Anda di halaman 1dari 17

Nama : Shinta Dewi Nirmalasari

NPM : 202054231008
Mata Kuliah : Industri Pakan

REVIEW JURNAL
Judul FITOKIMIA DAUN KEMANGI (Ocimum x
citriodorum L.) DAN PENGARUHNYA
SEBAGAI WATER ADDITIVE TERHADAP
KECERNAAN NUTRIEN PAKAN AYAM
BROILER
Nama Jurnal Jurnal Ilmu Peternakan Terapan
Volume dan Halaman 4 (1) 42-50
Penulis Jet Saatrje Mandey dan Cherly Joula Pontoh
Reviewer Shinta Dewi Nirmalasari
Latar Belakang Meningkatnya kesadaran dan kepedulian
terhadap residu antibiotik pada produk ternak
unggas di kalangan konsumen merupakan
waktu yang tepat untuk mencari alternatif
antibiotik pemacu pertumbuhan. Dalam
beberapa tahun terakhir produk alami yang
dikenal sebagai fitogenik telah menjadi fokus
penelitian. Pakan aditif fitogenik yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan, rempah-rempah atau
tanaman aromatik merupakan kelas aditif yang
masih baru dan telah mendapatkan perhatian
yang cukup besar dalam beberapa tahun
terakhir dalam industri pakan. Kemangi
(Ocimum x citriodorum L.) merupakan salah
satu tanaman herbal yang populer di Indonesia.
Di dunia dikenal dengan nama lemon basil,
lemon hoary, thai lemon basil atau lao basil.
Kemangi dibudidayakan untuk menghasilkan
minyak atsiri yang memiliki banyak kegunaan
terapeutik seperti penggunaan sebagai obat,
jamu, kuliner, parfum untuk perlengkapan
mandi, perawatan aromaterapi, dan sebagai
agen penyedap. Penggunaan daun kemangi
dalam makanan bermanfaat bagi kesehatan
karena memiliki aktivitas antijamur,
antiinflamasi, antimikroba, dan antioksidan.
Aditif pakan adalah zat yang sengaja
ditambahkan ke dalam pakan atau air minum
untuk mempengaruhi karakteristik pakan,
palatabilitas, antioksidan yang dapat
meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan
hewan. Selain itu, juga mampu mempengaruhi
mikrobia pada saluran pencernaaan dan
meningkatkan daya cerna bahan pakan.
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
fitokimia daun kemangi (Ocimum x
citriodorum L.) dan mengevaluasi pengaruh
pemberian jus daun kemangi (JDK) sebagai
aditif pakan terhadap tingkat kecernaan nutrien
pakan ayam broiler.
Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5
ulangan. Penelitian dilakukan selama 10 hari
terdiri dari 7 hari periode pemeliharaan dan 3
hari periode total koleksi. Perlakuan kecernaan
terdiri dari 0 mL JDK, 10 mL JDK, 20 mL
JDK, dan 30 mL JDK/L air minum. Parameter
penelitian yang diuji yaitu analisis fitokimia,
proksimat, dan uji kecernaan daun kemangi
pada ayam broiler.
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa skrining
fitokimia dengan metode visualisasi. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa ayam
broiler yang diberi JDK dalam air minum
memiliki kecernaan nutrien yang hampir sama
(retensi nitrogen, AMEn, dan kecernaan
lemak) dibandingkan dengan kontrol. Aditif
