TINJAUAN PUSTAKA
Bendungan Sungai Paku merupakan salah satu destinasi wisata baru yang
Desa Sungai Paku, Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau, sekitar 3km dari Lipat
Kain sebagai ibukota Kecamatan Kampar Kiri. Bendungan ini bukan sekedar
bendungan, di tempat ini ada banyak hal menarik yang bisa dinikmati para
pengunjung yang datang. Sebuah bendungan yang tinggi berdiri dengan debit air
yang cukup deras. Di bagian daratan bendungan, berjejer pohon-pohon sawit yang
hijau dan rumpun. Sementara itu, bendungan juga terhubung dengan sebuah danau
kecil tempat para pengunjung berlayar menggunakan perahu dan speed boat
sekitar bendungan ini tidak lagi menanam padi sehingga bendungan yang telah
kolam, kerambah, tempat wisata dan lain sebagainya. Dibendungan ini juga
organisme biotik maupun abiotik. Dari segi fungsional, ekosistem dapat dianalisir
dari segi sirkuit-sirkuit energi, rantai makanan, pola keanekaragaman dalam ruang
4
dan waktu, daur makanan (biogeokimia), perkembangan dan evolusi serta
ditambah dengan keadaan fisik yang mana saling berinteraksi. Karena tidak ada
perbedaan yang tegas antara ekosistem maka objek pengkajian harus dibatasi atas
adalah saling keterkaitan antara satu dengan hal yang lain, saling ketergantungan,
dan hubungan sebab akibat yang kesemuanya itu membentuk suatu rantai
yang berupa unsur biotik, dan abiotik. Lingkungan biotik disusun organisme
sejenis disebut populasi, yang saling berinteraksi dengan populasi lain sebagai
Sedangkan tempat hidup organisme disebut habitat (Odum , 1959). Unsur biotik
masih terbagi lagi menjadi dua macam, yaitu organisme autotrof, dan heterotrof.
akan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan lagi oleh
produsen. Yang termasuk adalah bakteri jamur dan lain-lain (Warsito dan
Setyawan , 2000 ). Unsur abiotik adalah faktor utama dalam ekosistem setelah
5
Unsur biotik, karena unsure ini bertugas untuk menciptakan keadaan yang
diperlukan oleh mahluk hidup seperti cahaya, suhu, topografi, dan lain
pembangkit tenaga listrik, tempat rekreasi, dan sarana olahraga. Selain itu, waduk
merupakan ekosistem baru dengan substrat dasar biasanya berasal dari kebun atau
sawah maupun hutan dengan sifat geologi yang berbedabeda. Pada umumnya,
komunitas biotik dari ekosistem ini terbentuk masih dalam fase suksesi dengan
umur yang berbeda-beda seperti pada mulanya berbagai macam ikan ditebarkan
2.2.1. Fisika
1) Kecerahan
daya tembus cahaya matahari yang jauh kedalam Perairan.. Begitu pula sebaliknya
(Erikarianto,2008).
Menurut Kordi dan Andi (2009), kecerahan adalah sebagian cahaya yang
diteruskan kedalam air dan dinyetakan dalam (%). Kemampuan cahaya matahari
untuk tembus sampai kedasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air.
6
dimana masih ada kemungkinan terjadi proses asimilasi dalam air, lapisan-lapisan
manakah yang tidak keruh, yang agak keruh, dan yang paling keruh. Air yang tidak
terlampau keruh dan tidak pula terlampau jernih, baik untuk kehidupan ikan dan
udang budidaya.
2) Suhu
mendapat perhatian dalam pengkajian- pengkajian kaelautan. Data suhu air dapat
dimanfaatkan bukan saja untuk mempelajari gejala-gejala fisika didalam laut, tetapi
juga dengan kaitannya kehidupan hewan atau tumbuhan. Bahkan dapat juga
oleh kondisi meteorologi. Faktor- faktor metereolohi yang berperan disini adalah
curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin, dan
radiasi matahari
penyebaran organisme baik dilautan maupun diperairan tawar dibatasi oleh suhu
biota air. Secara umum, laju pertumbuhan meningkat sejalan dengan kenaikan suhu,
3) Kekeruhan
meloloskan cahaya yang jatuh kebadan air, apakah cahaya tersebut kemudian
disebarkan atau diserap oleh air. Semakin kecil tingkat kekeruhan suatu perairan,
semakin dalam cahaya dapat masuk kedalam badan air, dan demikian semakin
7
besar kesempatan bagi vegetasi akuatis untuk melakukan proses fotosintesis
(Asdak, 2007).
