Anda di halaman 1dari 13

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul 2 PRODUKSI PENGOLAHAN HASIL


PERKEBUNAN DAN HERBAL
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Pangan Fungsional
2. Komoditas Hasil Perkebunan dan Herbal
3. Pengujian Senyawa Bioaktif pada
Komoditas Perkebunan Menggunakan
HPLC dan Penginterpretasikan Data
4. Pengolahan MInuman Herbal
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KEGIATAN BELAJAR 1
dan definisi) di modul ini
1. Pangan Fungsional adalah bahan atau
produk pangan yang dapat memberikan
manfaat bagi kesehatan karena komponen
bioaktif yang dikandungnya, diluar manfaat
yang diberikan oleh zat-zat gizi yang
terkandung di dalamnya.
2. Fungsi pangan fungsional yaitu fungsi
primer, fungsi sekunder dan fungsi tersier.
3. Pangan fungsional dikenal pula dengan
berbagai istilah antara lain pangan
kesehatan (helath foods), pangan untuk
kebutuhan khusus (speciality foods), pangan
natura (natura foods) dan pangan yang
menyehatkan (healthy foods).
4. Probiotik adalah kultur mikroba hidup baik
dalam bentuk tunggal atau campuran yang
memberikan manfaat bagi hewan atau
manusia yang mengkonsumsinya degan
cara meningkatkan keseimbangan dan
memperbaiki mikroflora saluran pencernaan
bagian bawah.
5. Prebiotik adalah suatu ingridient pangan
yang tidak dapt dicerna yang mempunyai
efek menguntungkan bagi kesehatan orang
mengkonsumsinya dengan cara memacu
pertumbuhan bifidobacteria dan probiotik
dalam saluran pencernaan.
6. Sinbiotik adalah gabungan antara prebiotik
dan probiotik.
7. Antioksidan adalah suatu senyawa kimia
yang dalam kadar tertentu mampu
menghambat atau memperlambat
kerusakan lemak dan minyak akibat proses
oksidatif.
8. P angan fungsional: bahan atau produk
pangan yang dapat memberikan manfaat
bagi kesehatan karena komponen bioaktif
yang dikandungnya, diluar manfaat yang
diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung
di dalamnya.
9. P angan fungsional BPOM: bahan pangan
yang secara alami atau telah diproses,
mengandung satu atau lebih senyawa yang
berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap
mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu
yang bermanfaat bagi kesehatan.
10. Kriteria Pangan Fungsional: pangan yang
bersifat mencegah dan mengurangi
resiko,membantu mencegah suatu penyakit
(preventif), dan berefek keuntungan
kesehatan di masa mendatang.
11. Pangan Fungsional Nabati: bahan pangan
yang bersumber dari tumbuhan
(contohnya:kedelai, bawang putih/merah),
cincau hitam, kelor)
12. Pangan Fungsional Hewani: bahan pangan
yang bersumber dari hewan (contohnya:
minyak ikan, susu fermentasi, belalang dan
produk olahan hewani lainnya)
13. Pangan Fungsional Alami:bahan pangan
yang sudah tersedia di alam tanpa melalui
proses pengolahan(contohnya buah-buahan,
dan sayuran)
14. Pangan Fungsional Tradisional: bahan
pangan yang diolah secara tradisional
sesuai dengan resep yang vdiwariskan
secara turun temurun(contohnya:tempe,
minuman fermentasi, minuman kunir asem,
minuman beras kencur)
15. Pangan Fungsional Modern : bahan
pangan yang diproses secara khusus,
dengan resep/formula baru dan ditujukan
untuk kelompok tertentu dengan tujuan
tertentu(contohnya minuman untuk ibu
hamil, untuk penderita diabetis, dan
penderita osteoprosis
16. Kategori Produk pangan fungsional:
produk yang secara alamiah sudah
mengandung komponen bioaktif maupun
produk yang diperkaya dengan komponen –
komponen fitokimi, antioksida,
antihiperlipidemia, antirombotik, antivirus
serta antiangiogenic
17. Serat panngan(dietary fiber): bagian dari
bahan pangan yang tidak dapat tercerna
(biasanya nabati) yang pada sistem
pencernaan menyerap air sehingga
memudahkan defekasi (buang air besar)
18. Serat pangan larut air (soluble dietary
fiber, SDF): serat yang terdiri dari pektin,
mucilage (getah) dan gum,karagenan,
alginat dan agar-agar.yang banyak terdapat
pada buah-buahan, sayuran, sereal, akasia
dan rumput laut
19. Serat pangan tidak larut air (insoluble
dietary fiber, IDF): selulosa, hemiselulosa
dan lignin. Serat tersebut banyak terdapat
pada sayuran, buah-buahan dan kacang-
kacangan.
