Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan ISSN : 2527-8010 (ejournal)

Vol. 8, No. 4, 408-418, Desember 2019

VIABILITAS Lactobacillus sp F213 PADA BERBAGAI MINUMAN SARI BUAH


PROBIOTIK SELAMA PENYIMPANAN

Agnes Prina Rini¹), Komang Ayu Nocianitri²), Ni Made Indri Hapsari²)


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
Udayana
2
Dosen Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana,
Kampus Bukit Jimbaran, Badung-Bali

ABSTRACT
Lactobacillus sp F213 (LbF213) is a lactic acid bacterium isolated from a healthy baby feces, which has been
proven as a probiotic bacteria because it is resistant to low pH, bile salts, digestive enzymes, able to aggregate,
attach and colonize the intestine, and interact against E. coli. This study aims to determine the viability of
probiotic bacteria LbF213 on various juices during storage. The fruits used in this study were soursop,
tamarillo, orange, and pomello. This study used a descriptive comparative method experimental design. The
variables observed were total LAB, total sugar, total acid, and pH tested every 3 days from the 1st day to the
12th day in the cold storage. The results showed that the total LAB of LbF213 in tamarillo juice during 12
days of storage tend to be constant compared to soursop, orange, and grapefruit juice whereas total LAB, from
the first day of storage was 1.37x106 CFU/ml to 12th day of storage was 1.81x106 CFU / ml with a total sugar
value 3.13%, total acid value 1.22%, and pH 3.95.

Keywords: fruit juice, Lactobacillus sp F123, cold storage

PENDAHULUAN al., 2013). LbF213 memiliki potensi yang


Produk pangan fungsional terus baik bila dikonsumsi oleh manusia, namun
berkembang, salah satunya adalah produk bakteri ini masih belum diaplikasikan ke
probiotik. Produk probiotik adalah produk produk pangan sehingga sulit dikonsumsi
yang mengandung sejumlah bakteri probiotik oleh masyarakat. Aplikasi bakteri LbF213 ke
di dalamnya, sedangkan probiotik adalah dalam minuman sari buah menjadi minuman
mikroba hidup yang diasup dalam jumlah yang probiotik sari buah dapat menjadi solusi dari
cukup sehingga dapat memberikan manfaat permasalahan tersebut.
kesehatan bagi inang (Anon, 2001). Menurut Sari buah memiliki potensi untuk
Shortt (1999) umumnya probiotik berasal dari dikembangkan menjadi produk minuman
bakteri asam laktat (BAL), walaupun tidak probiotik. Menurut Ding dan Shah (2008) sari
semua bakteri asam laktat merupakan buah memiliki kadar gula, vitamin, dan
probiotik. mineral yang tinggi yang dapat dimanfaatkan
Bakteri probiotik lainnya yang sudah oleh bakteri probiotik. Pengaplikasian bakteri
diteliti selama beberapa tahun terakhir adalah ke dalam minuman sari buah memiliki
Lactobacillus sp F213 (LbF213). Bakteri ini kendala di mana belum diketahuinya
diisolasi dari feses bayi sehat, yang telah viabilitas bakteri LbF213 di dalam sari buah.
terbukti berperan sebagai probiotik (Sujaya et Menurut Wibowo (2011) syarat pertumbuhan
al., 2010). Aspek fungsional probiotik ini mikroba adalah terdapatnya nutrien, tidak
dapat melekat pada epitel saluran pencernaan terdapatnya inhibitor, dan kondisi fisiko-
untuk mencegah diare dan diduga dapat kimia yang mendukung. Setiap buah memiliki
menstimulasi sistem imun (Artati, 2009), kandungan dan karakteristik yang berbeda-
menghidrolisis garam empedu dan berpotensi beda, seperti kandungan nutrien, kandungan
menurunkan kolesterol darah (Jemarut, antimikroba dan kadar pH-nya.
2009), serta mencegah konstipasi (Sujaya et

*Korespondensi Penulis: 408


E-mail: agnesprinarini@gmail.com1)
Rini, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

