Anda di halaman 1dari 9

JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 3 Pengujian kualitas mikrobiologi ikan ekor kuning, Haryati et al.

Available online: journal.ipb.ac.id/index.php/jphpi

PENGUJIAN KUALITAS MIKROBIOLOGI IKAN EKOR KUNING ASAP


DARI PASAR YOUTEFA PAPUA

Kristina Haryati*
Jurusan Biologi, Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cenderawasih Papua
Kampus Baru Uncen Waena, Jln. Kampwolker
Diterima: 9 September 2020/Disetujui: 10 Desember 2020
*Korespondensi: kristinaharyati21@gmail.com

Cara sitasi: Haryati K. 2020. Kualitas mikrobiologi dan uji biokimia bakteri ikan ekor kuning asap di Pasar
Youtefa, Kota Jayapura Papua. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 23(3): 486-494.

Abstrak
Ikan ekor kuning asap merupakan produk pengolahan tradisional yang dijual di Pasar Youtefa Kota Jayapura.
Namun, tingkat kebersihannya mulai dari pascapanen ikan, pengolahan hingga pemasaran belum terjamin. Tujuan dari
penelitian tersebut yaitu untuk menentukan mutu mikrobiologis pada ikan ekor kuning asap. Metode penelitian yang
dilakukan meliputi uji mikrobiologi, pewarnaan gram bakteri dari isolat terpilih, dan uji biokimia bakteri yang mengacu
pada SNI No 01-2332.3:2006 Uji mikrobiologi yang dilakukan yaitu penghitungan total mikroba (TPC) pada ketiga
sampel menggunakan metode cawan tuang dengan enam faktor pengenceran. Koloni bakteri yang memiliki morfologi
berbeda selanjutnya ditumbuhkan pada media PCA untuk dilakukan pewarnaan gram bakteri dan uji biokimia. Uji
biokimia bakteri meliputi uji fermentasi karbohidrat, uji Metil Red-Voges Proskauer (MR-VP), uji sitrat, uji motilitas,
uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA), uji indol, dan uji katalase. Hasil yang diperoleh yaitu sampel dengan kode A memiliki
angka cemaran mikroba yang rendah dibandingkan kode B dan kode C pada faktor pengenceran 10-6. Pewarnaan
gram dilakukan untuk isolat terpilih yaitu isolat yang berwarna putih (Isolat A) dengan permukaan rata dan isolat
berwarna krem (Isolat B) dengan permukaan agak menonjol. Isolat A bersifat gram positif sedangkan isolat B bersifat
gram negatif. Uji biokimia menunjukkan isolat A menghasilkan uji glukosa (+), maltosa (+), MR-VP (+) dan SCA (+)
sedangkan untuk isolat B menghasilkan uji glukosa (+), maltosa (+), NA (+) dan SCA (+) sehingga diduga bakteri pada
ikan asap yaitu kelompok Staphylococcus dan Salmonella.

Kata kunci: ikan asap, pewarnaan gram, total plate count (TPC), uji biokimia bakteri, uji mikrobiologi bakteri.

Microbiological Quality of
Smoke Yellow Tail Fish fromYoutefa Market Papua

Abstract
Smoked yellow tail fish is a traditional processing fish product sold at Youtefa Market in Jayapura City, however,
their sanitation status from post-harvest fish, processing to marketing could not be assured. The purpose of this study
was to determine the microbiological quality of smoked yellow tail fish. The research included microbiological tests,
bacterial gram staining of selected isolates, and bacterial biochemical tests according to Indonesia National Standard.
The total microbial count (TPC) was carried out in three samples using the pour plate method with six dilution factors.
Bacterial colonies with different morphologies were then inoculated on PCA media for gram staining and biochemical
tests. The bacterial biochemical tests included carbohydrate fermentation test, Methyl-red Voges-Proskauer test (MR-
VP), citrate test, motility test, Triple Sugar Iron Agar (TSIA) test, indole test, and catalase test. The results showed that
sample A had lower number of microbial contamination compared to that of sample B and C at a dilution factor of
10-6. Gram staining was carried out for selected isolates, namely white isolates (isolate A) with a flat surface and cream
colored isolates (isolate B) with slightly protruding surfaces. Isolate A was gram positive, while isolate B was gram
negative. Biochemical tests showed that isolate A produced glucose (+), maltose (+), MR-VP (+) and SCA (+) tests while
isolate B produced glucose (+), maltose (+), NA (+) and SCA tests. (+) so it was suspected that the bacteria in smoked
fish were Staphylococcus and Salmonella groups.