pakan fitogenik telah dilaporkan dapat
meningkatkan kinerja, rasio konversi pakan,
keamanan, dan kualitas daging karkas pada
hewan.Selain meningkatkan kinerja, fitogenik
juga memiliki sifat antioksidan yang efeknya
terkait dengan minyak esensial (EO) dan
komponennya. Fitogenik juga memiliki efek
menguntungkan pada pemanfaatan nutrien
dengan menstimulasi enzim pencernaan
seperti lipase, amilase, atau protease, dan dapat
Fitogenik juga memiliki efek menguntungkan
pada pemanfaatan nutrien dengan
menstimulasi enzim pencernaan seperti lipase,
amilase, atau protease, dan dapat memperbaiki
morfologi gastrointestinal. Mikroflora usus
merupakan faktor penting untuk kesehatan dan
hasil produksi unggas. Mikroflora tersebut
penting untuk keselamatan konsumen, karena
mikrobia patogen pada isi usus dapat
mencemari karkas, seperti Staphylococcus
aureus, Escherichia coli, Listeria
monocytogenes, Clostridium perfringens,
Campylobacter, dan Salmonella. Komposisi
mikroflora usus secara kualitatif dan
kuantitatif pada unggas dipengaruhi oleh
banyak faktor, misalnya stres lingkungan,
kondisi kandang, iklim mikro, umur unggas,
dan komposisi pakan. Homeostasis mikroflora
gastrointestinal dapat dipengaruhi oleh
suplementasi pakan dengan zat aktif tertentu
seperti minyak atsiri. minyak esensial dalam
pakan dapat meningkatkan pertumbuhan
unggas. Mikroflora usus dapat menghidrolisis
garam empedu terkonjugasi yang membatasi
pencernaan lemak. Semakin panjang vili dan
luas permukaan usus pada unggas maka
semakin meningkatkan penyerapakan nutrien
pakan. Minyak atsiri dapat mempengaruhi
fungsi usus dengan merangsang sekresi
pencernaan dan dapat meningkatkan aktivitas
enzim.
Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian jus daun kemangi berpengaruh baik
terhadap kecernaan nutrien ayam broiler dan
jus daun kemangi dapat digunakan sampai 20
mL/L dalam air minum warna tidak berhasil
menunjukkan adanya senyawa bioaktif,
sedangkan dengan metode kuantitatif
menggunakan spektrofotometri diperoleh total
flavonoid 3,72% (b/b), total fenol 0,19% (b/b),
dan dengan titrimetri diperoleh nilai tanin
0,04%. Analisis proksimat pada daun kemangi.
menunjukkan nilai bahan kering 88,34%, abu
16,13%, protein kasar 27,81%, lemak kasar
3,50%, serat kasar 11,26%, Ca 4,81%, P
0,45%, dan energi bruto 3807,4 Kkal. Kadar
beta-karoten yang diperoleh melalui TLC
Scanner adalah 2,61%, dan kadar antioksidan
IC 50% (ppm) melalui DPPH adalah 2489,94
ppm. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa ayam broiler yang diberi JDK dalam air
minum memiliki kecernaan nutrien yang
hampir sama (retensi nitrogen, AMEn, dan
kecernaan lemak) dibandingkan dengan
control. Kandungan flavonoid total pada
penelitian ini lebih tinggi daripada jenis
Ocimum lainnya.
Nama : Shinta Dewi Nirmalasari
NPM : 202054231008
Mata Kuliah : Industri Pakan