Sirsak (Annona muricata Linn), terung Bahan dan Alat


belanda (Solanum betaceum Cav), jeruk bali Bahan yang digunakan dalam
(Citrus maxima. Merr), dan jeruk siam (Citrus penelitian ini adalah isolat LbF213 (koleksi
nobilis var. microcarpa) merupakan buah- UPT Laboraturium Terpadu Biosain dan
buahan yang sudah dikenal dan Bioteknologi Universitas Udayana), buah
dibudidayakan di Bali. Sirsak merupakan sirsak, buah terung belanda, buah jeruk siam,
salah satu buah yang memiliki berbagai buah jeruk bali (dibeli di Pasar Swalayan
kandungan antioksidan di dalamnya, Tiara Dewata di Jalan Mayjen Sutoyo No. 55,
diantaranya vitamin C, flavonoid, tannin, Dauh Puri, Denpasar, Bali), air mineral,
fenol, alkaloid, glikosida, saponin dan alkohol 96%, MRS A (Pronadisa), MRS B
terpenoid (Vinothini dan Growhter, 2016). (Oxoid), aquades, NaCl 0,85%, gliserol,
Terung belanda memiliki kandungan kristal violet, larutan lugol, pewarna safranin,
antioksidan antosianin dan karotenoid yang larutan H2O2, larutan buffer pH 4, 7 dan 10,
tinggi, selain itu terdapat juga tannin, alkaloid, NaOH 0,1 N, phenolphtalein 1%, glukosa
dan flavonoid (Asih et al., 2015). Jeruk bali standar, Nelson A, Nelson B, HCl 4 N, larutan
mengandung vitamin B, provitamin A, arsenomolybdat, alumunium foil, metanol dan
vitamin B1, vitamin B2, dan asam folat. Jeruk tisu.
bali juga memiliki kandungan bioaktif lain Peralatan yang digunakan dalam
seperti alkaloid, asam amino, flavonoid, penelitian ini adalah jar kaca ukuran 100ml,
karotenoid, kumarin, monoterpene, baskom, blender, pemeras jeruk, pisau,
sesquiterpen, dan steroid (Vijaylakshmi dan talenan, timbangan, kain saring, gelas ukur
Radha, 2015). Jeruk siam memiliki plastic ukuran 1 L botol plastic ukuran 1 L,
kandungan vitamin C, alkaloid, flavonoid, waterbath, jar kaca ukuran 2 L, gelas ukur,
fenol, triterpenoid, saponin, tannin, kumarin, autoklaf, tip 100µL, tip 1000µL, sentrifuge
dan steroid (Ghafar, 2010). tube, erlemeyer (pyrex), gelas beaker, pipet
Menurut Abdillah (2006) tumbuhan mikro, vortex, sentrifuge, show case, bunsen,
yang berpotensi sebagai antibakteri umumnya cawan petri, laminar air flow, tabung reaksi
memiliki senyawa golongan flavonoid yaitu (pyrex), batang bengkok, inkubator, jarum
jenis flavon, flavonol, flavononon, tanin, ose, spektrofotometer, pHmeter, timbangan
alkanoid, dan saponin. Baik sirsak, terung analitik, mikroskop, pipet volume, buret, labu
belanda, jeruk bali dan jeruk siam memiliki ukur, magnetik stirer, gelas objek, freezer, dan
karakteristik dan kandungan antibakteri kompor listrik.
tertentu, oleh karena itu perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui buah mana yang Pelaksanaan Penelitian
1. Penyegaran dan konfirmasi isolat
tidak menghambat pertumbuhan bakteri
(Suryani et al., 2010)
probiotik LbF213, sehingga nantinya buah
tersebut dapat diaplikasikan menjadi sari buah Bakteri LbF213 dilakukan penyegaran
probiotik yang potensial bagi kesehatan dengan cara diambil 100 µ𝐿 stok isolat yang
tubuh. disimpan dalam gliserol 30% pada suhu -20℃,
lalu diinokulasi pada 5 ml media MRS Broth
METODE PENELITIAN dan diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam.
Hasil positif ditunjukkan dengan munculnya
Tempat dan Waktu Penelitian kekeruhan pada media. Setelah penyegaran,
Penelitian ini dilaksanakan di UPT. dilakukan konfirmasi isolat melalui uji
Laboratorium Terpadu Biosains dan katalase, pewarnaan gram dan uji gas. Uji
Bioteknologi Universitas Udayana dan katalase dilakukan dengan meneteskan isolat
Laboratorium Biokimia dan Nutrisi pada gelas objek, kemudian ditetesi dengan
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas dua tetes larutan H2O2, dan diamati
Udayana, Bukit Jimbaran. Penelitian ini gelembung yang timbul. Hasil positif
dilakukan pada bulan Juli hingga November ditunjukkan oleh timbulnya gelembung udara
2018.

