Anda di halaman 1dari 8

PATOGENITAS Edwarsiella tarda PADA IKAN SIDAT (Anguilla marmorata)

SELAMA PENYIMPANAN BEKU -25°C


Arsal1, AsrianiHasanuddin dan Ahmad Rizal2
arsal35@ymail.com
1
(Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu-IlmuPertanian Pascasarjana Universitas Tadulako)
2
(Dosen Program Studi Magister Ilmu-IlmuPertanian Pascasarjana Universitas Tadulako)

Abstract
The purpose of this study is to determine the patogenechity (ability to cause death) of the
Edwarsiella tarda in fish eel (Anguilla marmorata) which have frozen and stored at a temperature
of -25°C for 15, 25 and 35 days. Patogenecity was tested with methode by isolating E. tarda from
the meat of frosen Eel that what stored for 15, 25 and 35 days ago carried infected to eels the size
of 120-122 grams with injecting isolate bacteria Edwarsiella tarda is intraperitoneally as much as
0,1 ml/ind at a dose of 108 CFU/ml (standard 1 Mac Farland), then maintened and observed for 15
days. Pathogenicity test results based on mortality / death of the fish indicates that the bacteria
Edwarsiella tarda taken from frozen eel fish stored for 15, 25 and 35 days at temperatures-25oC
were still survive and still are pathogenic to fish eel with a tendency the longer the storage time, it
will decrease the mortality rate / patogenitasnya. Results of analysis of variance showed mortality
observed eel (Anguilla marmorata) with a storage time of 15 days and 25 days resulted in a
significantly different effect than the storage time of 35 days with a storage temperature -25oC.
Keywords: Patogeniechity, Edwarsiella tarda, Eel, Temperature -25oC

Ikan sidat (Anguilla marmorata) salah terbawanya penyakit ikan dari luar negeri
satu komoditi perikanan unggulan di daerah dan dari suatu area ke area lain di dalam
Sulawesi Tengah yang mulai dikembangkan negeri atau keluarnya dari dalam wilayah
danmerupakan jenis sidat kosmopolitan Negara Republik Indonesia. Salah satu
dengan daerah sebaran diseluruh perairan penyakit pada ikan yang sangat perlu
tropis. diwaspadai untuk komoditas ikan sidat
Pengembangan usaha budidaya ikan adalah bakteri Edwardsiella tarda
sidat memiliki peluang dan prospek yang Bakteri E. tarda telah dikenal sebagai
cukup baik karena memiliki sumber benih, patogen utama penyebab septicemia (infeksi
lahan budidaya yang luas dan iklim yang bakteri dalam darah) pada budidaya Channel
mendukung. Sehubungan dengan hal tersebut catfish (Ictalurus spp.) di Amerika Serikat
menunjukkan potensi pengembangan ikan bagian Selatan. Bakteri ini juga menyerang
sidat (A.marmorata) di Sulawesi Tengah beberapa areal budidaya ikan sidat (Anguilla
masih sangat menjanjikan, namun masalah sp.) di Jepang serta beberapa jenis ikan yang
memburuknya kualitas lingkungan, cara biasa hidup di perairan agak hangat.
penanganan dan serangan penyakit ikan Mortalitas tinggi hingga mencapai 80%,
harus diwaspadai karena seringkali menjadi dapat terjadi pada ikan sidat di alam yang
penyebab utama menurunnya produksi terinfeksi Edwarsilliosis (Kodama et al.,
perikanan baik dari segi kualitas maupun 1987).Pada kolam budidaya air tawar A.
kuantitas. japonica, E. tarda pada umumnya diketahui
Meningkatnya arus lalulintas dapat menyebabkan kerugian yang sangat
komoditas perikanan melalui kegiatan besar (Tesch, 2003).
ekspor, impor serta perdagangan antar Brady dan Vinitnantharant (1990),
wilayah (domestik), mengandung resiko berhasil mengisolasi dan mengkultur bakteri