REVIEW JURNAL
Judul Efektivitas Ekstrak Daun Kemangi Untuk
Menurunkan Kadar Gas NH3 dan H2S
Ekskreta Puyuh (Coturnix coturnix japonica)
Nama Jurnal Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil
Peternakan
Volume dan Halaman Vol. 09 No.3, Hlm: 115-119
Penulis M.W Prayoga, Salundik, & M.Ulfah
Reviewer Shinta Dewi Nirmalasari
Latar Belakang Puyuh (Coturnix coturnix japonica)
merupakan salah satu unggas penghasil
komoditas daging dan telur.). Puyuh selain
dimanfaatkan produknya, terdapat
permasalahan pada proses produksinya yaitu
ekskreta atau limbah kotoran puyuh. Limbah
ekskreta merupakan permasalahan bagi suatu
peternakan dan menjadi persoalan serius serta
tidak dapat dihindarkan. Ekskreta
mengandung gas amonia (NH3) dan hidrogen
sulfida (H2S) yang merupakan zat kimia bebas
serta dapat mencemari lingkungan. Kemangi
(Ocimum sp) merupakan tanaman yang telah
lama dikenal secara luas di Indonesia sebagai
tanaman konsumsi. Aroma kemangi yang khas
menjadikan produk olahan tanaman ini terus
dikembangkan. Ekstrak daun kemangi
digunakan sebagai stimulan dan karminatif
(pencegah dan mengurangi perut kembung)
serta kandungan senyawa bioaktifnya dapat
mengoptimalkan Kesehatan.
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji
penggunaan ekstrak daun kemangi terhadap
pengurangan gas amonia (NH3) dan gas
hidrogen sulfida (H2S) ekskreta puyuh serta
mengetahui komposisi optimalnya.
Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) satu faktor dengan perlakuan
pemberian ekstrak daun kemangi yaitu: tanpa
ekstrak daun kemangi sebagai kontrol 0 ppm
(K0), 50 ppm (K50), 100 ppm (K100), 150
ppm (K150) dan 200 ppm (K200). Setiap
perlakuan sebanyak tiga kali. Pengolahan data
dilakukan menggunakan program Microsoft
Excel versi 2019. Data yang diperoleh
dianalisis dengan (Analysis of
variance/ANOVA).Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Februari hingga
Agustus 2019. Pembuatan ekstrak daun
kemangi dan uji antibakteri ekstrak daun
kemangi dilaksanakan di Laboratorium
Terpadu Departeman Ilmu Produksi dan
Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor. Ekskreta diperoleh
dari peternakan puyuh yang berada di
Kelurahan Kencana, Kecamatan Tanah Sereal,
Kota Bogor. Pengujian kadar gas NH3 dan
H2S dilaksanakan di Laboratorium
Lingkungan Hidup, Institut Pertanian Bogor.
Hasil Penelitian Hasil pengujian aktivitas antibakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus.
Berdasarkan hasil pengujian terdapat
perbedaan nyata (P<0.05) dari perlakuan
pemberian ekstrak daun kemangi. Hasil
analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan nyata pada diameter zona hambat
S.aureus dan E.coli (P<0.05). Pada konsentrasi
ekstrak terendah 50 ppm senyawa bioaktif
dapat memberikan hasil zona hambat S.aureus
8.94 ± 0.59 mm dan E.coli 7.70 ± 0.39 mm
serta sangat berbeda dibandingkan dengan
tanpa perlakuan ekstrak.Berdasarkan hasil
analisa menunjukkan penggunaan ekstrak
daun kemangi berbeda nyata pada setiap
perlakuan pada pengurangan konsentrasi NH3
dan H2S (P<0.05) . Konsentrasi NH3 dan H2S
tertinggi pada K0 tanpa perlakuan ekstrak dan
konsentrasi terendah adalah K200 dengan
perlakuan konsentrasi ekstrak tertinggi. Pada
penelitian yang dilakukan, kadar gas H2S
berkurang karena bakteri terdegradasi oleh
ekstrak daun kemangi menyebabkan kadar gas
menurun. Gas H2S dibentuk oleh reduksi
bakteri sulfat dan penguraian senyawa organik
yang mengandung sulfur pada kotoran dalam
kondisi anaerob.
Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa
penambahan ekstrak daun kemangi dengan
konsentrasi 200 mg mL-1 (200 ppm) optimal
dapat menurunkan kadar gas NH3 dan H2S
dibandingkan dengan kontrol yang tidak diberi
tambahan ekstrak.
Nama : Shinta Dewi Nirmalasari
NPM : 202054231008
Mata Kuliah : Industri Pakan

