Widya Rahmawati
Pentingnya masa kehamilan
• Status gizi selama
kehamilan:
menentukan status
kesehatan 3
generasi
• Kekurangan suplai
zat gizi:
pembentukan organ
seperti ginjal dan
paru-paru terganggu
-> risiko tekanan
darah tinggi
Barker et al 2013, Support mothers to secure future public health, Nature
Perubahan
Fisiologi selama
kehamilan
Sistem syaraf
Saluran pernafasan
Musculoskeletal (toto, jaringan
ikat,
syaraf, tulang, sendi)
Sistem kardiovaskuler
Saluran pencernaan
Sistem pembuangan
(ginjal) Sistem endokrin
Mockridge & Maclennan (2022) Physiology of pregnancy.
Anaesthesia And Intensive Care Medicine 23:6, pp248-
253
Hanson et al (2015) 'The International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) recommendations on adolescent, preconception, and maternal nutrition: “Think Nutrition
First”', International Journal of Gynaecology and Obstetrics, vol. 131, no. S4, pp. S213–S53.
Hanson et al (2015) 'The International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) recommendations on adolescent, preconception, and maternal nutrition: “Think Nutrition
First”', International Journal of Gynaecology and Obstetrics, vol. 131, no. S4, pp. S213–S53.
Kehamilan:
diperlukan makanan
dengan gizi yang
baik dan cukup,
serta waktu yang
tepat
Kafein perlu dihindari atau dibatasi karena dapat Sumber Kafein Kandungan
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kafein (mg)
janin. Kopi seduh 1 cangkir (237 ml) 135
Kopi instant 1 cangkir (237 ml) 76-106
Ibu hamil dianjurkan untuk membatasi Kopi tanpa kafein (237 ml) 5
konsumsi kafein, tidak boleh lebih dari Teh 1 gelas (237 ml) 15-43
200 mg kafein sehari (Australian Minuman ringan cola (355 ml) 36-50
Government Department of Health 2020). Minuman/susu cokelat 1 gelas 5-8
Cokelat batang 28 g 7
kg
0.9
1.8
0.7
1.8
0.9
3.4
0.9
3.2
Tinggi Badan Bu Siti 155 cm, Berat Badan 44 kg, IMT =18,31
Status Gizi Bu Siti termasuk kategori kurang.
Jadi total penambahan berat badan anjuran selama kehamilan: 12.5-18 kg,
dan penambahan berat badan per minggu pada trimester 2 dan 3 adalah 0.5 kg/minggu.
Contoh 2
• Tinggi badan Bu Dewi adalah 155 cm (=1,55 m). Berat badan Bu Dewi sebelum hamil 46 kg.
46 𝑘𝑔
• 𝐼𝑀𝑇 = 46 𝑘𝑔 = 19,14 𝑘𝑔/𝑚2
(1,55 𝑚 𝑥 1,55 𝑚) = 2,4 𝑚2
*mengandung rendah lemak. Perlu ditambah 1½ ukuran porsi lemak jika menginginkan kandungan lemaknya
setara dengan bahan makanan lain dalam kelompok susu.
**Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah susu kental tak manis (tidak diberi tambahan gula). Susu kental
manis (yang diberi tambahan gula) tidak dianjurkan sebagai sumber protein dikarenakan memiliki kandungan gula
yang sangat tinggi.
Lemak
pembatasan Dalam sehari, konsumsi sumber lemak tidak boleh lebih dari 5 porsi.
1 ukuran porsi minyak mengandung 45 kkalori dan 5 g lemak :
minyak • ½ sdm minyak goreng/minyak kacang/minyak ikan
dalam • 1 ptg kcl kelapa
masakan • 5 sdm kelapa parut (30 g)
• ½ gelas santan (50 g)
• 1 ptg kcl lemak hewan (5 g).
Karbohidrat • Kebutuhan karbohidrat pada ibu hamil sebanyak
365-400 g.
• Peningkatan kebutuhan karbohidrat hanya
sebesar 12-16% dari kebutuhan sebelum hamil,
yaitu menjadi 340-360 g sehari (KEMENKES 2019).