1
2 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 3, Juli 2016 hlm 1-8 ISSN: 2302-2027

patogen dari ikan Channel catfish (Ictalurus dilakukan uji lanjut jarak DUNCAN (Steel
punctatus) pada ikan yang dibekukan yang dan Torrie, 1995). Parameter yang diukur
disimpan lebih dari 20 hari pada suhu -20°C secara kuantitatif adalah mortalitas yang
dan penelitian yang dilakukan oleh Stasiun menunjukkan patogenitas bakteri sedangkan
Karantina Ikan Tanjung Perak Surabaya parameter kualitatif sebagai data pendukung
(2008), bakteri Aeromonas salmonicida adalah karakteristik bakteri, uji reaksi
menginfeksi ikan nila yang disimpan pada biokimia dan gram staining (morfologi)
suhu -20°C dan -40°C selama 32 hari masih bakteri dan uji kualitas air.
hidup dan masih bersifat patogen. Data yang diperoleh dari pengamatan
Belum diketahui dengan pasti apakah setiap perlakuan dilakukan analisis sesuai
E. tarda pada ikan sidat dengan penyimpanan perhitungan mortalitas sebagai berikut :
beku suhu -25°Cmasih dapat bertahan hidup
dan memiliki kemampuan untuk menginfeksi Jumlah ikan yang mati (ekor)
Mortalitas % = x 100%
kembali ikan sidat hidup. Jumlah populasi (ekor
Berdasarkan permasalahan di atas,
maka perlunya penelitian patogenitas E. HASIL DAN PEMBAHASAN
tarda pada ikan sidat (A. marmorata) selama
penyimpanan beku -25°C. Uji Pendahuluan

METODE Pemeriksaan ikan sidat (A. marmorata)


Ikan sidat yang digunakan adalah ikan
Penelitian ini dilaksanakan di sidat jenis A. marmorata yang diambil dari
Laboratorium bakteri dan instalasi Stasiun penampungan ikan sidat di Kota Palu
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan sebanyak 50 ekor dengan panjang dan berat
Keamanan Hasil Perikanan K kelas I Palu rata-rata 41,29 cm dan 121,61 gram. Hasil
Penelitian ini merupakan penelitian dari uji biokimia berdasarkan morfologi dan
eksperimen dengan melalui dua tahapan karakteristik bakteri menunjukkan
penelitian yaitu uji pendahuluan terdiri dari: bebas/tidak terinfeksi bakteri E. tarda dan
pemeriksaan ikan uji (sidat jenis A. dapat dipergunakan untuk penelitian.
marmorata) dan identifikasi bakteri E. tarda.
Kemudian dilanjutkan dengan uji utama yang Identifikasi bakteri E. tarda
terdiri dari: penginfeksian bakteri E. tarda ke Isolat bakteri yang digunakan adalah
ikan uji, penyimpanan ikan uji pada suhu - bakteri E. tarda ATCC 15947 dalam bentuk
25ºC, uji viabilitas dan uji patogenitas. culti-loops. Sebelum digunakan isolat
Perlakuan dalam penelitian ini lama terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk
masa penyimpanan pada suhu ±25ºC, yaitu: memastikan bakteri sesuai dengan
P15: Lama penyimpanan selama 15 hari karakteristik morfologi dan biokimia E.
P25: Lama Penyimpanan selama 25 hari tarda. Hasil ujiisolat menunjukkan bakteri
P35: Lama Penyimpanan selama 35 hari berbentuk batang pendek dan berwarna
Setiap ikan yang diuji masing-masing merah / gram negatif menunjukkan bentuk
perlakuan diamati patogenitas sesuai dengan koloni circulair dengan diameter 0,5-1 mm,
mortalitas/kematian ikan. Data kematian tepi entire, elevasi cembung, transparan dan
ikan(uji patogenitas) yang didapatkan warna agak krem. Pada media MacConkey
dimasukkan kedalam penghitungan koloni bakteri tumbuh sangat baik dan
mortalitas lalu dianalisis dengan dominan dengan bentuk circulair/bulat,
menggunakan analisis ragam ANOVA dan entire, transparan dan tidak berwarna.
apabila terdapat perbedaan yang nyata, akan Berdasarkan hasil pengujian secara morfologi
Arsal, dkk. Patogenitas Edwarsiella Tarda pada Ikan Sidat (Anguilla marmorata) Selama Penyimpanan ««« 3

