Anda di halaman 1dari 7

PENGHITUNGAN SEL BTA BERDASARKAN SKALA IUATLD

A. Tujuan
Untuk membedakan bakteri tahan asam dan yang tidak tahan asam dan melaporkannya
berdasarkan skala IUATLD.

B. Prinsip
Tipe pewarnaan diferensial lebih dari satu pewarna untuk membedakan ketebalan lapisan
lipid yang tahan terhadap dekolorisasi alkohol asam dari berbagai mikroorganisme di
dalam substasi sputum dan kemudian jumlah sel dilaporkan berdasarkan skala IUATLD.

C. Cara Kerja
1. Alat

N Nama Alat Spesifikasi Jumlah (buah)


o
1 Kaca objek 1cmx3cm 1
2 Jarum ose Bulat 1
3 Lampu spiritus Standar 1
4 Mikroskop Binokuler 1

2. Bahan

N Nama Bahan Spesifikasi Jumlah

1 Cat Zeihl-Neelsen A (carbol fuschin) teknis cair Seperlunya


2 Cat Zeihl-Neelsen B (alkohol asam = teknis cair Seperlunya
HCl 3% dalam methanol 95%)
3 Cat Zeihl-Neelsen C (methylen blue) teknis cair Seperlunya
4 Sputum pasien TBC. - 2 ose
5 Eter Alkohol teknis cair Seperlunya
6 Minyak imersi teknis cair 1 Tetes

3. Prosedur Kerja
a. Persiapan

1) Mengambil kaca sediaan yang bersih, bebas lemak dan tidak ada goresan.

2) Menyiapkan sebuah kaca sediaan yang diberi tanda ukuran 2X3 cm sebagai
pola.

3) Meletakkan kaca pola dibawah kaca sediaan.

1
4) Menyalakan lampu spiritus dan memanaskan ose sampai membara dari ujung
sampai kepangkal.

5) Mengambil bagian sputum yang kental berwarna putih kekuninggan atau putih
kehijauan dengan ose steril lalumeletakannya pada kaca sediaan.

6) Meratakan sputum.

7) Memasukkan ose kedalam botol yang berisi pasir dan alkohol 70 % (tinggi
alkohol 3 cm diatas pasir). Kemudian tangkai ose digoyangkan pelan-pelan
untuk melepaskan sisa partikel sputum yang melekat pada ose.

8) Meletakkan ose berdekatan pada api spiritus, setelah kering barulah dibakar
sampai pijar.

9) Mengeringkan sediaan pada suhu kamar, jangan dikeringkan di atas nyala api.
Sediaan dilewatkan diatas nyala api lampu spiritus sebanyak 3 X selama 3-5
detik.

b. Prosedur Pewarnaan :

1) Meletakkan sediaan di atas rak pewarnaan dengan apusan menghadap ke atas.

2) Menuangkan Carbol Fuchsin sampai menutupi seluruh permukaan kaca


sediaan.

3) Memanaskan kaca sediaan secara hati-hati dengan caara melewatkan nyala api
pada bagian bawah kaca sehingga keluar uap (jangan sampai mendidih)
selama 3 menit.

4) Membiarkan sediaan dingin selama 5 menit.

5) Mencuci sediaan dengan air mengalir.

6) Menuangkan asam alkohol 3% di atas kaca sediaan sampai warna merah dari
fuchsin hilang.

7) Mencuci sediaan dengann air mengalir.

2
8) Menuangkan larutan methylen blue 0,3% diatas sediaan dan biarkan selama
10-20 detik atau larutan methylen blue 0,1% selama 1 menit.

9) Mencuci cediaan dengan air mengalir dan mengeringkannya pada suhu kamar.

c. Prosedur Penghitungan
1) Mengamati preparat dengan mikroskop melalui perbesaran 100 X.
2) Menghitung BTA per lapang pandang hingga 100 kali pergeseran kanan kiri
pada preparat.
3) Menotalkan jumlah BTA yang diperoleh per lapang pandang.
4) Melaporkan hasil berdasarkan skala IUATLD beriku:
5) Negatif : tidak ditemukan BTA / 100 lapang pandang
6) Scanty : ditemukan 1-9 BTA / 100 lapang pandang
7) 1+ : ditemukan 10-99 BTA / 100 lapang pandang
8) 2+ : ditemukan 1-10 BTA / 1 lapang pandang, minimal dibaca 50 lapang
pandang.
9) 3+ : ditemukan > 10 BTA / 1 lapang pandang, minimal dibaca 20 lapang
pandang.

