Anda di halaman 1dari 22

Interaksi Obat pada

Proses Distribusi
KELOMPOK 2
Dosen Pengampu : Dr. apt. Refdanita, M.Si.
ANGGOTA KELOMPOK
1. Roro Kumbini (20334756)
2. Maria Angelia O Kape (20334757)
3. Fika Rismarasari (20334763)
4. Permata Dewi Chania (21334724)
5. Imalia Arsa Sembiring (21334731)
6. Donna Hestiantari Irawan (21334743)
7. Andre Perwira (21334771)
8. Raven Zevanya Aritonang (21334773)
9. Nina Nurjanah (22334706)
10. Wasilaturrahmah (22334727)
Table of Contents

01 02 03 04
DEFINIS MEKANI INTERA
FAKTOR
I SME KSI
0
1
DEFINISI
Definisi
Interaksi obat merupakan efek dari satu obat dengan yang lain sehingga
menimbulkan hasil secara kulitatif dan/atau kuantitatif pada reaksi perubahan.

Interaksi obat yang merugikan :


• Peningkatan toksisitas obat
• Berkurangnya efikasi.

Contoh penyebab interaksi obat: pasien dengan komorbiditas


0
2
MEKANISME
Interaksi obat

• Farmakokinetik: hasil dari perubahan karakteristik absorpsi, distribusi,


metabolisme, atau ekskresi obat.

• Farmakodinamik: hasil dari pengaruh kombinasi obat pada tempat aktivitas


biologis dan pengaruh aktivitas farmakologi pada konsentrasi plasma
standar.
0
3
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
Ikatan Protein dan Penggantian

Interaksi obat yang mempengaruhi distribusi adalah yang mengubah ikatan


protein. Interaksi obat yang melibatkan penggantian ikatan albumin berpotensi
signifikan secara klinis jika senyawa tersebut lebih besardari 80% ikatan protein,
memiliki rasioekstraksi hati tinggi, indeks terapeutik yang sempit, dan volume
distribusi kecil. Meskipun peningkatan sementara konsentrasi obat mungkin
signifikan secara klinis dengan obat seperti warfarin dan fenitoin, berarti
konsentrasi obat steady-state akan tetap tidak berubah
0
4
INTERAKSI OBAT
INTERAKSI OBAT PROSES
DISTRIBUSI
Interaksi obat dengan ikatan proteinnya yang dapat menimbulkan masalah klinis
hanyalah obat yang memiliki sifat- sifat berikut

● Obat yang mempunyai ikatan protein plasma yang kuat minimal 85% dan
volume distribusi yang kecil sehingga sedikit saja obat yang dibebaskan akan
meningkatkan kadarnya 2 – 3 kali lipat.
● Obat yang memiliki batas keamanan sempit sehingga pengkatan kadar obat
bebas tersebut dapat menacapai kadar toksik.
● Obat yang dapat menyebabkan efek toksik yang serius sebelum kompensasi
ikatan protein terjadi.
● Obat yang eliminasinya mengalami kejenuhan.
INTERAKSI OBAT SECARA TIDAK
LANGSUNG
Interaksi tidak langsung dapat terjadi bila obat presipitan mempunyai efek yang
berbeda dengan obat obyek, tetapi efek obat presipitan tersebut akhirnya dapat
mengubah efek obat obyek.:

1. Interaksi antara obat-obat yang mengganggu agregasi trombosit (salisilat,


fenilbutason, ibuprofen, dipiridamol, asam mefenamat, dan lain-lain) dengan
obat-obat antikoagulan seperti warfarin sehingga kemungkinan perdarahan
lebih besar oleh karena gangguan proses hemostasis.
2. Obat-obat yang menyebabkan iritasi pada gastrointestinal seperti aspirin,
fenilbutason, indometasin, dan obat-obat antiinflamasi non-steroid yang lain,
bila diberikan pada pasien-pasien yang sedang mendapatkan antikoagulansia
seperti warfarin, maka dapat terjadi perdarahan dari iritasi tadi.
3. Obat-obat yang menurunkan kadar kalium akan menyebabkan
peningkatan efek toksik glikosida jantung digoksin dan lebih besar pada
keadaan hipokalemia. Hipokalemia presipitan mengurangi efek obat-obat
antiaritmia seperti lidokain, prokainamid, kinidin, dan fenitoin. Obat
presipitan yang mengurangi kadar kalium adalah diuretik.