409
Vol. 8, No. 4, Desember 2019 Viabilitas Lactobacillus sp F213…

(O2) yang dihasilkan dari degradasi H2O2 oleh daging dengan bijinya. Selanjutnya pada jeruk
enzim - enzim katalase. siam dilakukan pemerasan dengan alat
Pewarnaan gram dilakukan dengan pemeras jeruk, sedangkan pada jeruk bali
meneteskan isolat pada gelas objek kemudian dipotong-potong terlebih dahulu lalu
difiksasi di atas bunsen dan diwarnai dengan dihancurkan dengan blender, sehingga pada
kristal violet selama 1 menit, kemudian kedua jenis buah dihasilkan masing-masing
ditetesi dengan larutan lugol selama 1 menit. sari buah. Tahap berikutnya dilakukan
Selanjutnya gelas objek ditetesi alkohol penyaringan sehingga dihasilkan sari buah
selama 1 menit dan terakhir diwarnai dengan tanpa ampas. Sari buah jeruk siam dan jeruk
pewarna safranin selama 5 detik. Sel bakteri bali dipasteurisasi selama 4,5 menit dengan
yang telah diwarnai, dikeringkan dan diamati suhu 800C menggunakan waterbath. Masing-
dibawah mikroskop. masing sari buah dimasukan ke dalam botol.
Uji gas dilakukan dengan metode hot
loop, dengan cara memasukkan jarum ose 3. Inokulasi Bakteri
panas ke dalam suspensi biakan BAL. Hasil Diambil sebanyak 100 µl stok kultur
positif ditandai dengan terbentuknya gas CO2 LbF213 dalam gliserol dan dimasukkan ke
dari hasil metabolisme glukosa. 2. Pembuatan dalam 5 ml media MRSB, lalu diinkubasi
Sari Buah selama 24 jam pada 37˚C. Setelah inkubasi,
Proses pembuatan sari buah sirsak media tersebut diamati, hasil positif
dan sari buah terung belanda berbeda dengan ditunjukan dengan kekeruhan pada media,
proses pembuatan sari buah jeruk siam dan tabung reaksi tersebut kemudian di-vortex.
sari buah jeruk bali. Perbedaan ini disebabkan Diambil sebanyak 100 µl inukulum dalam
karena tekstur dan kadar air pada buah. Buah MRSB dan direkultur ke dalam 50 ml MRSB,
sirsak dan buah terung belanda memiliki lalu diinkubasi kembali selama 24 jam pada
karakteristik dan tekstur yang mirip sehingga 37˚C. Setelah inkubasi, media tersebut
proses pembuatan sari buahnya memiliki diamati, hasil positif ditunjukan dengan
metode yang serupa. Pembuatan sari buah kekeruhan pada media dengan nilai OD660
sirsak atau sari buah terung belanda diawali sebesar 2,183. Tahap berikutnya diambil
dengan proses sortasi, dipilih buah yang sudah sebanyak 40 ml inukulum dalam MRSB dan
masak. Buah sirsak dibelah menjadi dua dipindahkan ke dalam centrifuge tube untuk
bagian dan dipisahkan kulit dan biji buah disentrifugasi pada kecepatan 5000 rpm
dengan daging buahnya, sedangkan pada selama 10 menit. Setelah disentrifugasi, akan
terung belanda buah dikupas terlebih dahulu terbentuk endapan kultur mikroba pada dasar
lalu buah dipotong sebesar ±2 cm. Masing- tabung eppendorf. MRSB di atas endapan
masing buah ditambahkan air dengan kultur tersebut dibuang, sedangkan sel yang
perbandingan buah dan air 1:1. Tahap tertinggal dicuci sebanyak 3 kali. Pencucian
berikutnya buah dihancurkan dengan sel dilakukan dengan cara menambahkan
menggunakan blender. Tahap selanjutnya larutan saline ke dalam centrifuge tube berisi
dilakukan penyaringan pada kedua sari buah endapan kultur LbF213 lalu divorteks,
dengan menggunakan 2 lapis kain saring, selanjutnya centrifuge tube disentrifugasi
sehingga dihasilkan sari buah tanpa ampas. pada kecepatan 5000 rpm selama 10 menit,
Tahap berikutnya masing-masing sari buah dan membuang supernatan yang terbentuk
dipasteurisasi dengan suhu 800C selama 4,5 setelah proses sentrifugasi. Larutan saline sisa
menit dengan menggunakan waterbath. dari pencucian terakhir dibuang, kemudian
Terakhir masing-masing sari buah yang sudha diambil sebanyak 40 ml larutan saline dan
dipasteurisasi dimasuka ke dalam botol. dimasukkan ke dalam tabung centrifuge tube.
Jeruk siam atau jeruk bali yang Centrifuge tube berisi inokulum tersebut
digunakan adalah jeruk yang sudah masak. divortex dan diinokulasi 1 ml kultur (2,46 x
Tahap pertama jeruk disortasi, dipilih jeruk 108 CFU/ml) ke dalam 80 ml sari buah
dalam kondisi baik. Tahap berikutnya jeruk kemudian dikocok. Sari buah tersebut
dibelah menjadi dua bagian dan dipisahkan kemudian disimpan pada suhu 4oC.

410
Rini, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

Rancangan Percobaan dan Analisis Data netralisasi (Sudarmadji et al., 1996), dan pH
Penelitian ini menggunakan rancangan dengan alat pH meter (AOAC, 1998).
percobaan metode deskriptif komparatif. Data
disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan HASIL DAN PEMBAHASAN
gambar. Perlakuan ini diulang sebanyak Total BAL
tiga kali sehingga diperoleh 60 unit Hasil analisis menunjukan nilai rata-
percobaan. rata total BAL berbagai sari buah probiotik
mengalami perubahan selama penyimpanan.
Parameter yang Diamati
Nilai rata-rata total BAL berbagai sari buah
Parameter yang diamati pada
probiotik dapat dilihat pada Tabel 1 dan
penelitian ini meliputi total BAL (Fardiaz,
perubahan total BAL sari buah probiotik
1993), total gula dengan metode
selama penyimpanan dapat dilihat pada
NelsonSomogyi (Sudarmadji et al., 1996),
Gambar 1.
total asam laktat dengan metode titrasi

