Anda di halaman 1dari 21

Review Jurnal

Tugas Mikrobiologi Pangan

Nama : Nina Nurjanah

NIM : 22334706

Kelas : Mikrobiologi Pangan (K)

Dosen Pengampu : Fathin Hamida, M.si

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

2022
Review Jurnal 1

Judul Isolasi Bakteri Asam Laktat Berpotensi Probiotik Pada Dangke,


Makanan Tradisional dari Susu Kerbau di Curio Kabupaten Enrekang
Nama Jurnal Jurnal Biogenesis Ilmiah Biologi
Volume dan Vol 3, No. 1 Halaman 60-65
Halaman
Tahun 2015
Penulis FATMAWATI NUR, HAFSAN, dan ANDI WAHDINIAR
Reviewer Nina Nurjanah
Tanggal Review 20 November 2022
Latar belakang Definisi probiotik menurut FAO/WHO adalah mikroorganisme hidup
yang bila diberikan dalam jumlah yang cukup memberikan manfaat
kesehatan pada inangnya. Penelitian invitro dan invivo, pada hewan
percobaan maupun pada manusia telah banyak dilakukan untuk
mengeksplorasi peranan probiotik dalam pencegahan maupun
pengobatan penyakit, misalnya diare. Beberapa penelitian yang lain
melakukan isolasi bakteri dari susu dan olahan susu, diantaranya dari
Air Susu Ibu. Dangke merupakan produk olahan susu kerbau atau
susu sapi secara tradisional yang berasal dari sulawesi selatan
khususnya kabupaten Enrekang. Danke diolah dengan cara
dipanaskan dengan api kecil sampai mendidih, kemudian
ditambahkan koagulan berupa getah pepaya (papain) sehingga terjadi
penggumpalan. Gumpalan tersebut dimasukan ke dalam wadah
cetakan khusus yang terbuat dari tempurung kelapa sambil ditekan
sehingga brothannya terpisah.
Permasalahan Peranan probiotik terhadap pencegahan dan pengobatan beberapa
penyakit telah dibuktikan, namun harganya masih relatif mahal. Oleh
karena itu, pencarian sumber probiotik baru perlu dilakukan.
Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri asam
laktat (BAL) pada Dangke, makanan tradisional dari susu kerbau di
Curio Kabupaten Enrekang.
Metodologi 1. Preparasi sampel dangke
Penelitian 2. Isolasi dan seleksi bakteri asam laktat dari dangke
3. Identifikasi bakteri dengan pewarnaan gram dan uji
biokimia
Hasil penelitain Identifikasi bakteri dengan pewarnaan gram dan uji biokimia

Aktivitas biokimia pada tebel diatas yang dicocokan dengan bergey’s


manual of determinative bacteriology menunjukkan bahwa isolat A dan
B merupakan kelompok bakteri asam laktat yang teridentifikasi
sebagai lactobacillus plantarun dan lactobacillus fermentum. Dan
keduanya bisa bertahan hidup pada pH 2. Isolat L. fermentum dan L.
plantarum pada dangke yang berasal dari susu kerbau menunjukan
potensi sebagai calon bakteri probiotik.
Objek Penelitian Dangke makanan tradisional dari susu kerbau di Curio Kabupaten
Enrekang.
Kelebihan Jurnal Kelebihan jurnal ini adalah terdapat kesesuaian antara tujuan jurnal
dengan kesimpulan yang didapatkan, penyajian data yang mudah
dipahami.
Kekurangan Terdapat bahasa yang sulit dimengerti khususnya bagi pembaca
Jurnal kalangan umum
Review Jurnal 2

Judul Telaah studi kandungan Probiotik pada Fermentasi Makanan


Khas di Pulau Jawa
Nama Jurnal Jurnal sains teknologi dan lingkungan
Volume dan Vol. 7 No.1 halaman 50-58
Halaman
Tahun 2021
Penulis Novita Kusuma Wardani, R. Susanti, dan Talitha Widiatiningrum
Reviewer Nina Nurjanah
Tanggal Review 20 November 2022
Latar belakang Kuliner fermentasi merupakan salah satu komponen utama dalam
dunia usaha dan industri, Produk fermentasi merupakan salah satu
komponen utama dalam dunia usaha dan industri. Permintaan pasar
terus meningkat sejak tahun 2015 dan diperkirakan akan terus
bertambah. Beberapa riset yang membahas perkembangan
komersialisasi makanan fermentasi tradisional dan modern. Pada
bidang biokimia, fermentasi didefinisikan sebagai ekstraksi energi dari
karbohidrat tanpa menggunakan oksigen. Dalam produksi makanan,
fermentasi mengacu pada setiap proses aktivitas mikroorganisme yang
membawa perubahan pada bahan makanan atau minuman menjadi
hasil yang diinginkan. Proses ferementasi tidak terlepas dari peran
mikroorganisme probiotik, senyawa bioaktif, dan mikronutrien yang
diproduksi melalui aksi mikroba. Makanan yang difermentasi
memberikan manfaat pada kesehatan di antaranya mengurangi kadar
kolesterol darah, meningkatkan kekebalan, melindungi dari pathogen.
Makanan fermentasi juga bermanfaat sebagai anti karsinogenesis,
mencegah osteoporosis, diabetes, obesitas, alergi, dan aterosklerosis,
dan meringankan gejala laktosa intoleransi, serta dapat digunakan
sebagai pengatur imun.
Prebiotik merupakan salah satu organisme yang bermanfaat bagi
kesehatan terutama untuk saluran pencernaan dan sistem imun.
Permasalahan Pembahasan peran prebiotik sebagai pengatur sistem imun tubuh
dengan pengolahan makanan fermentasi khas pulau Jawa masih
terbatas.
Tujuan penelitian Kajian tinjauan literatur ini bertujuan menganalisa peran
probiotik dalam fermentasi makanan khas di pulau Jawa yang
berpotensi sebagai sistem pengatur.
Metodologi Penelitian ini merupakan kajian pustaka sistematis yang meninjau
Penelitian artikel jurnal dan hasil-hasil penelitian yang terkait dengan fermentasi
makanan. Tinjauan difokuskan pada topik tentang fermentasi
makanan dan mikroba yang terlibat di dalam proses fermentasi
makanan serta potensinya sebagai sistem pengatur imun. Sumber
rujukan dieksplorasi melalui database online seperti Scopus, SINTA,
Google Cendikia, Researchgate, ScienceOpen, DOAJ, The Education
Resources Information Center (ERIC) Elsevier, PubMed, NCBI, Taylor &
Francis.
Hasil penelitain Tabel makanan Fermentasi khas Pulau Jawa
Beberapa makanan khas di pulau Jawa, seperti gatot, growol, oncom,
peda, petis, peuyeum, tape ketan, tempe dan terasi, diproses melalui
fermentasi yang melibatkan mikroorganisme probiotik, senyawa
bioaktif, dan mikronutrien yang diproduksi melalui aksi mikroba.
Mikroba yang berperan dalam fermentasi makanan tersebut terdiri
dari kapang dan bakteri. Kapang dan bakteri asam laktat merupakan
probiotik yang berperan pada fermentasi makanan mempunyai potensi
untuk meningkatkan sistem pengatur imun. Probiotik merupakan
mikro organisme hidup yang menguntungkan. Keberadan probiotik di
dalam tubuh berfungsi sebagai penyeimbang antara bakteri jahat
dengan bakteri baik. Fermentasi merupakan proses metabolisme yang
menghasilkan perubahan kimiawi pada substrat organik melalui aksi
enzim. Produk fermentasi pangan di pulau Jawa rata-rata
mengandung senyawa kimia seperti beta glucan, fenolik, dan flavonoid
yang berpotensi meningkatkan sistem pengatur imun dalam tubuh
Objek Penelitian Probiotik pada fermentasi makanan khas di Pulau Jawa
Kelebihan Jurnal Memiliki Kelebihan terdapat kesesuaian antara tujuan jurnal dengan
kesimpulan yang didapatkan, penyajian data yang mudah dipahami.
Kekurangan 1. Terdapat bahasa yang sulit dimengerti khususnya bagi pembaca
Jurnal kalangan umum.
2. Belum ada fakta empiris pada jurnal ini
ISSN 2302-1616
Vol 3, No. 1, Juni 2015, hal 60-65

