A. Abstrak
Nanoenkapsulasi Lutein-Plant Based dari Anggur Laut melalui Teknologi Mikrofluida: Evaluasi
Stabilitas dan Bioaksesibilitas In Vitro
Fahrul Nurkolis*, Christian Agung Novianto, Nasim Amar, Noor Rezky Fitriani, William Ben
Gunawan, Prof. Ir. Hardinsyah, MS., Ph.D, Prof. Dr. dr. Nurpudji A Taslim, MPH, Sp.GK(K), Dr. dr.
Nelly Mayulu, M.Si., Sp.KKLP, dr. Happy K Permatasari, PhD, Dian A Kumalawati, M.Sc
Kebutaan akibat katarak sangat tinggi dan sebagain besar diakibatkan oleh defisiensi
vitamin A (turunannya, seperti Lutein). Namun, lutein hanya dapat diperoleh dari makanan, yang
sering tidak tercukupi karena terbatasnya konsumsi buah dan sayuran serta penyerapan
gastrointestinalnya, yang mungkin terhambat karena fisikokimianya. Penelitian ini untuk
enkapsulasi secara nano senyawa lutein dari Anggur laut ke dalam makanan pokok mie dengan
menggunakan emulsi eksipien melalui teknik ekstrusi kontinu berbasis mikrofluida. Analisis
stabilitas dan bioaksesibilitas lutein dengan rakitan mikrofluida yang berbeda dan berbagai jenis
minyak diketahui melalui pada penelitian ini. Penelitian ini terdiri tahap 1, isolasi-purifikasi
Lutein dari Anggur laut dan pembuatan mie. Tahap 2 dilakukan perakitan perangkat mikrofluida
dan nanoenkapsulasi Lutein pada produk mie. Selanjutnya, dianalisis sifat fisikokimia, uji
bioaksesibilitas model pencernaan secara in vitro, kuantifikasi lutein pada produk hasil
nanoenkapsulasi menggunakan HPLC, pengamatan optik menggunakan mikroskop, uji stabilitas
penyimpanan, bioaksesibilitas, pelepasan, dan miselarisasi lutein dari produk mie. Penelitian ini
berlangsung dari bulan juli 2022 hingga januari 2023 di laboratorium terpadu UIN Sunan Kalijaga
dan laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (Malang). Oleh karena itu,
penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan produk mie instant yang kaya lutein berbasis
Anggur laut melalui teknologi mikrofluida dan hasil peneliannya dapat dipublikasi di jurnal
international berputasi minimal Scopus Q2.
Alur/metode penelitian:
B. Isi pra-proposal
1. Latar belakang penelitian
Karotenoid adalah keluarga pigmen terpenoid yang kaya akan buah-buahan dan sayuran
dan terkait dengan beberapa manfaat kesehatan potensial karena sifat antioksidan dan anti-
inflamasinya (Young and Lowe, 2018). Lutein adalah salah satu karotenoid utama yang selektif
dapat terakumulasi di mata, macula, retina, dan dikenal untuk efek perlindungan mata, karena
lutein mampu memadamkan spesies oksigen reaktif dan menyerap cahaya biru (Johnson, 2002).
Bukti epidemiologis menunjukkan bahwa asupan lutein berkorelasi positif dengan risiko yang
lebih rendah dari degenerasi makula terkait usia dan katarak (Di Pietro et al., 2016). Meskipun
demikian, lutein hanya dapat diperoleh dari makanan, yang seringkali tidak mencukupi karena
terbatasnya konsumsi buah dan sayuran. Selain itu, aktivitas biologis lutein sangat bergantung
pada penyerapan gastrointestinalnya, yang mungkin terhambat terutama sebagai akibat dari sifat
fisikokimianya (Ciccone et al., 2013).
Salah satu pendekatan untuk mengatasi tantangan kekurangan asupan lutein adalah
dengan mengembangkan makanan pokok yang diperkaya lutein, sehingga memberikan lutein
kepada tubuh secara teratur dan terus menerus. Namun, hanya memasukkan lutein sebagai bahan
ke dalam makanan dan minuman hampir tidak memberikan nilai gizi lutein karena kelarutannya
yang buruk dan fakta bahwa lutein rentan terhadap degradasi oksidatif (Roberts and Dennison,
2015). Teknologi nanoenkapsulasi menjadi strategi yang menarik untuk menjebak senyawa
bioaktif dalam pembawa, yang dapat meningkatkan stabilitas selama pengolahan makanan,
penyimpanan dan penyerapan gastrointestinal (Soukoulis and Bohn, 2018). Mikrofluida telah
menjadi topik trending dalam pengolahan makanan yang inovatif dalam beberapa tahun terakhir,
dengan nanoenkapsulasi zat gizi menjadi aplikasi yang muncul dari teknik mikrofluida (Cheng et
al., 2019). Hal ini memungkinkan untuk mengubah cara bekerja dengan sistem pangan yang
tersebar, dan secara inheren memanipulasi struktur pada tingkat mikro.
Lutein perlu dimasukkan ke dalam misel campuran untuk penyerapan gastrointestinal
karena sifat hidrofobiknya. Bioaksesibilitas menggambarkan fraksi lutein yang dilarutkan dalam
misel campuran dan biasanya ditentukan secara in vitro melalui simulasi model pencernaan
Pra-proposal Nutrifood Research Center Fellowship 2022 | 2
gastrointestinal (Becerra et al., 2020). Karotenoid yang larut dalam lemak seperti lutein, ketika
didispersikan dalam minyak makanan, memperoleh bioaksesibilitas yang lebih besar daripada
jika dikonsumsi sendiri (Zhao et al., 2020). Pembentukan misel campuran memfasilitasi pelarutan
lutein hidrofobik dalam misel campuran dan membuat lutein dapat diakses selama pencernaan.