koloni, pewarnaan gram dan uji karakteristik yang dibekukan menunjukkan gejala klinis
biokimia menunjukkan bahwa bakteri yang rata±rata ikan sidat yang dipelihara
digunakan dalam pengujian adalah E. tarda. berdasarkan pengamatan pada hari
ketigasetelah injeksi yaitu: ikan tampak diam
Uji Utama menggantung pada bagian atas akuarium,
berenang tidak beraturan, dan padahari
Menginfeksi E. tarda pada ikan sidat keempat menunjukkan warna tubuh pucat,
Penginfeksian bakteri E. Tarda pada mata menjadi buram dan terdapat lesi pada
ikan sidat (A. marmorata) secara intra tubuh dan sirip bagian bawah. Timbulnya
peritonial sebanyak 0,1 ml dengan dosis 108 gejala klinis diakibatkan karena tingkat
CFU/ml (standard McFarland). patogenitas atau virulensi yang diakibatkan
Ikan sidat (A. marmorata) yang oleh E. tarda yang diinfeksikan ke ikan sidat
diinfeksi bakteri E. tarda dipelihara dalam Gejala klinis ikan sidat (A. marmorata) dapat
akuarium selama 7 (tujuh) hari. ikan sidat dilihat pada Gambar 1.

a
c

b
Gambar 1. Gejala klinis : (a) ikan tampak menggantung, (b) mata buram, (c) lesi pada
tubuh.
Gejala klinis yang menunjukkan pada E.tarda tidak menghasilkan endotoksin
ikan sidat hampir sama yang diungkapkan seperti bakteri gram negatif lainnya
oleh Bullock dan Herman (1985) dalam melainkan menghasilkan dua eksotoksin
Meyer danBullock (1973), menyatakan yang menyebabkan terjadinya lesi pada ikan
bahwa ikan yang terinfeksi dengan E.tarda yang terinfeksi.
terkadang menjadi lesu, menggantung di
permukaan, berenang tidak menentu dan Penyimpanan ikan yang diinfeksi E. tarda
terdapat lesieksternal yang bervariasipada Ikan sidat (A. marmorata) yang
beberapa spesies. Sedangkan pada penelitian menunjukkan gejala klinis disolasi dan
Narwiyani dan Kurniasih (2011), dilakukan uji karakteristik biokimia untuk
menyatakan gejala klinis ikan mas koki dan memastikan bahwa ikan tersebut terinfeksi E.
ikan Celebes rainbow yang diinfeksi dengan tarda. Berdasarkan hasil uji biokimia
isolat E. tarda yang berbeda menunjukkan terhadap sampel organ daging pada luka ikan
gejala klinis yang mirip pada hari keenam, sidat menunjukkan bahwa ikan terinfeksi E.
yaitu menurunnya nafsu makan, reaksi tarda sesuai dengan morfologi dan
terhadap rangsangan yang berkurang, cara karakteristik bakteri E. tarda
berenang yang lamban, dan adanya lesi
kemerahan pada ekor dan sirip. Timbulnya Uji viabilitas
lesi pada tubuh ikan sidat (A. marmorata) Ikan uji yang disimpan dalam freezer
seperti dikemukakan oleh Inglish et al., suhu -25ºC dilakukan uji viabilitas untuk
(1993), yang menyatakan bahwa bakteri melihat kemampuan bakteri untuk hidup
4 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 3, Juli 2016 hlm 1-8 ISSN: 2302-2027