Isolasi Bakteri Asam Laktat Berpotensi Probiotik Pada Dangke,


Makanan Tradisional dari Susu Kerbau di Curio Kabupaten Enrekang
FATMAWATI NUR1, HAFSAN1, ANDI WAHDINIAR1
1
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
Jl. Sultan Alauddin 36 Samata, Kab. Gowa 92113
email: fatenurkhalik@yahoo.com

ABSTRACT
This research is a preliminary study to explore potential probiotics of Lactic Acid Bacteria (LAB)
in dangke, a traditional food from buffalo milk in Curio the district of Enrekang. Isolation of LAB
performed using the selective medium de Man Rogosa Sharpe Agar. LAB will show clear zone on
MRS medium after the addition of the indicator in the form of CaCO3 and incubated for 24 hours.
Selection is done by observing the cell morphology and Gram staining. Further testing with the
biochemical properties of sugar fermentation test. The results showed that lactic acid bacteria isolates
obtained consists of two species of Lactobacillus plantarum and Lactobacillus fermentum.

Keywords: Buffalo milk, dangke, Lactic Acid Bacteria, probiotic

PENDAHULUAN probiotik baru perlu dilakukan. Penelitian


Definisi probiotik menurut FAO/WHO tentang isolasi bakteri berpotensi probiotik
adalah mikroorganisme hidup yang bila telah banyak dilakukakan diantaranya dari
diberikan dalam jumlah yang cukup feces manusia (Tinrat et al., 2011), tinja bayi
memberikan manfaat kesehatan pada inangnya (Chiang et al., 2012), acar kyoto (Nonaka et
(Araya et al., 2002). Penelitian invitro dan al., 2008), kefir (Wang et al., 2012), kimchi
invivo, pada hewan percobaan maupun pada (Won et al., 2011), dan sake (Kawamoto et al.,
manusia telah banyak dilakukan untuk 2011). Beberapa penelitian yang lain
mengeksplorasi peranan probiotik dalam melakukan isolasi bakteri dari susu dan olahan
pencegahan maupun pengobatan penyakit, susu, diantaranya dari Air Susu Ibu (Djide et
misalnya diare (Guandalini et al., 2011), al., 2008), susu sapi (Baruzzi et al., 2011), susu
Inflammatory Bowel Disease (Rauch et al., kerbau (Duary et al., 2011), susu kuda (Shi et
2012), Irritable Bowel Syndrome (Ringel et al., 2012), susu fermentasi (Vizoso et al.,
al., 2011; Ki et al., 2012), asma (Jan et al., 2007), dadih (Surono et al., 2011), dan dangke
2011; Jang et al., 2012), alergi (Drago et al., (Razak et al., 2009).
2011; Wang et al., 2012), obesitas (Luoto et Dangke merupakan produk olahan susu
al., 2010; Arora et al., 2012), diabetes tipe 2 kerbau atau susu sapi secara tradisional yang
(Ejtahed et al., 2012; Andersson et al., 2010), berasal dari Sulawesi Selatan khususnya
kanker kolorektal (Kumar et al., 2012; Chen et kabupaten Enrekang. Dangke diolah dengan
al., 2011; Appleyard et al., 2011), laktosa cara dipanaskan dengan api kecil sampai
intoleran (Ojetti et al., 2010; He et al., 2008), mendidih, kemudian ditambahkan koagulan
depresi (Arseneault et al., 2011; Desbonnet et berupa getah pepaya (papain) sehingga terjadi
al., 2010; Bravo et al., 2011), osteoporosis penggumpalan. Gumpalan tersebut
(Yeo et al., 2010; Rodrigues et al., 2012), dimasukkan ke dalam cetakan khusus yang
reduksi kadar kolesterol (Kumar et al., 2012; terbuat dari tempurung kelapa sambil ditekan
Wang et al., 2012), dan pengikatan ion logam sehingga brothannya terpisah.
berat (Buda et al., 2013; Zhai et al., 2013). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Peranan probiotik terhadap pencegahan mengetahui jenis Bakteri Asam Laktat (BAL)
dan pengobatan beberapa penyakit telah pada dangke, makanan tradisional dari susu
dibuktikan, namun harganya masih relatif kerbau di Curio Kabupaten Enrekang. Pada
mahal. Oleh karena itu, pencarian sumber penelitian ini isolasi BAL dilakukan dengan
FATMAWATI NUR dkk Biogenesis 61

menggunakan medium selektif de Man Rogosa Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan


Sharpe agar, pengamatan morfologi sel, Gram dan Uji Biokimia. Aktivitas biokimia
pewarnaan Gram, pengujian sifat biokimia. atau metabolisme adalah berbagai reaksi kimia
yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup
METODE untuk mempertahankan hidup.
Preparasi Sampel Dangke. Sebanyak 10 1. Uji KIA. Isolat murni sebanyak satu ose
gram dangke disuspensikan ke dalam larutan digoreskan pada permukaan agar miring
fisiologis (NaCl 0,9%) steril sebanyak 90 ml dan di inkubasi pada suhu 37oC selama 1
dan dihomogenkan. Dari suspensi tersebut x 24 jam.
diambil 1 ml, dimasukkan ke dalam tabung 2. Uji Motility. Isolat murni sebanyak satu
pengencer yang berisi 9 ml aquades steril, ose ditusuk hingga pertengahan medium
dihomogenkan menghasilkan pengenceran 10- untuk melihat sifat motil dari mikroba
1
hingga pengenceran 10-3. tersebut dan di inkubasi pada suhu 37oC
Isolasi dan Seleksi Bakteri Asam Laktat selama 1 x 24 jam.
dari Dangke. Suspensi dangke diinokulasikan 3. Uji Metil Red. Isolat murni diambil
pada medium broth MRS Broth diinkubasi sebanyak satu ose dimasukkan kedalam
selama 24 jam pada suhu 37oC. Kultur dari medium dan di homogenkan setelah itu di
MRS Broth diinokulasikan pada medium inkubasi pada suhu 37oC selama 1x24 jam
MRSA lalu ditambahkan CaCO3 1%, dan ditambahkan metil red.
diinkubasi selama 48 jam. Koloni yang di 4. Uji Voges Proskauer. Isolat murni diambil
sekitarnya terbentuk zona bening dimurnikan sebanyak satu ose dimasukkan kedalam
kembali pada medium MRSA dengan metode medium dan di homogenkan. Di inkubasi
goresan sinambung lalu diinkubasi selama 24 pada suhu 37oC selama 1x24 jam
– 48 jam. Penanaman dilakukan berulang- kemudian di tambahkan pereaksi alfa-
ulang pada medium dan kondisi yang sama naftol dan KOH.
hingga didapatkan koloni tunggal. Isolat murni 5. Uji Citrat. Isolat murni sebanyak satu ose
tersebut lalu dipindahkan pada agar miring digoreskan pada medium agar miring
sebagai stok, disimpan di refrigerator pada untuk uji citrat dan di inkubasi pada suhu
suhu 4oC. 37oC selama 1x24 jam.
Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan 6. Uji Urea. Isolat murni sebanyak satu ose
Gram dan Uji Biokimia. Gelas objek digoreskan pada medium agar miring
dibersihkan dengan alkohol 96%, difiksasi di untuk uji urea dan di inkubasi pada suhu
atas lampu spiritus, kemudian isolat aktif 37oC selama 1x24 jam.
diambil secara aseptik dan diletakkan di atas 7. Uji Karbohidrat. Pada uji karbohidrat ini
gelas objek lalu diratakan. Difiksasi kembali di terdiri dari beberapa medium yaitu
atas lampu spiritus. Setelah dingin diteteskan glukosa, lactosa, sukrosa, maltosa,
cat Gram A (kristal violet) 2-3 tetes selama 1 manitol dan malonat. Pada setiap medium
menit, dicuci dengan air mengalir dan dimasukkan isolat murni sebanyak satu
dikeringkan di udara. Setelah itu ditetesi ose dan di homogenkan lalu diinkubasi
dengan Gram B (Iodium) selama 1 menit, pada suhu 37oC selama 1x24 jam.
dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan. 8. Uji Katalase. Isolat murni diletakkan di
Kemudian ditetesi dengan Gram C (Alkohol atas gelas objek kemudian di tetesi dengan
96%) selama 30 detik, lalu dicuci dengan air H2O2, diamati ada tidaknya gelembung gas
mengalir dan dikeringkan di udara. Terakhir yang dihasilkan.
ditetesi dengan Gram D (Safranin) selama 45
detik, lalu dicuci dengan air mengalir dan HASIL
kelebihan air dihilangkan dengan kertas serap. Isolasi dan Seleksi Bakteri Asam Laktat
Pengamatan ini dilakukan dengan melihat dari Dangke. Terdapat tiga isolat yang
bentuk dan warna sel dibawah mikroskop diperoleh dari dangke susu kerbau yang
dengan pembesaran tertentu. tumbuh pada medium MRSA + CaCO3 selama
Vol 3, Juni 2015 Biogenesis 62

