Ikan nila merah merupakan salah satu jenis nila unggul dikarenakan nila
merah memiliki warna yang sekilas seperti kakap merah dan pertumbuhan ikan
nila merah lebih cepat. Ikan nila merah didatangkan ke Indonesia dari Filipina
pada tahun 1981 dan dari Thailand pada tahun 1990 (Kordi, 2010). Ikan nila juga
dapat dibudidayakan di berbagai media antara lain kolam, jaring apung, karamba,
dan di sawah. Ikan nila memiliki ketahanan hidup dengan kepadatan tinggi dan
juga merupakan salah satu ikan yang tahan terhadap penyakit. Ikan nila juga
Salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam budidaya ikan nila
yaitu masalah pakan, pakan ini berperan sangat penting bagi pertumbuhannya
dalam usaha budidaya ikan sehingga perlu pengelolaan yang efektif dan efisien
(Handajani, 2011). Agar pakan bisa bekerja secara maksimal dan menghasilkan
bobot ikan yang lebih berkualitas perlu suatu asupan yang tercampur pada pakan
Bakteri Asam Laktat (BAL) (Soeharsono, 2010). Mekanisme kerja probiotik pada
imun, mengeluarkan substansi antibakteri dan Dekomposisi zat organik yang tidak
yang dicerna oleh ikan dan tidak dikeluarkan melalui feses (NRC, 1993). Faktor
yang diduga ikut mempengaruhi nilai kecernaan ransum adalah tingkat proporsi
bahan pakan dalam ransum, komposisi kimia, tingkat protein ransum, persentase
lemak dan mineral. Semakin seimbang nilai nutrisi dalam ransum, maka akan
bakteri patogen (Umpel, 1997 dalam Surung 2008). Menurut hasil penelitian
Putro (2010) penurunan aktifitas bakteri patogen pada pencernaan hewan akan
organik pakan menjadi senyawa sederhana yang mudah larut, akibatnya dapat
Budidaya Ikan
Kecernaan Pakan
Kurang Baik
Penambahan
Kualitas Pakan Probiotik
Herbal
Pemecahan
Senyawa
Kompleks
Kecernaan
Lemak Bahan
Kasar Organik
3.2 Hipotesis