selama penyimpanan 15, 25 dan 35 hari. sebanyak 150 ekor dengan panjang rata-rata
Organ target yang diamati untuk uji viabilitas 40-41 cm dan berat rata-rata 120-122 gram.
adalah organ daging. Hasil uji viabilitas Hasil pengamatan menunjukkan ikan
berdasarkan uji karakteristik biokimia pada sidat (A. marmorata) sangat rentan terhadap
ikan sidat yang dibekukan suhu -25ºC selama penyakit Edwardseillosis yang disebabkan
penyimpanan 15, 25 dan 35 hari oleh bakteri E. tarda yang ditunjukkan
menunjukkan hasil positif terinfeksi E. tarda dengan gejala klinis yang ditimbulkan dan
atau masih dapat bertahan hidup pada ikan kematian pada ikan sidat. Menurut Ewing et
sidat yang dibekukan. Menurut Hine dan al, (1965), serangan E. tarda bersifat
MacDiarmid (1997), beberapa bakteri sistemik dalam berbagai kelompok umur dan
patogen: Aeromonas salmonicida, A. populasi ikan. Terutama pada ikan lele dan
hydrophila, Pseudomonas fluorescens, sidat (Frerichs dan Millar, 1993).
Edwarsiella ictalury dan E. tarda masih Berdasarkan gejala klinis pada ikan
dapat bertahan hidup selama pembekuan sidat (A marmorata) yang diinfeksi E. tarda
antara -10°C hingga -20°C selama 20 sampai dari ikan yang sidat beku menunjukkan
60 hari. Hal ini juga ditunjukkan Brady dan gejala klinis yang hampir mirip pada gejala
Vinitnantharat (1990), E. tarda masih dapat klinis yang ditemukan pada saat
bertahan hidup sampai 50 hari di dalam ikan penginfeksian awal sebelum ikan uji
utuh yang dibekukan pada suhu -20°C. dibekukan. Hal ini sesuai dengan
Ujipatogenitas Mangunwardoyo et al, (2010), bahwa ikan
Ikan sidat (A. marmorata) yang uji harus menunjukkan gejala klinis yang
digunakan pada uji patogenitas didapatkan sama dengan ikan yang sakit. Gejala klinis
dari penampungan ikan sidat di Kota Palu uji patogenitas untuk ikan perlakuan dapat
dilihat pada Gambar 2.

a c d

b e
Gambar 2. Gejala klinis uji patogenitas: (a) ikan tampak menggantung, (b)
pendarahan pada sirip, (c) mata buram, (d) luka pada bagian
tubuh, (e) pendarahan pada anus.
Arsal, dkk. Patogenitas Edwarsiella Tarda pada Ikan Sidat (Anguilla marmorata) Selama Penyimpanan ««« 5

Mortalitas pada ikan sidat (A. Ikan Kelas II Sorong (2008), menunjukkan
marmorata) mulai terjadi di hari ketiga hasil reinfeksi bakteri E tarda yang telah
setelah diinfeksi E. tarda pada perlakuan 1 disimpan pada suhu beku (-20 0C) selama 30
(15 hari) dan perlakuan 2 (25 hari) sedangkan hari menunjukkan bahwa bakteri tersebut
pada perlakuan ketiga (35 hari) terjadi masih mampu menginfeksi ikan mas.
kematian pada hari kelima. Adanya perbedaan patogenitas
Mortalitas/kematian ikan terjadi secara berdasarkan kematian ikan/mortalitas tiap
signifikan dari hari ketiga sampai hari perlakuan sesuai lama penyimpanan beku
keduabelas pada perlakuan kesatu dan kedua mempengaruhi tingkat virulensi E. tarda dan
dan setelah hari keduabelas mengalami menurut Moat et al, (2002) dalam
penurunan kematian hingga hari keempat Mangunwardoyo et al, (2010), mengatakan
belas. Sedangkan pada perlakuan ketiga bahwa suhu rendah di dalam lemari
menunjukkan kematian ikan mulai dari hari pendingin dapat menyebabkan efektifitas
kelima hingga kesembilan dan pada ikan enzim pada bakteri menurun bahkan hilang,
kontrol yang tidak diinfeksi bakteriE. tarda sehingga mempengaruhi metabolisme dan
tidak menunjukkan adanya mortalitas. patogenisitas bakteri tersebut. Kondisi suhu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diluar batas optimum menyebabkan
semakin lama waktu pembekuan ikan, maka terjadinya lubang pada membran sel diikuti
tingkat patogenitas ikan semakin menurun. dengan dikeluarkannya senyawa yang
Hal ini sesuai dengan penelitian yang bersifat toksin, seperti superoksida yang
dilakukan Balai Karantina Ikan Syamsuddin toksik bagi bakteri itu sendiri. Grafik jumlah
Noor Banjarmasin juga menyatakan bahwa kematian ikan selama pengamatan harian
semakin lama penyimpanan pada suhu -20oC mortalitas/ kematian ikan dapat dilihat pada
total E. tarda pada organ ikan patin semakin gambar 3.
menurun. Hasil penelitian Stasiun Karantina
50
45
Penyimpanan Beku 15
Kematian Ikan (Ekor)

