Anda di halaman 1dari 6

Nama : M.

ILHAMDI

NPM : 170410229002

Kelas :A

Mata Kuliah : Birokrasi Pemerintahan Indonesia

Dosen Pengampu : 1. DR. Dede Srikartini, Dra., M.Si.


2. Drs. Jajang Sutisna, M.I.Pol.

UTS

SOAL

1. Jelaskan fungsi utama birokrasi dan bagaimana implementasinya ?


2. Menurut G. Roskin ada 4 fungsi birokrasi, apa saja ? Berikan contoh-contoh
pelaksanaanya di lapangan!
3. Apa yang menyebabkan terjadinya patologi birokrasi, bagaimana di Indonesia ? Jelaskan!
4. Apa yang dimaksud dengan netralitas birokrasi? Jelaskanlah yang terjadi di Indonesia!
5. Bagaimana kaitan birokrasi dengan pelayanan publik? Pelayanan publik apa yang
menarik bagi anda untuk diteliti, bila anda membuat skripsi? Buatlah rancangan UP
sederhana!

JAWABAN

1. Fungsi utama birokrasi adalah mengimplementasikan atau mengeksekusi UU dan


kebijakan Negara, Serta sebagai administrasi, penyelenggara pemerintahan dan melayani
masyarakat. Implementasi kebijakan menekankan pada suatu tindakan-tindakan, baik
yang dilakukan oleh pihak pemerintah maupun individu atau kelompok swasta, yang
diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan
kebijakan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini, pada suatu saat berusaha untuk
mentransformasikan keputusan menjadi pola-pola operasional, serta melanjutkan usaha-
usaha tersebut untuk mencapai perubahan baik yang besar maupun kecil yang
diamanatkan oleh keputasan-keputusan kebijkan tertentu.
Implementasai pelayanan publik, pemerintah harus memberikan pelayanan yang
berkualitas kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya. Salah satu
bentuk pelayanan pemerintahan adalah pelayanan pada administrasi Negara dan
kependudukan, pendidikan, dan pelayanan kesehatan, dan lain-lain.

2. 4 fungsi birokrasi menurut G. Roskin yaitu :


1. Administrasi, dengan fungsi administrasi dimaksudkan bahwa fungsi sebuah
birokrasi adalah Mengimplementasikan UU yang telah disusun oleh legislative
serta penafsiran atas UU tersebut oleh eksekutif. Dengan demikian, administrasi
berarti pelaksanaan kebijakan umum suatu Negara, dimana kebijakan umum itu
sendiri telah dirancang sedemikian rupa mencapai tujuan negara secara
keseluruhan.
Contoh : Dinas kependudukan dan pencatatan sipil, yang memberikan pelayanan
kepada masyarakat seperti pembuatan KTP, KK, Akta Kelahiran, Izin pernikahan,
dll. Mulai dari pendaftaran dan pendataan catatan sipil, pelayanan penyuluhan
informasi dan sosialisasi kepada masyarakat, merupakan salah satu contoh
pelaksanaannya dilapangan.

2. Pelayanan, birokrasi sesungguhnya dibentuk untuk melayani masyarakat atau


kelompok-kelompok khusus.
Contoh pelaksanaannya dilapangan : PT KAI yang merupakan BUMN Indonesia
yang menyelenggarakan dan memberikan peleyanan masyarakat berupa jasa
angkutan kereta api.

3. Pengaturan, fungsi pengaturan dari suatu pemerintahan biasanya dirancang demi


mengamankan kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalankan fungsi ini, birokrasi
biasanya dihadapkan antra 2 pilihan yaitu, kepentingan individu versus
kepentingan masyarakat banyak.
Contoh pelaksanaan di lapangan : Menjamin akses minimal setiap individu terhadap
barang dan jasa, pemerintah bisa memberikan bantuan kepada masyarakat yang
kurang mampu, yaitu dengan adanya program-program khusus yang bertujuan
untuk meringankan beban masyarakat kurang mampu. Seperti ; KKS, PKH dll.