Keywords: bacterial biochemical test, bacterial microbiological test, gram staining, smoked fish, total plate count(TPC)

486 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Pengujian kualitas mikrobiologi ikan ekor kuning, Haryati et al. JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 3

PENDAHULUAN untuk mengawetkan ikan dengan aroma yang


Pasar Youtefa merupakan salah satu khas (Suroso et al. 2018). Pengasapan yang
pasar induk yang terdapat di Kota Jayapura, dilakukan dapat memengaruhi berbagai sifat
menyediakan berbagai kebutuhan sandang ikan salah satunya yaitu sifat mikrobiologi
maupun pangan. Pedagang di Pasar Youtefa ikan. Sifat mikrobiologi berkaitan dengan ada
terdiri dari pedagang lokal maupun pedagang tidaknya cemaran mikroba pada ikan asap
dan pedagang pendatang. Berdasarkan seperti kandungan ALT dan bakteri Escherichia
data, jumlah pedagang yang terdaftar coli di bawah nilai maksimum SNI untuk tiap
secara resmi oleh pihak pengelola pasar perlakuannya sedangkan kandungan bakteri
±2.821 pedagang dengan persentase 76% Salmonella sp. dan Staphylococcus aureus
pedagang pendatang dan 24% pedagang dinyatakan negatif pada seluruh perlakuan
lokal yang berasal dari berbagai suku (Mardiana et al. 2014); terdeteksinya bakteri
(Suhartawan et al. 2017). Pedagang pendatang Staphylococcus aureus pada ikan layang asap
menjual barang dagangannya pada sebuah atau pinekuhe (Karimela et al. 2017), tidak
toko sedangkan pedagang lokal menjual ditemukannya bakteri Salmonella pada ikan
dagangannya biasanya di daerah terbuka. cakalang asap produksi desa Hative Kota
Dagangan yang dijual oleh pedagang baik Ambon (Upuolat 2017), ikan tuna sampel B
pendatang maupun lokal, salah satunya yaitu (pasar modern) menunjukkan nilai tertinggi
ikan. koloni Staphylococcus sp. sedangkan koloni
Ikan sebagian besar memiliki kandungan Salmonella sp. menunjukkan hasil negatif
protein yang tinggi, temasuk ikan ekor kuning. pada ketiga sampel (Akerina 2018), E. coli
Umumnya aasam amino yang terdapat dan Salmonella pada tuna loin asap masih
pada ikan yaitu asam amino lisin, metionin, memenuhi SNI (Mailoa et al. 2019).
dan triptofan (Onyia et al. 2014). Karena Keberadaan mikroba juga tergantung pada
kandungan protein yang tinggi menyebabkan sanitasi dan higiene selama proses pengolahan
ikan mudah mengalami kerusakan akibat ikan asap hingga proses pemasaran. Proses
adanya aktivitas mikroba. Faktor yang pengasapan ikan di Indonesia khususnya di
memengaruhi keberadaan bakteri tersebut Jayapura masih secara tradisional dengan
terbagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan skala rumahan. Oleh karena itu, terkadang
faktor eksternal. Menurut Nurjanah et al. sanitasi dan higiene kurang diperhatikan
(2011), faktor internal yang mempengaruhi selama proses pengasapan hingga pemasaran.
keberadaan bakteri pada ikan yaitu sifat ikan, Oleh karena itu tujuan penelitian ini yaitu
penggunaan alat tangkap, dan penanganan melakukan isolasi bakteri kontaminan
yang tepat setelah pascapanen. Penanganan ikan ekor kuning asap dan melakukan uji
ikan setelah pascapanen harus segera dilakukan biokimia bakteri ikan asap tersebut. Hal
dengan benar untuk menghindari kerusakan tersebut merupakan informasi awal dan perlu
ikan akibat suhu tinggi sebagai akibat aktivitas dilakukan penelitian selanjutnya terhadap
enzim pada ikan itu sendiri maupun yang kandungan benzopiren pada ikan ekor kuning
berasal dari mikroba (Aberounmand 2010). asap tersebut.
Penanganan yang benar sebelum pengolahan
ikan dilakukan dengan benar, salah satunya BAHAN DAN METODE
yaitu pemberian balok es pada ikan. Setelah Bahan utama yang digunakan dalam
itu, maka ikan dapat diolah menjadi berbagai pengujian mikrobiologi yaitu ikan ekor
produk, salah satunya yaitu produk ikan asap. kuning asap yang diperoleh dari Pasar
Ikan asap adalah ikan yang dihasilkan Youtefa, media nutrient agar (NA) (Merck),
melalui teknik pengasapan. Ikan asap yang NaCl (Merck). Bahan yang digunakan dalam
menjadi target penelitian yaitu ikan ekor pewarnaan gram yaitu crystal violet (Merck),
kuning asap. Ikan ekor kuning dijadikan ikan lugol (Merck), alkohol 96%, safranin (Merck),
asap karena banyaknya masyarakat yang lebih minyak imersi (Merck). Bahan untuk uji
menyukai ikan ekor kuning dibanding ikan biokimia bakteri yaitu media gula (glukosa,
cakalang. Pengasapan ikan adalah teknik laktosa, maltosa, dan sukrosa) (Merck);

