digunakan pada pangan dan kesehatan, dan dan pati telah diuji sebagai bahan penyalut
(8) efek kesehatannya secara klinis telah Lactobacillus paracasei dan menunjukkan
terdokumentasi dan validasi. Mikroflora viabilitas probiotik ini menjadi tinggi hanya
probiotik yang memproduksi asam laktat pada gum acasia. Hal ini dimungkinkan karena
berasal dari golongan Lactobacilli dan bahan penyalut seperti pati sangat mudah
Bifidobacteria (McFarland et al. 1994). Contoh terhidrolisis oleh enzim yang ada pada saluran
dari golongan Lactobacilli adalah Lactobacillus pencernaan serta kondisi pH ekstrim yang ada
acidophilus, bakteri ini termasuk salah satu pada saluran tersebut. Prebiotik secara
probiotik yang memberi manfaat sebagai potensial dapat digunakan sebagai bahan
pencegah kanker (William dan Winder, 1996). penyalut, karena kebanyakan prebiotik adalah
Asam-asam organik seperti asam laktat dan polimer yang mudah membentuk gel.
asam asetat yang diproduksi bakteri asam Pemanfaatan prebiotik sebagai bahan
laktat sebagai hasil fermentasi laktosa dapat penyalut disamping dapat melindungi
membantu aktivitas usus dengan merangsang probiotik dari kondisi ekstrim juga dapat
peristaltik, merangsang sistem kekebalan dan menjadi substrat bagi pertumbuhannya.
resistensi terhadap infeksi dan kanker Penggunaan prebiotik sebagai bahan pengen-
(Mitsuko, 1989). kapsulat pada probiotik dikenal sebagai
Lactobacillus acidophilus menunjukkan metode ko-enkapsulasi.
fase stationer yang pendek serta diikuti Bahan penyalut adalah bahan yang
kehilangan viabilitas sel yang cepat, walaupun digunakan untuk melapisi inti. Bahan penyalut
disimpan pada suhu beku. Charampopoulus et bermanfaat untuk menutupi rasa dan bau yang
al. (2002) menunjukkan bahwa Lactobacillus tidak enak, perlindungan terhadap lingkungan,
acidophilus mempunyai waktu fase stasioner meningkatkan stabilitas, dan mencegah
yang cepat dan kehilangan viabilitas yang penguapan. Bahan penyalut harus mampu
cepat dibanding Lactobacillus plantarum, L memberikan suatu lapisan tipis yang kohesif
fermentum, dan L. reuteri pada media barley, dengan bahan inti, dapat bercampur secara
malt, dan gandum. Pendeknya waktu hidup kimia, tidak bereaksi dengan inti (bersifat
probiotik ini menjadikan permasalahan inert). Bahan penyalut yang dipakai bisa
tentang cara mempertahankan viabilitas berupa polimer alam, semi sintetik, maupun
probiotik ini agar tetap memberikan efek sintetik dengan ketebalan dinding penyalut
fungsional. 0,1-60 mikrometer (Istiyani, 2008).
Enkapsulasi merupakan metode yang Karagenan adalah salah satu hasil olahan
bertujuan untuk melindungi bahan inti dari rumput laut. Karagenan dari jenis Eucheuma
kehilangan nilai gizi, menstabilkan bahan aktif, mempunyai susunan senyawa yang komplek
memudahkan pengendalian pelepasan bahan dari polisakarida yaitu terdiri atas sejumlah
aktif dan melindungi komponen aktif dari unit galaktosa dan 3,6 anhydrogalaktosa baik
lingkungan. Enkapsulasi diterapkan pada pro- yang mengandung sulfat atau tidak dengan
biotik dengan tujuan untuk melindungi ikatan α 1,3-D galaktosa serta β 1,4-3,6
probiotik tetap hidup dari kondisi ekstrim anhydrogalaktosa secara bergantian (Zatnika,
akibat pengeringan, penyimpanan maupun 1993). Karagenan terpilih menjadi bahan
cairan saluran pencernaan. Guerin et al. (2003) penyalut karena kemam-puannya dalam
telah menunjukkan bahwa probiotik yang di- membentuk gel. Spesies Eucheuma cottonii
enkapsulasi mempunyai viabilitas yang lebih penghasil kappa-karagenan yang mempunyai
tinggi pada perlakuan kondisi saluran sifat gel kokoh, kuat akan tetapi mudah
pencernaan dibanding tanpa terenkapsulasi. sineresis. Sehingga dalam penelitian dilakukan
Keberhasilan enkapsulasi pada probiotik uji terhadap penggunaan Eucheuma cottonii
sangat tergantung pada pemilihan bahan sebagai penghasil kappa kargenan dengan
penyalut. Bahan penyalut seperti gum acasia
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 29
DESEMBER-2014 VOLUME 01 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id
dihentikan setelah 5 menit dengan Gambar 1. Kenaikan berat badan hewan uji
penambahan 0,5 mL larutan 1,0 mol/L antar perlakuan.
Na2CO3 dingin. Larutan disentrifus
Gambar 1. memperlihatkan kenaikan
pada 4000 g, 4oC selama 10 menit.
berat badan hewan uji yang diberi perlakuan L.
Absorbansi supernatan dibaca pada
acidophilus yang terenkapsulasi karaginan
405 nm.
tidak berbeda nyata dengan hewan uji yang
e. Penentuan IgA.
diberi karaginan dan sangat berbeda nyata
Penentuan jumlah IgA dalam feses
dengan perlakuan hewan uji normal dan
hewan uji dilakukan secara ELISA. Pada
hewan uji yang diberi probiotik saja. Kenaikan
akhir penelitian mencit dibunuh dan
berat badan pada hewan yang diberi
diambil fesesnya. Penentuan kadar IgA
perlakuan L. acidophilus yang terenkapsulasi
dalam feses dilakukan dengan
karaginan paling tinggi dibanding perlakuan
menggunakan kit. Prosedur
lainnya dan paling rendah pada hewan uji
pelaksanaan uji berdasar petunjuk
normal. Pollman et al. (1980) melaporkan
pembuat kit uji IgA. Kandungan feses
bahwa individu yang diberi probiotik
hewan uji inten-sitasnya dibaca pada
menunjukkan peningkatan berat badan sekitar
ELISA reader.
8%. Fuller (1989) menjelaskan kenaikan berat
4. Analisis Data. badan ini dapat diakibatkan karena
Data yang didapat dari penelitian menurunnya bakteri patogen yang dapat
dianalisa secara satu arah dan dinyatakan menurunkan bioavailabilitas zat gizi dan
dengan rerata dan kesalahan baku. Perbedaan penyebab diare, serta secara sinergi dengan
antar perlakuan dianalisa dengan beda nyata peptida berlaku sebagai pemicu pertumbuhan.
terkecil. Tingkat kepercayaan dalam penelitian Sementara itu Parvez et al. (2006) menyatakan
ini dinyatakan sebesar α =5%. bahwa probiotik dapat mempengaruhi
partum-buhan karena mampu meningkatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN ketersediaan zat gizi, seperti: protein, lemak,
Pemberian mikrokapsul Lactobacillus asam folat, niasin dan riboflavin dan
acidophilus yang terenkapsulasi kappa- meningkatkan produksi asam amino bebas,
karaginan memberikan pengaruh terhadap uji asam lemak rantai pendek, serta memperbaiki
fungsional-nya dengan mengamati berat pencernaan laktosa.
badan mencit, kadar kolesterol feses, aktivitas 2. Anti Kolesterol
β-glukoronidase feses, viabilitas E Coli mencit, Rerata kadar kolesterol feses antara
viabilitas L acidophilus feses, kadar IgA feses perlakuan pada hewan uji dapat dilihat pada
mencit. Gambar 2.
1. Berat badan 40
Rerata kenaikan berat badan antara
Kolesterol (μmol/g)
30
20
15 25
(%)
10
5
20
0
0 6 12 18 Normal Probiotik Karaginan Pro + Kar
Lama (hari)
Gambar 2. Kadar kolesterol feses
Normal Probiotik Karaginan Pro + Kar Hewan uji antar perlakuan
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 31
DESEMBER-2014 VOLUME 01 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id
Aktivitas Beta-glukoronidase
kolesterol feses pada hewan uji yang diberi 1.05
perlakuan Lactobacillus acidophilus yang
(mg/30 menit/g)
1
terenkapsulasi karaginan sangat berbeda 0.95
nyata dengan kadar kolesterol feses dari
0.9
hewan uji yang lainnya. Kadar kolesterol feses
0.85
pada hewan normal paling sedikit dibanding
0.8
perlakuan lainnya dan paling banyak didapat
0.75
pada feses dari hewan uji yang mendapat
Normal Probiotik Karaginan Pro + Kar
perlakuan Lactobacillus acidophilus yang
terenkapsulasi karaginan. Fukushima et al.
(1999) melaporkan bahwa kandungan Gambar 3. Aktivitas -glukoronidase feses
kolesterol feses tikus yang diberi probiotik hewan uji antar perlakuan.
akan meningkat dibanding feses tikus normal.
Gambar 3 memperlihatkan aktivitas -
Hal serupa juga dilaporkan oleh Liong and
glukoronidase feses hewan uji yang diberi
Shah (2005a) adanya peningkatan kadar
perlakuan L. acidophilus yang terenkapsulasi
kolesterol feses akibat konsumsi
karaginan tidak berbeda nyata dengan semua
Lactobacillus acidophilus. Hal ini
hewan uji perlakuan, namun aktivitasnya paling
dimungkinkan adanya dekonjugasi terhadap
rendah dibanding seluruh perlakuan lainnya.
kolesterol dari garam empedu oleh probiotik.
Imaoka et al. (2004) dan Goossens et al. (2006)
De Boever and Verstraete (1999)
melaporkan bahwa aktivitas -glukoronidase feses
memperlihatkan bahwa L. plantarum mampu
individu yang diberi probiotik maupun tidak juga
mendekonjugasi garam empedu hingga
tidak berbeda nyata, namun menunjukkan
melepaskan kolesterol. Menurut Begley et al.
bahwa aktivitas enzim tersebut pada individu
(2005) dan Ramasamy et al. (2010)
yang diberi probiotik terenkapsulasi lebih kecil
mekanisme peningkatan kadar kolesterol
dibanding yang tidak diberi probiotik. Van
feses akibat adanya probiotik adalah
Dokkum et al. (1999) melaporkan bahwa
kemampuan biota tersebut untuk
konsumsi sinbiotik dapat menurunkan aktivitas
mengaktivasi hidrolase garam empedu hingga
kolesterol yang berada dan ter-gabung -glukoronidase meski tidak nyata, sedang
dengan garam empedu menjadi terlepas. Kushal et al. (2006) menunjukkan pemberian
Dijelaskan oleh Liong and Shah (2005b) Lactobacillus acidophilus selama tiga minggu
bahwa hasil metabolisme probiotik yaitu dapat menekan aktivitas -glukoronidase. Hal ini
asam lemak rantai pendek yang menghasilkan dimungkinkan masa pemberian probiotik
penurunan pH lumen usus besar berpengaruh terenkapsulasi dalam penelitian relatif pendek.
terhadap pelepasan kolesterol dari garam Fuller (1989) menjelaskan rendah-nya aktivitas
empedu. Ditambahkan oleh Park et al. (2008) -glukoronidase feses pada individu yang diberi
peningkatan kadar kolesterol dalam feses probiotik karena probiotik mampu menekan
karena adanya asimilasi asam empedu dan pertumbuhan bakteri penghasil enzim tersebut,
kolesterol itu sendiri. dimana enzim ini bertanggung jawab dalam
menginduksi pembentukan dan pelepasan
3. Aktivitas -glukoronidase. karsinogen ke dalam kolon oleh bakteri patogen.
Rerata aktivitas -glukoronidase feses Konsumsi probiotik yang terus menerus
antara perlakuan pada hewan uji dapat dilihat berakibat dapat menurunkan aktivitas enzim
pada Gambar 3. tersebut secara nyata seiring dengan
tertekannya pertumbuhan bakteri patogen.
Steer et al. (2000) menambahkan bahwa
aktivitas -glukoronidase dapat terhambat
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 32
DESEMBER-2014 VOLUME 01 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id
akibat penurunan pH kolon karena adanya hasilkan dan mensekresi peptida yang dapat
fermentasi bakteri asam laktat. membunuh bakteri patogen seperti E. coli.
Sementara itu Cross (2002) menambahkan
4. Viabilitas E. Coli.
bahwa genus Lactobacilli mampu
Rerata viabilitas E. Coli feses hewan uji
membangkitkan penginduksian sistem imun
dapat dilihat pada Gambar 4.
untuk melawan keberadaan bakteri patogen.
Viabilitas E. coli (Log cfu/g)
c
900 pengaruh ter-hadap fungsionalnya dengan
b meningkatkan viabilitas L. acidophilus dan E.
a coli feses mencit, pemberian L. acidophilus
700
terenkapsulasi karaginan dapat meningkatkan
500
kadar kolesterol feses mencit, pemberian L.
acidophilus terenkapsulasi caragenan dapat
Normal Probiotik Karaginan Pro + Kar
menurunkan aktivitas -glukoronidase feses
Gambar 6. Kadar IgA feses mencit, pemberian L. acidophilus
hewan uji antar perlakuan. terenkapsulasi karaginan dapat meningkatkan
kadar IgA feses mencit.
RESEARCH JOURNAL OF LIFE SCIENCE E-ISSN : 2355-9926 34
DESEMBER-2014 VOLUME 01 NO. 01 http://rjls.ub.ac.id