60 BTA
• Kelompok besar 200-300 BTA
21
Sebutkan dan jelaskan mengenai bentuk M. leprae berikut!
21
Jawaban:
Bentuk utuh (solid)
• Merupakan BTA yang hidup
• Dinding sel tidak putus
• Mengambil zat warna secara merata
• Panjang kuman 4x lebarnya
22

Jelaskan pengertian dan perbedaan Indeks


Bakteri dan Indeks Morfologi!
22
Jawaban:

Kepadatan BTA tanpa membedakan solid dan nonsolid pada


sebuah sediaan dinyatakan dengan Indeks Bakteri (IB). Indeks
bakteri adalah angka rata-rata yang diperoleh dari jumlah nilai
positif dibagi jumlah tempat sampel diambil.

Sedangkan, Indeks Morfologi (IM) adalah perbandingan jumlah


BTA yang utuh (solid) dengan total BTA.
23

Apa saja syarat perhitungan Indeks Morfologi


(IM)?
23
Jawaban:
1. Jumlah minimal kuman tiap lesi 100 BTA
2. IB 1+ tidak perlu dibuat IM-nya karena untuk mendapat 100 BTA
harus mencari dalam 1000-10.000 lapangan
3. Mulai dari IB 3+ harus dihitung IM nya, sebab dengan IB 3+
maksimum harus dicari dalam 100 lapangan.
24
Tentukan Indeks Morfologi (IM) Penderita berdasarkan data berikut!

No Lokasi Pengambilan Sampel Kepadatan Solid Non Solid


Ridley  
1. Cuping telinga kanan +3 8 92
2. Cuping telinga kiri +4 9 91
3. Ujung jari tangan kiri +2 2 22
4. Ujung jari tangan kanan +4 10 90
5. Bercak tersangka +2 1 20
  Jumlah +15 30 315
24
 Jawaban:

Morfological Index = x 100% = 8,7 %


25
Tentukan Indeks Bakteri (IB) Penderita berdasarkan data berikut!

No Lokasi Pengambilan Sampel Kepadatan Solid Non Solid


Ridley  
1. Cuping telinga kanan +3 8 92
2. Cuping telinga kiri +4 9 91
3. Ujung jari tangan kiri +2 2 22
4. Ujung jari tangan kanan +4 10 90
5. Bercak tersangka +2 1 20
  Jumlah +15 30 315
25
Jawaban:

Bacteriological Index = 15 : 5 = 3
26
Bagaimana interpretasi kepadatan BTA dari gambar berikut?
26
Jawaban:
Kepadatan BTA Ridley +3, yakni terdapat 1-10 BTA dalam rata-rata
1 lapangan pandang.
Dalam gambar terlihat 6 BTA dalam 1 LP.
27
Bagaimana interpretasi kepadatan BTA dari gambar berikut?
27
Jawaban:
Kepadatan BTA Ridley +1, yakni terdapat 1-10 BTA dalam 100
lapangan pandang.
Dalam gambar terlihat 5 BTA dalam 100 LP.
28
Bagaimana interpretasi kepadatan BTA dari gambar berikut?
28
Jawaban:
Kepadatan BTA Ridley +2, yakni terdapat 1-10 BTA dalam 10
lapangan pandang.
Dalam gambar terlihat 4 BTA dalam 10 LP.
29

Jelaskan bagaimana cara melihat skin smear


di bawah mikroskop!
29
Jawaban:
Gunakan mikroskop dengan lensa okuler 10x dan objektif 10x dan 100x.
Mulai penglihatan dengan objektif 10x.
• Letakkan slide di bawah mikroskop dengan hapusan menghadap ke
atas dan nomor ID berada di sebelah kiri.
• Fokuskan gambar dengan objektif 10x
• Taruh setetes minyak imersi pada hapusan
• Ubah menjadi lensa objektif 100x. Lensa akan mengenai minyak
imersi (jika perlu, atur makrometer untuk memastikan bahwa lensa
hanya mengenai minyak imersi).
• Buka diafragma seluruhnya, tinggikan kondenser ke posisi tertinggi.
• Fokuskan dengan mikrometer
30

Apakah jika BTA <100 pada sebuah lesi tetap


dapat dilakukan perhitungan Indeks
Morfologi? Jika iya, bagaimana caranya?
30
Jawaban:
Ada pendapat bahwa jika jumlah BTA kurang dari
100, dapat pula dihitung IM nya tetapi tidak
dinyatakan dalam %, tetap dalam pecahan yang
tidak boleh diperkecil atau diperbesar. Misalnya ada
4 bakteri solid dan 44 non solid, maka IM 4:44,
bukan 1:11.
Sumber
Ali, S., Giri, V. C., Rajenderen, S. M., & Vanaja, S. G. (2014). Module of Skin Smear
Technique for Ghc Lab Technician (Vol. 1). Central Leprosy Teaching and Research
Institute Directorate General of Health Services (DGHS) Ministry of Health & Family
Welfare Government of India. Retrieved from https://cltri.gov.in/services/Skin Smear
Module 19.03.2015 1.doc.pdf
Groenen, G., Saunderson, P., & Ji, B. (2003). ILEP Learning Guide three: How to do a skin
smear examination for leprosy. London: International Federation of Anti-Leprosy
Associations, 3.
Riedel, S., Morse, S. A., Mietzner, T. A., & Miller, S. (2019). Jawetz, Melnick, & Adelberg’s
Medical Microbiology (28 ed.). The McGraw-Hill Companies, Inc.
Vasanthakumari, R., Jagannath, K., & Rajasekaran, S. (1986). A cold staining method for acid-
fast bacilli. Bulletin of the World Health Organization, 64(5), 741.

Anda mungkin juga menyukai