Anda di halaman 1dari 6

Journal Of Marine Research.

Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-6


Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr

Uji Penggunaan Bacillus sp. sebagai Kandidat Probiotik Untuk


Pemeliharaan Rajungan (Portunus sp.)

Kharisma Firdaus Linggarjati, Ali Djunaedi, Subagiyo *)

Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698

Email: kharismafirdaus@yahoo.com

Abstrak
Rajungan merupakan salah satu komoditas laut yang bernilai ekonomis dan memiliki
potensi ekspor yang tinggi. Selama ini kebutuhan rajungan banyak dipenuhi dari hasil
tangkapan alam, dikarenakan dalam budidaya rajungan belum berkembang baik.
Kelulushidupan rajungan rendah yang disebabkan oleh penyakit bakteri vibrio, selain itu
kandungan nitrogen dan fosfat juga dapat mempengaruhi kualitas media pemeliharaan
rajungan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian pengaruh aplikasi kandidat
probiotik bacillus terhadap kualitas air dan jumlah total bakteri pada media pemeliharaan
rajungan. Penelitian dilakukan 2 tahap yaitu isolasi dan seleksi bakteri bacillus sebagai
probiotik dan pengujian pengaruh pemberian probiotik bacillus terhadap kualitas air dan
jumlah total bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kandidat probiotik
bacillus dengan kepadatan 106 cfu/ml dapat menurunkan kandungan amoniak (NH3), nitrit
(NO2) dan jumlah total bakteri. Sedangkan pemberian kandidat probiotik dengan kepadatan
105 cfu/ml dapat menurunkan jumlah total bakteri media pemeliharaan rajungan, akan tetapi
tidak menurunkan kandungan amoniak (NH3) dan nitrit (NO2).

Kata kunci : Rajungan, Bacillus, Probiotik

Abstrack
Blue crab is one of the economically marine commodities and have high potential
export. During this blue crab requirement derived from nature catches because in blue crab
aquaculture not yet good branch out. To low survival rate of blue crab caused by bacterium
vibrio disease, in addition to the content of nitrogen and phosphate can also affect the blue
crab medium. This research as a purpose to test the effect of probiotic bacillus aplication to
water quality and the total number of bacteria in the blue crab medium. the research was
conducted with 2 stages, that is isolation and selection bacillus bacteria stages as probiotic and
testing phase the effect of probiotic bacillus on water quality and the total number of bacteria.
The result showed that probiotic bacillus with density 106 cfu/ml to reduce the content of
ammonia (NH3), nitrite (NO2) and the total number of bacteria. While probiotics with density
105 cfu/ml to reduce the total number of bacteria in the blue crab medium, but have not been
able to reduce the content of ammonia (NH3) and nitrite (NO2).

Key words : Blue Crab, Bacillus, Probiotic

*)
Penulis penanggung jawab
Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 2

