Anda di halaman 1dari 7

II.

Tinjauan pustaka

2.1. Parasit Secara Umum

Parasit adalah organisme yang hidup pada organisme lain dan memperoleh

keuntungan dari hasil simbiosis, sementara inang dirugikan. Parasit memiliki

dampak langsung terhadap inangnya. Efek langsung antara lain mekanis,

pengambilan inang, serta efek toksik dan lytic yang dihasilkan (Hilal, 2009).

Parasit adalah organisme yang hidupnya menyesuaikan diri dengan

lingkungan yang ditempatinya (inang) dan menyebabkan penyakit (Noble et al.,

1989). Parasit merugikan inangnya karena mengambil makanan pada tubuh

inangnya (Schimidt dan Robert, 19777). Parasite merupakan organisme yang

mengambil bahan untuk kebutuhan metabolismenya (makanan) dari tubuh

inangnya (Chong dan Chao, 1986).

Parasit-parasit yang dapat mendatangkan kerugian kepada induk

semangnya biasanya dengan beberapa cara antara lain menghisap darah, cairan

limfe, memakan jaringan padat secara langsung, menyebabkan penyumbatan secara

mekanis pada usus, saluran empedu, pembulu darah, menghancurkan sel-sel tubuh

dengan berlangsungnya pertumbuhan didalamnya, memproduksi subtansi bearcun

seperti hemolisin, merangsang pertumbuhan kanker dan juga menurunkan induk

semangnya terhadap penyakit lain dan parasit (Levine, 1990)

Kematian karena parasit biasanya berjalan lambat dan bertahap. Gejala

biasanya dapat dilihat dengan mata, oleh karena itu infeksi yang disebabkan oleh

parasit dapat langsung diketahui di lapangan. Parasit-parasit yang hidup dapat

menyebabkan efek yang berbeda terhadap inang yang berbeda. Parasit dapat

dijumpai pada tempat atau bagian tubuh tertentu dari inang. Parasit yang hidup
pada bagian permukaan tubuh ikan (kulit, sirip, insang) disebut ektoparsit dan

sedangkan parasit yang hidup pada tubuh internal ikan dan otot daging disebut

endoparasit (Lukistyowati, 2005)

Menurut Widyastuti et al (2002), pada umunya tiap jenis parasite

mempunyai inang tertentu (inang spesifik). Spesifik ini sangat jelas pada jumlah

besar parasit ikan. Parasit yang menyerang ikan dapat dibedakan dalam dua

kelompok yaitu :

1.Ektoparasit

Ektoparasit adalah parasit yang hidupnya ditubuh ikan bagian luar seperti

pada kulit, sirip, sisik, anus, mata, operculum dan insang. Ektoparasit khususnya

merupakan kelompok besar organisme patogen didaerah iklim sedang dan daerah

tropis. Ektoparasit yang sering menyerang atau menyebabkan kematian pada ikan

budidaya maupun ikan aqurium antara lain : ichthyophthirius multifilis, Trichodina

sp, Oodum sp, Gyrodactilus sp, Dactilogyrus sp dan Lerneae.

a.Gyrodactyliasis

Penyakit ini disebabkan oleh parasit helmin yang termasuk kedalam kelas

monogenia, Sub klas Polyonchoinea, ordo Gyrocylidea, dan family Gyrodactylidae.

Parasit ini ditemukan pada kulit dan sirip ikan. Bentuk tubuhnya kecil dan

memanjang (oval), bagian posterior terdapat ophisthaptor dengan 16 kait tepi dan

sepasang kait tengah (anchor), serta tidak mempunyai bintik mata, pada ujung

anterior terdapat dua tonjolan/cuping.

b.Dactylogyriasis

Penyebab penyakit ini adalah cacing golongan Monogenia, genus

Dactylogyrus. Biasanya parasit ini bersama-sama dengan Gyrodactylus menyerang


benih ikan mas terutama yang berukuran 3–10 cm. Infeksi parasit ini biasanya tidak

fatal, kecuali bila intensitas penyerangan sangat tinggi. Parasit ini memiliki ciri khas

yaitu; bentuk tubuh pipih dorsoventral dan bilateral simetris, mempunyai

ophistaptor yang dilengkapi dengan 14 kait tepi dan sepasang kait pusat (anchor),

warna transparan, mempunyai bintik mata 2 pasang, panjang tubuh 1–2 mm, pada

bagian anterior mempunyai empat lekukan.