D. Hasil Pengamatan
Objek pengamatan : sputum pasien TBC.

Bentuk BTA : basil (batang)


Susunan BTA : menyebar
Warna BTA : merah
Latar belakang : biru
Sifat BTA : positif
Jumlah BTA :2
Pelaporan BTA : scanty

E. Pembahasan
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa
bentuk bakteri yaitu basil (batang) berwarna merah, dengan bakteri bentuk lainnya,
seperti bulat, tetrad dan sebagainya yang berwarna biru. Bakteri batang (umumnya
dari genus Mycobacterium sp.) dapat berwarna merah karena memiliki lapisan lipid
yang tebal, mekanismenya yaitu saat sel mengalami pemanasan, maka warna dasar
dapat menyusup masuk ke dalam sel karena lapisan luar yang melindungi sel meleleh
dan memberi celah kepada pewarna tersebut untuk masuk, namun apabila sel
didiamkan kembali dan ditetesi dengan alkohol maka lapisan lilin ini akan kembali
terbentuk sehingga zat warna yang ada di dalamnya terperangkap. Sedangkan bakteri

3
dapat berwarna biru karena bakteri ini memiliki lapisan lemak tipis pada dinding
selnya sehingga warna dasar yaitu carbol fuschin (pemberi warna merah) akan luntur
ketika dibilas dengan alkohol sehingga akan tertutupi oleh warna tandingan yaitu
methylen blue (pemberi warna biru) pada pewarnaan selanjutnya.
Pemilihan carbol fuschin sebagai warna dasar bukanlah tanpa alasan, pewarna
ini digunakan karena mangandung fenol yang berfungsi membantu pelarutan lapisan
luar dinding sel sehingga warna lebih mudah masuk. Selain itu, Tahap pewarnaan
selalu diselingi dengan proses pembilasan kaca objek, hal ini bertujuan untuk
mengurangi kelebihan setiap zat warna yang telah diberikan dan membersihkan kaca
objek dari kontaminan.
Dari hasil pengamatan juga dikeathui bahwa sel BTA yang terbaca sebanyak 2
sel dalam 100 lapang pandang, sehingga dilaporkan sebagai scanty. Adapun 5 kriteria
yang harus dipenuhi agar hasil yang diperoleh akurat yaitu pertama ukuran olesan
sputum yaitu 2 cm x 3 cm di atas permukaan kaca sediaan (slide), kedua kerataan,
ketiga ketebalan standar tipis tebalnya pengecatan, keempat kebersihan kaca sediaan
tidak kotor oleh debu, minyak, lemak, jamur, kelima pewarnaan/latar belakang
pewarnaan yang baik harus berwarna biru oleh methylen blue zat warna akhir sebagai
penutup.
Berdasarkan hal ini maka preparat yang diamati dapat dievaluasi berdasarkan
kriteria di atas. Pertama olesan sputum dan kerataannya, preparat belum memenuhi
standar olesan karena praktikan harus menggeser preparat naik turun untuk mencari
lapang pandang yang tidak kosong, sebaliknya dengan olesan yang merata maka
praktikan hanya menggeser preparat ke kanan atau kiri saja. Kedua ketebalan
pengecatan, ketebalan menonjol di bagian tertentu dan pudar di bagian lain.
Pengecatan atau olesan seperti ini dapat menyebabkan hasil TB tertutup oleh carbol
fuschin dan menjadi gelap, sehingga hasil sulit diamati dan dapat menyebabkan false
positive atau false negative sebaliknya ketebalan yang baik dan merata membuat
bakteri mudah diamati karena bakteri terlepas dari sputum. Ketiga kebersihan,
preparat ini merupakan preparat jadi yang disimpan dan pada saat diamati preparat
tidak dibersihkan dahulu dari debu dan kontaminan lainnya dengan tissue, sehingga
preparat agak kotor atau keruh saat diamati melalui mikroskop. Kontaminan ini
mungkin saja menutupi sel BTA dan membuatnya sukar ditemukan. Keempat
pewarnaan latar belakang, latar belakang telah diwarnai dengan methylen blue sesuai
ketentuan, pemilihan methylen blue dapat diduga karena warna ini menghasilkan
kontras yang jelas dengan warna utama pada pengamatan selain sifat alkalinnya.