Pendahuluan Fitriliyani (2011) berhasil mengisolasi


Rajungan merupakan salah satu bakteri bacillus dari saluran pencernaan
komoditas laut yang bernilai ekonomis ikan mas dan ikan nila. Pengembangan
serta memiliki potensi ekspor yang tinggi. probiotik berbasis bakteri Bacillus untuk
Produksi rajungan di Indonesia 60% budidaya rajungan mempunyai potensi dan
diekspor ke Amerika sedangkan sisanya prospek yang baik.
diekspor ke beberapa negara tujuan ekspor Bakteri patogen bisa menginfeksi
lainnya seperti Singapura, Jepang, Belanda melalui makanan, menuju sistem
dan Eropa (Susanto et al., 2004). pencernaan makanan dan akhirnya
Disamping itu, rajungan memiliki menimbulkan luka kecil pada tubuh dan
keunggulan nilai gizi yaitu kandungan disertai dengan tanda – tanda seperti
proteinnya cukup tinggi sekitar 16 – 17 g kehilangan nafsu makan dan lemah
per 100 g berat rajungan (Coleman, 1991 (Batubara, 2005). Bakteri patogen
dalam Jafar, 2011). merupakan bakteri yang sangat merugikan
Selama ini kebutuhan rajungan dalam bidang budidaya, salah satu bakteri
dipenuhi dari hasil tangkapan alam patogen yaitu bakteri Vibrio harveyi.
dikarenakan pengembangan budidaya Vibrio harveyi merupakan salah satu
rajungan masih banyak kendala patogen potensial yang biasa menyerang
diantaranya adalah rendahnya tingkat rajungan. Pengembangan probiotik untuk
kelulushidupan yang disebabkan oleh faktor budidaya rajungan didasarkan diantaranya
penyakit. Jenis penyakit yang sering pada kemampuan menghambat
menyerang hewan kelas crustacea (seperti pertumbuhan V. harveyi dan memperbaiki
udang, kepiting bakau dan rajungan) kualitas air.
adalah infeksi jamur Lagenidium sp. ,
Haliphthoros sp. serta bakteri Vibrio Materi dan Metode
harveyii (Taufik dan Zafran, 1997). Selain Materi yang digunakan dalam
disebabkan oleh faktor penyakit, parameter penelitian ini adalah rajungan dan bakteri
kualitas air juga dapat menjadi kendala Vibrio harveyi. Rajungan digunakan sebagai
seperti amoniak, nitrit, nitrat dan fosfat. sumber isolat bakteri bacillus dan sebagai
Berbagai upaya telah dilakukan hewan uji pada skrining dan uji aplikasi
untuk mengendalikan penyakit dan kualitas bacillus sebagai probiotik. Hewan uji ini
air, salah satunya menggunakan probiotik. diperoleh dari perairan Jepara dengan
Probiotik memiliki keunggulan dibandingkan bobot berkisar antara 40 – 43 gram . V.
cara – cara pengendalian yang lainnya, di harveyi digunakan sebagai isolat uji pada
antaranya adalah : (1) menekan skrining probiotik. Bakteri ini diperoleh dari
pertumbuhan bakteri pathogen termasuk Laboratorium Kesehatan BBPBAP Jepara
diantaranya bakteri vibrio dan (2) mampu Metode yang digunakan dalam
memperbaiki kualitas air (Moriarty,1998). penelitian ini adalah metode eksperimental
Kelompok bakteri yang termasuk probiotik laboratoris. Dalam penelitian ini dilakukan
antara lain Bacillus sp., Photobacterium sp., percobaan untuk membuktikan apakah
dan Lactobacillus sp. (Irianto, 2003). penggunaan probiotik dapat mengendalikan
Spesies Bacillus sangat cocok digunakan jumlah bakteri yang ada pada media
karena tidak menghasilkan toksin, mudah pemeliharaan rajungan dan dapat
ditumbuhkan, tidak memerlukan substrat meningkatkan kualitas air budidaya seperti
yang mahal, kemampuan Bacillus untuk Nitrat dan Fosfat.
bertahan pada temperatur tinggi, dan tidak Penelitian yang dilakukan terbagi
adanya hasil samping metabolik. Bakteri menjadi 2 (dua) tahap yaitu isolasi dan
Bacillus merupakan jenis bakteri yang seleksi bakteri Bacillus sebagai kandidat
terdapat di hampir semua tempat termasuk probiotik dan pengujian pengaruh
di dalam saluran pencernaan rajungan pemberian probiotik Bacillus terhadap
(Susanti, 2002). Bairagi et al. (2000) dalam kualitas air dan jumlah total bakteri. isolasi
Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 3