2.Endoparasit

Endoparasit adalah parasit yang hidupnya di organ dalam tubuh ikan seperti

: saluran pencernaan, hati, otot dan darah. Endoparasit yang sering menyerang ikan

adalah : parasit dari phylum tremotoda (Sanguinicola Sp), dan phylum

Plathihelminthes (Lytocestus sp).

a.Sanguinicolosis

Penyebabnya adalah parasit trematoda yang ditemukan didarah ikan. Cacing

dewasa hidup didarah ikan tanpa memiliki succer, bahkan berenang aktif dengan

cara gerak bergelombang didalam tubuh. Banyak ditemukan di jantung, dan

pembulu darah di insang. Ikan yang terenfeksi akan terlihat inang berwarna pucat

atau lembaran insang tembus cahaya. Selanjutnya penggerakan menjadi lambat.

b.Lytocestusiasis

Penyebabnya adalah parasit Plathyhelmintes, kelas Cestoidea, genus

Lytocestus, spesiesLytocestus parvulus. Biasanya menyerang usus ikan lele dumbo

(Clarias gariepinus). Ciri-ciri dari parasit ini adalah; tubuh pipih memanjang

dorsoventral dan berbentuk seperti pita.


2.2. Protozoa

Protozoa merupakan hewan paling sederhana. Meskipun kompleks, tubuh

mereka tersusun atas sel tunggal. Hampir semua jenisprotozoa mempunyai ukuran

mikroskopis. Kurang lebih 64.000 jenis protozoa telah diberi nam. Sebagian besar

hidup bebas, tetapi kurang lebih ada 7.000 spesies yang merupakan parasite dari

berbagai macam hewan.

Protozoa ditemukan pertama kali oleh ahli biologi asal Belanda bernama

Anthony van Leeuwenhoek (1632-1723). Beliau juga menemukan protozoa

parasite pertama, yaitu Elimeria stidae, pada kantung empedu seekor kelinci pada

tahun 1674.

Protozoa merupakan sel eukariotik yang menyimpan materi genetiknya

dalam selubung nuclear, merupakan salah satu filum dari kingdom Animalia

(Uruquhart et al., 1996). Menurut Noble et al. (1989), protozoa termasuk

subkingdom Protista. Protozoa banyak hidup di air laut, air tawar, dan di dalam

tubuh organisme lain. Protozoa umumnya berukuran mikroskopis dan meskipun

hanya terdiri dari satu sel dengan satu atau lebih inti, tetapi memiliki susunan,

fisiologis, dan tingkah laku yang sangat kompleks.

Protozoa adalah sel eukariotik yang struktur – strukturnya tidak disebut

organ – organ, melainkan organel – organel. Organ – organ terdiri dari sel – sel,

sedangkan organel – organel adalah bagian – bagian dari sel yang berdiferensiasi

(Levine, 1994).

Protozoa adalah organisme-organisme heterotrofik yang ditemukan

di semua habitat utama. Sebagian di antaranya hidup bebas, sedangkan yang lainnya

hidup sebagai parasit di dalam tubuh hewan. Sebagaian protozoa juga menjalani
gaya hidup simbiotik berupa komensalisme dan mutualisme. Protozoa

parasitik menyebabkan beberapa penyakit manusia yang paling tersebar luas dan

membahayakan. Pada umumnya, reproduksi protozoa adalah aseksual, tetapi terjadi

juga pola-pola seksual yang kompleks. Protozoa sebagai divisi telah dibagi-bagi

menjadi lima filum utama. Beberapa ahli protozoologi membaginya menjadi enam

filum (Fried 2006: 318).

Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan-hewan itu

mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel tunggal hewan multiseluler dan

walaupun hanya terdiri dari satu sel, namun protozoa merupakan organisme

sempurna. Karena sifat struktur yang demikian itu, maka berbagai ahli dalam

zoology menamakan protozoa itu selular tetapi keseluruhan organisme itu

dibungkus dengan satu plasma membrane. Protozoa itu kecil, berukuran kurang dari

sepuluh micron dan, walaupun jarang ada yang mencapai 6 milimeter.

Kelompok pertama protozoa tidak tersebar begitu saja dalam lingkungan

air, tetapi setiap jenis kurang lebih mendiami tipe habitat tertentu seperti halnya

hewan tingkat tinggi. Beberapa jenis protozoa hidup di air tawar, di air laut dan

lainnya lagi pada dasar perairan. Kelompok protozoa ini terdapat di mana-mana di

dunia di mana terdapat air atau tempat berair atau tempat lembab. Kelompok kedua

mudah dipisahkan, karena semua parasitik dan tidak mempunyai cara untuk

bergerak sendiri. Mereka mempunyai habitat yang terbatas. (Rohmimohtarto 2007:

107).

Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organism inang. Inang

protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae,

sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat


tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa

memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa

laut merupakan bagian dari zooplankton.

Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar

dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang

tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan

ruminansia.

2.3. Monogenea

Umumnya ikan-ikan yang hidup di alam dapat terinfeksi oleh

berbagai jenis parasit cacing-cacingan seperti Monogenea, Digenea, Nematoda dan

Acanthocepala.

Parasit monogenea umumnya ektoparasit dan jarang bersifat endoparasit.

Hal ini sesuai dengan pendapat Kabata (1985) bahwa monogenea merupakan salah

satu parasit yang sebagian besar menyerang pada bagian luar tubuh ikan

(ektoparasit) jarang menyerang bagian dalam tubuh ikan (endoparasit) biasanya

menyerang kulit dan insang.

Monogenea merupakan cacing pipih dengan ukuran panjang 0,15-20 mm

bentuk tubuhnya fusiform, haptor di bagian posterior dan siklus kait sentral

sepasang dan sejumlah kait marginal. Salah satu contoh class monogenea yaitu

Dactylogyridae yang mempunyai alat bantu organ tambahan pada tubuhnya yang

biasa disebut squamodis yang berfungsi sebagai perekat, selanjutnya dikatakan

bahwa ada sekitar 1500 spesies monogenea yang ditemukan pada ikan (Gusrina,

2008).
Ciri ikan yang terserang monogenea adalah produksi lendir pada bagian

epidermis akan meningkat, kulit terlihat lebih pucat dari normalnya, frekuensi

pernapasan terus meningkat karena insang tidak dapat berfungsi secara sempurna,

kehilangan berat badan (kurus) melompat-lompat ke permukaan air dan terjadi

kerusakan berat pada insang (Rukmono, 1998)

Sebagian besar parasit monogenea seperti Dactylogyrus spp bersifat

ovivarus (bertelur) dimana telur yang menetas menjadi larfa yang berenang bebas

yang dinamakan oncomiracidium. Insang yang terserang berubah warnanya

menjadi pucat dan keputih-putihan. Penyerangan dimulai dengan cacing dewasa

menempel pada insang atau bagian tubuh lainnya (Gusrina, 2008).

Parasit Dactylogyrus spp mempunyai siklus hidup langsung yang

melibatkan satu inang. Parasit ini merupakan ektoparasit pada insang ikan. Telur-

telur yang dilepaskan akan menjadi larva cilia yang yang dinamakan penetasan

oncomiracidium. Oncomiracidium mempunyai haptor dan dapat menyerang sampai

menyentuh inang. Hal ini sesuai dengan pendapat Anshary (2004) yang menyatakan

sebagian besar parasit monogenea seperti Dactylogyrus spp bersifat ovivarus

(bertelur) dimana telur yang menetas menjadi larfa yang berenang bebas yang

dinamakan oncomiracidium.

2.4. Cara Penanganan dan Pengobatan Penyakit

Anda mungkin juga menyukai