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 487


JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 3 Pengujian kualitas mikrobiologi ikan ekor kuning, Haryati et al.

simons citrate agar (Merck) , nutrient agar 3) Uji biokimia bakteri meliputi uji fermentasi
(NA) (Merck), MR-VP broth (Merck). Alat karbohidrat, uji Methil Red-Voges Proskauer
yang digunakan yaitu autoklaf (All American (MR-VP), uji sitrat, uji motilitas, uji TSIA, uji
Tipe 75X), timbangan digital (AE ADAM indol, dan uji katalase. Uji biokimia mengacu
PGW 753), microflow horizontal laminar flow pada BSN (2008) SNI 2897:2008.
workstation, inkubator (Memmert), stirring
hot plate (Favorit), vorteks mixer (model Analisis Data
VM-300), colony counter (560 SUNTEX), Data TPC diolah menggunakan Microsoft
mikroskop (Olympus CX21) dan alat gelas Office Excel dan dianalisis secara deskriptif
lainnya (Pyrex). dalam bentuk tabel. Data isolasi bakteri dari
isolat terpilih termasuk pewarnaan gram dan
Metode Penelitian pengujian biokimia bakteri dianalisis secara
Metode penelitian yang dilakukan deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk
meliputi uji mikrobiologi, pewarnaan gram tabel.
bakteri dari isolat terpilih, dan uji biokimia
bakteri. HASIL DAN PEMBAHASAN
1) Uji mikrobiologi yang dilakukan yaitu Uji Mikrobiologi
penghitungan total mikroba (TPC) pada ikan Tidak dilakukannya perhitungan karena
ekor kuning asap dengan bahan bakar proses jumlah mikroba yang dihasilkan terlalu
pengasapan yang berbeda yaitu kayu (kode banyak untuk dihitung (TBUD). Tujuan
sampel A) dan tempurung kelapa (kode sampel dilakukan pengenceran secara bertingkat
B dan C) mengacu pada BSN (2006) SNI 01- yaitu mengurangi jumlah mikroba sehingga
2332.3:2006. Penentuan TPC yang dilakukan dapat dihitung. Jika dilihat jumlah total koloni
menggunakan metode cawan tuang/pour plate tiap kode sampel, maka jumlah koloni bakteri
yaitu dengan menanamkan  contoh ke  dalam yang dihasilkan kode sampel A masih rendah
cawan  petri terlebih dahulu kemudian dibanding kode sampel B pada pengenceran
ditambahkan media agar. Pengenceran 106 (Table 1). Namun, jika dibandingkan
dilakukan sebanyak 6 faktor pengenceran pada dengan SNI, maka ketiga kode sampel tersebut
ketiga sampel tersebut. Koloni bakteri yang memiliki cemaran mikroba yang masih sangat
yang memiliki morfologi berbeda (warna, tinggi dan tidak sesuai dengan SNI 2725:
permukaan dan tepi) selanjutnya ditanamkan 2013 bahwa batas maksimal total bakteri
pada media PCA untuk dilakukan pewarnaan atau TPC adalah 5,0x104 CFU/g. Keberadaan
gram bakteri. bakteri dalam suatu produk termasuk produk
2) Pewarnaan gram yang dilakukan mengacu perikanan merupakan hal penting yang harus
pada BSN (2011) SNI 2332.9:2011. Pewarnaan diperhatikan oleh produsen.
gram dilakukan untuk mengetahui koloni Faktor yang memengaruhi keberadaan
bakteri yang diisolasi pada media PCA bakteri tersebut terbagi menjadi dua yaitu
merupakan kelompok bakteri gram positif faktor internal dan faktor eksternal. Menurut
atau bakteri gram negatif. Hasil pewarnaan Nurjanah et al. (2011), faktor internal yang
gram yang dilakukan didukung dengan uji mempengaruhi keberadaan bakteri pada ikan
biokimia bakteri dari isolat tersebut. yaitu sifat ikan, penggunaan alat tangkap, dan
Table 1 TPC Test of Smoked Yellow Tail Fish at Youtefa Market
TPC of dilution factors (cfu/g)
Sample
10
1
10
2
103 104 105 106
A *) *) 1.19x105 7.25x105 5.3x106 4.45x107
B *) *) *) *) 1.85x107 1.15x108
C *) *) *) 1.78x106 1.40x107 1.17x108
Note: A=smoked fish made with wood chips; B & C=smoked fish made with
coconut shell chips; *) showed too numerous to count (TNTC);
bacteria was count on 30-300cfu/g range.