1x24 jam pada suhu 37o C memiliki morfologi selanjutnya diamati sifat Gram dan aktivitas
koloni yang berbeda meliputi bentuk, tepi, biokimianya untuk kepentingan karakterisasi
elevasi dan warna. dan identifikasi.
Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan
Gram dan Uji Biokimia. Dua isolat terpilih

Tabel 1. Karakterisasi dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat


Isolat Bakteri
Uji Biokimia
A B

Pewarnaan Gram Basil Gram Positif Basil Gram Positif

Katalase - -
KIA A/A, -/- A/A, -/-
Urea - -
S. Citrat - -
LIA - -
MIO -/ /- -/ /-
Glukosa + +
Laktosa + -
Sukrosa + +
Maltosa + +
Manitol + -
Malonat - -
Species Lactobacillus plantarum Lactobacillus fermentum

PEMBAHASAN Perbedaannya dengan isolat A terletak pada


Isolasi dan Seleksi Bakteri Asam Laktat ukuran koloni yang lebih besar.
dari Dangke. Morfologi koloni yang berbeda Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan
yang tumbuh pada medium MRSA + CaCO3 Gram dan Uji Biokimia. Sifat Gram dan
selama 1 x 24 jam pada suhu 37o C menjadi aktivitas biokimia pada tabel 1 yang
dasar atas asusmsi bahwa ketiga isolat tersebut dicocokkan dengan Bergey’s Manual of
adalah jenis bakteri yang berbeda. Setelah Determinative Bacteriology menunjukkan
dilakukan pemurnian atas ketiga isolat dan bahwa isolat A dan B merupakan kelompok
dilakukan skrining dengan menggunakan bakteri asam laktat yang teridentifikasi sebagai
medium MRSA yang ditambahkan 1% CaCO3 Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus
sebagai medium yang digunakan untuk fermentum.
menyeleksi bakteri asam laktat, dua isolat L. plantarum merupakan bakteri gram
memperlihatkan zona bening di sekitar positif berbentuk basil (0,5-1,5 s/d 1,0-10 μm)
koloninya akibat dihasilkannya asam laktat serta tidak bergerak (non motil) yang terdapat
yang bereaksi dengan CaCO3 membentuk Ca- secara berpasangan atau rantai pendek. Bakteri
lactat yang larut dalam medium (Djide et al., ini memiliki sifat katalase negatif, aerob atau
2008). fakultatif anaerob, mampu mencairkan gelatin,
Dua isolat terpilih masing-masing isolat A cepat mencerna protein, tidak mereduksi nitrat,
dan B. Isolat A memiliki koloni kecil, sedang dan toleran terhadap asam. Koloni berukuran
berbentuk bulat, elevasi cembung, tepi rata, 2-3 mm, cembung, berwarna putih dan tidak
permukaan berkilau, warna putih susu. tembus cahaya. Bakteri ini mampu merombak
Sedangkan isolat B menunjukkan morfologi senyawa kompleks menjadi senyawa yang
koloni yang berbeda dengan isolat A, yaitu lebih sederhana dengan hasil akhir yaitu asam
koloni sedang hinga besar dan bulat. tepi rata, laktat.
permukaan berkilau, warna putih susu.
FATMAWATI NUR dkk Biogenesis 63

L. fermentum termasuk dalam golongan Restores Intestinal Permeability in a Rat


Gram positif dengan sel basil nonmotil, ukuran Model. Br J Nutr. vol 21: 1-7.
sel 0,5-0,9 μm, anaerob fakultatif, jarang Baruzzi F, Poltronieri P, Quero GM, Morea M,
dijumpai yang patogenik, serta dapat Morelli L. 2011. An in vitro Protocol for
memfermentasi gula menjadi asam Direct Isolation of Potential Probiotic
laktat, tahan pada kadar asam tinggi (pH 4- Lactobacilli from Raw Bovine Milk and
5,5), tidak tumbuh pada pH di atas 6. Traditional Fermented Milks. Appl
Microbiol Biotechnol. vol 90(1): 331-42.
KESIMPULAN Bravo JA, Forsythe P, Chew MV, Escaravage
Penelitian ini menunjukkan bahwa isolat E, Savignac HM, Dinan TG, Bienenstock
bakteri asam laktat yang diperoleh terdiri dari J, Cryana JF. 2011. Ingestion of
dua spesies yaitu Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus Strain Regulates Emotional
Lactobacillus fermentum, dan keduanya bisa Behavior and Central GABA Receptor
bertahan hidup pada pH 2. Isolat L. fermentum Expression in a Mouse Via The Vagus
dan L. plantarum pada dangke yang berasal Nerve. Proc Natl Acad Sci USA. vol
dari susu kerbau menunjukkan potensi sebagai 108(38): 16050–16055.
calon bakteri probiotik. Buda B, Dylus E, Górska-Frączek S,
Brzozowska E, Gamian A. 2013.
DAFTAR PUSTAKA Biological Properties of Lactobacillus
Andersson U, Bränning C, Ahrné S, Molin G, Surface Proteins. Postepy Hig Med Dosw.
Alenfall J, Onning G, Nyman M, Holm C. vol 67: 229-237.
2010. Probiotics Lower Plasma Glucose in Chen CC, Lin WC, Kong MS, Shi HN, Walker
The High-Fat Fed C57BL/6J Mouse. WA, Lin CY, Huang CT, Lin YC, Jung
Benef Microbes. vol 1(2):189-96. SM, Lin TY. 2011. Oral Inoculation of
Appleyard CB, Cruz ML, Isidro AA, Arthur Probiotics Lactobacillus Acidophilus
JC, Jobin C, De Simone C. 2011. NCFM Suppresses Tumour Growth Both
Pretreatment with The Probiotic VSL#3 in Segmental Orthotopic Colon Cancer
Delays Transition from Inflammation to and Extra-Intestinal Tissue. Br J Nutr. vol
dysplasia in a Rat Model of Colitis- 30: 1-12.
Associated Cancer. Am J Physiol Chiang SS and Pan TM. 2012. Beneficial
Gastrointest Liver Physiol. vol Effects of Lactobacillus paracasei subsp.
301(6):1004-13. paracasei NTU 101 and Its Fermented
Araya M, Morelli L, Reid G, Sanders ME, Products. Applied Microbiology and
Stanton C. 2002. Report of a Joint Biotechnology. vol 93(3): 903-16.
FAO/WHO Working Group on Drafting Desbonnet L, Garrett L, Clarke G, Kiely B,
Guidelines for the Evaluation of Cryan JF, Dinan TG. Effects of The
Probiotics in Food, London Ontario, Probiotic 2010. Bifidobacterium infantis
Canada. in The Maternal Separation Model of
Arora T, Anastasovska J, Gibson G, Tuohy K, Depression. Neuroscience. vol 170(4):
Sharma RK, Bell J, Frost G. 2012. Effect 1179-88.
of Lactobacillus acidophilus NCDC 13 Djide MN dan Wahyudin E. 2008. Isolasi
Supplementation on the Progression Of Bakteri Asam Laktat dari Air Susu Ibu,
Obesity in diet-Induced Obese Mice. Br J dan Potensinya dalam Penurunan Kadar
Nutr. vol 31:1-8. Kolesterol Secara In Vitro. Majalah
Arseneault BJ, Rondeau I, Gilbert K, Girard Farmasi dan Farmakologi. vol 12(3): 73-
SA, Tompkins TA, Godbout R, Rousseau 78.
G. 2011. Combination of Lactobacillus Drago L, Iemoli E, Rodighiero V, Nicola L, De
helveticus R0052 and Bifidobacterium Vecchi E, Piconi S. 2011. Effects of
longum R0175 Reduces Post-Myocardial Lactobacillus salivarius LS01 (DSM
Infarction Depression Symptoms and 22775) Treatment on Adult Atopic
Vol 3, Juni 2015 Biogenesis 64

