Anda di halaman 1dari 3

Nama : Francisko Angelo Eko Sujono

NIM : 01160012 B
Prodi : Teknologi Laboratorium Medik

TUGAS ENTOMOLOGI
1. Peranan Crustacea sebagai vektor penyakit
Jawab:
Salah satu subkelas dari Crustacea adalah copepoda. Copepoda air tawar yang cukup
dikenal yaitu Cyclop. Cyclop merupakan hospes perantara Diphyllobothrium latum yang
menyebabkan diphyllobothriasis (Pusarawati S. , Ideham, Kusmartisnawati, Tantular, &
Basuki, 2009)

Gambar 1: Siklus Hidup Dyphyllobothrium latum


Keterangan:

B
erdasarkan diagram di atas dapat dilihat peran copepoda sebagai hospes
perantara I, di mana korasidium berkembang menjadi larva proserkoid. Hal ini
terjadi setelah onkosfer dimakan oleh copepoda. Kemudian larva proserkoid
akan berkembang menjadi larva pleroserkoid (sparganum) di otot ikan, ketika hospes I
dimakan oleh hospes II yaitu ikan kecil air tawar misalnya dari famili Cyprinidae.
Sparganum merupakan stadium infektif bagi manusia. Namun ikan kecil sebagai sumber
infeksi kurang begitu penting karena biasanya ikan ini dikonsumsi dalam keadaan
matang. Disamping itu, ikan kecil ini biasanya dimakan oleh ikan yang lebih besar dan
sparganum dapat berpindah ke otot-otot predator tersebut. Apabila manusia memakan
daging ikan tersebut dalam keadaan setengah/tidak matang maka sparganum akan tertelan
ke usus halus dan berkembang menjadi cacing dewasa, kemudian menyebabkan
diphyllobothriasis (Anonim, 2012). Diphyllobothriasis dapat menyebabkan penurunan
berat badan, diare, mual dan muntah, obstruksi usus, kolesistitis, dsb (Pusarawati S. ,
Ideham, Kusmartisnawati, Tantular, & Basuki, 2009).

2. Mekanisme kerja abate (organofosfat)

A
bate atau juga dikenal sebagai temephos/temefos merupakan salah satu jenis
dari insektisida golongan organofosfat. Abate menghambat kerja kelompok
enzim yang disebut kolinesterase. Enzim ini berperan dalam sistem saraf, otak,
dan aliran darah (Anonim, 1993). Organofosfat sebagai insektisida dapat menimbulkan
efek toksik ketika masuk ke dalam tubuh serangga baik secara oral, inhalasi ataupun
melalui kulit, tergantung dari bentuk zat yang digunakan. Umumnya jalur paparan abate
pada larva yaitu melalui mulut dan termasuk racun perut. Akibat penghambatan enzim
kolinesterase maka terjadi gangguan pada sistem saraf berupa terjadinya tembakan impuls
secara terus menerus. Enzim kolinesterase diikat oleh organofosfat di celah sinapsis,
sehingga sel saraf pengirim tidak menjadi normal kembali. Hal ini kemudian yang akan
menggangu sistem koordinasi tubuh dan gangguan organ tempat di mana racun
menimbulkan efek toksik (Vittum, 1997).

menghambat
Organofosfat paparan sistem saraf enzim
cholinesterase

tembakan
kerusakan gangguan
impuls terus-
fungsi organ sistem saraf
menerus

Daftar Pustaka:
Anonim. (1993). Extension Toxicology Network [Online]. Temephos. Available at:
http://pmep.cce.cornell.edu/profiles/extoxnet/pyrethrins-ziram/temephos-ext.html
(Accesed: 19 Juli 2018).
Anonim. (2012). Parasites – Diphyllobothrium Infection [Online]. Biology. Availabe at:
https://www.cdc.gov/parasites/diphyllobothrium/biology.html (Accesed: 19 Juli 2018).
Pusarawati, S., Ideham, B., Kusmartisnawati, Tantular, I. S., & Basuki, S. (2009). Atlas
Parasitologi Kedokteran. (S. H. Santoso, Y. P. Dachlan, & S. Yotopranoto, Eds.) Jakarta,
Indonesia: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Vittum, P. J. (1997). Insecticide Series: Part IV How Insecticides Work [Online]. Available
at: http://archive.lib.msu.edu/tic/tgtre/article/1997jul9.pdf (Accesed: 19 Juli 2018)

Anda mungkin juga menyukai