dan seleksi bakteri Bacillus dilakukan Hasil dan Pembahasan


dengan cara sampel intestinum rajungan Isolasi dan Seleksi Probiotik Bacillus
dihaluskan dan ditambahkan air laut steril Hasil isolasi dari intestinum rajungan
kemudian disuspensikan ke dalam 4 ml air diperoleh sebanyak 19 isolat yang di dapat
laut steril dalam tabung reaksi, kemudian berdasarkan bentuk, ukuran, permukaan
dimasukkan ke dalam air yang sedang dan warna koloni – koloninya yaitu SIR01,
mendidih dan digojog selama 3 menit SIR02, SIR03, SIR04, SIR11, SIR12, SIR13,
(Taufik dan Zafran, 1997). Setelah itu SIR14, SIR21, SIR22, SIR23, SIR24, SIR31,
dibuat seri pengenceran 104, diambil 0,1 ml SIR32, SIR33, SIR41, SIR42, SIR43, dan
hasil pengenceran dipipetkan ke dalam SIR44. Pada penelitian yang dilakukan oleh
cawan petri yang berisi zobel agar dan Nopitawati (2010) diperoleh sebanyak 30
diratakan kemudian di inkubasi selama 48 isolat yang berasal dari saluran pencernaan
jam. Koloni bakteri yang tumbuh udang vanamei fase dewasa.
dipisahkan menurut bentuk koloni, Pada tahap uji aktivitas antagonis
permukaan koloni, warna koloni, dan terhadap bakteri Vibrio harveyi, diperoleh
ukuran koloni ke dalam cawan petri baru 13 isolat aktif yang ditunjukkan oleh
yang berisi media zobel agar. Untuk terbentuknya zona hambat di sekitar paper
mengetahui bahwa isolat bakteri yang disk yaitu SIR01, SIR02, SIR04, SIR12,
diperoleh adalah bacillus maka dilakukan SIR21, SIR23, SIR24, SIR31, SIR32, SIR33,
verifikasi berdasarkan pengecatan gram. SIR41, SIR43, dan SIR44. Selanjutnya pada
Bakteri Bacillus adalah bakteri gram positif tahap pewarnaan gram diperoleh sebanyak
sehingga tercat berwarna ungu. Seleksi 8 isolat yang mengarah ke bakteri bacillus
kandidat probiotik dilakukan melalui uji yaitu SIR12, SIR23, SIR24, SIR31, SIR32,
antagonis terhadap bakteri V. Harveyii. Uji SIR33, SIR43, dan SIR44.
antagonis dilakukan dengan metode difusi Pada tahap uji antagonis antar isolat
agar menggunakan paper disc. Kandidat probiotik diketahui bahwa isolat – isolat
probiotik ditunjukan oleh terbentuknya bakteri yang diperoleh dari penelitian ini
zona hambat di sekitar (Yudiati, 2005). bersifat saling antagonis sehingga tidak
Pada tahap pengujian ini ember uji dapat digunakan sebagai kultur campuran
disusun secara acak dengan perlakuan Maka isolat – isolat bakteri tersebut hanya
pemberian probiotik dengan kepadatan dapat digunakan sebagai monokultur.
yang berbeda yaitu 0 cfu/ml, 105 cfu/ml
dan 106 cfu/ml, masing-masing dengan Pengujian Probiotik Terhadap
pengulangan sebanyak 3 kali. Sebelum Parameter Kualitas Air Media
probiotik diaplikasikan, hewan uji Pemeliharaan
diadaptasikan terlebih dahulu selama 2 Pengujian probiotik dengan dosis
6
minggu, Selama proses adaptasi air media 10 cfu/ml dapat menurunkan kandungan
di aerasi. Rajungan diberi pakan ikan rucah Amoniak dan Nitrit serta dapat menaikkan
sehari sekali dan dilakukan Penyiponan kandungan nitrat dan fosfat (Gambar 1).
serta penggantian air setiap 3 hari sekali. Menurut Poernomo (1988), Senyawa NH3
Pengamatan kualitas air dan jumlah total dan NO2 merupakan senyawa yang dapat
bakteri dilakukan sebanyak 2 kali yaitu menyebabkan toksik pada air sehingga
pada awal dan akhir pengujian. dapat menurunkan kualitas air. Sedangkan
Penghitungan total bakteri dilakukan Rantetondok et al (2008) menyatakan
dengan metode pour plate sedangkan bahwa nitrit dalam air biasanya ditemukan
kandungan amonia, nitrit, nitrat dan fosfat dalam jumlah sedikit dibanding nitrat
dianalisis oleh Balai Besar Pengembangan karena bersifat tidak stabil dengan
Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara. keberadaan oksigen. Nitrit merupakan
Pengujian probiotik bacillus pada media bentuk peralihan antara amoniak dan nitrat
pemeliharaan dilaksanakan selama yang dihasilkan melalui proses nitrifikasi
seminggu. dalam kondisi aerob. Nitrat pada perlakuan
Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 4

yang diberikan probiotik memiliki nitrifikasi membentuk nitrat. Boyd (1990)


kandungan yang lebih tinggi dikarenakan dalam Rajab (2006) mengatakan bahwa
kemampuan bacillus dalam merombak konsentrasi amoniak berbanding lurus
bahan organik diantaranya senyawa dengan konsentrasi nitrit.
nitrogen dan selanjutnya melalui proses