REVIEW JURNAL
Judul PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG
KEMANGI (Ocimum basilium) SEBAGAI
ADITIF PAKAN TERHADAP
PENAMPILAN PRODUKSI ITIK
PEDAGING
Nama Jurnal J. Ternak Tropika
Volume dan Halaman Vol. 17, No 2 Hlm 34-41
Penulis Christian, Irfan H. Djunaidi, M Halim Natsir
Reviewer Shinta Dewi Nirmalasari
Latar Belakang Pakan merupakan bahan pakan tunggal atau
campuran, baik yang melalui proses
pengolahan maupun tanpa melalui proses
pengolahan. Ternak memanfaatkan pakan
untuk hidup pokok, berproduksi dan
berkembang biak. Pemberian tepung daun
Kemangi (Ocimum basilicum) adalah satu
alternatif pakan aditif yang dapat kita
tambahkan ke dalam pakan basal itik. Daun
kemangi sering kita pakai sebagai sayur
mentah (lalapan), namun daun kemangi
memiliki berbagai manfaat seperti analgesik,
anti-amnesic and nootropic, anthelmintik,
antibakterial, anti katarak, anti fertilitas,anti
hiperlipidemi, anti inflamasi,
antilipidperoksidatif, anti oksidan, anti stress,
anti thyroid, antitusif, anti
ulkus,kemoprotektif, imunomodulator,
adioprotektif, aktivitas hipoglikemik, aktivitas
hipotensif, dan anti kanker. .Kandungan
minyak atsirinya dalam kemangi mampu
meningkatkan relaksasi usus halus sehingga
penyerapan zat-zat nutrisi untuk pertumbuhan
menjadi optimum.
Tujuan Penelitian penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
melihat seberapa besar pengaruh tepung
kemangi sebagai aditif pakan terhadap
penampilan produksi itik pedaging.
Metodologi Penelitian Penelitian dilaksanakan di kandang peternakan
milik Bapak Tito, di Desa Ploso Kecamatan
Junrejo, Kabupaten Batu. Analisis Proksimat
bahan pakan dilakukan di Laboratoium Nutrisi
Makanan Ternak Fakultas Peternakan
Universitas Brawijaya. Penelitian
dilaksanakan pada 17 Agustus – 28 September
2015. Metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian adalah metode pecobaan
lapang menggunakan rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan menggunakan 5
perlakuan dan 4 ulangan dan pada tiap ulangan
berisi 5 ekor itik pedaging.Variabel yang
diukur dalam penelitian ini adalah konsumsi
pakan, pertambahan boboy badan, konversi
pakan, Income Over Feed Cost.
Hasil Penelitian Pengaruh perlakuan terhadap konsumsi pakan
dihitung menggunakan analisis statistik. Hasil
analisis statistik menunjukan bahwa
penambahan tepung daun kemangi tidak
menunjukan pengaruh yang nyata (P>0,05)
terhadap konsumsi pakan, sehingga dapat
dikatakan bahwa penambahan tepung daun
kemangi memberikan pengaruh yang sama
dengan tidak diberikan tepung daun kemangi.
Penambahan tepung daun kemangi tidak
memberikan dampak peningkatan dan
penurunan dalam konsumsi tersebut. Keadaan
ini disebabkan karena tingkat energi pakan
yang telah ditambahkan oleh tepung daun
kemangi tidak berpengaruh. Pemberian tepung
daun kemangi yang tidak memberikan
pengaruh ke konsumsi pakan disebabkan
kandungan protein dan energi dalam daun
kemangi tidak memberikan efek kepada
kandungan protein dan energi dari pakan
tersebut.