• Kebutuhan energi ibu hamil meningkat sekitar 8-14%
dari kebutuhan sebelum hamil yaitu 180 kkalori
pada Trimester 1 dan 300 kkalori pada Trimester 2
dan 3.
• Penambahan kebutuhan karbohidrat dapat
diperoleh dari protein nabati, snack sehat atau buah-
buahan.
• Dalam sehari, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi
5 porsi makanan pokok. Contoh konsumsi
sehari:
• 3 x 1 porsi nasi/nasi merah/nasi jagung (yang
dikonsumsi pada saat makan utama pagi, siang dan
sore)
• 2 x 1 porsi kelompok makanan pokok yang
dikonsumsi sebagai selingan, seperti singkong,
jagung, roti.
1 porsi bahan makanan pokok mengandung 175 kkalori energi, 2 g protein, 50 g karbohidrat.
Sumber: Food facts Asia (1999); Owin Nainggolan dan Cornelis Adimunca (2005) dalam Santoso (2011)
Vitamin
A • Vitamin A penting untuk proses pembelahan (diferensiasi) sel
janin, pembentukan organ tubuh janin, proses metabolisme
lemak, penyembuhan luka, meningkatkan daya tahan tubuh
dan fungsi penglihatan (Lang 2016).
• Kebutuhan vitamin A bagi ibu hamil sebesar 900 RE, meningkat
1,3 kali bila dibandingkan kebutuhan sebelum hamil yaitu 650 RE
(KEMENKES 2019).
• Vitamin A dapat diperoleh dari hati, udang, kuning telur, serta
sayuran dan buah berwarna seperti bayam, brokoli, wortel,
tomat, labu kuning, papaya, mangga (KEMENKES 2018). Contoh:
• Satu buah hati ayam (30 g) mengandung 1487 RE vitamin A, dan
telah memenuhi 165% kebutuhan vitamin A dalam sehari.
• 100 g wortel (3748 mikrogram beta-karoten = 312 RE vitamin
A), telah memenuhi 35% kebutuhan sehari.
• 100 g bayam (273.5 RE vitamin A = 30% kebutuhan sehari).
• 200 g pepaya (173 RE vitamin A = 19% kebutuhan sehari).
Vitamin B6 (Piridoksin)
• Vitamin B6 sangat penting untuk proses pembentukan jaringan otak
dan sistem imun (Lang 2016), mengatasi nausea.
• Ibu hamil memerlukan vitamin B6 sebanyak 1.9 mg dalam sehari,
sedikit meningkat dari kebutuhan sebelum hamil sebanyak 1.3 mg/hari
(KEMENKES 2019).
• Vitamin B6 diperoleh dari daging, telur, ikan laut, pisang, alpukat,
sayuran dan kacang-kacangan. Contoh:
• 50 g daging sapi mengandung 1,5 mg vitamin B6 (memenuhi 79%
kebutuhan vit B6 dalam sehari).
• Satu butir telur (50 g) mengandung 0.6 vitamin B6 (26%).
• 50 g ikan teri kering mengandung 0.2 mg vitamin B6 (21%).
Vitamin B7 (Biotin)
• Vitamin B7 atau biotin sangat diperlukan karena penting
dalam proses metabolisme karbohidrat, lemak dan protein,
menjaga daya tahan tubuh, kesehatan rambut dan kulit (Lang
2016).
• Jumlah biotin yang diperlukan ibu hamil dalam sehari sama
dengan sebelum hamil, yaitu 30 mg (KEMENKES 2019).
• Vitamin ini dapat diperoleh di:
• Kandungan biotin per gram makanan: susu kedelai (0.59 µg/g),
susu bubuk (0.21 µg/g), keju (0.24 µg/g), susu segar (0.08 µg/g),
daging sapi (0.02-0.05 µg/g), usus sapi (0.13 µg/g), ayam (0.10
µg/g), bebek (0.03 µg/g), telur (0,02 µg/g) (Kim 2011); kuning
telur (35.2 µg/g), kopi (13.5 µg/g), kacang tanah (12.9 µg/g),
ginjal (5.64 µg/g), roti (3.54 µg/g), dan hati (3.32 µg/g)
(Hayakawa 2008)
Vitamin B9 (Asam Folat)
• Vitamin B9, atau lebih sering disebut asam folat, sangat penting
dikonsumsi oleh ibu hamil dan ibu yang sedang merencanakan
kehamilan. Asam folat diperlukan untuk pembelahan sel,
mencegah cacat lahir terutama berkaitan dengan sistem syaraf
(Lang 2016).