488 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Pengujian kualitas mikrobiologi ikan ekor kuning, Haryati et al. JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 3

penanganan yang tepat setelah pascapanen. Pewarnaan Gram (SNI 2332.9: 2011)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Pewarnaan gram yang dilakukan yaitu
responden, ikan yang digunakan dalam pewarnaan gram dari isolat yang terpilih
pengasapan adalah ikan ekor kuning yang berdasarkan morfologinya. Isolat terpilih
segar, dibeli langsung dari nelayan. adalah isolat yang memiliki morfologi
Faktor eksternal yang memengaruhi khususnya warna yang berbeda saat
keberadaan bakteri pada ikan asap yaitu pengamatan jumlah koloni. Isolat terpilih ada
sanitasi dan higiene selama pengolahan ikan dua yaitu isolat yang berwarna putih (isolat A)
asap (Palawe et al. 2014; Hadinoto et al. 2016; dengan permukaan rata dan isolat berwarna
Amir et al. 2018). Berdasarkan hasil wawancara, krem (isolat B) dengan permukaan agak
ikan asap yang dihasilkan masih merupakan menonjol. Faktor yang memengaruhi variasi
industri rumahan dengan memanfaatkan bakteri yaitu umur dan syarat pertumbuhan
teknologi tradisional yang sederhana dan (Hidayat et al. 2006), dan warna koloni. Isolat
tidak bisa dijamin tingkat kebersihannya. terpilih tersebut ditumbuhkan kembali pada
Dalam proses pengasapan digunakan media NA untuk dilakukan pewarnaan gram
tatakan pengasapan yang kotor sehingga dan uji biokimia.
dapat menyebabkan terkontaminasinya Tujuan dilakukan pewarnaan gram yaitu
produk yang dihasilkan (Palawe et al. 2014; membedakan bakteri ke dalam dua kelompok
Mailoa et al. 2019). Tempat penjualan ikan yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram
ekor kuning asap memiliki bangunan yang negatif. Hasil pengamatan pewarnaan gram
terbuka dan ikan tesebut tidak ditutup menunjukkan bahwa isolat A bersifat gram
sehingga kontaminan dapat berasal dari udara postif dan gram negatif sedangkan isolat B
maupun lalat. Tingginya cemaran mikroba bersifat gram negatif (Table 2). Pada saat
juga disebabkan karena masih tingginya dilakukan pewarnaan gram, bakteri gram
kandungan air pada ikan asap (Setiyono & positif akan mempertahankan warna ungu
Sulistyorin 2019). Oleh karena itu, proses dari kristal violet sedangkan bakteri gram
pengasapan harus membutuhkan waktu negatif akan mempertahankan warna merah
lama untuk menghasilkan ikan asap yang dari safranin (Anuar et al. 2014). Perbedaan
berkualitas. Berdasarkan hasil wawancara, warna yang dipertahankan menunjukkan
waktu yang dibutuhkan untuk mengasap ikan perbedaan struktur dinding sel yaitu dinding
ekor kuning yaitu 2-3 jam. Hasil wawancara sel bakteri gram positif mengandung
tersebut berbeda dengan hasil penelitian peptodoglikan yang tebal dan membran
Sakriani (2017) bahwa waktu pengasapan yang dalam sehingga dapat mengikat warna kristal
baik yaitu 7,5 jam karena dapat menurunkan violet sedangkan dinding sel bakteri gram
cemaran mikroba menjadi 1,5x10-3 koloni/gr negatif mengandung banyak lipid sehingga
sedangkan menurut penelitian Darianto et al. mengikat warna dari safranin (Hamidah et al.
(2018) dibutuhkan waktu pengasapan selama 2019; Fitri & Yasmin 2011; Anuar et al. 2014).
8 jam. Faktor lain penyebab tingginya cemaran Bentuk koloni bakteri pewarnaan gram yaitu
mikroba yaitu pencucian ikan menggunakan berbentuk basil atau batang, dan berbentuk
air laut yang diduga terkontaminasi (Akerina kokus atau bulat. Kelompok bakteri kokus ada
2018). yang bergerombol membentuk koloni dan ada

Table 2 Morphology and Gram Staining of Isolates


Characteristics Isolate A Isolate B
Colour White Cream
Surface Flat Stand out
Gram Positive and Negative Negative
Gram staining Pink and violet Pink
Colony form Rod shape, round shape Rod shape, round shape

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 489


JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 3 Pengujian kualitas mikrobiologi ikan ekor kuning, Haryati et al.