Tabel 1. Nilai Rata-Rata Total BAL Sari Buah Probiotik Selama Penyimpanan
Jenis Sari Buah Peyimpanan hari ke-
0 3 6 9 12
Sirsak 1,55x106 8,20x105 7,10x105 5,20x105 4,30x105
Terung Belanda 1,37x106 1,61x106 1,81x106 1,47x106 1,80x106
Jeruk Siam 2,27x105 1,25x105 1,70x10 4
2,90x104 9,70x103
Jeruk Bali 1,26x105 1,25x105 1,70x10 4
2,80x104 9,60x103

Total BAL
Total BAL (CFU/ml)

10

0
0 3 6 9 12
Penyimpanan hari ke-
Sirsak Terung Belanda Jeruk Siam Jeruk Bali

Gambar 1. Grafik Perubahan Total BAL Sari Buah Probiotik Selama Penyimpanan

Gambar 1. Menunjukan pertumbuhan sebesar 2 log selama penyimpanan, yaitu dari


Lactobacillus sp F213 yang berbeda-beda 2.27x105 CFU/ml hingga 9.7x103 CFU/ml.
pada berbagai sari buah selama penyimpanan Sari buah jeruk bali mengalami penurunan
suhu 4oC. Pertumbuhan LbF213 pada sari total BAL selama penyimpanan suhu rendah
buah sirsak mengalami penurunan, pada sari dari penyimpanan hari ke-0 yaitu sebesar
buah terung belanda cenderung stabil, dan 1.26x105 CFU/ml hingga hari ke-12 yaitu
pada jeruk siam dan jeruk bali mengalami sebesar 9.6x103 CFU/ml.
penurunan. Pertumbuhan BAL pada sari buah Pertumbuhan LbF213 pada sari buah sirsak
sirsak mengalami penurunan 1 log pada mengalami hambatan pada penyimpanan hari
penyimpanan hari ke-3 yaitu dari 1,55x106 ke-3, namun cenderung stabil hingga
CFU/ml menjadi 8,2x105 CFU/ml, setelah itu penyimpanan hari ke-12. Hal ini menunjukan
total BAL pada sirsak konstan hingga hari ke- sari buah sirsak tidak memiliki aktivitas
12 yaitu sebesar 4,3x105 CFU/ml. antimikroba yang tinggi terhadap LbF213.
Pertumbuhan BAL pada buah terung belanda Hal ini sejalan dengan penelitian Saraswati
mulai dari penyimpanan hari ke-0 hingga hari (2013) yang menunjukan tidak terjadinya
ke-12 cenderung konstan yaitu dari 1,37x106 aktivitas antibakteri pada ekstrak daging buah
CFU/ml hingga 1,8x106 CFU/ml. Total BAL sirsak konsentrasi 5% terhadap
pada jeruk siam mengalami penurunan Staphylococcus aureus.

411
Vol. 8, No. 4, Desember 2019 Viabilitas Lactobacillus sp F213…

Sari buah terung belanda merupakan menghambat pertumbuhan Lactobacillus


media yang paling cocok untuk pertumbuhan plantarum selama 7 hari fermentasi.
LbF213, hal ini dapat dilihat dari jumlah total Saponin, tannin, steroid, dan
BAL yang cenderung konstan selama glikosida pada jeruk siam juga memiliki
penyimpanan 12 hari. Menurut penelitian aktivitas antimikroba pada bakteri Gram (+)
Gannasin (2015) terung belanda mengandung dan Gram (-) seperti Staphylococcus aureus,
prebiotik hidrokoloid yang terdapat pada biji Escherichia coli, dan Bacillus cereus (Soetan
dan daging buah. Ekstrak hidrokoloid pada et al, 2006).
terung belanda terbukti dapat meningkatkan Pertumbuhan LbF213 pada jeruk bali
jumlah Lactobacillus selama fermentasi 24 juga terhambat selama penyimpanan, hal ini
jam. kemungkinan disebabkan oleh kandungan
Pertumbuhan LbF123 terhambat pada antimikroba pada jeruk bali. Jeruk bali
sari buah jeruk siam dan jeruk bali, hal ini memiliki kandungan flavonoid yang tinggi
ditandai dengan penurunan jumlah total BAL yaitu sebesar 1.602,7 mg/kg. Flavonoid pada
sebesar 2 log selama penyimpanan suhu jeruk bali dapat menghambat pertumbuhan
rendah. Jeruk siam merupakan buah yang bakteri Bacillus subtilis dan Staphylococcus
mengandung berbagai senyawa antibakteri di aureus (Sahlan, 2018). Menurut penelitian
dalamnya seperti senyawa fenolik (karvakrol, Yathiender (2017) ekstrak jeruk bali dapat
timol, dan eugenol), alkaloid, triterpenoid, menghambat pertumbuhan Escherichia coli
saponin, tannin, steroid, dan glikosida. dan Klebsiella pneumoniae.
Menurut Davidson dan Naidu (2000)
kandungan fenolik (karvakrol, timol, dan Total Gula
eugenol) pada jeruk memiliki aktivitas Hasil analisis menunjukan bahwa
antibakteri yang tinggi pada bakteri Gram (+), total gula pada berbagai sari buah probiotik
Gram (-), dan jamur. Kandungan fenolik mengalami perubahan selama penyimpanan.
dapat merusak kerja membran sitoplasma sel Nilai rata-rata total gula berbagai sari buah
bakteri dan menghilangkan Proton Motive dapat dilihat pada Tabel 2 dan perubahan total
Force (PMF), sehingga menghambat gula pada sari buah probiotik selama
produksi energi dan biosintesis protein. penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 2.
Menurut penelitian Zaika dan Kissinger
(1981) tanaman oregano yang sebagian besar
megandung senyawa karvakrol dan timol