40
Hari
35
30 Penyimpanan Beku 25
Hari
25
Penyimpanan Beku 35
20 Hari
15
Kontrol
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Hari Ke-
Gambar 3. Grafik jumlah kematian ikan selama pengamatan

Hasil uji patogenitas berdasarkan kematian yang berbeda-beda sesuai lama


mortalitas/kematian ikan menunjukkan penyimpanan dengan kecenderungan
bahwa E. tarda yang diambil dari ikan sidat semakin lama penyimpanan, maka akan
beku yang disimpan selama 15, 25 dan 35 semakin menurun tingkat mortalitasnya. Hal
hari pada suhu -25oC masih bersifat patogen ini ditunjukkan dengan persentase mortalitas
terhadap ikan sidat ukuran 120-122 gram tiap-tiap perlakuan mengalami perbedaan
dengan tingkat serangan atau jumlah yaitu pada perlakuan 1 (15 hari) dengan
6 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 3, Juli 2016 hlm 1-8 ISSN: 2302-2027

persentase mortalitas 80%, perlakuan 2 (25 Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
hari) sebesar 64,4% dan perlakuan 3 (35 hari) tingkat mortalitas yang berbeda antar tiap
11,1% dari keseluruhan ikan yang diuji. Pada perlakuan sesuai dengan lama waktu
ikan kontrol yang dipelihara sebanyak 45 penyimpanan. Hasil analisis mortalitas ikan
ekor ikan sidat (masing-masing 15 ekor sidat (A. marmorata) dengan lama
setiap kontrol) yang ukurannya sama dengan penyimpanan 15 hari (P15) dan 25 hari (P25)
ikan perlakuan tidak menunjukkan adanya menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata
kematian/ mortalitas. Hasil pengamatan dibandingkan dengan lama penyimpanan 35
mortalitas (%) lebih jelasnya dapat dilihat hari (P35). Sedangkan ikan kontrol tidak
pada Gambar 4. menunjukkan adanya mortalitas selama 15
hari pengamatan.
100
80 % Pengamatan kualitas air
80 64,4 Kualitas air pada budidaya dapat
mempengaruhi pertumbuhan ikan dan bahkan
60
seringkali menimbulkan kematian pada ikan
Mortalitas (%) yang dibudidayakan. Persyaratan kualitas air
40
yang baik untuk budidaya ikan meliputi:
20 11,1 suhu, oksigen terlarut, karbondioksida bebas
dan derajat keasaman (pH) harus dalam
0 kisaran optimum untuk pertumbuhan ikan.
Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3
Data pengamatan kualitas air harian dapat
dilihat pada Tabel 1.
Gambar 4. Grafik mortalitas (%) ikan
sidat selama pengamatan Tabel 1. Data pengamatan kualitas air
Parameter Hasil Kisaran
Menurut Kodama et al., (1987) infeksi
Kualitas Air Pengamatan Normal *
E. tarda pada ikan sidat, penyakit
edwarsilliosis dapat menyebabkan mortalitas Suhu (°C) 26 ± 29 20 - 29 °C
sampai 80%. Hasil penelitian Balai DO (mg/L) 6,5 ± 9,8 > 4 mg/L
Karantina Ikan Syamsuddin Noor pH 7 7±8
Banjarmasin (2008), uji infeksi terhadap ikan * Suryono dan Badjoeri, (2013)
patin dengan menggunakan bakteri E. tarda
hasil isolasi dari ikan patin beku yang Berdasarkan pengamatan kualitas air
disimpan selama 32 hari menunjukkan masih harian pada media pemeliharaan ikan sidat
bersifat patogen dengan mortalitas 100% (A. marmorata) yang telah diinfeksi bakteri
dibanding kontrol nol persen. Hal ini juga E. tarda selama penelitian pada akuarium
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh menunjukkan sesuai dengan kondisi kisaran
Supriyadi (2012), menunjukkan bahwa normal pada semua parameter kualitas air
bakteri E. tarda yang disimpan dalam suhu - untuk pertumbuhan ikan dan kelangsungan
20oC masih bertahan hidup dan masih hidup ikan. Terjadinya mortalitas
bersifat patogen terhadap ikan lele dumbo kemungkinan diakibatkan oleh tingkat
hidup dengan masa penyimpanan 10 hari patogenitas agen penyakit yang diinfeksikan
menimbulkan mortalitas sebesar 95%, ke ikan uji, sehingga meskipun kisaran air
masapenyimpanan20 hari sebesar 80,83% dalam batas normal namun masih mematikan
danmasapenyimpanan 30 hari sebesar bagi ikan yang diuji. Menurut Sugianti
61,67% dari total ikan uji tiap perlakuan. (2005), timbulnya serangan wabah penyakit
tersebut pada dasarnya sebagai akibat
Arsal, dkk. Patogenitas Edwarsiella Tarda pada Ikan Sidat (Anguilla marmorata) Selama Penyimpanan ««« 7