yang terpisah sedangkan kelompok bakteri karbohidrat menjadi produk akhir asam yang
yang berbentuk batang dapat membentuk stabil dan untuk mendeteksi asetonin (Rahayu
rantai pendek. Bentuk-bentuk sel bakteri & Gumilar 2017; Sunatmo 2007 dalam Fallo &
yang diamati dalam pewarnaan gram adalah Sine 2016; Ulfa et al. 2016).
cara mengetahui karakteristik suatu bakteri Motilitas atau pergerakan bakteri
(Safrida et al. 2012). dipengaruhi oleh gerakan aktif maupun
gerakan pasif. Gerakan aktif bakteri terjadi
Uji Biokimia Bakteri karena adanya flagela sedangkan gerakan pasif
Uji Biokimia dilakukan untuk mengetahui bakteri terjadi karena adanya gerak Brown.
reaksi yang dihasilkan oleh bakteri pada Faktor yang mempengaruhi pengamatan
media yang digunakan (Harti 2015). Uji motilitas bakteri yaitu media biakan yang baru,
biokimia yang dilakukan sangat penting untuk produksi asam dan produk racun (Pattuju et al.
mengidentifikasi mikroorganisme. 2014). Berdasarkan data, terjadi pergerakan
Uji gula yang dilakukan bertujuan isolat bakteri yang diinokulasi pada media
mengetahui kemampuan bakteri dalam tegak NA untuk isolat B sedangkan untuk
menfermentasi karbohidrat, yang ditandai isolat A tidak terjadi pergerakan. Isolat A dan
dengan terjadinya perubahan warna menjadi isolat B merupakan kelompok bakteri gram
kuning, serta dihasilkannya gas. Berdasarkan negatif yang berbentuk basil atau batang.
data, uji gula dinyatakan positif untuk isolat A Hasil tersebut sesuai dengan pernyataan
dan isolat B yaitu pada glukosa dan manitol. Pattuju et al. (2014) bahwa sebagian besar
Hasil tersebut mengindikasikan bahwa bakteri bakteri bentuk spiral dan bakteri berbentuk
memanfaatkan glukosa dan manitol untuk basil bersifat motil, sedangkan bakteri
keberlangsungan fermentasi karbohidrat dan berbentuk bulat atau kokus bersifat immotil.
terbentuk gas. Perubahan media menjadi Berdasarkan data, isolat yang
warna kuning disebabkan karena indikator menunjukkan reaksi positif terhadap uji
fenol merah. Bakteri dikatakan dapat TSIA yaitu isolat B (Table 3). Hasil tersebut
memfermentasi semua kabohidrat jika dalam menunjukkan bahwa bakteri pada isolat
prosesnya terjadi pengonversian piruvat tersebut dapat memfermentasi glukosa dan
menjadi asam, yang selanjutnya diubah menghasilkan asam. Hasil tersebut juga
menjadi gas H2 dan CO2 yang terperangkap didukung oleh pernyataan Antriana (2014)
dalam tabung durham (Mahon et al. 2014). dan Anggraini et al. (2016). Menurut Rahayu
Uji simmone citrate agar (SCA) adalah dan Gumilar (2017), uji indol dilakukan
komponen penting dalam siklus Krebs sebagai dengan tujuan untuk mengidentifikasi
hasil reaksi Koenzim A dan asam Oksaloasetat bakteri yang dapat menghasilkan indol
dengan bantuan enzim sitrase. Dalam reaksi dengan menggunakan enzim triptofanase.
tersebut, terjadi ikatan CO2 dengan Na dan Hal tersebut menunjubakteri tersebut
H2O membentuk Na2CO3 sehingga medium mengandung enzim triptophanase (Ulfa
bersifat basa. Sifat basa pada medium et al. 2016). Berdasarkan hasil, isolat yang
inilah yang akan menyebabkan terjadi mengandung enzim triptophanse yaitu isolat
perubahan warna dari hijau menjadi biru jika B karena ditandai dengan terbentuknya cincin
bereaksi dengan indikator bromthymol blue berwarna merah atau dengan artian isolat B
(Cappuccino & Sherman 2005 dalam Fallo merupakan kelompok yang menghasilkan
& Sine 2016). Berdasarkan data hasil uji MR ensim triptophanase (Table 3). Uji katalase
dinyatakan positif untuk isolat A dan isolat dilakukan dengan tujuan mengetahui
B sedangkan uji VP dinyatakan positif hanya bakteri yang memiliki kemampuan untuk
untuk isolat A (Table 3). Isolat A dinyatakan menghasilkan enzim katalase yang ditandai
positif karena terjadi perubahan warna dan dengan pemecahan H2O2 menjadi H2O dan
agak keruh. Hasil tersebut menunjukkan O2 dalam bentuk gelembung gas (Hayati et al.
bahwa isolat A mampu menghasilkan asam. 2019).
Menurut Rahayu & Gumilar (2017), uji MR- Penelitian yang dilakukan oleh
VP dilakukan dengan tujuan menfermentasi Susanti et al. (2016), diperoleh hasil TSIA