4. Pengumpul Informasi, Informasi dibutuhkan berdasarkan dua tujuan pokok: Apakah


suatu kebijaksanaan mengalami sejumlah pelanggaran atau keperluan membuat
kebijakan-kebijakan baru yang akan disusun oleh pemerintah berdasarkan situasi
faktual. Badan birokrasi, oleh sebab itu menjadi ujung tombak pelaksanaan
kebijaksanaan negara tentu menyediakan data-data sehubungan dengan dua hal
tersebut.
Contoh pelaksanaannya dilapangan : Pemungutan uang yang tidak semestinya
(pungli) pada suatu insatansi pelayanan publik yang menguntungkan oknum
aparatur Negara dan merugikan masyarakat. Sehingga pemerintah membuat
prosedur baru dan membuat kebijakan baru agar tidak memberi ruang bagi
kesempatan melakukan pungli bagi para oknum yang melakukan pungli.

3. Ada lima penyebab patologi birokrasi, yaitu :


1. karena persepsi dan gaya manajerial pejabat di birokrasi, seperti: penyalahgunaan
wewenang dan kedudukan; persepsi atas dasar prasangka; mengaburkan masalah;
menerima suap; kontradiksi minat; cenderung mempertahankan status quo; kerajaan
bangunan; boros; pilih kasih; takut akan perubahan, inovasi, dan risiko; tipuan;
sikap arogan; ketidakpedulian atas kritik dan saran; tidak mau bertindak; takut
mengambil keputusan; menyalahkan orang lain; tidak adil; intimidasi; kurangnya
komitmen; Kurang koordinasi; kurangnya kreativitas; kredibilitas trendi; kurangnya
visi imajinatif; kebencian; nepotisme; tindakan irasional; bertindak di luar
kewenangan; paranoid; perlindungan; keengganan untuk mendelegasikan;
ritualisme; keengganan untuk memikul tanggung jawab; dan xenofobia.

2. Karena kekurangan atau rendah pengetahuan dan keterampilan berbagai petugas


pelaksana kegiatan operasional, seperti: ketidakmampuan untuk menggambarkan
kebijaksanaan kepemimpinan; ketidaktelitian; kepuasan; Bertindak Tanpa berpikir;
kebingungan; tindakan tidak produktif; Tidak adanya kemampuan untuk
berkembang; kualitas pekerjaan rendah; kedangkalan; mempelajari
ketidakmampuan; ketidaktelitian tindakan; ketidakmampuan; keragu-raguan;
ketidakteraturan; melakukan tindakan yang tidak relevan; keragu-raguan;
kurangnya imajinasi; kurangnya inisiatif; kemampuan rendah; bekerja tidak
produktif; ketidakrapian; dan stagnasi.

3. Patologi yang timbul akibat tindakan anggota birokrasi yang melanggar norma
hukum dan peraturan perundang-undangan undangan yang berlaku, seperti: biaya
penggemukan; menerima menyuap; ketidakjujuran; korupsi; tindakan kriminal;
tipuan; kleptokrasi; kontrak fiktif; sabotase; pembukuan yang salah; dan pencurian.

4. Patologi termanifestasi dalam perilaku birokrat yang disfungsional atau negatif,


seperti: bertindak sewenang-wenang otoritas; berpura-pura sibuk; paksaan;
konspirasi; sikap takut; penurunan kualitas; tidak sopan; diskriminasi; dramatisasi;
sulit terjangkau; pengabaian; tidak disiplin; kaku; tidak berperilaku manusia; tidak
peka; tidak sopan; tidak peduli bertindak; salah bertindak; roh yang salah tempat;
negativisme; menelantarkan Kewajiban; tanggung jawab rendah; kelesuan darah;
paparazi; melakukan kegiatan yang tidak relevan; memprioritaskan kepentingan diri
sendiri; kurang optimal; keharusan teritorial; tidak profesional; sikap tidak wajar; di
luar wewenang; kepentingan pribadi; dan pemborosan.