yaitu 1 (satu), sehingga kalau suhu air naik, lebih tinggi dari 4oC kepadatan/berat
jenisnya akan turun, demikian juga kalau suhunyanlebih rendah dari 4oC. Sifat air
yang demikian itu, maka akan terjadi pelapisan-pelapisan suhu air padandanau atau
perairan dalam, yaitu pada lapisan dalam suatu perairan suhu air makin rendah
disbanding pada permukaan air. Akan tetapi bila air membeku jadi es, es tersebut
maupun horizontal. Sifat air ini mengakibatkan pada perairan didaerah yang
beriklim dingin yang membeku perairannya hanya pada bagian atasnya saja
organisme akuatik masih tetap berlangsung. Selain itu keuntungan adanya gerakan
sebagai sumber mineral bagi fitoplankton dan fitoplankton sebagai makanan ikan
yang merupakan persediaan “nutrient” yang akan dimanfaatkan oleh mahluk hidup
(yang pada umumnya tinggal didaerah permukaan air karena mendapatkan sinar
matahari yang cukup). Pada perairan yang oligotrof (cukup banyak mengandung
8
perairan, mineral-mineral tersebut akan di absorbsi oleh dasar perairan .Sedangkan
kerugian adanya aliran air ini adalah terutama aliran air yang vertikal sering
dan kematian ikan secara masal. Hal ini disebabkan kondisi air yang anaerob
(oksigen rendah) dan zat-zat beracun dari dasar perairan akan naik kepermukaan
air.
5) Salinitas
Salinitas adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan.
Pengertian salinitas yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang
terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas ini merupakan gambaran
tentang padatan total didalam air setelah menjadi oksida, semua bromida dan
iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Pengertian salinitas yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat
dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada
umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut,
alat yang disebut dengan Refraktometer atau salinometer. Satuan untuk pengukuran
salinitas adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (o/oo). Nilai salinitas
untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt, perairan payau biasanya
berkisar antara 6–29 ppt dan perairan laut berkisar antara 30–35 ppt.
2.2.2. Kimia
1) pH
diukur dari jumlah ion hidrogen menggunakan rumus pH = -log (H+). Air murni
9
terdiri dari ion H+dan OH- dalam jumlah berimbang hingga Ph air murni biasa 7.
Makin banyak banyak ion OH+ dalam cairan makin rendah ion H+ dan makin
tinggi pH. Cairan demikian disebut cairan alkalis. Sebaliknya, makin banyak
memadai kehidupan bagi air tambak. Namun, pada keadaan tertantu, dimana air
dasar tambak memiliki potensi keasaman, pH air dapat turun hingga mencapai 4.
kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat
aktivitas naik dan selera makan akan berkurang. Hal ini sebaliknya terjadi pada
suasana basa. Atas dasar ini, maka usaha budidaya perairan akan berhasil baik
dalam air dengan pH 6,5 – 9.0 dan kisaran optimal adalah ph 7,5 – 8,7(Kordi dan
Andi,2009).
2) Oksigan Terlarut / DO
suhu, makin tinggi suhu, makin berkurang tingkat kelarutan oksigen. Dilaut,
oksigen terlarut (Dissolved Oxygen / DO) berasal dari dua sumber, yakni dari
atmosfer dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan berjenis tanaman laut.
dimanfaatkan bagi kebanyakan organisme untuk kehidupan, antara lain pada proses
organik sehingga terbentuk energi yang diikuti dengan pembentukan Co2 dan H20.
10
Oksigen yang diperlukan biota air untuk pernafasannya harus terlarut dalam
air. Oksigen merupakan salah satu faktor pembatas, sehinnga bila ketersediaannya
didalam air tidak mencukupi kebutuhan biota budidaya, maka segal aktivitas biota
akan terhambat. Kebutuhan oksigen pada ikan mempunyai kepentingan pada dua
aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif
3) CO2
tumbuhan air renik maupun tinhkat tinggi untuk melakukan proses fotosintesis.
secara langsung bagi biota budidaya, terutama dikolam dan ditambak(Kordi dan
Andi,2009).
4) Amonia
Makin tinggi pH, air tambak/kolam, daya racun amnia semakin meningkat,
sebab sebagian besar berada dalam bentuk NH3, sedangkan amonia dalam molekul
(NH3) lebih beracun daripada yang berbentuk ion (NH4+). Amonia dalam bentuk
molekul dapat bagian membran sel lebih cepat daripada ion NH4+ (Kordi dan
Andi,2009).