490 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Pengujian kualitas mikrobiologi ikan ekor kuning, Haryati et al. JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 3

lereng merah alkali, dasar kuning acid, gas yang menyebabkan ikan asap terkontaminasi
(-), H2S (+); uji SIM positif; uji indol negatif; bakteri Staphylococcus yaitu interaksi antara
motility positif; SCA diperoleh hasil (-); uji MR produsen dan konsumen dengan ikan asap
(+) positif warna merah dan VP (-). Penelitian yang dijual, produsen tidak memperhatikan
yang dilakukan oleh Karimela et al. (2013) sanitasi dan higiene mulai dari pascapanen
terhadap 66 galur uji bakteri Staphylococcus ikan, proses pengolahan menjadi ikan asap
sp. dari ikan layang asap, diperoleh hanya 53 hingga proses pemasaran (Ekawati et al.
galur yang memberikan reaksi positif terhadap 2005). Berdasarkan hasil survei lapangan,
uji katalase; sebagian besar isolat memberikan para pedagang menjual ikan asap secara
reaksi positif terhadap fermentasi karbohidrat terbuka sehingga menyebabkan terjadinya
dan MR; sebagian besar isolat memberikan kontaminasi.
reaksi negatif terhadap uji indol, VP, dan SCA. Jika dilihat berdasarkan hasil uji biokimia
Berdasarkan hasil uji biokimia bakteri bakteri, maka isolat B diduga merupakan
yang dilakukan, dapat diidentifikasi bakteri kelompok Salmonella. Pertumbuhan
isolat A diduga merupakan kelompok bakteri Salmonella sangat cepat jika suhu lingkungan
Staphylococcus. Hasil uji biokimia yang tinggi. Kelompok Salmonella merupakan
diperoleh didukung oleh hasil penelitian baktri gram negatif yang berwarna merah
yang dilakukan oleh Karimela et al. (2017). muda. Hasil pewarnaan gram yang dilakukan
Kelompok Staphylococcus merupakan menunjukkan bahwa Salmonella merupakan
kelompok bakteri yang berbentuk bulat kelompok bakteri gram negatif. Menurut
atau kokus dengan diameter 0,5-1,0 mm, Akerina (2018), bakteri Salmonella dapat
berkelompok, termasuk bakteri gram positif hidup pada suhu 5-47°C sehingga bakteri
yang berwarna ungu (Foster 2008). Pernyataan tersebut tidak akan hidup pada suhu
tersebut juga didukung oleh dilakukannya pengasapan. Namun, produk ikan asap
pewarnaan gram bakteri sehingga untuk isolat kemungkinan dapat terkontaminasi karena
A yang diduga merupakan kelompok bakteri faktor membiarkan makanan (ikan asap)
Staphylococcus adalah bakteri gram positif. dalam kondisi terbuka merupakan sarana
Untuk membedakan bakteri Staphylococcus penyebaran bakteri serta kondisi lingkungan
dan Streptococcus, maka dilakukan uji katalase, yang kotor memungkinkan penyebaran
dimana bakteri Streptococcus memberikan mikroba dan partikel-partikel kuman terbawa
hasil negetif sedangkan Staphylococcus masuk ke ikan asap (Susanti et al. 2016).
memberi hasil positif.
Bakteri Staphylococcus merupakan
parasit bagi manusia maupun hewan karena
menghasilkan endotoksin (Ijong 2015). Faktor

Table 3 Results of the bacterial biochemical test of selected isolates


Test Isolate A Isolate B
Glucose Positive Positive
Lactose Negative Negative
Sucrose Negative Negative
Maltose Negative Positive
Mannitol Positive Positive
VP Positive Negative
MR Positive Positive
SCA Negative Positive
Motility Negative Positive
TSIA Negative Positive

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 491


JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 3 Pengujian kualitas mikrobiologi ikan ekor kuning, Haryati et al.

KESIMPULAN [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2006.