Gambar 1. Rerata hasil pengujian kualitas air media pemeliharaan rajungan

Gambar 2. Rerata total bakteri media pemeliharaan rajungan

Kandungan Amoniak dan Nitrit perlakuan C diberikan probiotik dengan


mengalami penurunan sangat besar pada dosis yang lebih tinggi (106 cfu/ml)
perlakuan C, sedangkan Nitrat dan Fosfat sehingga dapat menurunkan kandungan
mengalami kenaikan pada perlakuan C Amoniak dan Nitrit. Sedangkan pada dosis
(Gambar 1). Hal ini dikarenakan pada yang lebih rendah seperti perlakuan B (105
Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 5

cfu/ml) dan A (kontrol) belum mampu kompetisi yang lebih ketat antar bakteri
menurunkan kandungan Amoniak dan bacillus sehingga bakteri yang kalah akan
Nitrit. Menurut Sutanti (2009) dosis mati atau terlepas kembali ke dalam media
pemberian probiotik yang terbaik adalah pemeliharaan tersebut. Menurut
dengan kepadatan 106 cfu/ml. Kandungan Nikoskelainen et al (2001) dalam Widanarni
Nitrit mengalami penurunan pada (2010) bahwa penggunaan probiotik dalam
perlakuan B dan C (Gambar 1) sehingga dosis tinggi ternyata tidak menjamin
dapat dikatakan semakin padat koloni perlindungan yang lebih baik terhadap
bakteri probiotik yang diberikan maka akan hewan inang.
semakin berkurang pula kandungan Nitrit
yang ada pada media pemeliharaan Kesimpulan
(Muliani et al., 2009). Kandidat probiotik bakteri bacillus
Akan tetapi dalam pemberian yang berasal dari intestinum rajungan
probiotik dengan dosis 106 cfu/ml belum dengan kepadatan 106 cfu/ml dapat
dapat menurunkan jumlah bakteri yang ada menurunkan kandungan amoniak (NH3) dan
pada media pemeliharaan rajungan Nitrit (NO2) serta jumlah total bakteri
(Gambar 2). Jumlah bakteri pada media media pemeliharaan rajungan.
pemeliharaan rajungan mengalami
penurunan ketika diberikan probiotik Ucapan Terimakasih
dengan dosis 105 cfu/ml, maka dalam Penulis menyampaikan terimakasih
pemberian probiotik dengan kepadatan kepada bapak Drs. Subagiyo, M.Si dan Ir.
yang lebih tinggi dari 105 cfu/ml pada Ali Djunaedi, M.Phil selaku pembimbing
media pemeliharan rajungan tidak dapat yang telah memberikan pengarahan dan
digunakan untuk menurunkan atau saran dalam penulisan ini. Kepada reviewer
mengurangi jumlah bakteri yang ada pada Jurnal Penelitian Kelautan disampaikan
media pemeliharaan tersebut karena akan penghargaan atas review yang sangat
dimungkinkan terjadi seleksi alam dan berharga pada artikel ini.

Daftar Pustaka Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur.


Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Gadjah Mada University Press.
Suatu Pendekatan Praktek (edisi revisi Yogyakarta. hal 125
IV). Jafar, L. 2011. Perikanan Rajungan di Desa
Rinika Cipta. Jakarta. hal 31 Mattiro Bombang (Pulau Salemo,
Batubara, H, W. Wiyani, S. Mulyani, H. Sabangko dan Sagara) Kabupaten
Rasyid, Srinawati, I. M. Suitha, Pangkep. [Skripsi]. Fakultas Ilmu
Suriana, Murniati dan Saraswati. Kelautan dan Perikanan Universitas
2005. Invitro Sensitivitas Test Mencari Hasanuddin, Makassar. hal 42 - 46
Bakteri Probiotik Pengontrol Moriarty, D.J.W. 1998. Control of Luminous
Pertumbuhan Vibrio harveyi Penyebab Vibrio Species in Penaeid Aquaculture
Vibriosis. Departemen Kelautan dan Ponds. Aquaculture. hal 351 – 358
Perikanan, Direktorat Jendral Muliani, A. Suwanto dan Y. Hala. 2002.
Perikanan Budidaya. Balai Budidaya Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asal
Air Payau Takalar. hal 51 - 55 Laut Sulawesi untuk Biokontrol
Fitriliyani, I. 2011. Aktifitas Enzim Saluran Penyakit Vibriosis pada Larva Udang
Pencernaan Ikan Nila (Oreohromis Windu (Penaeus monodon Fab.). Balai
niloticus) Dengan Pakan Mengandung Penelitian Perikanan Pantai Maros
Tepung Daun Lamtoro (Leucaena Sulawesi Selatan. hal 6 - 11
leucophala) Terhidrolisis Dan Tanpa Nopitawati, T. 2010. Seleksi Bakteri
Hidrolisis Dengan Ekstrak Enzim Probiotik dari Saluran Pencernaan
Cairan Rumen Domba. Bioscientiae, untuk Meningkatkan Kinerja
vol 8, no. 2, Juli 2011: hal 16 - 31 Pertumbuhan Udang Vaname
Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 6