Dermatitis: A Randomized Placebo- Multispecies Probiotic Mixture on The


Controlled Study. Int J Immunopathol Symptoms and Fecal Microbiota in
Pharmacol. vol 24(4): 1037-48. Diarrhea-Dominant Irritable Bowel
Duary RK, Rajput YS, Batish VK, Grover S. Syndrome: A Randomized, Double-Blind,
2011. Assessing The Adhesion of Putative Placebo-Controlled Trial. J Clin
Indigenous Probiotic Lactobacilli to Gastroenterol. vol 46(3): 220-7.
Human Colonic Epithelial Cells. Indian J Kumar M, Nagpal R, Hemalatha R, Verma V,
Med Res. vol 134(5): 664–671. Kumar A, Chakraborty C, Singh B,
Ejtahed HS, Mohtadi NJ, Homayouni RA, Marotta F, Jain S, Yadav H. 2012.
Niafar M, Asghari-Jafarabadi M, Mofid Cholesterol-Lowering Probiotics as
V. 2012. Probiotic Yogurt Improves Potential Biotherapeutics for Metabolic
Antioxidant Status in Type 2 Diabetic Diseases. Exp Diabetes Res. vol 2012:
Patients. Nutrition. vol 28(5): 539-43. 902-917.
Guandalini and Stefano MD. 2011. Probiotics Kumar RS, Kanmani P, Yuvaraj N, Paari KA,
for Prevention and Treatment of Diarrhea. Pattukumar V, Thirunavukkarasu C, Arul
Journal of Clinical Gastroenterology. vol V. 2012. Lactobacillus plantarum AS1
45: 149-153. Isolated from South Indian Fermented
He T, Priebe MG, Zhong Y, Huang C, Food Kallappam Suppress 1,2-dimethyl
Harmsen HJ, Raangs GC, Antoine JM, hydrazine (DMH)-Induced Colorectal
Welling GW, Vonk RJ. 2008. Effects of Cancer in Male Wistar Rats. Appl
Yogurt and Bifidobacteria Biochem Biotechnol. vol 166(3): 620-31.
Supplementation on The Colonic Luoto R, Kalliomäki M, Laitinen K, Isolauri E.
Microbiota in Lactose-Intolerant Subjects. 2010. The Impact of Perinatal Probiotic
J Appl Microbiol. vol 104(2): 595-604. Intervention on The Development of
Jan RL, Yeh KC, Hsieh MH, Lin YL, Kao HF, Overweight and Obesity: Follow-Up
Li PH, Chang YS, Wang JY. 2011. Study from Birth to 10 Years. Int J Obes.
Lactobacillus gasseri Suppresses Th17 vol 34(10): 1531-1537.
Pro-Inflammatory Response and Nonaka Y, Izumo T, Izumi F, Maekawa T,
Attenuates Allergen-Induced Airway Shibata H, Nakano A, Kishi A, Akatani K,
Inflammation in A Mouse Model of Kiso Y. 2008. Antiallergic Effects of
Allergic Asthma. Br J Nutr. vol 14:1-10. Lactobacillus pentosus strain S-PT84
Jang SO, Kim HJ, Kim YJ, Kang MJ, Kwon Mediumted by Modulation of Th1/Th2
JW, Seo JH, Kim HY, Kim BJ, Yu J, Hong Immunobalance and Induction of IL-10
SJ. 2012. Asthma Prevention by Production. Int Arch Allergy Immunol. vol
Lactobacillus Rhamnosus in a Mouse 145(3): 249-57.
Model is Associated With Ojetti V, Gigante G, Gabrielli M, Ainora ME,
CD4+CD25+Foxp3+ T Cells. Allergy Mannocci A, Lauritano EC, Gasbarrini G,
Asthma Immunol Res. vol 4(3): 150-156. Gasbarrini A. 2010. The Effect of Oral
Kawamoto S, Kaneoke M, Ohkouchi K, Supplementation with Lactobacillus
Amano Y, Takaoka Y, Kume K, Aki T, reuteri or Tilactase in Lactose Intolerant
Yamashita S, Watanabe K, Kadowaki M, Patients: Randomized Trial. Eur Rev Med
Hirata D, Ono K. 2011. Sake Lees Pharmacol Sci. vol 14(3): 163-70.
Fermented with Lactic Acid Bacteria Pan DD, Zeng XQ, Yan YT. 2011.
Prevents Allergic Rhinitis-Like Characterisation of Lactobacillus
Symptoms and IgE-Mediumted Basophil fermentum SM-7 Isolated from koumiss,
Degranulation. Biosci. Biotechnol. A Potential Probiotic Bacterium with
Biochem. vol 75(1): 140-144. Cholesterol-Lowering Effects. J Sci Food
Ki CB, Mun JS, Hwan CC, Song ID, Woong Agric. vol 91(3): 512-8.
LH, Joon KH, Hyuk J, Kyung CS, Kim K, Rauch M and Lynch S. 2012. The Potential for
Chung WS, Seo JG. 2012. The Effect of A Probiotic Manipulation of The
FATMAWATI NUR dkk Biogenesis 65