Uji mikrobiologis menunjukkan bahwa Cara uji mikrobiologi-bagian 3: penentuan
cemaran mikroba pada ikan ekor kuning asap angka lempeng total (ALT) pada produk
masih tergolong tinggi. Bakteri yang terdapat perikanan. SNI 2332.3:2006. Jakarta (ID):
pada ikan ekor kuning asap adalah kelompok Badan Standardisasi Nasional.
bakteri gram positif dan bakteri gram negatif [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2008.
dengan bentuk batang dan bulat. Uji biokimia Metode pengujian cemaran mikroba
bakteri menunjukkan bahwa bakteri yang dalam daging, telur, susu, serta hasil
terdapat pada ikan ekor kuning asap diduga olahannya. SNI 2897:2008. Jakarta (ID):
merupakan kelompok Staphylococcus dan Badan Standardisasi Nasional.
Salmonella. [BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2011.
Cara uji mikrobiologi-bagian 9: penentuan
UCAPAN TERIMA KASIH Staphylococcus aureus pada produk
Ucapan terima kasih penulis sampaikan perikanan. SNI 2332.9:2011. Jakarta (ID):
kepada FMIPA yang telah mendanai penelitian Badan Standardisasi Nasional.
ini dalam bentuk dana PNBP. Penulis Darianto, Sitohang HTS, Amrinsyah.
juga mengucapkan terima kasih berbagai 2018. analisa faktor‐faktor yang
pihak yang telah membantu penulis dalam mempengaruhi proses pengasapan pada
menganalisis sampel pada Laboratorium mesin pengasapan ikan lele. Journal of
Mikrobiologi FMIPA Uncen. Mechanical Engineering Manufactures
Materials and Eenergy. 2(2): 56-66.
DAFTAR PUSTAKA Ekawati P, Martini, Yuliawati. 2005.
Aberoumand A. 2010. Edible gelatin from Kontaminasi Staphylococcus aureus pada
some fishes skins as affected by chemical Ikan Asap di Tingkat Produsen dan
tratments. World Journal of Fish and Penjual di Semarang. Jurnal Kesehatan
Marine Sciences. 2(1): 59-61. Masyarakat Indonesia. 2(2):70-76.
Akerina FO. 2018. Cemaran mikroba Fallo G, Sine Y. 2016. Isolasi dan uji biokimia
pada ikan tuna asap di beberapa pasar bakteri selulolitik asal saluran pencernaan
tradisional Tobelo, Halmahera Utara, rayap pekerja (Macrotermes spp.). Bio –
Indonesia. Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Edu : Jurnal Pendidikan Biologi. 1(2): 27-
Pulau-Pulau Kecil. 2(1): 17-21. 29.
Amir N, Metusalach, Fahrul. 2018. Mutu dan Fitri L, Yasmin Y. 2011. Isolasi dan pengamatan
keamanan pangan produk ikan asap di morfologi koloni bakteri kitinolitik.
Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi
Selatan. Jurnal Agribisnis Perikanan. Edukasi. 3(2): 20-25.
11(2):15-21. Foster T. 2008. Staphylococcus. Diakses
Anggraini R, Aliza D, Mellisa S. 2016. melalui http://gsbs.utmb.edu/microbook/
Identifikasi bakteri Aeromonas hydrophila ch012.htm Medmicro Chapter 12.
dengan uji mikrobiologi pada ikan [19/10/2020].
lele dumbo (Clarias gariepinus) yang Hadinoto S, Kolanus JPM, Manduapessy KRW.
dibudidayakan di Kecamatan Baitussalam 2016. Karakteristik mutu ikan cakalang
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah (Katsuwonus pelamis) asap menggunakan
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan asap cair dari tempurung kelapa. Majalah
Unsyiah. 1(2): 270-286. BIAM. 12(1): 20-26.
Antriana N. 2014. Isolasi bakteri asal saluran Hamidah MN, Rianingsih L, Romadhon.
pencernaan rayap pekerja (Macrotermes 2019. Aktivitas antibakteri isolat bakteri
spp.). Saintifika. 16(1): 18 – 28. asam laktat dari peda dengan jenis ikan
Anuar W, Dahliaty A, Jose C. 2014. Isolasi berbeda terhadap E. coli dan S. aureus.
bakteri selulolitik dari perairan Dumai. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan.
JOM FMIPA. 1(2): 149-159. 1(2): 11-21.

492 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia


Pengujian kualitas mikrobiologi ikan ekor kuning, Haryati et al. JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 3