hasil analisis pertambahan bobot badan


berturut-turut dari terendah sampai yang
tertinggi adalah P1 (856,3 ± 39,17), P4 (846,85
± 36,04), P3 (846,1 ± 65,75), P2 (841,9 ±
52,63) dan P0(792 ± 67,70) g/ekor/5 minggu.
Pengaruh perlakuan terhadap PBB diketahui
lebih lanjut dengan menggunakan hasil
analisis pertumbuhan bobot badan yang
menunjukan bahwa perlakuan pemberiaan
tepung daun kemangi memberikan pengaruh
yang tidak nyata (P>0,05) terhadap PBB. Hasil
analisis yang menunjukan pengaruh yang tidak
nyata (P>0,05) dipengaruhi oleh tepung daun
kemangi yang terdapat pada pakan tidak
memberikan pengaruh pada pertambahan
bobot badan yang tidak berubah. Penambahan
tepung daun kemangi terhadap pakan tidak
memberikan efek terhadap laju pertambahan
bobot badan.

hasil analisis pengaruh perlakuan terhadap


konversi pakan berturut-turut dari yang
terendah sampai tertinggi adalah P1 (2,90 ±
0,15) ,P0 (2,91 ± 0,11), P2 (2,93 ± 0,23), P3
(2,95 ± 0,17, )P4 (2,99 ± 0,20), sehingga
didapat bahwa perlakuan penambahan tepung
daun kemangi tidak memberikan pengaruh
nyata (P>0,05) terhadap konversi pakan. Hasil
analisis yang tidak memberikan pengaruh yang
nyata (P>0,05) dikarenakan adanya pengaruh
dari konsumsi pakan dan pertambahan bobot
badan yang juga tidak memberikan pengaruh
nyata dengan kata lain konsumsi pakan yang
kecil yang menghasilkan pertambahan bobot
badan yang besar akan memperbaiki nilai dari
konversi pakan. Tepung daun kemangi tidak
memberikan pengaruh pada konversi pakan,
namun adanya kecenderungan tepung daun
kemangi untuk menurunkan konversi pakan
menunjukkan bahwa pakan basal setelah
diberikan tepung daun kemangi dapat
menurunkan IOFC secara berturut yaitu P0
(6749,34 ± 1938,44), P1 (7252,55± 914,60),
P2 (5741,03 ± 783,75), P3 (3327,35 ± 771,58),
P4 (1323,15± 513,81)Rp/ekor. Hasil lebih
lanjut dianalisis menggunakan analisis statistik
pengaruh terhadap IOFC. Hasil analisis
statistik menunjukan bahwa pengaruh
penambahan tepung daun kemangi terhadap
nilai IOFC memberikan pengaruh yang sangat
nyata (P<0,01). P0 memiliki nilai IOFC
tertinggi, maka penelitian ini menunjukan
bahwa penambahan tepung daun kemangi
menaikkan harga pakan.
Kesimpulan Penggunaan tepung daun kemangi tidak dapat
meningkatkan performa produksi dan
menurunkan IOFC pakan.
Nama : Shinta Dewi Nirmalasari
NPM : 202054231008
Mata Kuliah : Industri Pakan

REVIEW JURNAL
Judul PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK
DAUN KEMANGI (Ocimum Sanctum L)
TERHADAP PRODUKSI TELUR AYAM
BURAS
Nama Jurnal Jurnal Inovasi Pendidikan
Volume dan Halaman Vol. 2 No. 8, Hlm 2735-2739
Penulis Muhammad Ade Salim, Sri Lestari, Nur
Sjafani
Reviewer Shinta Dewi Nirmalasari
Latar Belakang Perbaikan produktivitas ayam Buras salah
satunya dengan meningkatkan produktivitas
telur. Ayam Buras atau ayam Kampung
(Gallus domestikus) merupakan ayam asli
Indonesia yang keberadaannya telah ada sejak
ribuan tahun silam. Ayam Buras jantan hasil
utamanya adalah daging dan ayam Buras
betina produksi utamanya adalah daging dan
telur. Aktivitas bertelur ayam betina
disebabkan adanya mekanisme hormonal.
Beberapa senyawa berasal dari herbal yang
diambil dari ekstrak daun kemangi memiliki
kandungan aktif berperan sebagai perangsang
keluarnya hormon reproduksi yaitu anetol,
boron dan stigma. Ekstrak daun kemangi juga
mengandung sejumlah senyawa (carnosol,
asam ursolat, asam rosmarinic, apigenin,
eugenol, cirsilineol dan cirsimaritin).
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kemangi
(Ocimum sanctum l) terhadap Produksi Telur
Ayam Buras.
Metodologi Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan
Awal Oktober – Awal Nopember 2015,
bertempat di kandang peternakan ayam buras
Kelurahan Rum Kota Tidore Kepulauan,
Maluku Utara. Sedangkan pembuatan
ekstraksi daun kemangi dilakukan di
Laboratorium Program Studi Peternakan
Universitas Khairun Ternate Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen didesain
dengan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap yang terdiri dari 4 Perlakuan dengan
3 Ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari
3 ekor (4 x 3 x 3 = 36). Selanjutnya data yang
diperoleh dianalisis dengan Analisis Ragam
bila terjadi beda nyata dilanjutkan dengan uji
BNT. Variabel yang diamati dalam penelitian
ini yaitu : 1). Jumlah telur ; 2) Berat telur ; 3)
Bobot Kuning telur ; 4) Bobot Putih Telur.

Hasil Penelitian Hasil perhitungan terhadap produksi telur


ayam Buras berkisar anatara 23,10 – 28,22
butir. Jumlah telur tertinggi pada perlakuan R2
(28,22 ) butir lebih tinggi dibandingkan
perlakuan R3 (26,99), R1 (24,70) dan R0
(23,00) butir. Tingginya produksi telur dengan
pemberian ekstrak kemangi dengan kandungan
4%, juga karena adanya senyawa-senyawa
aktif yang terkandung dalam daun kemangi.
Tingginya kandungan senyawa aktif pada daun
kemangi memacu sekresi hormon-hormon
gonadotropin di hypothalamus untuk
merangsang pembentukan, pertumbuhan dan
pematangan folikel di ovarium ayam betina.
Rataan bobot telur berkisar antara 40,51-44,26
g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perlakuan R2 lebih tinggi (44,26)
dibandingkan dengan R3 (43,08), R1 (42,58)
dan yang terendah R0 (40,51). Hasil analisis
lanjut BNT menunjukkan bahwa pemberian
daun kemangi pada perlakuan R0, R1, R2 dan
R3 menunjukkan pengaruh tidak nyata
terhadap bobot telur.Rataan Hasil perhitungan
terhadap bobot kuning telur terlihat bahwa
pada perlakuan R1 rataan berat kuning telur
lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan
R0, R2 dan R3. Hasil analisis sidik ragam
menunjukkan bahwa pemberian kemangi di
dalam ransum memberikan pengaruh yang
tidak nyata (P>0,05). Rataan berat putih telur
pada perlakuan R2 lebih tinggi dibandingkan
dengan rataan perlakuan R3, R1 dan R0.
Persentase putih telur bila dibandingkan
dengan kuning telur berbanding terbalik
dimana persentase putih telur lebih tinggi
dibandingkan kuning telur. Hasil analisis sidik
ragam menunjukkan perlakuan pemberian
ekstrak kemangi tidak berpengaruh terhadap
putih telur (P>0,05).
Kesimpulan Kesimpulan pemberian daun kemangi dapat
memberikan efek terhadap produksi telur jika
diberikan pada level yang sedang yaitu tidak
terlalu rendah atau tinggi dari jumlah ransum.
Nama : Shinta Dewi Nirmalasari
NPM : 202054231008
Mata Kuliah : Industri Pakan