4
Dengan begitu, maka dapat diduga penyebab sel BTA yang diperoleh hanya 2
sel karena sediaan tidak rata, terkelupas, dan faktor keahlian praktikan yang belum
fasih membedakan antara sel dan kontaminan.

F. Kesimpulan
1. Hasil yang diperoleh yaitu sediaan merupakan positif BTA scanty karena hanya terdiri
atas 2 sel bakteri saja dari 100 lapang pandang. Adapun scanty rentangannya yaitu 1-9
bakteri/100 lapang pandang.
2. Beberapa hal yang mempengaruhi hasil pengamatan diantaranya ukuran sediaan,
kerataan, ketebalan, kualitas pewarnaan dan kebersihan sediaan.

G. Daftar Pustaka
Kusumastuti, Martanti, Rita. 2014. Lampiran: Job Sheet Mikrobiologi Kesehatan.
Surakarta: SMK Santo Paulus.
Martiningsih, Atik, M. 2014. Aplikasi 5 Kriteria Standar dalam Pembuatan Sediaan
Apusan Sputum Untuk Menegakkan Diagnosis Tuberkulosis Paru. Online,
https://ppmpoltekkesjogja.files.wordpress.com, diakses 26 April 2017.
Aminah, Siti. 2012. Artikel Penelitian TB Paru. Online,
http://sitiaminahanalis.blogspot.co.id, diakses 26 April 2017.

H. Pertanyaan
1. Sebutkan 2 macam cat yang digunakan dalam pewarnaan sederhana?
Jawab :
Safranin dan Kristal violet.
2. Sebutkan intepretasi hasil pewarnaan Gram!
Jawab :
Intepretasi hasil pewarnaan Gram yaitu gram positif sel bakteri berwarna ungu/violet
sedangkan gram negatif sel bakteri berwarna merah.
3. Sebutkan hasil intepretasi pewarnaan ZN!
Jawab :
Intepretasi pewarnaan ZN yaitu bakteri tahan asam akan berwarna merah, sedangkan
bakteri tidak tahan asam akan berwarna biru. Adapun pelaporan hasilnya yaitu:
a. Negatif : tidak ditemukan BTA / 100 lapang pandang
b. Scanty : ditemukan 1-9 BTA / 100 lapang pandang
c. 1+ : ditemukan 10-99 BTA / 100 lapang pandang
d. 2+ : ditemukan 1-10 BTA / 1 lapang pandang, minimal dibaca 50 lapang
pandang.
e. 3+ : ditemukan > 10 BTA / 1 lapang pandang, minimal dibaca 20 lapang
pandang.
4. Sebutkan 3 letak spora!
Jawab :
Letak spora tebagi menjadi 3 yaitu terminal, subterminal, dan sebtral.
5. Sebutkan 2 metode pewarnaan spora!
Jawab :

5
Metode pewarnaan spora tebagi menjadi 2 yaitu metode Schaeffer-Fulton dan
Barthollomew-Mittwer.
6. Sebutkan 2 metode pewarnaan kapsul!
Jawab :
Metode pewarnaan kapsul terbagi menjadi 2 yaitu metode Hiss dan metode Burri.
7. Sebutkan 2 cat yang dipakai dalam pewarnaan spora!
Jawab :
Cat yang dipakai dalam pewarnaan spora yaitu safranin dan malachite green.
8. Tuliskan warna sel vegetative dan spora dalam pewarnaan spora!
Jawab :
Sel vegetative akan berwarna merah sedangkan sel spora berwarna hijau.
9. Sebutkan 2 metode pewarnaan flagel!
Jawab:
Metode pewarnaan flagel terbagi menjadi 2 yaitu metode Gray dan metode Leifson.
10. Mengapa pada pewarnaan ZN preparat harus dipanaskan?
Jawab :
Preparat dipanaskan agar lapisan lilin atau lemak yang melapisi sel meleleh sehingga
zat warna dasar (carbol fuschin) dapan masuk untuk mewarnai sel.

I. Lampiran
1. Langkah Kerja

2. Hasil

6
7

Anda mungkin juga menyukai