Tabel 2. Nilai Rata-Rata Total Gula Sari Buah Probiotik Selama Penyimpanan
Jenis Sari Buah Peyimpanan hari ke-
0 3 6 9 12
Sirsak 3,80±0,21 3,91±0,32 4,10±0,06 4,68±0,31 4,22±0,20
Terung Belanda 2,79±0,08 2,67±0,22 2,74±0,25 3,36±0,36 3,13±0,28
Jeruk Siam 4,84±0,11 4,93±0,07 4,83±0,06 4,64±0,10 4,77±0,08
Jeruk Bali 4,37±0,09 4,73±0,11 4,76±0,17 4,96±0,08 4,66±0,12

T o t a l Gu l a
10
Total Gula (%)

0
0 3 6 9 12
Penyimpanan hari ke-
Sirsak Terung Belanda Jeruk Siam Jeruk Bali

Gambar 2. Grafik Perubahan Total Gula Sari Buah Probiotik Selama Penyimpanan

412
Rini, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

Gambar 2 menunjukan nilai Asam yang terdapat pada sari buah


ratarata total gula berbagai sari buah berperan sebagai katalisator pada proses
selama penyimpanan. Sari buah sirsak, hidrolisis.
terung belanda, jeruk siam, jeruk bali Menurut Wibawa (2014) baik
memiliki TSS yang seragam yaitu sebesar asam kuat dan asam lemah dapat berperan
5,4. Total gula sari buah sirsak sebagai katalisator. Semakin rendah nilai
mengalami peningkatan dari pH pada asam yang digunakan pada
penyimpanan hari ke-0 sebesar 3,80% proses hidrolisis, maka semakin tinggi
hingga penyimpanan hari ke9 sebesar glukosa yang dihasilkan (Wulandari,
4,68%, kemudian mengalami penurunan 2017). Buah sirsak terung belanda, jeruk
pada hari ke-12 yaitu sebesar 4,22%. Sari siam, dan jeruk bali memiliki nilai pH
buah terung belanda mengalami yang cukup tinggi yaitu berkisar 3-4.
penurunan total gula pada penyimpanan Proses hidrolisis terjadi dengan
hari ke-3 yaitu dari 2,79% menjadi pemecahan ikatan α-D-glukosa dari
2,69%, kemudian mengalami molekul pati serta terjadi pelemahan
peningkatan pada penyimpanan hari ke-6 struktur granula pati. Asam juga dapat
dan ke-9 masing-masing sebesar 2,74% memecah hemiselulosa menjadi
dan 3,36%, kemudian mengalami monomermonomer gula seperti
penurunan kembali pada hari ke-12 yaitu arabinose, galaktosa, dan glukosa (Sun
sebesar 3,13%. Nilai total gula sari buah dan Cheng, 2005). Hasil penelitian ini
jeruk siam yang dihasilkan cenderung juga sesuai dengan penelitian Nuklaekul
konstan selama 12 hari penyimpanan. (2011) yang menunjukan terjadinya
Jeruk siam memiliki total gula pada peningkatan nilai total gula sari buah
penyimpanan hari ke-0 sebesar 4,84% probiotik yang disimpan selama 6 minggu
hingga penyimpanan hari ke12 sebesar pada suhu 4oC.
4,77%. Jeruk bali menghasilkan nilai total
gula pada penyimpanan hari ke-0 sebesar Total Asam
4,37% hingga penyimpanan hari ke12 Hasil analisis menunjukan nilai total
sebesar 4,66%. Total gula yang asam berbagai sari buah yang
dihasilkan dari keempat sari buah berbedabeda selama penyimpanan. Nilai
probiotik mengalami peningkatan selama rata-rata total asam sari buah probiotik
penyimpanan, hal ini kemungkinan selama penyimpanan dapat dilihat pada
disebabkan oleh proses hidrolisis alami Tabel 3 dan perubahan total asam pada
sari buah. Hidrolisis adalah proses sari buah probiotik selama penyimpanan
pemecahan senyawa kompleks menjadi dapat dilihat pada Gambar 3.
senyawa sederhana dengan bantuan air.
Pati pada sari buah dipecah menjadi
glukosa.