11
5) Nitrat nitrogen
(organik dan anorganik) yang terdapat dalam perairan konsentrasinya lambat laun
akan berubah bila didalamnya ada faktor yang mempengaruhinya sehingga antara
tidak terpolusi sangat beraneka ragam. Bahkan konsentrasi amonia nitrogen tinggi
pada kolam yang diberi pupuk daripada yang hanya biberi pakan. Nitrogen juga
dibawah 1mg/liter pada perairan yang tidak polutan. Dan pada perairan yang
6) Orthophospat
pasti. Konsentrasi fosfor dalam air sangat rendah : konsentasi ortophospate yang
biasanya tidak lebih dari 5-20mg/liter dan jarang melebihi 1000mg/liter. Fosfat
ditambahkan sebagai pupuk dalam kolam, pada awalnya tinggi orthophospat yang
terlarut dalam air dan konsentrasi akan turun dalam beberapa hari setelah perlakuan.
biolagi yang erat hubungannya dengan fosfat dan nitrat. Tinggi rendahnya
zat hara fosfat dan nitrat. Sama halnya seprti zat hara lainnya, kandungan fosfat dan
12
nitrat disuatu perairan, secara alami terdapat sesuai dengan kebutuhan organisme
2.2.3. Biologi
benthos dan perifiton sebagai organisme air yang hidup di perairan dan dapat
a) Plankton
di air dalam waktu yang relatif lama mengikuti pergerakan air. Plankton pada
salinitas, gerakan air, cahaya matahari dll) baik untuk mempercepat perkembangan
berikut :
pertolongan mikroskop).
2. Netplankton atau mesoplankton (yang masih dapat disaring oleh plankton net
merupakan :
13
4. Heleoplankton (khusus hidup dalam kolam-kolam)
b) Bakteri
polimer protein atau karbohidrat menjadi senyawa yang lebih sederhana, secara
umum bakteri berdasarakan cara mendapatkan oksigen dibagi menjadi dua yaitu
bakteri aerob dan anaerob. Kelompok aerob memerlukan oksigen bebas dalam
tersebut berperan dalam proses dekomposisi bahan organik dasar tambak dan
2.3. Plankton
dalam laut dan sangat lemah daya renangnya, sehingga mereka sama sekali
cara yang tepat untuk mengawali suatu bahasan tentang ekologi laut, karena
14
pentingnya peranan plankton sebagai pengikat awal energi matahari menjadikan
plankton sangat penting pula bagi ekonomi laut. Tanpa adanya tumbuhan
planktonik di dalam laut yang berukuran kecil atau renik dan mampu mengikat
energi matahari, tidak mungkin ada kehidupan di dalam laut. Sub grup ini terdiri
(phytoplankton).
tidak tergantung kepada kekuatan arus. Ikan adalah golongan yang paling banyak
dijumpai dalam grup ini, termasuk cumi-cumi, ular laut, dugong dan ikan paus.
Dalam grup ini tidak terdapat sub grup tumbuh-tumbuhan (Nybakken, 1988).
yang hidupnya terombang-ambing oleh arus di lautan bebas. Mereka terdiri dari
hewan perenang aktif, yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada
beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka adalah sangat kecil jika
Istilah “plankton” pertama kali digunakan oleh Hensen pada tahun 1887,
dan plankton ini sudah tentu dapat di selidiki dengan sempurna, jika menggunakan
mikroskop. Satu specimen atau individu dari plankton disebut plankter (Sachlan,
1982)
Jenis-jenis plankton
15
Menurut Nybakken (1988) plankton secara umum dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
Berdasarkan ukuran :
Berdasar sifat :
adalah organisme yang kurang penting. Anggapan yang demikian ini adalah kurang
benar, karena mereka merupakan sumber makanan bagi jenis ikan komersial
penting yang hidup di lautan. Dengan kata lain kelangsungan hidup ikan tergantung
pada banyak sedikitnya jumlah plankton yang ada. Sejak ikan merupakan salah satu
sumber makanan yang penting bagi manusia, maka dengan tidak membesarkan arti
sebenarnya, secara tidak langsung makanan kita pun tergantung kepada mereka.
lebih besar, termasuk ikan haring pada tingkat kedewasaan yang berbeda-beda dan
selanjutnya sampai pada akhirnya kepada manusia sebagai puncak dari rantai
makanan. Dari sini dapat ditarik kesimpulan, bahwa sesungguhnya plankton dapat
16
dimanfaatkan secara langsung sebagai sumber makanan oleh manusia. Bahan
makanan yang berasal dari plankton akan banyak mengandung asam-asam amino
dalam teori dapat dikatakan bahwa plankton merupakan sumber makanan penting
17