20. Pangan Funsional adalah bahan atau
produk yang dapat memberikan manfaat
bagi kesehatan karena komponen bioaktif
yang kandungannya
21. Kriteria Pangan Fungsional (Sensoris,
nutrisional, dan Fisiologikal)
a. sensoris adalah cita rasanya yang enak
serta warna dan penampilannya yang
menarik
b. Nutritional adalah bernilai gizi tinggi
c. Fisiologikal adalah memberikan pengaruh
fisiologis yang menguntungkan bagi
tubuh
22. Jenis-jenis Pangan Fungsional
a. Pangan fungsional nabati bersumber dari
tumbuhan
b. Pangan fungsional hewani bersumber dari
hewan
c. Pangan fungsional alami adalah bahan
pangan yang sudah tersedia dialam tanpa
melalui proses pengolahan.
d. Pangan fungsional tradisional adalah
bahan pangan yang diolah secara
tradisional sesuai dengan resep yang
diwariskan turun temurun.
e. Pangan fungsional modern adalah bahan
pangan yang diproses secara khusus,
dengan resep/formula baru dan
ditujukan untuk kelompok tertentu
untuk tujuan tertentu.
23. Komponen Bioaktif pada Pangan Fungsional
a. Serat pangan/dietary fiber adalah bagian
dari bahan pangan yang tidak dapat
dicerna (biasanya nabati) yang pada
sistem pencernaan menyerap air sehingga
memudahkan defeksi (buang air beasr).
b. Probiotok adalah kultur mikroba hidup
baik dalam bentuk tunggal atau
campuran yang memberikan manfaat
bagi hewan atau manusia yang
mengkonsumsinya dengan cara
meningkatkan keseimbangan dan
memperbaiki mikroflora saluran
pencernaan bagian bawah.
c. Prebiotik adalah suatu ingridient pangan
yang tidak dapat dicerna yang
mempunyai efek menguntungkan bagi
kesehatan orang mengkonsumsinya
dengan cara memacu pertumbuhan
bifidobacteria dan probiotik dalam
saluran pencernaan
d. Sinbiotik adalah gabungan antara
prebiotik dan probiotik.
e. Antioksidan adalah suatu senyawa yang
dalam kadar tertentu mampu atau
memperlambat kerusakan lemak dan
minyak akibat proses oksidasi.
1) Antioksidan primer adalah antioksidan
yang bekerja untuk mencegah
pembentukan senyawa radikal bebas
baru. Antioksidan ini mengubah radikal
bebas yang ada menjadi molekul yang
berkurang dampak negatifnya, sebelum
radikal bebas bereaksi.
2) Antioksidan sekunder adalah
antioksidan eksternal yang tidak
dihasilkan oleh tubuh tetapi berasal dari
makanan seperti vitamin A, beta karoten,
vitamin C, vitamin E, selenium,
flavonoid, dll
3) Antioksidan tersier berfungsi
memperbaiki kerusakan sel-sel dan
jaringan yang disebabkan radikal bebas.
Contoh enzim yang memperbaiki DNA
pada inti sel adalah metionin sulfoksidan
reduktase
f. Asam lemak omega 3 merupakan salah
satu asam lemak tak jenuh yang
mempunyai 3 ikatan rangkap yang
terletak pada atom C nomor tiga, enam,
sembilan dihitung dari gugus metil
g. Asam lemak Omega-6 merupakan asam
lemak tak jenuh yang mempunyai ikatan
rangkap dua yang terletak pada atom C
nomor 6 dan 9 dihitung dari gugus metil.
h. Asam Lemak Omega-9 merupakan asam
lemak tak jenuh yang mempunyai ikatan
rangkap terletak pada atom C nomor 9
dihitung dari gugus metil
i. Senayawa Fitokimia Merupakan zat kimia
alami yang terdapat di dalam tumbuhan
dan dapat memberikan rasa, aroma atau
warna pada tumbuhan.