Tabel 3. Nilai Rata-Rata Total Asam Sari Buah Probiotik Selama Penyimpanan
Jenis Sari Buah Peyimpanan hari ke-
0 3 6 9 12
Sirsak 0,45±0,07 0,44±0,03 0,39±0,02 0,38±0,02 0,41±0,03
Terung Belanda 1,28±0,14 1,34±0,17 1,16±0,04 1,11±0,00 1,22±0,04
Jeruk Siam 0,62±0,02 0,63±0,02 0,74±0,02 0,70±0,04 0,75±0,03
Jeruk Bali 0,61±0,05 0,55±0,07 0,59±0,04 0,65±0,03 0,67±0,02

413
Vol. 8, No. 4, Desember 2019 Viabilitas Lactobacillus sp F213…

Total Asam
1.5
1
0.5
0
0 3 6 9 12
Penyimpanan Hari Ke-
Sirsak Terung Belanda Jeruk Siam Jeruk Bali
Gambar 3. Grafik Nilai Rata-Rata Total Asam Sari Buah Probiotik Selama Penyimpanan

Gambar 3 menunjukan rata-rata penyimpanan suhu rendah (4oC-10oC)


nilai total asam berbagai sari buah pertumbuhan dan metabolisme bakteri
probiotik yang disimpan selama 12 hari asam laktat terjadi sangat lambat, hal ini
pada suhu rendah. Semua sari buah menyebabkan sedikitnya perombakan
menghasilkan nilai total asam yang gula menjadi asam laktat (Ayuti et al.,
cenderung konstan selama penyimpanan 2016). Hasil analisis total asam juga
suhu rendah. Sari buah sirsak sejalan dengan analisis total BAL dan
menghasilkan nilai total asam 0,45% analisis pH yang masing-masing
pada hari ke-0 hingga 0,41% pada hari menunjukan nilai yang cenderung
ke-12. Sari buah terung belanda konstan selama 12 hari penyimpanan
menghasilkan nilai total asam sebesar suhu rendah, hal ini menunjukan
1,28% pada hari ke-0 hingga 1,22% pada terhambatnya proses metabolisme BAL
hari ke-12. Sari buah jeruk siam pada sari buah probiotik.
menghasilkan nilai total asam sebesar
0,62% pada hari ke-0 hingga 0,75% pada Derajat Keasaman (pH)
hari ke-12. Sari buah jeruk bali Hasil analisis menunjukan nilai
menghasilkan nilai total asam sebesar rata-rata derajat keasaman (pH) pada
0,61% pada hari ke-0 hingga 0,67% pada berbagai sari buah probiotik yang
penyimpanan hari ke-12. mengalami perubahan. Nilai rata-rata pH
Nilai asam laktat yang cenderung sari buah probiotik sirsak, terung belanda,
konstan pada berbagai sari buah probiotik jeruk bali, dan jeruk siam dapat dilihat
selama penyimpanan kemungkinan pada Tabel 4 dan perubahan total asam
disebabkan oleh terhambatnya pada sari buah probiotik selama
metabolisme BAL untuk merombak gula penyimpanan dapat dilihat pada Gambar
menjadi asam-asam laktat akibat 4.
penyimpanan suhu rendah. Selama

Tabel 4. Nilai rata-rata pH pada Sari Buah Probiotik Selama Penyimpanan


Jenis Sari Buah Peyimpanan hari ke-
0 3 6 9 12
Sirsak 3,84±0,07 3,68±0,02 3,62±0,02 3,72±0,03 3,87±0,03
Terung Belanda 3,69±0,37 3,75±0,03 3,63±0,03 3,84±0,04 3,95±0,03
Jeruk Siam 3,48±0,00 3,48±0,00 3,47±0,00 3,49±0,00 3,40±0,17
Jeruk Bali 3,63±0,00 3,62±0,00 3,61±0,00 3,63±0,00 3,63±0,00