4. Efek diuresis obat-obat diuretika tertentu seperti furosemid akan


berkurang bila diberikan bersamaan dengan obat-obat antiinflamasi non-
steroid seperti aspirin, fenilbutason, ibuprofen, indometasin, dan lain-lain.
Hal ini mungkin disebabkan karena penghambatan sintesis prostaglandin
oleh obat-obat presipitan tersebut, yang sebenarnya diperlukan untuk
menimbulkan efek diuretik furosemide.
INTERAKSI LANGSUNG

Interaksi langsung ini dapat terbagi menjadi :

● Antagonism pada tempat yang sama, antagoni adalah keadaan


dimana efek dua obat pada tempat yang sama saling berlawanan
● Sinergisme pada tempat yang sama. Sinergisme adalah interaksi
di mana efek dua obat yang bekerja pada tempat yang sama
saling memperkuat
CONTOH INTERAKSI OBAT
Obat
Obat Objek Efek/ akibat yg
No. Presipitan Mekanisme Interaksi Penanganan
(A) (B) ditimbulkan
Meningkatkan Terapi pemberian obat
Metabolit utama dari kloralhidrat respon koagulan tidak boleh bersamaan,
adalah asam trikloro asetat yang Digunakan obt hypnotik
1. Warfarin Kloralhidrat sangat kuat terikat pada protein yang lain , bila terlihat
plasma. Kloralhidrat mendesak adanya interaksi,
warfarin dari ikatan protein plasma diganti diazepam atau
flurazepam
Pendarahan Terapi yang
Obat B menggeser obat A dari
Fenilbutazon, menggunakan obat
ikatannya dengan protein plasma →
Oksifenbutazon, ini hendaknya
efek/ toksisitas obat A ↑ Kedua obat
Salisilat, dihindari.
ini terikat kuat pada protein plasma.
klofibrat,
2. Warfarin Namun, fenilbutazon memiliki
fenitoin,
afinitas yang lebih besar, sehingga
sulfinipirazon,
mampu mengeser warfarin dan
asam
meningkatkan jumlah atau kadar
mefenamat
warfarin bebas
Obat
Obat Objek Mekanisme Efek/ akibat yg
No. Presipitan Penanganan
(A) (B) Interaksi ditimbulkan

Cimetidin terikat oleh


sitokrom P-450
sehingga interaksi ini yaitu dapat dilakukan
menurunkan aktivitas Meningkatkan dengan pemeriksaan nilai INR
3. Warfarin Simetidin enzim mikrosom hati, Respon (International Normalized Ratio)
sehingga obat lain antikoagulan secara rutin dan bila mungkin
akan terakumulasi mengurangi dosis Warfarin.
bila diberikan
bersama Cimetidin.

Sebaiknya kombinasi obat


tersebut dihindari. Bila digunakan
pasien harus dimonitor , apakah
Metronidazol efek antikoagulan meningkat pada
Efek antikoagulan awal pemberian metronidazole,
menghambat
meningkat,
metabolisme sampai saat penghentian.
4. Warfarin Metronidazol akibatnya resiko
warfarin, juga Biasanya dosis antikoagulan
pendarahan
meningkatkan diperkecil dahulu pada saat
meningkat.
hypoprotrombinemia memulai terapi dengan obat lain,
tersebut, dan baru ditingkatkan
lagi setelah pengobatan dengan
obat itu selesai
Obat
Obat Efek/ akibat yg
No. Presipitan Mekanisme Interaksi Penanganan
Objek (A) (B) ditimbulkan

Diamati apakah terjadi


hypoprotrombinaemia bila
terjadi hypoprotrombinaemia
pada saat pemberian
Efek warfarin ↑ atau antikoagulan dengan allopurinol
5. Warfarin Allopurinol Pendarahan ↑
antikoagulan ↑ pada awal atau beberapa saat
setelah pemberian obat
tersebut, di stop dulu
pemberian warfarin dan dosis
warfarin disesuaikan.