1) Fitokimia karotenoid terdapat pada
sayuran dan buah berwarna merah
kuning, jingga seperti wortel, labu
kuning, pepaya, mangga, nanas, dan
sayuran berwarna hijau seperti broko.
2) Fitokimia fitosterol banyak terdapat
pada biji-bijian dan hanya sekitar 5%
dari fitosterol yang dapat diserap oleh
usus dari makanan kitali
3) Fitokimia saponin terdapat pada
kacang-kacangan dan daun-daunan.
4) Fitokimia glukosinolat terdapat pada
sayur-sayuran seperti kol dan brokoli.
5) Polifenol merupakan senyawa kimia
yang terkandung di dalam tumbuhan
dan memiliki sifat antioksidan yang
kuat.
6) Fitokimia inhibitor protease
merupakan fitokimia yang banyak
terdapat pada biji-bijian dan sereal
seperti padi dan gandum yang dapat
membantu kerja enzim dalam sistem
pencernaan manusia.
7) Fitokimia monoterpen banyak terdapat
pada tanaman beraroma seperti mentol
(peppermint), biji jintan, seledri,
rempah-rempah, dan sari jeruk
8) Fitokimia fitoestrogen terdapat pada
kedelai dan produk turunannya seperti
tempe, tahu, dan susu kedelai.
9) Fitokimia sulfida banyak terdapat pada
bawang putih, bawang merah, bawang
bombay dan bawang daun
10) Fitokimia asam fitat terdapat pada
kacang polong dan gandum
23. Prospek Pengembangan Pangan Fungsional
Pangan fungsional yang akan berkembang
pesat di masa mendatang antara lain
adalah yang erat kaitannya dengan
pangan yang mampu menghambat proses
penuaan, meningkatkan daya tahan tubuh,
meningkatkan kebugaran, kecantikan wajah
dan penampilan. Hal ini memberi harapan
bahwa pengembangan makanan
fungsional di Indonesia sangat
prospektif. Pengembangan industri
makanan fungsional tidak hanya
menguntungkan bagi industri pangan, tapi
juga bagi masyarakat dan pemerintah.

KEGIATAN BELAJAR 2
Komoditas Hasil Perkebunan
1. Di daerah tropika dan subtropika
perkebunan mencakup tanaman semusim
dan tanaman tahunan. Tanaman semusim
adalah tanaman yang hanya mampu
tumbuh selama semusim pada tahun
tersebut. Karakteristik tanaman semusin
adalah bisa dipanen berulang kali dan bisa
hidup lebih dari tiga bulan sampai satu
tahun lamanya. Contoh tanaman semusim
adalah : jahe, resella, ubi kayu, lengkuas
2. Tanaman tahunan adalah tanaman yang
mampu tumbuh dari dua tahun. Umumnya
berkayu keras untuk membedakan dengan
semak dan rerumputan yag sebenarnya bisa
dikatakan tanaman tahunan. Mampu
beberapa kali dipanen sebelum akhirnya
mengalami penurunan hasil dan tidak lagi
produktif. Contoh : the, kopi, kakao, kelapa
sawit, kelapa.
3. Berdasarkan fungsinya komoditas hasil
perkebunan dibedakan menjadi :
4. Rempah : adalah bagian tumbuhan yang beraroma atau
berasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil sebagai
pengawet dan perisa dalam makanan (www.wikipedia.org).
rempah dikelompokkan lagi menjadi (a) rempah pedas
(cabai, merica dan jahe); (b) tempah dari buah aromatik
(kapulaga); (c) rempah dari keluarga umbelliferous (bunga
lawang, jinten dan ketumbar); (d) rempah yang
mengandung senyawa Cinnamaldehyde (kayu manis); (e)
rempah yang mengandung senyawa fenolik (cengkeh dan
daun salam); (f) rempah yang memberi efek warna (kunyit)
Macam-macam rempah :
- jahe (jahe putih/kuning besar/ jahe
gajah/jahe badak, jahe putih/kuning
kecil/jahesunti/jahe empri
- Kunyit
- Kencur
- Temulawak
- Laos atau lengkuas
- Cengkeh
- Pala
5. Bahan penyegar : diartikan sebagai semua
bahan nabati yang dapat merangsang
pemakaiannya, baik digunakan untuk
merokok, meyirih, maupun dalam minuman.