REVIEW JURNAL
Judul Peningkatan Produktivitas Ayam Petelur
Melalui Pemberian Ekstrak Etanol Daun
Kemangi
Nama Jurnal Jurnal Veteriner
Voume dan Halaman Vol. 15 No 2, Hlm : 281-287
Penulis Andriyanto, Ridi Arif, Mohammad
Mifthurrohman, Yayuk Sri Rahayu, Erli
Chandra, Alifiana Fitrianingrum, Risna
Anggraeni, Diah Nugrahani Pristihadi, Aulia
Andi Mustika, Wasmen Manalu
Reviewer Shinta Dewi Nirmalasari
Latar Belakang Produksi telur nasional pada tahun 2012 baru
mencapai 1.059.266 butir dengan peningkatan
pertumbuhan produksi 3,06% dibandingkan
tahun 2011. Dengan jumlah produksi tersebut,
konsumsi telur di Indonesia baru mencapai 87
butir/ kapita/ tahun. Upaya peningkatan
produksi telur dengan memperbaiki
produktivitas ayam petelur penting untuk
dilakukan. Hati merupakan organ penting yang
mempunyai fungsi utama dalam proses
metabolisme dan detoksifikasi racun yang
masuk ke dalam tubuh. Secara umum pada
unggas petelur, hati mempunyai peran penting
sebagai organ utama vitelogenesis. Perbaikan
fungsi hati dapat dilakukan dengan pemberian
senyawa hepatoprotektor. Salah satu tanaman
yang berkhasiat sebagai hepatoprotektor
adalah kemangi (O. basilicum). Kandungan
flavanoid, orientin, dan vicenin yang terdapat
di dalam daun kemangi memiliki khasiat
hepatoprotektor dan antioksidan, Selain itu,
tanaman kemangi juga mengandung minyak
atsiri.
Tujuan Penelitian penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
menggali potensi ekstrak daun kemangi
sebagai hepatoprotektor atau memperbaiki
fungsi hati sehingga produktivitas ayam
petelur menjadi optimal dan meningkatkan
kualitas telur yang dihasilkan.
Metodologi Penelitian Kandang yang digunakan dalam penelitian ini
ialah kandang berukuran 7 x 7 m dengan
sistem baterai. Setiap ayam percobaan
ditempatkan di dalam kandang tersebut secara
individu dan terpisah antara satu ayam dengan
ayam yang lain. Sebanyak k 16 ekor ayam
petelur (layer) yang berumur 14 minggu (satu
bulan sebelum bertelur) digunakan dalam
penelitian ini yang dibagi menjadi empat
perlakuan dan setiap perlakuan ada empat
ulangan. Pembuatan ekstrak daun kemangi
dilakukan dengan mengacu metode
pengekstrakan. Pembuatan ekstrak daun
kemangi dilakukan dengan cara maserasi,
yaitu merendam simplisia daun kemangi ke
dalam etanol 96% dengan perbandingan 1 kg
simplisia dibanding 10 L etanol. Perendaman
dilakukan selama tiga hari. Hasil perendaman
tersebut disaring dengan menggunakan kain
kasa untuk memperoleh filtrat hasil
perendaman. Rancangan percobaan yang
digunakan dalam penelitian ini ialah
rancangan acak lengkap dengan empat
perlakuan dan empat ulangan. Volume ekstrak
kemangi untuk pencekokan pada masing-
masing perlakuan dibuat sekitar 1-3 mL secara
oral dengan menggunakan spoit 3 mL. Sampel
yang diambil dalam penelitian ini ialah telur
dan serum darah.
Hasil Penelitian Pemberian ekstrak daun kemangi dosis 1 dan 2
mg/kg bb tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan total produksi
telur dan bobot telur (P>0,05). Demikian pula,
pemberian ekstrak daun kemangi 3 mg/kg bb
memberikan pengaruh yang sama dengan
pemberian ekstrak daun kemangi 2 mg/kg bb
terhadap total produksi. Kecenderungan yang
teramati pada penelitian ini ialah ayam yang
diberikan ekstrak daun kemangi pada semua
dosis memiliki waktu bertelur yang lebih
cepat. Kecepatan waktu bertelur ini
mengindikasikan adanya efisiensi waktu
pertama bertelur (membutuhkan waktu yang
lebih pendek) jika dibandingkan kelompok
kontrol. telur dan bobot telur (P>0,05).
Pemberian ekstrak daun kemangi 1 mg/kg bb
memberikan pengaruh yang sama dengan
pemberian ekstrak daun kemangi 2 dan 3
mg/kg bb terhadap kadar protein kasar
(P>0,05). secara deskriptif pemberian ekstrak
daun kemangi sampai dengan dosis 3 mg/kg bb
meningkatkan produksi dan bobot telur tanpa
menurunkan kualitas telur yang ditunjukkan
oleh data kadar air, protein kasar, dan lemak
kasar telur yang dihasilkan. Pemeriksaan
terhadap fungsi hati dilakukan dengan melihat
kadar enzim spesifik hati, yaitu SGPT dan
SGOT. Data hasil pengukuran nilai SGPT dan
SGOT. Pemberian ekstrak daun kemangi
terlihat mampu menurunkan nilai SGPT dan
SGOT. Nilai SGPT dan SGOT yang rendah
menunjukkan bahwa hati berfungsi dengan
baik dan tidak mengalami kerusakan. Senyawa
aktif yang terkandung di dalam daun kemangi
memberikan pengaruh peningkatan terhadap
total produksi telur, bobot telur, efisiensi
waktu pertama bertelur, dan mempersingkat
jeda waktu bertelur. Kandungan flavanoid,
orientin, eugenol, dan vicenin yang terdapat di
dalam daun kemangi memiliki khasiat
hepatoprotektor sebagai akibat efek
antioksidan yang mampu melindungi sel-sel
hati dari radikal bebas. Aplikasi pemberian
ekstrak daun kemangi pada ayam petelur akan
sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi
telur. Peningkatan produksi telur dapat
membantu usaha penyediaan kecukupan
ketersediaan protein hewani secara nasional.
Kesimpulan Pemberian ekstrak daun kemangi pada ayam
mampu menjaga dan meningkatkan fungsi
hati. Peningkatan fungsi hati tersebut
mendukung peningkatan produktivitas ayam
petelur melalui peningkatan jumlah dan bobot
telur yang dihasilkan tanpa menurunkan
kualitas telur.

Anda mungkin juga menyukai