• Kebutuhan asam folat ibu hamil sebesar 600 mikrogram,
meningkat 30% dari sebelum hamil yaitu 400 mikrogram
(KEMENKES 2019).
• Asam folat diperoleh dari kacang-kacangan, sayur-sayuran, buah-
buahan, susu dan produknya.
• Kandungan asam folat/100 g bahan makanan:
• Kacang-kacangan kering 187-488 µg, kacang-kacangan segar 36-80
µg, kacang tanah 101-210 µg, biji-bijian kering 35-433 µg; kubis
21- 150 µg; wortel 12-55 µg; bayam 145-220 µg; tomat 17-44 µg;
alpukat 8-91 µg; pisang 14-28 µg; mangga 36-71 µg; lemon 6.3-32
µg; stroberi 20-99 µg, susu 6-7 µg, yoghurt 13-17 µg (Witthoft
1999).
Vitamin B12
• Vitamin B12 sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan otak dan system
syaraf, serta proses penyerapan asam folat dan kolin (Lang 2016).
• Ibu hamil dan yang sedang merencanakan kehamilan perlu mengkonsumsi
vitamin B12 dalam jumlah yang cukup.
• Kebutuhan vitamin B12 bagi ibu hamil sebesar 4,5 mikrogram, meningkat
dari sebelum hamil yaitu 4 mcg (KEMENKES 2019).
• Vitamin B12 dapat diperoleh dari telur, ikan, produk fermentasi
seperti tempe dan yoghurt (KEMENKES 2018).
• Kandungan vitamin B12 dalam bahan makanan:
• Daging kambing 2,7 mg/90 g; tuna 2,5 mg/90 g, salmon 2,4 mg/90 g,
daging sapi 1.4-2.3 mg/90 g, yoghurt 1.4/cup, susu bebas lemak 1.3 mg
/cup, susu kedelai 0.6 mg/cup, dada ayam 0.5 mg/90 g, keju 0,2 mg/30 g
(ARS dalam Santoyo-Sanches 2015); tempe 0.026 mg/100g (Yarlina 2019)
Vitamin C
• Vitamin C diperlukan oleh semua orang, terutama ibu hamil karena penting untuk
kesehatan kulit dan jaringan ikat, pembentukan kolagen, dan fungsi imunitas (Lang 2016).
• Ibu hamil memerlukan 85 mg vitamin C, meningkat dari sebelum hamil yaitu 75 mg
(KEMENKES 2019).
• Vitamin C dapat diperoleh dari buah-buahan seperti jeruk, pepaya, mangga, pisang,
jambu, stroberi; serta sayur-sayuran seperti bayam, kangkung, kubis, brokoli, kembang kol
(KEMENKES 2018).
• Kandungan vitamin C dari setiap 100 g contoh buah adalah sebagai berikut:
• jambu biji 87 mg (102% kebutuhan sehari),
• pepaya 78 mg (91,7%),
• jeruk manis 49 mg (57,6%),
• pisang hijau 13 mg (15,3%) (KEMENKES 2018).
Vitamin D
• Vitamin D sangat penting untuk proses
pembentukan tulang dan gigi serta fungsi imun
bagi ibu dan janin (Lang 2016). Kebutuhan
vitamin D ibu hamil sama dengan sebelum hamil,
yaitu 15 mikrogram (KEMENKES 2019).
• Vitamin D dapat diperoleh dari telur, hati,
ikan laut, udang, tiram, minyak ikan, jamur,
tahu, tempe serta sinar matahari (Lang 2016).
• Paparan sinar matahari yang baik untuk
mengaktifkan vitamin D dalam tubuh adalah pagi
hari mulai terbit matahari hingga pukul 9 pagi
serta sore hari mulai pukul 15.00 hingga
matahari terbenam, selama kurang lebih 10-15
menit (Kemenkes, 2018).