Gastrointestinal Microbiome. Curr Opin Adhesive and Chemokine Stimulatory


Biotechnol. vol 23(2): 192-201. Properties of Potentially Probiotic
Razak AR, Patong AR, Harlim T, Djide MN, Lactobacillus Strains. Journal Of Food
Haslia, Mahdalia. 2009. Produksi Protection. vol 70(1): 125-34.
Senyawa Bakteriosin Secara Fermentasi Wang HF, Tseng CY, Chang MH, Lin JA, Tsai
Menggunakan Isolat BAL Enterococcus FJ, Tsai CH, Lu YC, Lai CH, Huang CY,
faecium DU55 dari Dangke. Indonesia Tsai CC. 2012. Anti-inflammatory Effects
Chemica Acta. vol 2(2): 1-9. of Probiotic Lactobacillus paracasi on
Ringel Y and Ringel-Kulka T. 2011. The Ventricles of BALB/C Mice Treated with
Rationale and Clinical Effectiveness of Ovalbumin. Chin J Physiol. vol 55(1): 37-
Probiotics in Irritable Bowel Syndrome. J 46.
Clin Gastroenterol. vol 45: 145-8. Wang J, Zhang H, Chen X, Chen Y,
Shi T, Nishiyama K, Nakamata K, Aryantini Menghebilige, Bao Q. 2012. Selection of
NPD, Mikumo D, Oda Y, Yamamoto Y, Potential Probiotic Lactobacilli for
Mukai T, Sujaya IN, Urashima T, and Cholesterol-Lowering Properties and
Fukuda K. 2012. Isolation of Potential Their Effect on Cholesterol Metabolism in
Probiotic Lactobacillus rhamnosus Rats Fed A High-Lipid Diet. J Dairy Sci.
Strains from Traditional Fermented Mare vol 95(4):1645-54
Milk Produced in Sumbawa Island of Won TJ, Kim B, Lim YT, Song DS, Park SY,
Indonesia. Biosci. Biotechnol. Biochem. Park ES, Lee DI, Hwang KW. 2011. Oral
vol 76(10): 1879-1903. Administration of Lactobacillus strains
Surono IS, Koestomo FP, Novitasari N, from Kimchi Inhibits Atopic Dermatitis in
Zakaria FR, Yulianasari, Koesnandar. NC / Nga Mice. J Appl Microbiol. vol
2011. Novel Probiotic Enterococcus 110(5): 1195-202.
faecium IS-27526 Supplementation Yeo SK and Liong MT. 2010. Angiotensin I-
Increased Total Salivary Siga Level and Converting Enzyme Inhibitory Activity
Bodyweight of Pre-School Children: A and Bioconversion of Isoflavones by
Pilot Study. Anaerobe. vol 17(6): 496- Probiotics in Soymilk Supplemented with
500. Prebiotics. Int J Food Sci Nutr. vol 61(2):
Tinrat S, Saraya Sumam, and Chomnawang 161-81.
MT. 2011. Isolation and Characterization Zhai Q, Wang G, Zhao J, Liu X, Tian F, Zhang
of Lactobacillus salivarius MTC 1026 as H, and Chen W. 2013. Protective Effects
a Potential Probiotic. J. Gen. Appl. of Lactobacillus plantarum CCFM8610
Microbiol. vol 57: 365-378 against Acute Cadmium Toxicity in Mice.
Vizoso PMG, Schuster T, Briviba K, Watzl B, Appl Environ Microbiol. vol 79(5): 1508–
Holzapfel WH, Franz CM. 2007. 1515.
JurnalSainsTeknologi&Lingkungan Vol. 7 No.1 pp:50-58
Available online http:// jstl.unram.ac.id Juni 2021
ISSN :2477-0329, e-ISSN : 2477-0310 DOIhttps://doi.org/10.29303/jstl.v7i1.208
Terakreditasi Kemenristek-DIKTI SINTA 4
Nomor: 28/E/KPT/2019

Research Articles

Telaah studi kandungan probiotik pada fermentasi makanan


khas di pulau Jawa

A study of probiotic content in the fermentation of typical foods in Java

Novita Kusuma Wardani*, R. Susanti , Talitha Widiatiningrum


Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang
Kampus Kelud, Kota Semarang, Indonesia
*corresponding author, Email: novitakusumawardani@students.unnes.ac.id

Manuscript received: 07-01-2021. Accepted: 03-04-2021

ABSTRAK
Industri makanan merupakan salah satu komoditas yang selalu tumbuh dan berkembang sejalan
dengan peningkatan kebutuhan dan permintaan pasar. Pertumbuhan permintaan makanan fermentasi
di pasar sebagian disebabkan karena peningkatan minat pada makanan sehat dan kesadaran persepsi
konsumen bahwa fermentasi merupakan proses alami yang dapat bersifat menguntungkan. Proses
ferementasi tidak terlepas dari peran mikroorganisme probiotik, senyawa bioaktif, dan mikronutrien
yang diproduksi melalui aksi mikroba. Kajian tinjauan literatur ini bertujuan menganalisa peran
probiotik dalam fermentasi makanan khas di pulau Jawa yang berpotensi sebagai sistem pengatur
imun. Hasil studi literatur tentang macam-macam makanan fermentasi khas di Pulau Jawa serta proses
pembuatannya menunjukan bahwa mikroba yang berperan dalam fermentasi makanan terdiri dari
kapang dan bakteri. Mikroba tersebut berpotensi sebagai sistem pengatur imun.

Kata kunci: fermentasi; probiotik; mikronutrien; bioglucan

ABSTRACT
The food industry is one of the commodities that always grows and develops in line with the
increasing needs and demands of the market. The growth in demand for fermented foods in the market
is due in part to the increased interest in healthy food and the awareness of consumers' perceptions
that fermentation is a naturally beneficial process. The ferementation process is inseparable from the
role of probiotic microorganisms, bioactive compounds, and micronutrients produced through
microbial action. This literature review study aims to analyze the role of probiotics in the fermentation
of typical foods in Java, which have the potential to act as an immune regulatory system. The results
of a literature study on various kinds of fermented specialties in Java and the manufacturing process
show that the microbes that play a role in food fermentation consist of mold and bacteria. These
microbes have the potential as an immune regulatory system.

Keywords: fermentation; probiotics; micronutrients; bioglucan


Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol.7, No.1, Juni 2021 Wardani, Susanti, Widiatiningrum

PENDAHULUAN
Industri makanan merupakan salah satu komoditas yang selalu tumbuh dan berkembang
sejalan dengan peningkatan kebutuhan dan permintaan pasar. Sejalan dengan perkembangan
industri makanan, permintaan pasar akan produk fermentasi juga mengalami peningkatan.
Fermentasi adalah proses metabolisme yang menghasilkan perubahan kimiawi pada substrat
organik melalui aksi enzim (Hui dan Evranuz, 2016). Pada bidang biokimia, fermentasi
didefinisikan sebagai ekstraksi energi dari karbohidrat tanpa menggunakan oksigen. Dalam
produksi makanan, fermentasi mengacu pada setiap proses aktivitas mikroorganisme yang
membawa perubahan pada bahan makanan atau minuman menjadi hasil yang diinginkan.
Pertumbuhan permintaan makanan fermentasi di pasar sebagian disebabkan karena
peningkatan minat pada makanan sehat dan kesadaran persepsi konsumen bahwa fermentasi
merupakan proses alami yang dapat bersifat menguntungkan bagi pencernaan. Industri
produk makanan fermentasi trandisional dan modern mengalami peningkatan seiring dengan
kebutuhan pasar (Hugenholtz, 2013; Terefe, 2016). Makanan fermentasi semakin dikenal
dalam dunia industri dan memberikan ciri khas yang unik pada makanan. Penelitian
menunjukkan bahwa persentase jenis makanan fermentasi didunia adalah sebesar 30 % (Erica
et al., 2012).
Kuliner fermentasi merupakan salah satu komponen utama dalam dunia usaha dan
industri, Produk fermentasi merupakan salah satu komponen utama dalam dunia usaha dan
industri. Permintaan pasar terus meningkat sejak tahun 2015 dan diperkirakan akan terus
bertambah. Beberapa riset yang membahas perkembangan komersialisasi makanan
fermentasi tradisional dan modern antara lain adalah riset oleh Hugenholtz, (2013), Bhushan
(2020), Corbo et al. (2014), dan Terefe (2016).
Salah satu manfaat makanan fermentasi tradisional adalah dapat meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan manusia. Proses ferementasi tidak terlepas dari peran mikroorganisme
probiotik, senyawa bioaktif, dan mikronutrien yang diproduksi melalui aksi mikroba.
Mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi telah banyak diteliti karena
berkontribusi pada bidang kesehatan. Metabolisme mikroba selama fermentasi mengubah
sifat fisik dan kandungan gizi produk makanan dengan cara yang kompleks dan unik. Proses
fisikokimia yang kompleks diperlukan untuk mendapatkan hasil fermentasi mikroba. Hasil
riset menunjukkan bahwa konsumsi makanan fermentasi memberikan dampak hasil
kesehatan yang lebih baik (Hussain et al., 2016; Murooka & Yamshita, 2008; Tamang et al.,
2016). Makanan yang difermentasi memberikan manfaat pada kesehatan di antaranya
mengurangi kadar kolesterol darah, meningkatkan kekebalan, melindungi dari pathogen.
Makanan fermentasi juga bermanfaat sebagai anti karsinogenesis, mencegah osteoporosis,
diabetes, obesitas, alergi, dan aterosklerosis, dan meringankan gejala laktosa intoleransi, serta
dapat digunakan sebagai pengatur imun (Tamang et al., 2016).
Prebiotik merupakan salah satu organisme yang bermanfaat bagi kesehatan terutama
untuk saluran pencernaan dan sistem imun (Yahfoufi et al., 2018). Pembahasan peran
prebiotik sebagai pengatur sistem imun tubuh dengan pengolahan makanan fermentasi khas
pulau Jawa masih terbatas. Oleh sebab itu, artikel ini membahas tentang peran probiotik pada
makanan Fermentasi Khas Jawa.