Litopenaeus vannamei. Sekolah Pasca warta penelitian perikanan Indonesia.


Sarjana, Institut Pertanian Bogor. hal 10 (1). hal 6 – 11
49 - 53 Sutanti, A. 2009. Pengaruh Pemberian
Poernomo. 1988. Pembuatan Tambak di Bakteri Probiotik Vibrio SKT-b melalui
Indonesia. Departemen Pertanian. Artemia dengan Dosis yang Berbeda
Badan Penelitian dan Pengembangan Terhadap Pertumbuhan dan
Pertanian. Balai Penelitian Perikanan Kelangsungan Hidup Pasca Larva
Budidaya Pantai. Maros. hal 20 - 24 Udang Windu Penaeus monodon.
Rantetondok, A, H. Anshary dan M. B. [skripsi]. Departemen Budidaya
Galugu. 2008. Pengaruh Probiotik Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Bacillus Plus-1 Pada Dosis Berbeda Kelautan Institut Pertanian Bogor. hal
Terhadap Kualitas Air, Bakteri Vibrio 33 – 35
harveyi, Sintasan dan Total Taufik, I dan Zafran. 1997. Uji daya
Haemocyte Post Larva Udang hambat berbagai jenis bakteri
Vannamei (Litopenaeus vannamei). terhadap perkembangan Vibrio
Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu harveyi pada pemeliharaan larva
Kelautan dan Perikanan Universitas kepiting bakau (Scylla serrata). Jurnal
Hasanuddin. Torani Vol. 18 (4) Penelitian Perikanan Indonesia 2 (1)
Desember 2008: hlm 275 – 285 hal 36-43
Rajab, F. 2006. Isolasi dan Seleksi Bakteri Widanarni, M. A. Lidaenni dan D.
Probiotik Dari Lingkungan Tambak Wahjuningrum. 2010. Pengaruh
dan Hatchery Untuk Pengendalian Pemberian Bakteri Probiotik Vibrio
Penyakit Vibriosis Pada Larva Udang SKT-b Dengan Dosis Yang Berbeda
Windu (Penaeus monodon). [Skripsi]. Terhadap Kelangsungan Hidup dan
Departemen Budidaya Perairan Pertumbuhan Larva Udang Windu
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (Penaeus monodon) Fab..
Institut Pertanian Bogor. hlm 43 Departemen Budidaya Perairan
Sianturi, D. C. 2008. Isolasi Bakteri dan Uji Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Aktivitas Amilase Termofil Kasar dari Institut Pertanian Bogor. Jurnal
Sumber Air Panas Penen Sibirubiru Akuakultur Indonesia 9 (1). Hlm 21 –
Sumatera Utara. [Tesis]. Sekolah 29
Pascasarjana Universitas Sumatera Yudiati, E. 2005. Eksplorasi Dan Aplikasi
Utara Medan. Hal 61 Marine Bakteria Antagonis Terhadap
Susanti, E.V.H. 2002. Jurnal Biodiversitas: Bakteri Patogen Dalam Upaya
Pengendalian Penyakit Ikan Dan
Isolasi dan Karakterisasi Protease dari
Udang Secara Terpadu. Fakultas
Bacillus subtilis 1012M15. Program Perikanan dan Ilmu Kelautan
studi kimia jurusan PMIPA FKIP Universitas Diponegoro. hal 38
Universitas sebelas maret. Surakarta.
hal: 12 – 17
Susanto, B. M. Marzuki, dan I.Setyadi,
2004. Pengamatan Aspek Biologi
rajungan (Portunus pelagicus) dalam
menunjang teknik pembenihannya

Anda mungkin juga menyukai