Vitamin K
• Vitamin K sangat penting untuk proses
pembentukan protein dalam tulang, plasma
dan ginjal, pembekuan darah (Lang 2016).
• Kebutuhan vitamin K ibu hamil sama dengan
sebelum hamil, yaitu 55 mikrogram
(KEMENKES 2019).
• Vitamin K dapat diperoleh dari telur, daging,
susu, alpukat, sayuran hijau,
kecambah/tauge (Lang 2016).
Kolin
• Kolin sangat penting untuk pembentukan
otak dan sistem syaraf serta mencegah
kecacatan pada sistem syaraf (Lang 2016).
• Ibu hamil memerlukan kolin sebanyak 450
mg, meningkat sedikit dari kebutuhan
sebelum hamil yaitu 425 mg (KEMENKES
2019).
• Kolin dapat diperoleh dari tahu, ayam,
pisang, brokoli, jamur, kuaci bunga matahari
susu kedele, telur, kerang, brokoli (Lang
2016).
Zat Besi
• Zat besi merupakan mineral yang sangat penting untuk proses pembentukan
sel darah merah yang mengangkut oksigen (Lang 2016).
• Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia), yang
merupakan masalah yang sering ditemui pada ibu hamil.
• Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan janin tidak dapat berkembang secara
optimal dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan (Black et al. 2013).
• Kebutuhan zat besi pada ibu hamil trimester 1 masih sama dengan
kebutuhan sebelum hamil yaitu 18 mg. Sedangkan pada trimester 2 dan 3,
kebutuhan meningkat sebesar 30% menjadi 27 mg dalam sehari (KEMENKES
2019).
Zat Besi
• Zat besi dapat diperoleh dari sumber hewani (besi heme): hati, daging merah, ikan
laut; serta sumber nabati (besi non-heme): sayuran hijau, kuaci labu, tahu, kacang-
kacangan dan buah-buahan kering seperti kurma dan kismis (KEMENKES 2018).
• Rata-rata bioavailabilitas zat besi dari sumber hewani sebanyak 23%, sedangkan dari
sumber nabati sebanyak 1,4% (Briawan et al. 2012). Zat besi yang berasal dari
sumber hewani adalah yang terbaik karena lebih mudah diserap oleh tubuh.
• Adapun zat besi yang berasal dari sumber nabati memiliki bioavailabilitas rendah,
yang artinya sangat sedikit yang dapat diserap oleh tubuh. Untuk meningkatkan
penyerapan zat besi yang berasal dari sumber nabati, perlu dikonsumsi bersamaan
dengan sumber hewani seperti daging atau vitamin C seperti buah-buahan (Pritasari,
Damayanti and Lestari 2017).
• Satu buah hati ayam (30 g) mengandung 4.74 mg zat besi (17.5% kebutuhan sehari),
100 daging sapi dan ikan cakalang mengandung 2,9 mg zat besi (10.7%), 100 g daging
ayam mengandung 1,5 mg zat besi (5.5%) (KEMENKES 2018).
Kalsium
• Kalsium sangat diperlukan untuk proses pembentukan tulang dan gigi, serta fungsi
jantung (Lang 2016).
• Mengingat pentingnya kalsium untuk proses pertumbuhan tulang dan gigi janin, jika ibu
kurang mengkonsumsi kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari tulang
dan gigi ibu, sehingga ibu berisiko mengalami pengeroposan tulang dan gigi.
• Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1200 mg, meningkat 1/5 dari kebutuhan sebelum
hamil yaitu 1000 mg (KEMENKES 2019).
• Kalsium dapat diperoleh dari susu dan produknya (keju, yoghurt), makanan hewani yang
dikonsumsi beserta tulangnya seperti teri, ikan dan ayam presto, tahu; sayuran hijau;
dan makanan laut (KEMENKES 2018).
• Segelas susu sapi segar (250 ml) mengandung 357 mg kalsium (31,3% kebutuhan sehari)
• 3 sdm susu bubuk (30 g) mengandung 271 mg kalsium (22.6%)
• 100 g bandeng presto mengandung 1422 mg kalsium (118%)
• 100 g teri nasi kering mengandung 1000 mg kalsium (83,3%) (KEMENKES 2018).