51
Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol.7, No.1, Juni 2021 Wardani, Susanti, Widiatiningrum

METODE
Penelitian ini merupakan kajian pustaka sistematis yang meninjau artikel jurnal dan
hasil-hasil penelitian yang terkait dengan fermentasi makanan. Tinjauan difokuskan pada
topik tentang fermentasi makanan dan mikroba yang terlibat di dalam proses fermentasi
makanan serta potensinya sebagai sistem pengatur imun. Sumber rujukan dieksplorasi
melalui database online seperti Scopus, SINTA, Google Cendikia, Researchgate,
ScienceOpen, DOAJ, The Education Resources Information Center (ERIC) Elsevier,
PubMed, NCBI, Taylor & Francis.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil studi literatur tentang macam-macam makanan fermentasi khas Pulau Jawa serta
proses pembuatannya, didapatkan hasil seperti tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Makanan fermentasi khas pulau Jawa
Nama Asal Bahan baku Lama Jenis Mikroba Referensi Jurnal
Makanan Daerah Fermentasi
Gatot Jawa Singkong 24-72 jam  Lactobacillus  Jayus et al., 2016
Tengah manihotivorans
 Lactobacillus fermentum

Growol Jawa Singkong 24-72 jam  Lactobacillus plantarum  Putri et al., 2012
Tengah  Lactobacillus  Sari &
rhamnosus Puspaningtyas,
2019

Oncom Jawa Kedelai 24 jam  Monolia stiphila  Widya Pahlevi et


Barat  Neurospora sitophila al., 2008
 Rhizopus oryzae  Hartanti et al.,
 Rhizopus oligosporus 2019

Peda Jawa Ikan laut dengan  Lactobacillus cirvatus  Santoso, 1999


garam 25%  Lactobacillus sake  Pramono, H.,
b/b selama  Lactobacillus murinus Murwantoko, 2013
21 hari  Lactobacillus plantarum
 Streptococus
termophilus
 Pediococcus acidilactici
Petis Jawa Ikan Pindang, 48 jam  Pediococcus acidilactici  Pramono, H.,
Timur udang rebon, Murwantoko, 2013
dan kupang  Pramono, H.,
Madura Murwantoko, 2013

Peuyeum Jawa Singkong 48 - 72 jam  Saccharomyces  Dirayati et al.,


Barat cerevisiae 2018
• Saccharomycopsis  Widyatmoko et al.,
fibuligera 2018

52
Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol.7, No.1, Juni 2021 Wardani, Susanti, Widiatiningrum

• Candida tropicalis
• Candida
guilliermondii

Tape Jawa Beras ketan 24 jam  Lactobacillus  Apon & Fatimah,


ketan plantarum 2014
 Lactobacillus curvatus  Azizah, RN and
 Lactobacillus Kumarawati, 2016
fermentum
 Pediococcus
pentosaceous
 Weissella confusa
 Weissella
Paramesenteroides
 Weissella kimchii

Tempe Jawa Kedelai, 24 jam  Rhizopus oryzae  Sukardi,


kacang-  Rhizopus oligosporus Wignyanto, dan
kacangan Purwaningsih,
2008
 Kustyawati, 2012

Terasi Jawa Udang rebon dengan  Pediococcus  Pramono et al.,


Timur garam 5 % acidilactici 2013
b/b selama  Sumardianto,
7 hari Wijayanti, I., dan
Swastawati, 2019

Berdasarkan Tabel 1, selanjutnya diklasifikasikan jenis mikroba yang terlibat dalam


fermentasi makanan khas pulau Jawa, terangkum dalam tabel 2.

Tabel 2 Jenis mikroba yang terlibat dalam fermentasi makanan khas pulau Jawa
Genus Spesies
Candida sp.  Candida guilliermondii
 Candida tropicalis

Lactobacillus sp.  Lactobacillus curvatus


 Lactobacillus fermentum
 Lactobacillus manihotivorans
 Lactobacillus murinus
 Lactobacillus plantarum
 Lactobacillus rhamnosus
 Lactobacillus sake
Monilia sp.  Monilia sitophila

Neurospora sp.  Neurospora sitophila

Pediococcus sp  Pediococcus acidilactici


53
Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol.7, No.1, Juni 2021 Wardani, Susanti, Widiatiningrum

 Pediococcus pentosaceous

Rhizopus sp.  Rhizopus oligosporus


 Rhizopus oryzae
Saccharomyces sp  Saccharomyces cerevisiae
 Saccharomycopsis fibuligera

Streptococus sp.  Streptococus termophilus

Weissella sp.  Weissella confuse


 Weissella kimchi
 Weissella paramesenteroides

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa mikroba yang berperan dalam fermentasi makanan
khas di pulau Jawa terdiri dari kapang dan bakteri. Bakteri yang banyak digunakan adalah
kelompok bakteri asam laktat (BAL) seperti Lactobacillus sp, Pediococcus sp., dan
Streptococus sp. Jenis kapang yang banyak digunakan adalah Candida sp., Rhizopus spp.,
Monilia sp., Neurospora sp., Saccharomyces sp. Kajian peran probiotik dari fermentasi
makanan khas pulau Jawa berdasarkan senyawa hasil fermentasi dan jenis mikroba yang
digunakan.