terjadinya gangguan keseimbangan dan DAFTAR RUJUKAN


interaksi antara ikan, lingkungan yang tidak
menguntungkan ikan dan berkembangnya Balai Karantina Ikan Syamsoddin Noor
patogen penyebab penyakit. Kemungkinan Banjarmasin. 2008. Daya Tahan
lainnya adalah adanya atau masuknya agen Edwardsiella tarda pada Komoditi Ikan
penyakit ikan obligat yang ganas (virulen) Patin (Pangasius hypophthalmus)
meskipun kondisi lingkungannya relatif baik. Konsumsi Dengan Proses Pembekuan.
Laporan Uji Coba. Pusat Karantina
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Ikan. Kementerian Kelautan dan
Perikanan.
Kesimpulan Brady, Y. J. and Vinitnantharant, S. 1990.
Bakteri E. tarda pada ikan sidat yang Viability of Bacterial Phatogens in
dibekukan pada suhu penyimpanan -25ºC Frosen Fish. Journal of Aquatics
dengan lama penyimpanan 15, 25 dan 35 Animal Health. 149-150.
hari, masih bersifat patogen terhadap ikan Bullock, G.L., Herman, R. L. 1985.
sidat (A. marmorata) dengan berat rata-rata Edwardsiella Infections of Fishes. US
120-122 gram dengan jumlah kematian/ Fish & Wildlife Publications Paper
mortalitas yang menunjukkan semakin lama 132.
masa penyimpanan, maka jumlah dan Ewing, W.H., McWhorter, A.C., Escobar,
persentase mortalitas semakin menurun. M.R., Lubin, A.H., 1965. Edwardsiella,
a New Genus of Enterobacteriaceae
Rekomendasi Based on a New Species, E. tarda.
1. Perlunya pengambilan kebijakan dalam International Bulletin Bacteriological
hal lalulintas ikan beku, khususnya ikan Nomenclature and Taxonomy 15. pp
sidat untuk dilakukan pengujian terlebih 33-38.
dahulu sebelum pengiriman ikan antar Frerichs, G.N, and Millar, S.D. 1993.
area atau keluar negeri untuk mencegah Characteristic of Gram Negative
penyebaran penyakit E. tarda; Pathogens. Manual for the Isolation
2. Hasil penelitian menunjukkan patogenitas and Identification of Fish Bacterial
E. tarda pada ikan sidat yang dibekukan - Pathogens. Pisces Press Stirling. pp 28-
25ºC, sehingga perlunya dilakukan 29.
penelitian yang lebih lanjut dan lebih Hine, P.M., Macdiarmid, S.C. 1997.
mendalam terhadap suhu penyimpanan Contaminant of Fish Products: Risks
dan lama waktu penyimpanan; and Prevention. Rev. sci. tech. off. int.
3. Perlunya menggunakan media selektif, Epiz., 16 (1). pp 135-145.
khususnya pada pengujian bakteri E. tarda Inglis, V., Ronald J. R. and Niall R. B. 1993.
untuk mengurangi terjadinya kontaminasi. Bacterial Disease of Fish. Oxford
Blackwell Scientific Publications.
UCAPAN TERIMA KASIH Kodama, H., Murai, T., Nakanishi, Y.,
Yamamoto, F., Mikami, T., Izawa, H.,
Ucapan terimakasih dan rasa hormat 1987. Bacterial Infection Which
yang setinggi - tingginya kepada Ibu Prof. Produces High Mortality in Clutured
Dr. Ir. Asriani Hasanuddin, M.S dan Bapak Japanese Flounder (Paralichthys
Ir. Achmad Rizal, M.App.Sc., Ph.D yang olivaceus) in Hokkaido. Japanese
selalu memberi bimbingan kepada penulis Journal of Veterinary Research 35, pp
dalam menyelesaikan artikel ini. 227-234.
8 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 3, Juli 2016 hlm 1-8 ISSN: 2302-2027