Seng / zink
• Zink sangat diperlukan untuk proses pembentukan protein dan
DNA serta fungsi imun (Lang 2016).
• Kebutuhan zink pada ibu hamil trimester 1 sebanyak 10 mg,
trimester 2 sebanyak 12 mg, meningkat 30% dari
kebutuhan sebelum hamil yaitu 8 mg (KEMENKES 2019).
• Zink dapat diperoleh dari makanan laut, hati, daging, telur,
susu, biji-bijian dan kacang-kacangan, serta sayuran seperti
bayam, kemangi, brokoli, wortel dan jamur (KEMENKES
2018).
• 100 g sapi mengandung 6,4 mg zink (memenuhi 64%
kebutuhan ibu hamil trimester pertama),
• 100 g hati sapi mengandung 2,3 mg zink (23%)
• 100 g biji kedelai mengandung 3,7 mg zink (37%)
• 100 g cumi-cumi mengandung 1,6 mg zink (16%)
• 100 g bayam mengandung 0,4 mg zink (40%) (KEMENKES 2018).
Tembaga
• Tembaga sangat penting bagi ibu hamil untuk proses
pembentukan kolagen, pembentukan sel darah merah
(Lang 2016).
• Kebutuhan tembaga ibu selama hamil sebanyak 1000
mikrogram, meningkat 10% dari keadaan sebelum hamil
yaitu 900 mcg (KEMENKES 2019).
• Tembaga dapat diperoleh dari hati, unggas, tiram,
kacang- kacangan dan biji-bijian seperti kedelai, kacang
mente dan wijen; jamur, alpukat, cokelat (KEMENKES
2018).
• 100 g cokelat pahit batang mengandung 1700 mcg
tembaga (160% kebutuhan sehari)
• 100 gram kwaci mengandung 650 mcg tembaga (65%)
• 100 g jamur mengandung 300 mcg tembaga (30%)
• 100 g alpukat mengandung 200 mcg tembaga (20%)
(KEMENKES 2018).
Selenium
• Selenium penting bagi ibu hamil sebagai perlindungan
antioksidan, mendukung proses fungsi kelenjar tiroid (Lang 2016).
• Kebutuhan selenium bagi ibu hamil sebanyak 29-30 mikrogram,
15% meningkat dari sebelum hamil yaitu 24-25 mikrogram
(KEMENKES 2019).
• Selenium dapat diperoleh dari daging, telur, ikan dan produk
laut, jamur, cokelat (KEMENKES 2018)
Magnesium
buah 4 1 1 1 1
minyak (maksimal) 4 0.5 0.5 1 0.5 1 0.5
gula (maksimal) 3 1 1 1
Trimester 2
Makanan pokok 5 1 1 1 1 1
lauk hewani 3 1 1 1
lauk nabati 3 0.5 1 0.5 1
susu 2 1 1
sayuran 4 1 1.5 1.5
buah 4 1 1 1 1
minyak (maksimal) 4 0.5 0.5 1 0.5 1 0.5
gula (maksimal) 3 1 1 1
Trimester 3
Makanan pokok 5 1 1 1 1 1
lauk hewani 3 1 1 1
lauk nabati 4 1 1 1 1
susu 2 1 1
sayuran 4 1 1.5 1.5
buah 4 1 1 1 1
minyak (maksimal) 4 0.5 0.5 1 0.5 1 0.5
gula (maksimal) 3 1 1 1
Gangguan gizi selama hamil dan cara mengatasinya
• Penurunan nafsu makan, mual
dan muntah sering terjadi pada
awal kehamilan.
• Cara mengatasi
1. Hindari makanan berbau menyengat
yang dapat membuat mual seperti
durian.
2. Hindari makan dan minum secara
bersamaan dan dalam porsi besar.
Sebaiknya beri jarak antara waktu
makan dan minum.
3. Sering mengkonsumsi cairan agar tidak
terjadi dehidrasi
4. Saat mual, konsumsi snack padat gizi: kue
kering, buah-buahan atau kacang-
kacangan.