Macam-macam bahan penyegar yaitu : kopi,
cacao, teh.
6. Komoditas Herbal
Komoditas herbal merupakan semua jenis
komoditas yang diketahui kandungan biaktif
yang kerkhasiat mencegah, meringankan
atau menyembuhkan penyakit (therapeutic).
7. Berdasarkan bagian tanaman herbal yang
dimanfaatkan, komoditas herbal dapat
digolongkan menjadi :
8. Daun (folim) : daun salam, daun sirih, daun
kelor, daun sirsak, daun sambiloto, daun
ciplukan
9. Bunga : bagian bunga yang umum
digunakan meliputi seluruh bagian bunga
yaitu kelopak, mahkota, serta putik atau
benang sari. Untuk mendapatkan bunga
yang berkualitas maka perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
10. Warna bunga yang sangat cerah
11. Bunga telah mekar sempurna dan dalam
keadaan segar
12. Bunga tidak bercendawan atau berjamur
13. Hindari bunga yang telah berubah warna.
Contohnya : bunga rosella, bunga matahari,
bunga sepatu, bunga melati
14. Buah : merupakan komoditas herbal yang
dapat dimanfaatkan dalam bentuk segar,
irisan-irisan tipis yang telah dikeringkan,
atau diplah dalam bentuk serbuk halus.
Buah memiliki kandungan air sekitar 70-8-
%. Beberapa buah ada yang hanya
dimanfaatkan kulitnya, daging buah, atau
bijinya saja untuk mendapatkan manfaat
dari kandungan bioaktifnya.
Contoh : jeruk lemon, mengkudu, jeruk nipis,
buah naga.
15. Rimpang : dijumpai dibagian bawah
tanaman dan berada di dalam tanah, namun
demikian rimpang bukan akar, contoh :
jahe, kunyit, teulawak, kencur, laos dsb
16. Batang / kayu (lignum) : sebagai komoditas
herbal yang dimanfaatkan sebagian atau
keseluruhan dari batang tanaman yang
meliputi batang pokok, cabang, atau
ranting. Bisanya dibentuk dalam bentuk
simplisia menjadi potongan-potongan kecil
atau serutan kayu kemudia dihaluskan yang
mengandung banyak selulosa, serat,
hemiselulosa serta lignin yang tinggi.
Contonhya : secang, brotowali, ranting
alpukat.
17. Kulit batang : kortek merupakan bahan
dasar obat herbal yang diperoleh dari
pengambilan bagian terluar dari batang
tanaman berkayu. Bagian yang sering
digunakan sebagai bahan ramuan meliputi
kulit batang, kulit cabang atau kulit ranting
sampai ke lapisan epidermis. Contoh : kayu
manis
18. Kulit buah (perikarpium) : yaitu kulit buah
yang diambil dari komoditas herbal
membutuhkan keterampilan khusus.
Contohnya : mahkota dewa, kulit buah
manggis
19. Akar ( Radiks) : simplisia akar merupakan
komoditas herbal yang diperoleh dari
pengambilan sebagian atau keseluruhan
bagian bawah tanaman yang menghujam ke
tanah. Ada akar tunggang, dan akar
serabut. Contohnya : akar ginseng jawa,
akar alang-alang
20. Umbi ( Bulbus) : simplisia umbi merupakan
komidtas herbal yang berada dibawah
tanaman tapi bukan termasuk akar.