Senyawa kimia hasil fermentasi


Produk fermentasi pangan di daerah Jawa Tengah rata-rata mengandung beta glucan.
Beta glucan terdiri dari sekelompok polisakarida β-D-glukosa yang secara alami terdapat
dalam bakteri, jamur, dengan sifat fisikokimia berbeda. Bentuk beta glucan secara umum
terdiri dari D-glukosa dengan tautan beta-1,3 glucan dan beta-1,6 glucan (Chu, 2014; Volman
et al., 2008). Ragi dan jamur yang terdapat didalam fermentasi makanan mengandung 1
sampai dengan 6 cabang samping. Panjang rantai samping pada beta glucan berperan sebagai
sistem pengatur imun. Berdasarkan struktur beta glucan dibagi menjadi tiga katagori utama:
cair, gel, padat (partikel). Katagori beta glucan dengan wujud cair memiliki daya
imunostimulator yang lebih kuat dibandingkan katagori padat (partikel) dan gel (Ma, Wang,
dan Zhang 2008).
Beta glucan merupakan salah satu jenis serat yang dapat larut dalam air. Beta glucan juga
merupakan komponen struktural yang sering ditemukan dalam jamur, algae, oatmeal, dan
barley. Ada dua jenis struktur beta glucan. Beta glucan jenis pertama, banyak ditemukan
dalam biji-bijian yang bermanfaat untuk mengurangi kolesterol dan memodulasi mikrobioma
usus, sedangkan jenis struktur beta glucan jenis kedua banyak ditemukan dalam jamur dan
ragi yang dapat berinteraksi dengan sistem pengatur imun didalam tubuh. Beta glucan tidak
dapat dicerna oleh tubuh dan hanya turun dengan perlahan di dalam usus. Beta glucan
mampu merangsang aktivitas sistem imun dan membantu melawan infeksi lebih efektif
didalam tubuh dalam makanan beta glucan dapat difermentasi, selanjutnya fermentasi ini
yang mempengaruhi fungsi pencernaan dan sistem kekebalan tubuh. Mikroba dalam
fermentasi makanan khas pulau jawa yang menghasilkan beta glucan antara lain adalah

54
Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol.7, No.1, Juni 2021 Wardani, Susanti, Widiatiningrum

streptococcus pneumoniae, candida. β-glucan telah terbukti mampu melindungi terhadap


infeksi bakteri maupun protozoa yang resisten pada model hewan coba (Hong et al. 2004).
Berdasarkan kerangka karbon, polifenol dikelompokkan menjadi 2 yaitu asam fenolik
dan flavonoid. Senyawa fenolik merupakan kelompok penting dari fitokimia dan termasuk
dalam golongan polifenol yang merupakan metabolit sekunder yang sangat penting pada
tumbuhan. Senyawa yang terdapat didalam fenolik tumbuhan dinyatakan sebagai GAE ( galic
acid equivalent) yakni 3,4,5- trihydroxybenzoic acid atau jumlah kesetaraan milligram asam
galat dalam satu gram sampel. Sedangkan senyawa yang terdapat dalam flavonoid ( 2-[3,4-
dihydroxyphenyl]-3,5,7-trihydroxy-4h-chromen-4-one) dihitung sebagai QE (quercetin
equivalent) yang diukur menggunakan standar kuersetin. Bentuk flavonoid dalam tumbuhan
adalah glikosida atau aglikon (Grigore 2017). Salah satu peran senyawa fenolik dan flavonoid
adalah sebagai antioksidan alami. Kadar flavonoid dan fenolik akan meningkat pada saat
proses fermentasi oleh microba Lactobacillus plantarum dan Streptococus termophilus
(Lambui, Sembiring, dan Rahayu 2015).

Peran prebiotik pada fermentasi makanan sebagai sistem pengatur imun


Ragi atau kapang merupakan salah satu micro organisme hidup yang menjadi subjek
penelitian tentang biologi sintetik untuk produk bahan makanan seperti flavonoid. Fermentasi
makanan khas pulau jawa yang sangat popular adalah tempe. Tempe merupakan salah satu
produk makanan yang difermentasi oleh Rhizopus sp. Aktivitas antibakteri pada tempe
terbentuk saat proses fermentasi. Kedelai yang difermentasi oleh Rhizopus sp menjadi tempe
menghasilkan antibiotik.
Kapang memiliki dua sistem enzimatik ekstraseluler yaitu yang pertama sistem hidrolitik
yang bertanggungjawab untuk mendegradasi polisakarida dan oksidatif. Kedua, sistem
lignolitik ekstraseluler yang menurunkan lignin dan membuka cincin fenil sehingga
meningkatkan kandungan fenolat bebas (Sánchez 2009).
Rhizopus sp merupakan kapang yang dapat menghasilkan enzim protease (Hsiao et al.
2014). Protease disebut juga sebagai peptidase atau proteinase, yaitu enzim yang
mengkatalisis hidrolisis ikatan peptida menjadi oligopeptida pendek dan asam amino
bebas(López-Otín dan Bond 2008). Peptida dan asam amino bebas mudah diserap oleh tubuh.
Peptida bersifat bioaktif, sehingga dapat berfungsi sebagai antimikroba, antiinflamasi dan
sistem pengatur imun. Rhizopus sp mempunyai potensi untuk meningkatkan sistem pengatur
imun, yang dalam hal ini dapat digunakan sebagai salah satu upaya pencegahan masuknya
wabah virus corona.
Lactobacillus sp. merupakan salah satu jenis bakteri asam laktat (BAL). Menurut
Sumarsih et al., (2012) mengemukakan bahwa LAB terdiri dari genus Lactobacillus sp.,
Lactococcus sp., Leuconostoc sp., Streptococcus sp., Enterococcus sp., Pediococcus sp.,
Melissococcus sp., Carnobacterium sp., Oenococcus sp., Tetragenococcus sp., Vagococcus
sp., dan Weissella sp. Hasil penelitian Ramlawati et al. (2017) dan Meng et al. (2018)
menunjukkan bahwa L. plantarum memiliki fungsi imunoregulasi terhadap aktivasi sel imun
Th1, sekresi IgA, peningkatan profil sitokin (IL-2, IL-6, dan IFN-γ) dan perbaikan aktivitas

55
Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol.7, No.1, Juni 2021 Wardani, Susanti, Widiatiningrum

sel natural killer (NK) pada tikus model imunosupresif yang diinduksi siklofosfamid secara
intraperitoneal.
Bakteri asam laktat banyak digunakan para peneliti dalam meneliti mikroorganisme.
Bakteri Lactobacillus sp. banyak digunakan untuk fermentasi produk makanan khas pulau
Jawa, karena bakteri ini menghasilkan kadar vitamin yang banyak dan mineral peptide aktif.
Hal ini selaras dengan penelitian Martinez-Villaluenga et al., (2017) bahwa peptide aktif
disintesis di mikroba degradasi protein oleh bakteri yang terlibat didalam fermentasi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sekitar 80% dari sistem imun manusia terletap
pada saluran pencernaan. Saluran pencernaan yang sehat itu memiliki kandungan bakteri baik
atau probiotik yang cukup didalam tubuh. Keberadan probiotik didalam tubuh berfungsi
sebagai penyeimbang jumlah antara bakteri jahat dengan bakteri baik, sehingga tidak
menimbulkan dampak negative untuk kesehatan. Lactobacillus sp. merupakan salah satu
bakteri yang berpotensi meningkatkan sistem pengatur imun.