Mangunwardoyo, W,. R. Ismayasari,.dan E. Steel, R. G .D and J. H Torrie. 1995. Prinsif


Riani. 2010. Uji Patogenitas dan dan Prosedur Suatu Pendekatan
Virulensi Aeromonas hydrophila Biometrika. Gramedia, Jakarta.
Stanier pada Ikan Nila (Oreochromis Sugianti, B. 2005. Pemanfaatan Tumbuhan
niloticus Lin.) Melalui Postulat Koch. Obat Tradisional Dalam Pengendalian
Jurnal Riset Akuakultur Volume 5 Penyakit Ikan. Makalah Pribadi
Nomor 2 Tahun 2010. 245-255 Hal.. Falsafah Sains. Sekolah Pasca Sarjana
Meyer, F. P. and Bullock, G. L. 1973. E. Institut Pertanian Bogor. 37 Halaman.
tarda, a New Phatogens of Channel Supriyadi. I. 2012. Viabilitas dan
Catfish Ictalurus punctatus. Applied Patogenitas Edwarsiella tarda Pada
Microbiology V (25) 1. pp 155-156. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
Moat, A.G, Foster, J. W., and Spector, M.P. Yang Dibekukan Pada Suhu -20 ºC.
2002. Microbial Physiology. 4 th Ed. Laporan Penelitian. Universitas
Willey dan Liss, Inc. USA. pp 14-15 Terbuka. Jakarta.
Narwiyani, S. dan Kurniasih. 2011. Suryono, T dan Badjoeri, M. 2013. Kualitas
Perbandingan Patogenesitas E. tarda Air Pada Uji Pembesaran Larva Ikan
pada Ikan Mas Koki (Charrasius Sidat (Anguilla sp.) Dengan Sistem
auratus) dan Ikan Celebes Rainbow Pemeliharaan Yang Berbeda. Pusat
(Telmatherina celebensis). Jurnal Riset Penelitian Limnologi. Lembaga Ilmu
Akuakultur Volume 6 No. 2 Tahun Pengetahuan Indonesia. Bogor. 9
2011. Halaman 291-301. halaman.
Stasiun Karantina Ikan Kelas II Jeffman Tesch F.W. 2003. The Eel, 3rd ed. Oxford,
Sorong. 2008. Daya Tahan Bakteri UK: Blackwell Publishing Company.
Edwarsiella tarda pada Ikan Mas
(Cyprinus carpio) Yang di
Lalulintaskan Pada Stasiun Karantina
Ikan Kelas II Jefman Sorong. Laporan
Uji Coba. Pusat Karantina Ikan.
Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Anda mungkin juga menyukai