Contoh :
21. Umbi berlapis : bawang putih, bawang
merah
22. Umbi akar : ubi jalar, ginsengn, wortel
23. Umbo batang : ketela pohon

KEGIATAN BELAJAR 3
1. Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik
suatu campuran zat-zat kimia (analit) yang
bersadarkan pada permbedaan
migrasi/distribusi masing-masing
komponen campuran yang terpisah pada
fase diam (stationary phase) dibawah
pengaruh fase gerak (mobile phase).
2. Fase gerak berupa gas atau zat cair, fase
diam dapat berupa zait cair dan zat padat
3. Kromatografi cairpertama kali diperkenalkan
oleh Tsweet 1903 yang menggunakan kolom
kapur untuk memisahkan pigmen dari daun
hijau. Pita-pita warna yang dihasilkan pada
absorben menginspirasi istilah kromatografi.
4. HPLC (High Performance Liquid
Chromatography) atau biasa disebut dengan
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi atau KCKT
merupakan teknik pemisahan yang diterima
secara luas untuk analisis dan pemurnian
senyawa tertentu dalam suatu sampel pada
sejumlah bidang, antara lain farmasi,
lingkungan, bioteknologi, polimer, dan
industri-industri makanan.
5. Kegunaan HPLC adalah untuk pemisahan
sejumlah senyawa organik, anorganik,
maupun senyawa biologis; analisis
ketidakmurnian (impurities); analisis
senyawa-senyawa tidak mudah menguap
(non-volatil); penentuan molekul-molekul
netral, ionik, maupun zwitter ion; isolasi
dan pemurnian senyawa; pemisahan
senyawa-senyawa yang strukturnya hampir
sama; pemisahan senyawasenyawa dalam
jumlah sekelumit (trace elements), dalam
jumlah banyak, dan dalam skala proses
industri.
6. HPLC merupakan metode yang tidak aktif,
destruktif dan dapat digunakan baik untuk
analisis kualitatif maupun kuantitatif.
7. HPLC paling sering digunakan untuk
menetapkan kadar senyawa-senyawa
tertentu seperti asam-asam amino, asam-
asam nukleat, dan protein-protein dalam
cairan fisiologis; menentukan kadar
senyawa-senyawa aktif obat, produk hasil
samping proses sintesis, atau produk-
produk degradasi dalam sediaan farmasi;
memonitor sampelsampel yang berasal dari
lingkungan; memurnikan senyawa dalam
suatu campuran; memisahkan polimer dan
menentukan distribusi berat molekulnya
dalam suatu campuran; kontrol kualitas;
dan mengikuti jalannya reaksi sintesis.
8. Keunggulan metoda ini dibanding metoda
pemisahan lainnya terletak pada ketepatan
analisis dan kepekaan yang tinggi serta
cocok untuk memisahkan senyawa-senyawa
non volatil yang tidak tahan pada
pemanasan. Peningkatan kecepatan dan
efisiensi pemisahannya terkait dengan
peningkatan performa kolomnya yang
menggunakan kolom dengan ukuran,
dimensi dan partikel yang jauh lebih kecil
dari kolom yang dipakai pada kromatografi
kolom konvensional, sehingga agar fase
gerak dapat mengalir pada kolom, fase gerak
dipompa dengan tekanan tinggi
9. Jenis – jenis HPLC :
10. Koromatografi Partisi
Kromatografi partisi merupakan prinsip
kromatografi yang paling luas
pemanfaatannya dalam HPLC dibanding
empat tipe lainnya. Pada awalnya,
kromatografi partisi digunakan untuk
memisahkan senyawa-senyawa non-ionik
dan senyawa polar dengan bobot molekul
sedang (BM < 3000).
Kromatografi partisi dapat dibedakan ke dalam
dua kategori; kromatografi partisi cai r-cair
dan kromatografi fase terikat. Perbedaan
kedua teknik ini terletak pada metoda
pengikatan fase diam pada partikel
penyangga kemasan kolom. Pada
kromatografi partisi cair-cair, fase diam
diikatkan pada permukaan kemasan secara
fisika, sedangkan pada kromatografi partisi
fase terikat (bonded phase) fase diam terikat
secara kimia.
11. Kromatografi Adsorpsi
Kromatografi adsorpsi atau kromatografi cair-
padat adalah bentuk klasik dari
kromatografi cair yang pertama
diperkenalkan oleh Tswett pada awal abad
20. Pada saat sekarang ini, kromatografi
adsorpsi telah diadaptasi dan menjadi
bagian yang penting dari metode HPLC.
Jenis HPLC ini kurang luas penggunaannya.
Secara umum, kromatografi adsorpsi sangat
cocok digunakan untuk pemisahan sampel
yang larut dalam pelarut non polar dan
sukar larut dalam pelarut air. Suatu
kelebihan utama dari kromatografi adsorpsi
yang tidak diberikan oleh metode lainnya
adalah kemampuannya membedakan antara
campuran isomer struktur dan analit
dengan gugus fungsi berbeda.
12. Kromatografi pertukaran ion : Kromatografi
pertukaran ion adalah suatu metoda
pemurnian menggunakan fase diam yang
dapat menukar kation atau anion dengan
suatu fase gerak. Fase diam tersebut
merupakan suatu matriks yang kuat (rigid),
yang permukaannya mempunyai muatan,
dapat berupa muatan positif maupun
negatif. Mekanisme pemisahan berdasarkan
pada daya tarik elektrostatik. Metode ini
banyak digunakan dalam memisahkan
molekul protein (terutama enzim). Ada fase
gerak dan fase diam.
13. Kromatografi Eksklusi adalah suatu
kromatografi kolom yang proses
pemisahannya didasarkan atas ukuran
partikel solute. Kromatografi eksklusi dapat
digunakan untuk memisahkan suatu
senyawa dari senyawa lain yang mempunyai
berat molekul lebih rendah atau tinggi, atau
untuk memisahkan molekul-molekul yang
mempunyai berat molekul sama tetapi
diameter berbeda.
14. Prinsip kerja HPLC : kromatografi
merupakan teknik yang mana solut atau
zat-zat terlarut terpisah oleh perbedaan
kecepatan elusi, dikarenakan solutsolut ini
melewati suatu kolom kromatografi.
Pemisahan solut-solut ini diatur oleh
distribusi solut dalam fase gerak dan fase
diam. Penggunaan kromatografi cair
terhadap suatu masalah yang dihadapi
membutuhkan penggabungan secara tepat
dari berbagai macam kondisi operasional
seperti kolom, fase gerak, panjang dan
diameter kolom, kecepatan alir fase gerak,
suhu kolom, dan ukuran sampel. Untuk
tujuan memilih kombinasi kondisi
kromatografi yang terbaik, maka
dibutuhkan pemahaman yang mendasar
tentang berbagai macam faktor yang
mempengaruhi pemisahan pada
kromatografi cair
15. HPLC sering juga digunakan untuk
menetapkan kadar senyawa aktif (bioaktif),
seperti pada komoditas perkebunan, herbal
ataupun produk pangan. Kelebihan HPLC
adalah : 1) Kerja lebih mudah dengan
otomatisasi dalam prosedur analisis dan
pengolahan data 2) Volume sampel kecil 3)
Daya pisah tinggi 4) Metode analitis (cepat,
peka, akurat, tepat, reproducible,
preparative). 5) Digunakan untuk analisis
sampel organik dan anorganik, bersifat
volatil dan non-volatil, stabil dan tidak stabil
secara termal. 6) Pilihan fase diam dan fase
geraknya luas

KEGIATAN BELAJAR 4
1. Kristalisasi merupakan teknik pemisahan
suatu zat terlarut dari larutannya
membentuk kristal padat, dimana terjadi
perpindahan massa (mass transfer) dari zat
terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase
kristal padat.
2. Syarat-syarat agar terjadinya kristalisasi
adalah larutan harus jenuh, larutan harus
homogen dan adanya perubahan suhu.
3. Pengeringan semprot atau spray drying
mampu meminimalisir interupsi karena
selama bahan cair yang akan dikeringkan
tersedia, maka proses pengeringan akan
tetap berjalan secara kintinyu dan produk
berupa padatan kering akan terus
terbentuk.
4. Kristalisasi merupakan teknik pemisahan
suatu zat terlarut dari larutannya
membentuk kristal padat, dimana terjadi
perpindahan massa (mass transfer) dari zat
terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase
kristal padat.
5. Titik jenuh larutan adalah suatu titik ketika
penambahan partikel terlarut sudah tidak
dapat menyebabkan partikel tersebut larut,
sehingga terbentuk larutan jenuh.
6. Larutan jenuh adalah larutan yang
mengandung jumlah maksimum partikel
terlarut pada suatu larutan pada suhu
tertentu.
7. Inti kristal adalah partikel-partikel kecil
bahkan sangat kecil yang dapat terbentuk
dengan cara memperkecil kristal-kristal
yang ada dalam alat kristalisasi atau dengan
menambahkan benih kristal ke dalam
larutan lewat jenuh.
8. Crystallizer atau kristalisator adalah alat
kristalisasi.
9. Spray drying atau pengeringan semprot
10. Evaporasi (penguapan)
11. Inert (lembam)
12. Bulk density (densitas kamba)
13. Atomisasi adalah suatu proses yang akan
memaksa bahan atau umpan keluar melalui
nozzle atau atomizer (alat penyemprot),
sehingga mengubah cairan menjadi butiran-
butiran kecil.
14. Pumpable (dipompa)
15. Vimpurities (kotoran)
16. Rotary wheel (penyemprot piringan
berputar)
17. Pressure nozzle (proses atomisasi dengan
energi tekanan).
18. Two fluid nozzle (proses atomisasi dengan
menggunakan energi kinetik).
19. Constant rate ( laju konstan)
20. Wet bulb temperature (suhu bola basah)
21. Falling rate (laju menurun)
22. Atomizer (alat pengabut)
23. Freeze drying (pengeringan beku)
24. Sulbimasi adalah perubahan wujud zat dari
padat ke gas, tanpa mencair terlebih
dahulu.
25. Case hardening adalah produk yang bagian
luarnya sudah kering, bahkan terlalu kering
dan menjadi kerak tetapi bagian tengahnya
masih basah.
26. Thawing (pencairan kristal es)
27. Quick freezing (pembekuan cepat)
28. Slow freezing (pembekuan lambat)
29. Drum dryer (Pengeringan Dalam Drum)
30. Heavy pastes (pasta dengan viskositas
tinggi),
31. Pengeringan drum adalah salah satu metode
pengeringan yang paling hemat energi dan
khususnya efektif untuk mengeringkan
cairan dengan viskositas tinggi atau bubur
makanan.
32. Throughput (kecepatan hasil pengeringan per
satuan waktu)
33. Skraper (pisau pengerik)
2 Daftar materi yang sulit 1. Komponen Bioaktif pada Pangan Fungsional
dipahami di modul ini : Probiotik, Prebiotik dan sinbiotik
2. Komoditas herbal : senyawa fenolik
3. Derivatisasi
4. Fase gerak dan fase diam
5. Komponen bioaktif pangan funsgional dan
kaitannya dengan aspek tertentu.
6. Prinsip kerja antioksidan dalam
menghambat oksidasi pada lemak
7. Prinsip kerja pembuatan minuman herbal
8. Kristalisasi dengan metode pemanasan dan
pendinginan.
9. Tahapan atomisasi bahan
10. Pengeringan beku
11. Komponen bioaktif pada pangan fungsional
12. Prospek pengembangan pangan fungsional

3 Daftar materi yang sering 1. Komponen Bioaktif pada Pangan Fungsional


mengalami miskonsepsi 2. Probiotik, Prebiotik dan sinbiotik
3. Antioksidan Primer, Antioksidan sekunder dan
antioksidan tersier
4. Makanan obat
5. Simplisia
6. Jenis simplisia
7. Pada materi kromatografi ada istilah fase
gerak dan fase diam. Zat cair berada kedua
fase tersebut
8. HPCL dengan analisis kualitatif dan
kuantitati
9. Penerapan HPLC dan membaca
penginterpretasian data
10. Jenis komponen bioaktif pada pangan
fungsioanal
11. Pemisahan dengan teknik kristalisasi
12. Pengeringan biasa dengan pengeringan
beku.
13. Pengeringan dengan drum

Anda mungkin juga menyukai