Harti A S. 2015. Mikrobiologi Kesehatan. Palawe JFP, Sewetja IK, Mandey LC. 2014.
Yogyakarta: ANDI Karakteristik mutu mikrobiologis ikan
Hayati LN, Tyasningsih W, Praja RN, Chusniati pinekuhe Kabupaten Kepulauan Sangihe.
S, Yunita MN, Wibawati PA. 2019. Isolasi Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan. 2(2):
dan identifikasi Staphylococcus aureus 38-47
pada susu kambing peranakan etawah Pattuju SM, Fatimawali, Manampiring A.
penderita mastitis subklinis di Kelurahan 2014. Identifikasi bakteri resisten merkuri
Kalipuro, Banyuwangi. Jurnal Medik pada urine, feses dan kalkulus gigi pada
Veteriner. 2(2): 76-82. individu di Kecamatan Malalayang,
Hidayat N, Padaga MC, Suhartini S. 2006. Manado, Sulawesi Utara. Jurnal
Mikrobiologi Industri. Yogyakarta: ANDI e-Biomedik. 2(2): 532-540.
Ijong FG. 2015. Mikrobiologi Perikanan dan Rahayu SA, Gumilar MH. 2017. UJI cemaran
Kelautan. Jakarta (ID): Rineka Cipta air minum masyarakat sekitar margahayu
Karimela EJ, Ijong FG, Agustin AT. 2013. raya bandung dengan identifikasi bakteri
Staphylococcus sp. pada ikan layang Escherichia coli. Indonesian Journal of
(Decapterus russelii) asap pinekuhe Pharmaceutical Science and Technology.
produk khas Sangihe. Jurnal Media 4(2): 50-56.
Teknologi Hasil Perikanan. 1(2): 59-63. Safrida YD, Yulvizar C, Devira CN. 2012.
Karimela EJ, Ijong FG, Dien HA. 2017. Isolasi dan karakterisasi bakteri
Karakteristik Staphylococcus aureus yang berpotensi probiotik pada ikan kembung
di isolasi dari ikan asap pinekuhe hasil (Rastrelliger sp.). Depik. 1(3): 200-203.
olahan tradisional Kabupaten Sangihe. Sakriani. 2017. Praktik higiene dan
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan sanitasi terhadap kualitas ikan asap
Indonesia. 20(1): 188-198. di tempat pengasapan ikan di kota
Kartikasari AM, Hamid IS, Purnama MTE, ternate. PROMOTIF: Jurnal Kesehatan
Damayanti R, Fikri F, Praja RN. 2019. Masyarakat. 7(2): 167-174.
Isolasi dan identifikasi bakteri Escherichia Setiyono RFRS, Sulistyorin L. 2019. Korelasi
coli kontaminan pada daging ayam kualitas fisik ikan asap dan fasilitas
broiler di rumah potong ayam Kabupaten kegiatan higiene dan sanitasi dengan
Lamongan. Jurnal Medik Veteriner. 2(1): keberadaan bakteri Escherichia coli pada
66-71. ikan asap. Jurnal Kesehatan Lingkungan.
Mahon C, Lehman D, Manuselis G. 2014. 11(4): 276-285.
Textbook of Diagnostic Microbiology. 5th Suhartawan V, Ridjal AM, Mariningrum
Edition. Philadelphia: Elsevier. I. 2017. Toleransi pedagang lokal
Mailoa MN, Lokollo E, Nendissa DM, Harsono dalam aktivitas perdagangan di Pasar
PI. 2019. Karakteristik mikrobiologi dan Tradisional Youtefa, Abepura. Jurnal
kimiawi ikan tuna asap. Jurnal Pengolahan Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas
Hasil Perikanan Indonesia. 22(1): 89-99. Brawijaya.
Mardiana N, Waluyo S, Ali M. 2014. Analisis Suroso E, Utomo TP, Hidayati S, Nuraini
kualitas ikan sembilang (Paraplotosus A. 2018. Pengasapan ikan kembung
albilabris) asap di kelompok pengolahan menggunakan asap cair dari kayu karet
ikan “mina mulya” Kecamatan Pasir Sakti hasil redestilasi. Jurnal Pengolahan Hasil
Lampung Timur. Jurnal Teknik Pertanian Perikanan Indonesia. 21(1): 42-53.
Lampung. 3(3): 283-290. Susanti, Fusvita A, Janhar IA. 2016. Identifikasi
Nurjanah, Nurhayati T, Zakaria R. 2011. Salmonella sp. pada ikan asap di pasar
Kemunduran mutu ikan gurami tradisional Kota Kendari. Biowallacea.
(Osphronemus gouramy) pasca kematian 3(2): 467-47.
pada penyimpanan suhu chilling. Ulfa A, Suarsini E, Al Muhdhar MHI. 2016.
AKUATIK-Jurnal Sumberdaya Perairan. Isolasi dan uji sensitivitas merkuri pada
5(2): 11-18 bakteri dari limbah penambangan emas

Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 493


JPHPI 2020, Volume 23 Nomor 3 Pengujian kualitas mikrobiologi ikan ekor kuning, Haryati et al.

di Sekotong Barat Kabupaten Lombok proses pengolahan di tempat produksi


Barat: Penelitian Pendahuluan. Proceeding ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) asap
Biology Education Conference. 13(1): 793- di desa Hative Kecil. [Skripsi]. Ambon:
799. Teknologi Hasil Perikanan. Universitas
Upuolat U. 2017. Analisis keberadaan bakteri Pattimura.
Escherichia coli dan Salmonella pada

494 Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai