PENDAHULUAN
Menurut ahli pangan dan pertanian yang tergabung dalam Organisasi Kesehatan
Dunia (FAO/WHO), Menyatakan bahwa Probiotik adalah mikroorganisme yang
hidup, ketika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup, membuat manfaat kesehatan bagi
yang mengkonsumsinya (FAO/WHO,2001). Probiotik juga memiliki kemampuan dalam
memproduksi metabolisme antimikroba yang mampu menekan bakteri patogen dengan
menjadi bagian dari mikroflora dan berkontribusi terhadap kesehatan inangnya (Vine et
al., 2004).
1. Mempunyai viabilitas yang tinggi sehingga tetap hidup, tumbuh, dan aktif dalam
sistem pencernaan.
3. Tahan terhadap asam, garam empedu (bile salt), dan kondisi anaerob.
4. Mampu tumbuh dengan cepat dan menempel pada dinding saluran pencernaan.
1
Menurut Purwoko (2007), fermentasi asam laktat dapat dilakukan oleh Bakteri
Asam Laktat (BAL) dengan mengubah glukosa menjadi asam laktat. Fermentasi asam
laktat dapat dilakukan melalui jalur homofermentatif dan heterofermentatif. Bakteri
Bifidobacterium longum melakukan fermentasi asam laktat melalui jalur yang berbeda.
Jalur fermentasi bakteri ini mengalami modifikasi pada jalur Pentosa Fosfat dalam proses
glikolisis.Fermentasi asam laktat melalui jalur ini disebut fermentasi asam laktat jalur
bifidum karena pertama kali ditemukan pada Bifidobacterium longum.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Probiotik adalah mikroorganisme hidup berupa bakteri atau jamur yang berada di
sistem pencernaan manusia. Probiotik membantu dalam melindungi dan memelihara
kesehatan sistem pencernaan, terutama lambung dan usus dari beragam serangan
penyakit. Probiotik juga berperan dalam meneruskan makanan atau minuman yang sudah
ditelan agar bisa dicerna.
Pengamatan asli dari peran positif yang dimainkan oleh bakteri tertentu pertama
kali diperkenalkan oleh ilmuwan Rusia dan pemenang Nobel Eli Metchnikoff, yang pada
awal abad ke-20 menyatakan bahwa akan ada kemungkinan untuk mengubah flora usus
dan untuk menggantikan mikroba berbahaya oleh mikroba.
Bifidobacteria pertama kali diisolasi dari bayi disusui oleh Henry Tissier yang
juga bekerja di Institut Pasteur. Bakteri terisolasi bernama Bacillus bifidus communis
kemudian berganti nama menjadi genus Bifidobacterium. Tissier menemukan bahwa
bifido yang dominan dalam flora usus bayi yang diberi ASI dan ia mengamati manfaat
klinis dari mengobati diare pada bayi dengan bifido. Efek klaim perpindahan bakteri
proteolitik bifidobacterial menyebabkan penyakit.
Selama wabah Shigellosis pada tahun 1917, Jerman profesor Alfred Nissle
mengisolasi strain Escherichia coli dari tinja seorang prajurit yang tidak terpengaruh oleh
penyakit tersebut. Metode mengobati penyakit menular yang dibutuhkan pada waktu itu
ketika antibiotik belum tersedia, dan Nissle menggunakan Escherichia coli Nissle 1917
ketegangan dalam salmonellosis infeksi akut gastrointestinal dan Shigellosis.
3
Pada tahun 1920, Rettger menunjukkan bahwa “Bacillus Bulgaria” Metchnikoff
itu, kemudian disebut Lactobacillus delbrueckii subsp bulgaricus., Tidak bisa hidup di
usus manusia, dan fenomena makanan fermentasi mereda. Teori Metchnikoff adalah
perdebatan (pada tahap ini), dan orang-orang meragukan teorinya tentang umur panjang.
Istilah “probiotik” pertama kali diperkenalkan pada tahun 1953 oleh Kollath.
Kontras antibiotik, probiotik didefinisikan sebagai mikroba faktor turunan yang
merangsang pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Pada tahun 1989 Roy Fuller
mengusulkan definisi probiotik yang telah banyak digunakan: sebuah suplemen makanan
mikroba hidup yang menguntungkan mempengaruhi hewan inang dengan meningkatkan
keseimbangan mikroba ususnya. Definisi Fuller menekankan kebutuhan untuk
kelangsungan hidup probiotik dan memperkenalkan aspek efek menguntungkan pada
host. Dalam dekade berikutnya spesies bakteri asam laktat usus dengan sifat kesehatan
bermanfaat diduga telah diperkenalkan sebagai probiotik, termasuk Lactobacillus
rhamnosus, Lactobacillus casei, dan Lactobacillus johnsonii.
4
dengan mempertimbangkan mekanisme probiotik selain yang diperantarai mikroflora
usus. Probiotik adalah bahan pangan berupa mikroorganisme hidup yang mempunyai
pengaruh menguntungkan terhadap kesehatan manusia. Definisi lain tentang probiotik
adalah sediaan sel mikroba hidup atau komponen dari sel mikroba yang memiliki
pengaruh menguntungkan terhadap kesehatan dan kehidupan inangnya (Salminen et al.,
1999). Definisi tersebut memiliki implikasi bahwa probiotik tidak selalu harus berupa sel
hidup karena telah terbukti bahwa probiotik dalam bentuk sel yang tidak hidup juga
menunjukkan pengaruh positif terhadap kesehatan inang (Ouwehand dan Salminen,
1998).
Probiotik sangat penting bagi tubuh karena menunjukkan peranan fisiologis yang
penting dalam menjaga keseimbangan mikroflora saluran pencernaan sehingga terbentuk
suatu ekosistem yang unik, yaitu terjadi interaksi yang kompleks yang bekerja secara
sinergis dan antagonistis tergantung dari strain yang terlibat, jumlah dan aktivitas
metaboliknya (Mattila-Sandholm et al., 1999).
(a) meningkatkan ketahanan terhadap penyakit infeksi terutama infeksi usus dan diare,
(b) menurunkan tekanan darah/ antihipertensi,
(c) menurunkan konsentrasi kolesterol serum darah,
(d) mengurangi resiko lactose intolerance,
(e) mempengaruhi respon imun,
(f) memudahkan pencernaan,
(g) menurunkan resiko terjadinya tumor dan kanker kolon dan
(h) bersifat antimutagenik serta bersifat anti karsinogenik (Kusumawati, 2002).
Menurut Shortt (1999), ada beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan untuk
mendapatkan produk probiotik dengan pengaruh positif optimal bagi inangnya,
diantaranya adalah :
5
(d) memiliki kemampuan untuk bertahan selama proses pengolahan dan selama waktu
penyimpanan,
(e) memiliki karakteristik sensor yang baik,
(f) memiliki sifat antagonistik terhadap mikroba patogen enterik,
(g) terbukti memiliki pengaruh menguntungkan bagi kesehatan inang,
(h) produk probiotik diharapkan memiliki jumlah sel hidup yang besar (107-109 cfu/ml)
dan
(i) total konsumsi produk probiotik sekitar 300-400 gram per minggu.
6
2.4. Pengertian Minuman Probiotik
Bahan yang biasa digunakan adalah susu karena kadar laktosanya yang tinggi dan
kaya akan nutrisi sehingga cocok sebagai tempat tumbuh probiotik. Tetapi saat ini, tidak
hanya susu yang dapat menjadi bahan baku pembuatan minuman probiotik. Sayuran,
buah, serealia, dan kacang-kacangan dapat diolah menjadi suatu produk yang
mengandung probiotik, khususnya buah dan sayur yang telah terbukti dapat menjadi
media yang baik bagi pertumbuhan probiotik dikarenakan kelengkapan kandungan
nutrisinya (Perricone et al., 2015).
7
2.5. Bakteri Asam Laktat sebagai Minuman Probiotik
Bakteri asam laktat yang bersifat sebagai probiotik pada pencernaan manusia
merupakan mikroflora normal usus, terdiri atas Bifidobacteria dan Lactobacillus
acidophilus (Gomes dan Malcata, 1999). Selanjutnya Fuller (1992) mengatakan bahwa
bakteri asam laktat digunakan sebagai probiotik karena mampu :
Bakteri asam laktat memiliki peranan yang penting pada kehidupan manusia,
karena kemampuannya untuk menghasilkan makanan fermentasi maupun kemampuannya
untuk hidup di dalam saluran pencernaan. Penelitian bakteri asam laktat yang berpotensi
probiotik untuk kesehatan telah banyak dilakukan contohnya adalah manfaat probiotik
pada penyakit gangguan saluran pencernaan.
Menurut Mitsuoka (1990), bakteri asam laktat dapat dibagi atas 4 grup,
berdasarkan keberhasilan hidupnya di dalam saluran pencernaan manusia, yaitu :
(1) Grup yang berhasil hidup di dalam lumen usus dan merupakan organisme yang paling
banyak ditemukan dalam spesimen usus manusia, contohnya galur-galur dari
Bifidobacterium,
(2) Grup yang berhasil hidup di dalam lumen usus dan sering ditemukan dalam spesimen
usus manusia, contohnya Lactobacillus (Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus
reuteri),
(3) Grup yang berhasil hidup di dalam lumen usus dan kadang-kadang ditemukan dalam
spesimen usus manusia, contohnya Lactobacillus (Lactobacillus casei, Lactobacillus
brevis) dan,
(4) Grup yang sering digunakan dalam pembuatan produk susu dan tidak dapat dijumpai
dalam spesimen usus manusia, contohnya Lactobacillus (Lactobacillus bulgaricus)
dan Laktokoki (Streptococcus thermophilus, Streptococcus cremoris).
8
Naidu dan Clemens (2000) menyatakan bahwa bakteri asam laktat dengan
aktivitas probiotiknya berperan penting dalam mengatur ekosistem saluran pencernaan.
Aktivitas probiotik terbagi atas 3 spektrum, yaitu nutrisi, fisiologi dan efek antimikroba.
Aspek nutrisi berupa penyediaan enzim untuk membantu metabolisme komponen
makanan (laktase), sintesis beberapa vitamin (K, folat, piridoksin, pantotenat, biotin dan
riboflavin) dan menghilangkan racun metabolit komponen makanan di dalam usus.
Aspek fisiologi meliputi kemampuan menjaga keseimbangan komposisi mikroflora usus
dan menstimulasi sistem kekebalan usus. Efek antimikroba yang dimiliki oleh probiotik
yaitu kemampuannya untuk memperbaiki ketahanan terhadap bakteri patogen.
Pertumbuhan dan metabolisme dari spesies bakteri pada usus tergantung dari substrat
yang tersedia, yang umumnya berasal dari makanan yang dikonsumsinya.
Wright dan Salminen (1999) menyatakan kelebihan bakteri asam laktat adalah
kemampuannya untuk bertahan hidup mengkolonisasi usus, memproduksi asam laktat,
bakteriosin dan merangsang pembentukkan antibodi tubuh. Menurut Evanikastri (2003),
untuk bersifat sebagai probiotik maka bakteri asam laktat harus memiliki beberapa syarat
sebagai berikut :
(1) Tahan terhadap asam, terutama asam lambung yang memiliki pH antar 1,5-2,0
sewaktu tidak makan dan pH 4,0-5,0 sehabis makan, sehingga mampu bertahan dan
hidup lama ketika melalui lambung dan usus,
(2) Stabil terhadap garam empedu dan mampu bertahan hidup selama berada pada
bagian usus kecil. Empedu disekresikan ke dalam usus untuk membantu absorbsi
lemak dan asam empedu yang terkonjugasi dan diserap dari usus kecil,
(3) Memproduksi senyawa antimikroba seperti asam laktat, hidrogen peroksida dan
bakteriosin,
(4) Mampu menempel pada sel usus manusia, faktor penempelan oleh probiotik
merupakan syarat untuk pengkolonisasian, aktivitas antagonis terhadap patogen,
pengaturan sistem daya tahan tubuh dan mempercepat penyembuhan infeksi,
(5) Tumbuh baik dan berkembang dalam saluran pencernaan, sebagai probiotik tentu
saja kemampuan untuk tumbuh harus diperhatikan. Pada beberapa genus
9
bifidobakteria dan laktobasili dapat tumbuh baik pada saluran pencernaan tanpa
adanya oksigen,
(7) Aman digunakan oleh manusia. Uji secara in vivo merupakan salah satu indikator
bahwa probiotik tersebut dapat dikonsumsi oleh manusia.
Gill dan Guarner (2004) mengatakan beberapa gangguan pencernaan dapat berupa
inflamasi pada saluran pencernaan. Selain itu juga sebagai penghasil antimikroba, bakteri
asam laktat dapat menghambat bakteri patogen sehingga dapat mencegah terjadinya diare
dan infeksi usus. Menurut Bernet et al. (1993) bakteri asam laktat dari genus
Bifidobacteria dan Lactobacillus telah terbukti memilki efek probiotik pada manusia.
Keberadaan Lactobacillus dalam saluran pencernaan dapat menjaga keseimbangan
ekosistem mikroba dalam usus. Bakteri asam laktat juga dapat bersifat sebagai
imunomodulator untuk meningkatkan daya tahan tubuh (Erickson, 2000). Keuntungan
lain dari mengkonsumsi bakteri asam laktat adalah menstimulir pergerakan usus.
Stimulasi pergerakan usus ini terkait dengan waktu transit di dalam usus (lamanya
transit). Jika bakteri asam laktat mampu bertahan lama dalam usus maka akan
menstimulir pergerakan peristaltik di usus, sehingga waktu transit feses akan lebih
singkat.
10
11
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Pendahuluan
Perubahan gaya hidup dan pola makan yang kurang sehat dapat berdampak pada
masalah kesehatan berupa penyakit degeneratif yaitu hiperkolesterolemia (The American
College of Obstetricians and Gynecologists, 2013). Hiperkolesterolemia merupakan
kondisi ketika kadar kolesterol darah melebihi batas normal yaitu di atas 200 mg/dl.
Kelebihan kolesterol dalam darah akan mengakibatkan penyakit arteri koroner (CAD)
dan pembuluh darah perifer (PVD) (Stapleton et al., 2010). Hiperkolesterolemia atau
tingginya kadar kolesterol dalam darah dapat diatasi dengan mengkonsumsi minuman
probiotik. Minuman probiotik merupakan minuman yang mengandung bakteri probiotik
yang mempunyai efek menguntungkan bagi kesehatan pencernaan karena dapat
menghambat pertumbuhan bakteri patogen, mencegah diare dan sembelit (Suhartini,
2009). Gianti dan Evanuarini (2011) menyatakan bahwa proses fermentasi bahan pangan
dapat meningkatkan cita rasa, aroma, tekstur dan kandungan utama dari bahan pangan
tersebut. Selain itu, fermentasi dapat menurunkan kadar gula dan menghasilkan dampak
pengasaman sehingga memberikan rasa segar (Tamminen et al., 2013).
Saat ini telah banyak dikembangkan minuman probiotik yang berbahan dasar
selain susu yaitu menggunakan sari buah. Minuman ini dapat menjadi alternatif bagi
masyarakat yang tidak dapat mengonsumsi minuman berbahan dasar susu karena alergi
terhadap protein hewani atau intoleransi terhadap laktosa. Salah satu bahan potensial
yang dapat digunakan sebagai minuman probiotik yaitu buah pepaya. Buah pepaya
banyak mengandung zat-zat kimia yang bermanfaat bagi pembuluh darah. Buah papaya
mengandung betakaroten dan vitamin C yang berperan sebagai antioksidan yang dapat
mencegah pembentukan radikal bebas dan peroksidasi lipid. Kandungan pectin pada buah
pepaya menyebabkan terjadinya eliminasi kolesterol dari tubuh dalam bentuk asam
empedu yang mengakibatkan tubuh menggunakan kolesterol dalam darah untuk
menggantikan asam empedu yang hilang (Endrinaldi, 2012). Buah pepaya juga
mengandung serat yang dapat menurunkan kadar kolesterol dengan menghambat enzim
12
HMG-KoA reduktase sehingga sintesis kolesterol akan terhambat serta dapat mengikat
asam empedu dan membentuk misel yang akan dikeluarkan melalui feses (Dewi dan
Probosari, 2012).
Selain itu, pepaya mengandung gula sebagai sumber karbon yang dapat diuraikan
melalui proses fermentasi mikroba (Krishna et al., 2008). Proses fermentasi dilakukan
oleh bakteri asam laktat yang merupakan agensia probiotik. Pada penelitian ini dilakukan
formulasi beberapa variasi kultur campuran bakteri asam laktat diantaranya Lactobacillus
plantarum, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus casei, Lactobacillus acidophilus dan
Streptococcus thermophilus. Selanjutnya dipilih formula kultur campuran bakteri asam
laktat terbaik untuk memproduksi minuman sari pepaya probiotik berdasarkan parameter
total bakteri asam laktat. Kultur campuran bakteri asam laktat lebih menguntungkan
karena dapat meningkatkan laju pertumbuhan bakteri sehingga produksi asam laktat
meningkat dan tidak mudah terkontaminasi (Cagno et al., 2008).
13
yang terbentuk pada proses fermentasi sebagian besar diubah menjadi asam asetat, asam
propionat dan butirat melalui jalur asetil-KoA (Novia, 2012).
Bahan penelitian adalah sebagai berikut: buah pepaya California yang berasal dari
perkebunan papaya California di Ciseeng Parung Bogor berumur 6 bulan, kultur murni
Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus casei, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus
acidophilus, Streptococcus thermophilus koleksi Laboratorium Mikrobiologi Pangan
Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Media De Man Rogosa Sharpe Broth(MRSB) (Himedia),
Bacto agar (Pronadisa), indikator fenolftalein, NaCMC, NaOH (Emsure), asam oksalat,
vaselin, spiritus, aquades, alkohol 70%, susu pasteurisasi, tikus putih (Rattus norvegicus)
jantan galur Sprague Dawley diperoleh dari Laboratorium Balai Penelitian Veteriner
(Balitvet) Bogor, pakan tikus BR2, sekam, kuning telur puyuh dan simvastatin. Alat yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain: autoklaf (Hiclave HFE-50 Japan), blender
(Philips Netherland), pisau, neraca digital (AND 300 Japan), termometer, waterbath
(Grant W14 UK), erlenmeyer (Iwaki Japan), beaker glass, pH meter (Laqua PH1100
Japan), botol semprot, tisu, laminar, sentrifugator (Kubota 5910 Japan), sentrifugator
(Kubota 6500 Japan), botol corning, botol sentrifugasi, buret, klem,statif, corong, tabung
14
reaksi, homogenizer (Stuart UK), mikropipet 5 mL (Gilson UK), mikropipet 1 mL
(Gilson UK), mikropipet 200μL (Sibata Japan), white tip, blue tip, yellow tip, alumunium
foil, tabung reaksi, plastik, kertas, karet, bunsen, cawan petri, spread, kawat ose, rak
tabung, gelas plastik, inkubator (Isuzu Japan), microwave (Electrofast UK), gunting
bedah, sonde, test strip kolesterol (Easy Touch USA), kolesterolmeter (Easy Touch USA)
dan kandang tikus.
Masing-masing bakteri dari media cair MRSB dipipet sebanyak 3 mL, kemudian
dimasukkan ke dalam media MRSB sebanyak 150 mL dalam erlenmeyer. Media MRSB
yang sudah dimasukkan bakteri diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam (Jannah et al.,
2014). Selanjutnya, starter dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang telah disterilisasi
dengan perbandingan masing-masing 1:1:1 sebagai berikut: A (Lactobacillus bulgaricus :
Lactobacillus acidophilus : Streptococcus thermophilus); B (Lactobacillus casei :
Lactobacillus acidophilus : Streptococcus thermophilus); C (Lactobacillus plantarum :
Lactobacillus acidophilus : Streptococcus thermophilus)
Pembuatan sari pepaya dilakukan dengan mencuci buah pepaya yang sudah
dikumpulkan hingga bersih dan memotong buah pepaya tersebut berbentuk dadu
berukuran kecil. Buah pepaya yang sudah bersih dan dipotong dadu selanjutnya
dimasukkan ke dalam blender, untuk dihaluskan. Setelah itu hasilnya disentrifugasi
dengan kecepatan 8500 rpm selama 15 menit suhu 24 oC dan diambil supernatannya.
3.5. Formulasi Kultur Bakteri Asam Laktat untuk Pembuatan Minuman Sari Pepaya
Probiotik
15
bakteri asam laktat (Association of Official Analytica Chemists, 1999) untuk mengetahui
kualitas minuman sari papaya probiotik yang dihasilkan.
16
semua kelompok perlakuan diberi pakan tinggi kolesterol, yaitu larutan kuning telur
puyuh sebanyak 1 mL yang mengandung kuning telur puyuh sebanyak 0,0296 gram
selama 7 hari. Setelah tujuh hari diukur kadar kolesterolnya, kemudian dilanjutkan
dengan pemberian akuades sebanyak 1 mL pada kelompok I (control negatif),
simvastatin 0,9 mg/kg BB pada kelompok II (kontrol positif) dan minuman sari pepaya
probiotik secara oral sebanyak 1 ml pada kelompok III. Pemberian dilakukan dengan cara
disonde setiap hari sekali selama 7 hari berturut-turut, kemudian kadar kolesterol total
diukur dan dicatat.
Data hasil analisis viabilitas bakteri asam laktat, pH, total asam tertitrasi, uji
organoleptik dan kadar kolesterol untuk setiap perlakuan yang diuji selanjutnya dianalisis
menggunakan aplikasi SPSS versi 16 dengan one way anova dan dilanjutkan dengan uji
lanjut Tukey HSD.
3.9. Pembahasan
3.9.1. Formulasi kultur bakteri asam laktat untuk produksi minuman sari pepaya
probiotik
Perlakuan fermentasi sari pepaya dibagi menjadi 3 kelompok sesuai
dengan variasi kultur campuran yang dianalisis. Penambahan kultur campuran
bakteri asam laktat dilakukan ke dalam sari pepaya sebanyak 7,5% dan diinkubasi
pada suhu 37oC selama 6 jam. Berdasarkan studi orientasi yang dilakukan
penambahan kultur campuran sebanyak 7,5% dan diinkubasi pada suhu 37oC
selama 6 jam menghasilkan minuman sari pepaya probiotik dengan kualitas
organoleptis yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Khusaini (2014) yang
menyatakan bahwa penambahan starter 7,5% dan diinkubasi pada suhu 37 oC
selama 6 jam memberikan pengaruh yang nyata terhadap hasil uji organoleptik.
17
Terjadi perubahan sifat organoleptis pada minuman sari pepaya probiotik
baik pada rasa, aroma, tekstur dan warna. Susu yang dicampurkan pada sari
papaya membuat sari pepaya berwarna putih kekuningan (Gambar 1). Beta
karoten pada pepaya merupakan zat warna sehingga menjadikan pepaya berwarna
kuning kemerahan. Adanya perubahan warna dari warna putih kekuningan pada
sari pepaya sebelum fermentasi menjadi warna putih setelah proses fermentasi
dikarenakan pemanasan dengan suhu tinggi pada saat proses pasteurisasi dan
waktu yang digunakan selama proses fermentasi. Lama pemanasan pada suhu
tinggi pada pepaya dapat menurunkan kecerahan dan meningkatkan kehilangan
warna merah dan kuning pada pepaya.
Selain sifat organoleptis, hasil pengamatan pH pada minuman sari pepaya
probiotik menurun antara 4,31 – 4,80 dari pH sari pepaya sebelum fermentasi
adalah 6,57 (Tabel 1). Menurut Hesseltine et al. (1992) secara umum
Lactobacillus dan Pediococcus menurunkan pH sekitar 3,5 – 4 dan beberapa
Leuconostoc dan Streptoccus menurunkan pH hingga 4 - 4,5. Penurunan pH pada
minuman sari pepaya probiotik diakibatkan oleh aktivitas bakteri asam laktat yang
digunakan dalam proses fermentasi. Akibat dari aktivitas tersebut maka terjadilah
proses glikolisis dimana glukosa dari sari pepaya maupun laktosa dari susu akan
dipecah menjadi asam laktat yang pada akhirnya dapat menurunkan pH minuman
sari pepaya probiotik. Bakteri asam laktat mengolah gula susu alami menjadi
asam laktat, sehingga pH minuman probiotik berkisar antara 4-5. Pada pH ini
18
dapat mencegah terjadinya perbanyakan sel (proliferasi) dari bakteri patogen
(Santoso, 2014).
Pada pengujian total asam laktat, didapatkan total asam laktat pada
minuman sari pepaya probiotik berkisar antara 1,54–1,91%. Keasaman minuman
sari papaya probiotik yang dihasilkan masih sesuai dengan ketentuan dari SNI
Nomor 2981 tahun 2009 untuk produk minuman probiotik yogurt yaitu 0,5–2,0%.
Menurut Jannah et al. (2014) penambahan ekstrak buah membuat keasaman yang
dihasilkan semakin tinggi. Adanya peningkatan keasaman pada minuman sari
papaya probiotik berhubungan adanya peningkatan aktivitas bakteri asam laktat
dalam memecah laktosa dan glukosa menjadi asam laktat.
Tahap terakhir dalam formulasi kultur campuran adalah perhitungan total
bakteri asam laktat dengan menggunakan metode Total Plate Count yang
dilakukan untuk mengetahui viabilitas dari bakteri asam laktat yang berada dalam
minuman sari pepaya probiotik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
mengenai viabilitas bakteri asam laktat dengan variasi kultur campuran pada
minuman sari pepaya probiotik diperoleh hasil pada kultur campuran A sebesar
10,93 (log CFU/mL), kultur campuran B sebesar 10,50 (log CFU/mL) dan pada
kultur campuran C sebesar 10,92 (log CFU/mL) (Tabel 1).
19
Hasil perhitungan viabilitas bakteri asam laktat pada minuman sari pepaya
probiotik menunjukkan bahwa jumlah viabilitas tertinggi diperoleh dari kultur
campuran A dari kombinasi Lactobacillus bulgaricus: Lactobacillus acidophilus:
Streptococcus thermophiles dengan jumlah bakteri sebesar 10,93 (log CFU/mL).
Jumlah bakteri tersebut telah memenuhi standar untuk produk probiotik dengan
jumlah minimal bakteri 106 - 107 CFU/mL. Jumlah tersebut adalah jumlah sel
minimal yang memberikan efek kesehatan pada manusia (Manea et al, 2010).
Berdasarkan parameter pH, total asam laktat dan total bakteri asam laktat
maka didapatkan formula minuman sari pepaya probiotik menggunakan kultur
campuran A dari kombinasi Lactobacillus bulgaricus : Lactobacillus acidophilus
: Streptococcus thermophilus dengan pH terendah 4,31, total asam laktat tertinggi
sebesar 1,91% dan jumlah bakteri terbanyak yaitu 10,93 (log CFU/mL). Bakteri
probiotik terutama Lactobacillus acidophilus apabila dikombinasikan dengan
bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus dapat
menghasilkan minuman probiotik dengan pH yang lebih rendah karena mampu
menfermentasi gula menjadi asam laktat dengan cepat. Streptococcus
thermophilus hanya mampu bertahan hidup di dalam saluran pencernaan dalam
waktu yang sangat singkat sehingga bakteri ini memiliki daya tahan hidup yang
singkat dalam minuman sari pepaya probiotik sehingga perlu dikombinasikan
20
dengan Lactobacillus acidophilus yang akan menggantikan Streptococcus
thermophilus. Lactobacillus bulgaricus adalah salah satu BAL (bakteri asam
laktat) yang digunakan sebagai starter kultur untuk susu fermentasi, berpotensi
sebagai antikolesterol yang diduga karena adanya EPS (eksopolisakarida) yang
diproduksinya (Teguh, 2008). Minuman sari papaya probiotik menggunakan
kultur campuran A, untuk selanjutnya diaplikasikan guna menurunkan kadar
kolesterol total pada tikus putih jantan galur Sprague Dawley.
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa aroma dan tekstur minuman sari
pepaya probiotik mendapatkan nilai kesukaan yang lebih tinggi daripada yang
lainnya, sedangkan tingkat kesukaan rasa minuman sari papaya probiotik
memiliki nilai kesukaan yang terendah. Nilai kesukaan rasa dan warna yang
rendah ini sangat wajar. Hal ini disebabkan karena panelis pada umumnya lebih
terbiasa dengan minuman probiotik yang telah diberi pemanis dan pewarna,
sedangkan minuman probiotik yang disajikan merupakan minuman probiotik dari
sari buah alami yang didominasi rasa asam. Berdasarkan kesukaan panelis pada
rasa, aroma, tekstur dan warna pada Tabel 2, maka nilai tertinggi kesukaan
panelis terdapat pada minuman sari pepaya probiotik menggunakan kultur
campuran A dari kombinasi Lactobacillus bulgaricus : Lactobacillus acidophilus
: Streptococcus thermophilus. Selain perubahan warna yang terjadi pada sari
pepaya, minuman sari pepaya probiotik juga mengalami perubahan aroma. Sari
pepaya sebelum fermentasi memiliki aroma khas pepaya dan setelah dilakukan
proses fermentasi aroma pepaya menjadi aroma khas asam. Bakteri asam laktat
membutuhkan energi yang diperoleh dari fermentasi glukosa sari pepaya menjadi
asam laktat yang melibatkan proses glikolisis dan aktivitas enzim laktat
dehidrogenase. Perubahan aroma disebabkan aktivitas bakteri asam laktat dalam
keadaan anaerob. Dalam keadaan anaerob glukosa dari sari pepaya akan diuraikan
menjadi asam piruvat yang selanjutnya diuraikan kembali menjadi asam laktat,
asam asetat, etanol, CO2 dan sejumlah bahan organik yangmudah menguap
seperti alkohol, asetaldehide, ester, dan lain-lain. Ester yang diperoleh dari hasil
mekanisme glikolisis ini menyebabkan perubahan aroma pada sari pepaya.
21
Perubahan rasa yang terjadi pada minuman sari pepaya probiotik selain
dikarenakan adanya penambahan susu dalam sari pepaya dapat juga disebabkan
adanya aktivitas bakteri asam laktat selama proses fermentasi. Susu memiliki
kandungan protein dan laktosa yang tinggi. Protein dalam susu akan diuraikan
oleh bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus casei,
Lactobacillus plantarum, Lactobacillus acidophilus dan Steptococcus
thermophilus) selama proses fermentasi berlangsung, sehingga menghasilkan
peptida dan asam amino yang berpengaruh terhadap flavour. Flavour atau rasa
dari pepaya yang sebelum fermentasi adalah manis menjadi lebih masam dan
segar setelah mengalami proses fermentasi. Hal ini sesuai dengan penelitian dari
Kusmawati (2008) yang menyatakan bahwa dengan dilakukannya proses
fermentasi dan penambahan susu skim ke dalam umbi bengkuang dapat
meningkatkan kesukaan terhadap rasa oleh panelis. Selain memperbaiki rasa,
tingginya kandungan protein dalam susu juga dapat memperbaiki tekstur sehingga
meningkatkan kekentalan pada produk yang dihasilkan.
22
bahwa terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara persentase penurunan
kadar kolesterol setiap kelompok perlakuan.