KESIMPULAN
Berdasarkan kajian di atas, dapat disimpulkan bahwa beberapa makanan khas di pulau
Jawa, seperti gatot, growol, oncom, peda, petis, peuyeum, tape ketan, tempe dan terasi,
diproses melalui fermentasi yang melibatkan mikroorganisme probiotik, senyawa bioaktif,
dan mikronutrien yang diproduksi melalui aksi mikroba. Mikroba yang berperan dalam
fermentasi makanan tersebut terdiri dari kapang dan bakteri. Kapang dan bakteri asam laktat
merupakan probiotik yang berperan pada fermentasi makanan mempunyai potensi untuk
meningkatkan sistem pengatur imun. Probiotik merupakan mikro organisme hidup yang
menguntungkan. Keberadan probiotik di dalam tubuh berfungsi sebagai penyeimbang antara
bakteri jahat dengan bakteri baik. Fermentasi merupakan proses metabolisme yang
menghasilkan perubahan kimiawi pada substrat organik melalui aksi enzim. Produk
fermentasi pangan di pulau Jawa rata-rata mengandung senyawa kimia seperti beta glucan,
fenolik, dan flavonoid yang berpotensi meningkatkan sistem pengatur imun dalam tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
Apon, Zaenal Mustopa, dan Fatimah. 2014. “Diversity of lactic acid bacteria isolated from
Indonesian traditional fermented foods.” Microbiology Indonesia 8(2):48–57.
Azizah, Rini Nur, dan Istiqomah S. Kumarawati. 2016. “Analysis of Phylogenetic Lactic
Acid Bacteria in Glutinous Rice ‘Tape Ketan’ by Bioinformatic Tools in Relation with
its Bacteriocin product.” Hal. 26–28 in Proceedings of 24th ISERD International
Conference.
Chu, Yifang. 2014. Oats Nutrition and Technology. New Jersey: John Wiley & Sons.
Dirayati, Abdul Gani, dan Erlidawati. 2017. “Pengaruh jenis singkong dan ragi terhadap
kadar etanol tape singkong.” Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA 1(1):26–33.
Grigore, Alice. 2017. “Plant Phenolic Compounds as Immunomodulatory Agents.” in
Phenolic Compounds - Biological Activity. InTech.
Hartanti, Anastasia Tatik, Adelyne Hanggopertiwi, dan Agustin Wydia Gunawan. 2019.
“Identifikasi Morfologi Rhizopus pada Oncom Hitam dari Berbagai Daerah di

56
Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol.7, No.1, Juni 2021 Wardani, Susanti, Widiatiningrum

Indonesia.” Jurnal Mikologi Indonesia 3(2):75.


Hong, Feng, Jun Yan, Jarek T. Baran, Daniel J. Allendorf, Richard D. Hansen, Gary R.
Ostroff, Pei Xiang Xing, Nai-Kong V. Cheung, dan Gordon D. Ross. 2004. “Mechanism
by Which Orally Administered β-1,3-Glucans Enhance the Tumoricidal Activity of
Antitumor Monoclonal Antibodies in Murine Tumor Models.” The Journal of
Immunology 173(2):797–806.
Hsiao, Nai Wan, Yeh Chen, Yi Chia Kuan, Yen Chung Lee, Shuo Kang Lee, Hsin Hua Chan,
dan Chao Hung Kao. 2014. “Purification and characterization of an aspartic protease
from the Rhizopus Oryzae protease extract, peptidase R.” Electronic Journal of
Biotechnology 17(2):89–94.
Jayus, Nurhayati, Achmad Subagio, dan Heru Widyatmoko. 2016. “Modifikasi Pati Ubi Kayu
secara Fermentasi dengan Lactobacillus manihotivorans dan L. fermentum yang
Diisolasi dari Gatot.” Hal. 517–22 in Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi.
Kustyawati, Maria Erna. 2012. “Kajian Peran Yeast dalam Pembuatan Tempe.” Agritech:
Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian UGM 29(2).
Lambui, Orryani, Langkah Sembiring, dan S. Rahayu. 2015. “Isolasi, Karakterisasi dan
Identifikasi Bakteri Asam Laktat Penghasil Α & Β-Galaktosidase Produk Fermentasi
Kulit Buah Cempedak [Arthocarpus integer (THUNB.) MERR.] dan Bunga Tigarun
[Crataeva nurvala Buch-Ham].” Natural Science: Journal of Science and Technology
4(2).
López-Otín, Carlos, dan Judith S. Bond. 2008. “Proteases: Multifunctional enzymes in life
and disease.” Journal of Biological Chemistry 283(45):30433–37.
Ma, Zhaocheng, Jianguo Wang, dan Lina Zhang. 2008. “Structure and chain conformation of
β-glucan isolated from Auricularia auricula-judae.” Biopolymers 89(7):614–22.
Martinez-Villaluenga, Cristina, Elena Peñas, dan Juana Frias. 2017. “Bioactive Peptides in
Fermented Foods: Production and Evidence for Health Effects.” Hal. 23–47 in
Fermented Foods in Health and Disease Prevention. Elsevier Inc.
Meng, Yueyue, Bailiang Li, Da Jin, Meng Zhan, Jingjing Lu, dan Guicheng Huo. 2018.
“Immunomodulatory activity of lactobacillus plantarum KLDS1.0318 in
cyclophosphamide-treated mice.” Food and Nutrition Research 62.
Pahlevi, Yusra Widya, Teti Estiasih, dan Ella Saparianti. 2008. “Mikroenkapsulasi ekstrak
karoten dari spora kapang oncom merah (neurospora sp.) dengan bahan penyalut
berbasis protein menggunakan metode pengeringan semprot.” Jurnal Teknologi
Pertanian 9(1):31–39.
Pramono, Heru, Murwantoko, dan Triyanto Hadisaputro. 2013. Identifikasi Molekuler Bakteri
Asam Laktat Penghasil Bakteriosin pada Terasi, Peda dan Petis sebagai Bahan
Pengawet Produk Olahan Ikan.
Putri, Widya Dwi Rukmi, Haryadi, Djagal Wisesa Marseno, dan M. Nur Cahyanto. 2012.
“Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Amilolitik Selama Fermentasi Growol,
Makanan Tradisional Indonesia | Request PDF.” Jurnal Teknologi Pertanian 13(1):52–
60.

57
Jurnal Sains Teknologi & Lingkungan Vol.7, No.1, Juni 2021 Wardani, Susanti, Widiatiningrum

Ramlawati, Sitti Rahma Yunus, dan Aunillah Insani. 2017. “Pengaruh Model PBL (Problem
Based Learning) terhadap Motivasi dan Hasil Belajar IPA Peserta Didik.” Jurnal
Sainsmat 6(1).
Sánchez, Carmen. 2009. “Lignocellulosic residues: Biodegradation and bioconversion by
fungi.” Biotechnology Advances 27(2):185–94.
Santoso, Edy. 1999. “Bakteri asam laktat pada terasi dan peda serta aktivitas
penghambatannya terhadap bakteri patogen dan pembusuk.” Universitas Gadjah Mada.
Sari, Puspita Mardika, dan Desty Ervira Puspaningtyas. 2019. “Skor aktivitas prebiotik
growol (makanan fermentasi tradisional dari singkong) terhadap Lactobacillus sp. dan
Escherichia coli.” Ilmu Gizi Indonesia 2(2):101.
Sukardi, Wignyanto, dan I. Purwaningsih. 2008. “Uji coba uji coba penggunaan inokulum
tempe dari kapang rhizopus oryzae dengan substrat tepung beras dan ubikayu pada unit
produksi tempe Sanan Kodya Malang.” Jurnal Teknologi Pertanian 9(3):207–15.
Sumardianto, I. Wijayanti, dan F. Swastawati. 2019. “Karakteristik fisikokimia dan
mikrobiologi terasi udang rebon dengan variasi konsentrasi gula merah.” Jurnal
Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 22(2):287–98.
Sumarsih, S., B. Sulistiyanto, C. Sutrisno, dan E. Rahayu. 2012. “Peran probiotik bakteri
asam laktat terhadap produktivitas unggas.” Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah
10(1):1–9.
Volman, Julia J., Julian D. Ramakers, dan Jogchum Plat. 2008. “Dietary modulation of
immune function by β-glucans.” Physiology and Behavior 94(2):276–84.
Widyatmoko, Heru, Achmad Subagio, dan Nurhayati Nurhayati. 2018. “Sifat-Sifat
Fisikokimia Pati Ubi Kayu Terfermentasi Khamir Indigenus Tapai.” Agritech 38(2):140.

58

Anda mungkin juga menyukai