Obat B menggeser Obat A Pansitopenia Jika ikatan obat albumin


dari ikatannya dengan   subnormal, maka dosis obat
protein plasma → Pansitopenia pada pemberian single dose
efek/toksisitas Obat A↑ adalah harus kecil Obat yang
Salisilat menggeser pengurangan memiliki afinitas tinggi
Salisilat,
6. Metotreksat Metrotreksat dari ikatannya signifikan jumlah terhadap albumin dan
Sulfonamid
dengan albumin dan eritrosit, semua memiliki Vd kecil maka dosis
menurunkan sekreseinya ke jenis sel darah obat pada pemberian kronik
dalam nephron oleh putih, dan harus disesuaikan
kompetisi dengan anion trombosit di
secretory carrier sirkulasi darah.
Obat
Obat Efek/ akibat yg
No. Presipitan Mekanisme Interaksi Penanganan
Objek (A) (B) ditimbulkan
Pemberian klorpropamid dengan Hipoglikemia Dosis
Fenilbutazon akan meningkatkan antikoagulan
distribusi dari Klorpropamid. Hal ini diperkecil.
dikarenakan didalam darah senyawa
obat dari klorpropamid berinteraksi
Fenilbutazon, dengan protein plasma, sehingga
Tolbutamid,
7. oksifenbutazon, senyawa asam akan berikatan dengan
klorpropamid
salisilat albumin dan yang basa berikatan dengan
α1- glikoprotein, sehingga klorpropamid
dan fenilbutazon bersaing beriktatan
dengan protein plasma, sehingga proses
distribusi dari fenilbutazon akan
terhambat.
Obat B menggeser Obat A dari ikatannya Toksisitas Fenitoin ↑ Bila
dengan protein plasma → efek/toksisitas dimungkinkan
Obat A↑ hindarkan
Fenilbutazon, penggunaan
8. Fenitoin oksifenbutazon, keduanya
salisilat
Obat
No Obat Efek/ akibat yg Penangana
Presipitan Mekanisme Interaksi
. n
Objek (A) (B) ditimbulkan
9. Antikoagulan Rifampicin Menurunkan bioavailabilitas Kadar obat dalam Rifampicin
rifampicin darah menurun, efek diberikan
antikoagulan dapat beberapa jam
berkurang sebelum
sediaan
tersebut.

10. Asam Fenitoin Asam valporat mendesak Efek fenitoin Tidak boleh
Valporat fenitoin dari ikatan protein meningkat terjadi diberikan
plasma reaksi efek samping berbarengan.
KESIMPULAN

1. Interaksi obat merupakan efek dari satu obat dengan yang lain

2. Mekanisme interaksi obat: farmakokinetik dan farmakodinamik

3. Mekanisme interaksi yang melibatkan proses distribusi terjadi


karena pergeseran ikatan protein plasma
DAFTAR PUSTAKA
Departemen farmakologi dan Terapeutik. Farmakologi dan Terapi Edisi V. Jakarta : Fakultas kedokteran-
Universitas Indonesia. 2007
Gitawati . 2008. Interaksi Obat Dan Beberapa implikasinya. Media Litbang Kesehatan Volume XVIII
Nomor 4.
Harkness Richard, R. PH. 1984. Interaksi Obat. Bandung: Penerbit ITB.
Ramatillat, D.L. 2014. Analisis Interaksi Obat Pada Penyakit Ginjal Tahap V (On Hemodialisa)
Berdasarkan Resep Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Selama Januari-juni 2013.
Jakarta : Jurnal Farmasi Higea, Vol. 6, No. 1.
Syamsudin. 2011.Interaksi Obat : Konsep Dasar dan Klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press).
Yenni. 2010. Evaluasi Interaksi Obat Di Ruang Intensive Care Unit Care Rsup Fatmawati Periode Bulan
Maret – April 2010. Jakart : Universitas Indonesia.
Zulfiana, Risa. 2016. Studi Penggunaan Obat Pada Pasien Sepsis Yang Berpotensi Menimbulkan
Interaksi Obat Di Ruang Icu Rsud Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya: Universitas Airlangga
THANKS

Anda mungkin juga menyukai