23
sebesar 17,51%. Penurunan kadar kolesterol pada hewan uji diduga disebabkan
adanya bakteri probiotik yang terkandung dalam minuman sari pepaya probiotik.
Jumlah sel hidup minimal yang dapat memberikan manfaat sebagai probiotik
adalah 106 CFU/ml (Nasution, 2012).
24
dikeluarkan melalui feses dan kolesterol dapat turun (Ooi dan Liong, 2010).
Penggunaan enzim kolesterol reduktase yang dihasilkan dari kultur isolat BAL
(bakteri asam laktat) untuk mengurangi jumlah kolesterol yang diserap pada usus
hewan tidak akan menurunkan kualitas produk yang dihasilkan, dan tidak
menimbulkan efek samping yang berat karena enzim merupakan turunandari
protein di mana pada suhu yang tinggi akan terdenaturasi. Enzim kolesterol
reduktase bercampur dengan sitosol dari BAL, mudah untuk diekstraksi karena
larut dalam air (Nuraida et al., 2011). L. acidophilus memiliki kemampuan lebih
tinggi untuk menurunkan kadar kolesterol dibandingkan dengan L. fermentum.
Hal ini dikarenakan bakteri L. acidophilus memiliki kemampuan untuk
mengkonversi kolesterol intra dan ekstra seluler menjadi koprostanol dengan
lebih efektif (Nuraida et al., 2011).
Hasil dari penelitian ini yaitu minuman sari papaya probiotik mempunyai
aktivitas antihiperkolesterolemia yang dapat berpengaruh dalam menurunkan
kadar kolesterol total tikus putih jantan yang diinduksi kuning telur puyuh. Sari
pepaya probiotik dapat diaplikasikan untuk terapi antihiperkolesterolemia pada
manusia dengan dosis sebesar 55,56 ml per hari setelah melalui uji preklinis.
26
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Probiotik adalah bahan pangan berupa mikroorganisme hidup yang mempunyai pengaruh
menguntungkan terhadap kesehatan manusia. Definisi lain tentang probiotik adalah sediaan sel
mikroba hidup atau komponen dari sel mikroba yang memiliki pengaruh menguntungkan
terhadap kesehatan dan kehidupan inangnya (Salminen et al., 1999). Definisi tersebut memiliki
implikasi bahwa probiotik tidak selalu harus berupa sel hidup karena telah terbukti bahwa
probiotik dalam bentuk sel yang tidak hidup juga menunjukkan pengaruh positif terhadap
kesehatan inang (Ouwehand dan Salminen, 1998). Probiotik sangat penting bagi tubuh karena
menunjukkan peranan fisiologis yang penting dalam menjaga keseimbangan mikroflora saluran
pencernaan sehingga terbentuk suatu ekosistem yang unik, yaitu terjadi interaksi yang kompleks
yang bekerja secara sinergis dan antagonistis tergantung dari strain yang terlibat, jumlah dan
aktivitas metaboliknya (Mattila-Sandholm et al., 1999).
Berdasarkan parameter pH, total asam laktat dan total bakteri asam laktat maka
didapatkan formula minuman sari pepaya probiotik menggunakan kultur campuran
Lactobacillus bulgaricus : Lactobacillus acidophilus : Streptococcus thermophilus dengan pH
terendah 4,31, total asam laktat tertinggi sebesar 1,91% dan jumlah bakteri terbanyak sebesar
10,93 (log CFU/mL).
27
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, A. 2003. Probiotik Dalam Akuakultur. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 125
hal.
Atmomarsono, M., Muliani, dan Nurbaya. 2009. Penggunaan Bakteri Probiotik dengan
Komposisi Berbeda untuk Perbaikan Kualitas Air dan Sintasan Pasca larva Udang Windu. Pusat
Riset Perikanan Budidaya. Jakarta. Jurnal Akuakultur, 4(1): 73-83.
Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri Bogor. Bogor.
Sasanti A.D. 2008. Penapisan bakteri probiotik asal terumbu karang untuk pengendalian vibriosis
pada larva udang windu (Panaeus monodon). [tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
R. Haryo Bimo Setiarto, Nunuk Widhyastuti1, Nandani Dwi Octavia, Herson Cahaya Himawan.
2018. Produksi sari pepaya (Carica papaya) fermentasi sebagai minuman probiotik
antihiperkolesterolemia. Laboratorium Mikrobiologi Pangan, Bidang Mikrobiologi, Pusat
Penelitian Biologi LIPI Jalan Raya Jakarta-Bogor Km 46, Kawasan CSC Cibinong 16911, Jawa
Barat, Indonesia dan Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi
Bogor Jalan Kumbang No. 23 Bogor 1615, Jawa Barat, Indonesia.
28