414
Rini, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

PH
4

PH
3,5

3
0 3 6 9 12
Penyimpanan hari ke-
Sirsak Terung Belanda Jeruk Siam Jeruk Bali

Gambar 4. Grafik Nilai Rata-Rata pH Sari Buah Probiotik Selama Penyimpanan


Gambar 4 menunjukan nilai rata- nilai total asam yang cenderung konstan.
rata pH sari buah sirsak, terung belanda, Nilai total asam yang cenderung konstan
jeruk siam, dan jeruk bali yang disebabkan karena terhambatnya proses
mengalami perubahan selama metabolisme BAL untuk memecah gula
penyimpanan suhu rendah dari hari ke-0 menjadi asam laktat, hal ini yang
hingga hari ke-12. menyebabkan sedikitnya penurunan nilai
Sari buah sirsak mengalami pH.
penurunan pH pada hari ke-3 yaitu dari
3,84-3,68, kemudian terjadi peningkatan KESIMPULAN DAN SARAN
nilai pH pada hari ke-12 yaitu sebesar Kesimpulan
3,87. Nilai pH sari buah probiotik terung
belanda mengalami penurunan pada Berdasarkan penelitian yang
penyimpanan hari ke-6 dari 3,69-3,63, telah dilakukan, dapat disimpulkan:
kemudian terjadi peningkatan dari hari 1. Sari buah jeruk siam dan jeruk bali
ke-6 hingga hari ke-12 yaitu berkisar menghambat viablitas Lactobacillus
antara 3,63-3,92. Sari buah probiotik sp F123 karena selama 12 hari
jeruk siam memiliki nilai pH dari penyimpanan total BAL pada sari
penyimpanan hari ke-0 sebesar 3,48 buah menurun sebanyak 2 log. Sari
hingga penyimpanan hari ke-12 3,40. Sari buah sirsak menghambat viablitas
buah probiotik jeruk bali memiliki nilai Lactobacillus sp F123 karena terjadi
pH yang cenderung konstan dari penurunan nilai total BAL sebanyak 1
penyimpanan hari ke-0 hingga hari ke-12 log pada penyimpanan hari ke-3.
yaitu berkisar antara 3,63-3,63. Hasil ini
sesuai dengan penelitian Akpeji dan 2. Sari buah terung belanda merupakan
AdebayoTayo (2016) mengenai viabilitas media yang paling cocok untuk
BAL pada sari buah nanas yang pertumbuhan Lactobacillus sp F123,
menghasilkan nilai pH yang berubah- karena selama 12 hari penyimpanan
ubah selama penyimpanan 4 minggu pada nilai total BAL cenderung stabil.
suhu rendah.
Hasil analisis pH pada berbagai Saran
sari buah yang cenderung konstan sesuai Perlu dilakukan penambahan
dengan hasil analisis total asam yang gula dan fermentasi terhadap sari buah
menunjukan keempat sari buah memiliki sebelum disimpan pada suhu rendah

415
Vol. 8, No. 4, Desember 2019 Viabilitas Lactobacillus sp F213…

untuk meningkatkan total BAL pada sari Flavonoid Ekstrak Etnol dari
buah. Daging Buah Terong Belanda
(Solanum betaceum Cav.). Jurnal
DAFTAR PUSTAKA Kimia 9 (1): 35-40.

Abdillah, A. 2006. Aktivitas Ayuti, S. R., Nurliana, Yurliasni, Sugito


Antiproliferasi Ekstrak Air Daun dan Darmawi. 2016. Dinamika
Sisik Naga (Pyrrosia Pertumbuhan Lactobacillus casei
nummularifolia (Sw.) Ching) dan Karakteristik Susu
Terhadap Sel Lestari Tumor HeLa Fermentasi Berdasarkan Suhu
secara In Vitro. Skripsi. Institut dan Lama Penyimpanan. Agripet.
Pertanian Bogor, Bogor. Vol 16. No 1.
Ding, W. K. dan N. P. Shah. 2008.
Akpeji, S. C., dan B. C. Adebayo-Tayo. Survival of Free and
2017. Production and Properties of Microencapsulated Probiotic
Probioticic Soursop Juice Using Bacteria in Orange and Apple
Pediococcus pentosaceus LBF2 as Juices. International Food
Starter. International Journal of Journal 15 (2): 219-232
Biochemistry Research & Review.
Vol 17 No 2. Pp: 1-10. Davidson dan A. S. Naidu. 2000. Natural
Food Antimicrobial System.
Anonimus, 2001. FHO/WHO. Joint CRC Press. Califronia State
Expert Consultation of Health and Polytechnic University Pomona,
Nutritional Properties of Probiotics Califronia.
in Food Including Powder Milk
with Lactic Acid Bacteria. Diniyah, N., A. Subagio, dan M. Fauzi.,
http://www.who.int. Diakses 2013. Produksi Minuman
tanggal 25 Mei 2018. Fungsional Sirsak (Anona
muricata. Linn) dengan
AOAC. 1998. Official Methods of Fermentasi Bakteri Asam Laktat.
Analysis of AOAC. The Jurnal Teknotan 2 (7): 1007-
Association of Analytical 1012.
Chemist, 16th ed. Airlington:
VA. Fardiaz, S. 2013. Perhitungan Total
Artati, 2009. Karakteristik Probiotik dari Popoulasi BAL pada Yoghurt.
Lactobacillus sp F212 dan Diakses melalui e-jounal 7-8
Lactobacillus sp F213 Serta pada 14 Maret 2018.
Kemampuan Komeptisi
Perlekatannya dengan Fardiaz, S. 1989. Analisis Mikrobiologi
Escherichia coli O157 pada Pangan. PT. RajaGrafindo
Media Enterosit Mencit. Skripsi. Persada,
Universitas Udayana, Bali. Jakarta
Asih, I. A. R. A., I. W. Sudiarta dan A. A. Gannasin, S. P., S. Mustafa, N. M.
W. Suci. 2015. Aktivitas Adzahan, dan K. Muhammad.
Antioksidan Senyawa Golongan