5. Minuman jahe, teh hangat, susu hangat
atau air infus
6. Istirahat yang cukup.
Gangguan gizi selama hamil dan cara mengatasinya
• Nyeri pada ulu hati (heartburn), bisa yang mengandung kafein (kopi, teh dan cokelat).
terjadi pada ibu hamil, terutama setelah makan
atau sebelum tidur.
1. Konsumsi makan dengan porsi kecil
tetapi sering, jangan sampai terlalu
kenyang
2. Pilihlah jenis makanan yang teksturnya
lunak tapi bergizi, seperti bubur ayam, sup,
atau sereal yang mudah dicerna
3. Makan perlahan dan kunyah dengan
sempurna
4. Hindari makanan yang dapat meningkatkan
asam lambung seperti makanan pedas atau
asam, makanan yang digoreng atau
berlemak, minuman bersoda/beralkohol, dan
• Konstipasi/Sembelit
1. Banyak mengkonsumsi sayuran dan
buah- buahan, serta minum cairan
minimal 10-15 gelas per hari.
2. Melakukan olah raga ringan secara
teratur untuk memperlancar proses
pencernaan.
3. Jangan pernah menunda BAB
Referensi
• Mockridge & Maclennan (2022) Physiology of pregnancy. Anaesthesia And Intensive Care Medicine 23:6, pp248-253
• Barker et al (2013). Support mothers to secure future public health (2013), Nature 504, pp 209-212.
• Jouanne et al (2021) Nutrient Requirements during Pregnancy and Lactation. Nutrients, 13, 692.
• PERMENKES RI no 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia.
• KEMENKES RI (2017) Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017.
• KEMENKES (2014), Pedoman Gizi Seimbang (Indonesian Dietary Guidelines), Ministry of Health of The Republic of Indonesia (MOH-RI),
Jakarta, Indonesia.
• Lang J (2016), The Whole 9 Months: A week-by-week pregnancy nutrition guide with recipes for a healthy start, Sonoma Press, USA.
• Morgan S, Koren G and Bozzo P (2013), 'Is caffeine safe during pregnancy?', Canadian Family Physician, vol. 59, pp. 361-4.
• Pritasari P, Damayanti D and Lestari NT (2017), Gizi Dalam Daur Kehidupan, KEMENKES RI, Jakarta,
<http://hellis.litbang.kemkes.go.id:8080/handle/123456789/70336>.
• Santoso A (2011), 'Serat Pangan (Dietary Fiber) dan Manfaatnya bagi Kesehatan', Magistra, vol. 75, no. XXIII, pp. 35-42.
• Rasmussen, KM & Yaktine, AL 2009, 'Weight Gain During Pregnancy: Reexamining the Guidelines', in KM Rasmussen & AL Yaktine
(eds), Weight Gain During Pregnancy: Reexamining the Guidelines, The National Academic Press, for The Institute of Medicine and
National Research Council, Washington (DC).
• WHO, EC 2004, 'Appropriate body-mass index for Asian populations and its implications for policy and intervention strategies',
The Lancet, vol. 363, no. 9403, pp. 157-63.
• Hanson, MA, Bardsley, A, Poston, L, Ma, RC, McAuliffe, FM, Yajnik, CS, Rushwan, H, De-Regil, LM, Moore, SE, Morris, JL, Oken, E, Maleta,
K & Purandare, CN 2015, 'The International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO) recommendations on adolescent,
preconception, and maternal nutrition: “Think Nutrition First”', International Journal of Gynaecology and Obstetrics, vol. 131, no. S4, pp.
S213–S53.
• Analysis of Biotin in Korean Representative Foods and Dietary Intake Assessment for Korean Ji-Young Kim and Chang-Hwan O. Food
Sci. Biotechnol. 20(4): 1043-1049 (2011)
• Angkasa D, Agustina R, Khusun H and Prafiantini E (2019), 'Validation of a semi-quantitative food frequency questionnaire for
estimating dietary omega-3 fatty acids intake among urban Indonesian pregnant women', Malaysian Journal of Nutrition, vol. 25, no. 2,
pp. 321-35.