Selain itu, sistem pengiriman berbasis emulsi menunjukkan sifat yang diinginkan karena
mengurangi degradasi senyawa bioaktif, meningkatkan efisiensi miselisasi dan meningkatkan
aktivitas enzim pencernaan (Zhao et al., 2020).
Terkini, mikrofluida adalah teknologi yang relatif inovatif, terutama di bidang "pangan".
Studi potensi dalam nanoenkapsulasi zat gizi yang dikombinasikan dengan sistem pengiriman
berbasis emulsi relatif terbatas. Selain itu, bukti penerapan teknik mikofluida ini untuk
merangkum karotenoid ke dalam makanan masih kurang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
untuk nanoenkapsulasi lutein dari Anggur laut ke dalam mie menggunakan emulsi eksipien
melalui teknik ekstrusi kontinu berbasis mikrofluida, dan untuk menilai stabilitas dan
bioaksesibilitas lutein dengan rakitan mikofluida yang berbeda dan jenis minyak yang berbeda.
2. Tujuan penelitian
• Nanoenkapsulasi lutein dari esktrak anggur laut ke dalam makanan pokok mie dengan
menggunakan emulsi eksipien melalui teknik ekstrusi kontinu berbasis mikrofluida:
1. Menganalisis stabilitas dan bioaksesibilitas lutein dengan rakitan mikrofluida yang
berbeda dan berbagai jenis minyak.
3. Kebaruan penelitian
• Teknologi mikrofluida yang digunakan dalam nanoenkapsulasi lutein dari ekstrak
anggur laut pada produk makanan mie merupakan teknologi baru yang digunakan dalam
pemrosesan makanan. Teknologi tersebut dapat mengontrol aliran fluida pada skala
mikro sehingga dapat memungkinkan enkapsulasi bioaktif, terutama lutein yang efisien
dengan membuat struktur pengiriman yang sesuai.
• Berdasarkan penelusuran di Pangkalan Data Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, belum ada penelitian sebelumnya yang
meneliti produk konsentrat lutein maupun enkapsulasinya diberbagai produk makanan
pokok, terutama lutein berbasis Anggur laut.
100 × 𝐶!"#$%&
Stabilitas (%) =
𝐶"'"&
100 × 𝐶#(!%&
𝐵𝑖𝑜𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 (%) =
𝐶"'"&
100 × 𝐶)(*%!+(
𝑃𝑒𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛 (%) =
𝐶"'"&
100 × 𝐶#(!%&
𝑀𝑖𝑠𝑒𝑙𝑎𝑟𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 (%) =
𝐶)(*%!+(
9. Semua uji pada penelitian dilakukan sebanyak tiga kali dan data dinyatakan sebagai
rata-rata. Analisis data menggunakan One-way ANOVA dan dilakukan dengan uji
Tukey menggunakan software SPSS (CI 95% atau 0.05 signifikansi).
10. Hasil penelitian kemudian dilakukan penyusunan paper untuk proses publikasi di
jurnal international berputasi minimal Scopus Q2.
7. Biaya
Jumlah Anggaran Total : Rp. 49.500.000
• Bahan habis pakai : Rp. 32.175.000
• Sewa laboratorium/ alat : Rp. 14.850.000
• ATK : Rp. 2.475.000
2. Alamat lengkap : Ds. Wonorejo RT.008 RW.001, Kec. Mejayan, 63153, Madiun,
Jawa Timur
3. Email aktif : fahrul.nurkolis.mail@gmail.com
4. HP aktif : 0822-3264-2477
5. Universitas/ Institusi : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Sunan Kalijaga)
6. Jumlah anggota : 4 orang (Christian Agung Novianto, Nasim Amar,
Noor Rezky Fitriani, William Ben Gunawan)
F. Daftar Pustaka
1. Becerra, M.O.; Contreras, L.M.; Lo, M.H.; Díaz, J.M.; Herrera, G.C. Lutein as a
functional food ingredient: Stability and bioavailability. J. Funct. Foods 2020, 66,
103771.
2. Cheng, S.; Deng, J.; Zheng, W.; Jiang, X. Microfluidics for biomedical applications.
In Encyclopedia of Biomedical Engineering; Narayan, R., Ed.; Elsevier: Oxford, UK,
2019; pp. 368–383.
3. Ciccone, M.M.; Cortese, F.; Gesualdo, M.; Carbonara, S.; Zito, A.; Ricci, G.; De
Pascalis, F.; Scicchitano, P.; Riccioni, G. Dietary intake of carotenoids and their
antioxidant and anti-inflammatory effects in cardiovascular care. Mediat. Inflamm.
2013, 2013, 782137.
4. Di Pietro, N.; Di Tomo, P.; Pandolfi, A. Carotenoids in cardiovascular disease
prevention. JSM Atheroscler. 2016, 1, 1002.
5. Fauzi, M., 2006. Perbedaan Besar Risiko Kejadian Katarak Senilis Pada Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 (Studi Kasus di RSU Dr. Soetomo Surabaya Tahun 2006)
(Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
6. Johnson, E.J. The role of carotenoids in human health. Nutr. Clin. Care 2002, 5, 56–
65.
7. Roberts, J.E.; Dennison, J. The photobiology of lutein and zeaxanthin in the eye. J.
Ophthalmol. 2015, 2015, 687173.