416
Rini, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

2015. In Vitro Prebiotic Nuraida, L., S. Winarti, Hana, dan E.


Activities of tamarillo (Solanum Pradimurti. 2011. Evaluasi
betaceum Cav.) hydrocolloids. Invitro
Journal of Functional Foods Terhadap Kemampuan Isolat
(19):10-19. Bakteri Asam Laktat Asal Air
Susu Ibu untuk Mengasimilasi
Ghafar, M. F. A. 2010. Flavoid, Kolesterol dan Mendekonjugasi
Hespiridin, Total Phenolic Garam Empedu. Jurnal
Content and Antioxidan Teknologi Industri Pangan.
Activities from Citrus Species. 1(22): 46-5
African Journal of Biotechnology
9(3): 326-330. Sahlan, M., A. Devina, D. K. Pratami, H.
Situmorang, S. Farida, A.
Jemarut, 2009. Total Bakteri Anaerob dan Munim, B. Kusumoputro, M.
Kadar Kolesterol Darah pada Yohda, A. Faried, M. Gozan, dan
Tikus Puti (Rattus M. Ledyawati. 2018.
norvegicus) yang Diberikan Antiinflammatory activity of
Probiotik Lactobacillus sp Tetragronula species from
F213. Skripsi. Indonesia. Saudi Journal of
Universitas Udayana, Bali. Biological Sience.

Mulyawanti, I. dan K. T. Dewandari. Shortt, C. 1999. The probiotic century:


2010. Studi Penerapan HACCP historical and current
Pada Pengolahan Sari Buah Jeruk perspectives. Review on Trend
Siam. Jurnal Standarisasi 1(12): Food Science and Technology
43-49. (10): 411-417.

Nasution, F. S. 2012. Identifikasi dan Soetan, K.O., M.A. Cyekunl O.O.


Karakterisasi Bakteri Asam Aiyelaagbe, dan M.A. Fafunso.
Laktat pada Kotoran Ayam 2006. Evaluation of
Broiler sebagai Agensia antimicrobial activity of saponins
Probiotik. Skripsi. extract of Sorghum bicolor L.
Universitas Negeri Medan, Moench. Afr.J. Biotechnol. Vol.
Medan. pp 2405-2407.

Nuklaekul, S., I. Salmeron dan D. Sohail, A., M. S. Turner, E. K. Prabawati,


Charalampoupolos. 2011. A. G. A. Coombes, B. Bhandari.
Investigation of the Factors Evaluation of Lactobacillus
Influencing the Survivor of rhamnosus GG and Lactobacillus
Bifidobacterium longum in acidophilus NCFM encapsulated
Model Acidic Solution and Fruit using a novel impinging aerosol
Juices. Food Chemistry. Vol 129. method in fruit juice products.
Hal 1037-1044. International Journal Food
Microbiol. 2012, 157, 162–166

417
Vol. 8, No. 4, Desember 2019 Viabilitas Lactobacillus sp F213…

Sudarmadji. S., B, Haryono, dan Suhardi. Vinothini R, dan L. Growhter. 2016.


1996. Analisa Bahan Makanan Antimicrobialand Phytochemical
dan Pertanian. Liberty Analysis of Methanolic and
Yogyakarta. Aqueous Extract of Annona
muricata (Leaf and Fruit).
Sujaya, I.N., Y. Ramona, K. A. Nocianitri International Journal of Current
dan W. R. Aryanta. 2010. Microbiology and Applied
Pengembangan Lactobacillus sp Sciences. Vol 5 No 10. pp 617-
F213 Sebagai Probiotik Endogen 625.
Indonesia untuk Menangani
Traveller's Diarrhea. Laporan Zaika, L. L. dan J. C. Kissinger. 1981.
Penelitian. Universitas Udayana, Inhibitory and Stimulatory
Bali. Effects of Oregano on
Lacfobacillus Plantarum and
Sujaya, I. N., I. D. M. Sukrama, K. A. Pediococcus Cerevisiae.
Nocianitri dan W. R. Aryanta. Journal of Food Science. Vol
2012. Ketahanan Probiotik 46
Lactobacillus sp. F213 pada
Saluran Pencernaan dan
Kemampuannya Menurunkan
Kadar Kolesterol Darah. Laporan
Penelitian. Universitas Udayana,
Bali

Sun, Y. dan Cheng, J.J. (2005). Dilute


acid pretreatment of rye straw
and bermudagrass for ethanol
production. Journal of
Bioresource Technology
96: 1599-1606.

Suryani, Y., A. B. Oktavia dan S.


Umniyati. 2010. Isolasi dan
Karakterisasi Bakteri Asam
Laktat dari Limbah Kotoran
Ayam sebagai Agensi Probiotik
dan Enzim Kolesterol Reduktase.
Biologi dan Pengembangan
Profesi Pendidik Biologi. Biota.
12 (3): 177-185.

Vijaylakshmi, P. dan R. Radha. 2015.


Citrus maxima. The Journal of
Phytopharmacology. 5 (4):
263267.

418
419

Anda mungkin juga menyukai