5. Patologi yang merupakan hasil dari situasi internal dalam berbagai instansi di
lingkungan pemerintahan, seperti: penempatan tujuan dan sasaran yang tidak tepat;
kewajiban sosial sebagai beban; eksploitasi; tidak responsif; pengangguran
terselubung; motivasi yang tidak tepat; kompensasi yang tidak memadai; kondisi
pekerjaan yang tidak memadai; pekerjaan yang tidak kompatibel; Tidak adanya
indikator kinerja; miskomunikasi; keterangan yg salah; beban terlalu banyak
pekerjaan; terlalu banyak karyawan; pilih sistem cinta; tujuan yang tidak jelas;
kondisi kerja yang tidak nyaman; sarana dan prasarana yang tidak sesuai; dan
perubahan sikap tiba-tiba.

Patologi birokrasi yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah gaya manajerial
para pejabat dilingkungan birokrat masih mendominasi kinerja birokrasi di
Indonesia. Terutama untuk para penguasa yang menduduki wewenang tertinggi
merasa bebas untuk munggunakan wewenangnya sesuai dengan kehendak yang di
inginkannya, sehingga banyak para penguasa mengabaikan tanggung jawab yang
seharusnya dilaksanakan dengan benar. Hidup mewah (hedonisme) sudah menjadi
hal yang pasti ada di diri penguasa, dan sikap suka menyalahkan orang lain juga
adalah hal yang sering dilakukan karena merasa dirinya lah yang paling benar.
Reformasi birokrasi di Indonesia masih bergulir namun sampai saat ini belum ada
regulasi yang menjamin depolitasi birokrasi secara subtansial. Bila model birokrasi
yang seperti itu terus dijalankan akan dapat memunculkan konflik terutama
menimbulkan praktik Kolusi dan nepotisme dalam rekruitmen, penempatan,
promosi dan mutasi birokrasi masih sering terjadi. Pada akhirnya menimbulkan
korupsi pada para pejabat yang sedang berkuasa melakukan korupsi.

4. Netralitas birokrasi merupakan birokrasi pemerintah yang professional dan sehat serta
mampu menjadi fasilitator dan pelayanan publik yang profesiaonal bagi semua golongan,
bukan hanya kelompok atau golongan tertentu saja atau untuk kepentingan politik sesaat.
Bahwa birokrasi hanya memberikan pelayanan kepada kepentingan Negara dan
masyarakat. Birokrasi sebagai pelayan publik yang menjalankan fungsi-fungsi Negara
mengayomi warganya.

Kondisi birokrasi Indonesia selalu menjadi mesin politik kekuasaan. Bahwa birokrasi di
Indonesia dalam pratiknya cenderung tidak netral, birokrasi selalu berpihak pada
penguasa ( partai yang memenangi pemilu ) yang berkuasa beserta kelompoknya.
Birokrasi pemerintah belum ditempatkan pada posisi, fungsi dan perannya sebagai sebuah
organisasi atau instansi yang netral yang mengurusi Negara secara professional dan tidak
deskriminatif secara politis atau apolitis.

5. Kaitan birokrasi dengan pelayanan publik tentu tidak terlepaskan, karena birokrasi
merupakan alat pemerintah yang dapat mempermudah pelayanan kepada masyarakat itu
sendiri. Birokrasi harus mampu melayani stakeholeder secara proporsional dan
professional. Dan juga, birokrasi dibentuk oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam hal pelayanan publik, oleh karena itu birokrasi berkedudukan sebagai
organ yang mengorganisir administrasi Negara dalam menyelenggarakan pelayanan
publik yang salah satu tugasnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sehingga birokrasi dengan pelayanan publik sangat erat kaitannya dan saling
bekerjasama dan melengkapi.

Saya tertarik melakukan penelitian terkait “Perancangan Apilikasi Pelayanan


Perizinan Pada Kantor Camat Jelutung Jamvi Berbasis Web”, yang dimana Kota Jambi
merupakan daerah asal saya. Adapun rancangan usulan penelitian yang akan saya bangun
adalah sebagai berikut :

Nama : M.ILHAMDI
NPM :170410229002
Program Studi : Ilmu Pemerintahan

JUDUL PENELITIAN PERENCANGAN APILIKASI PELAYANAN PERIZAN


PADA KANTOR CAMAT JELUTUNG JAMBI BERBASIS
WEB
Latar Belakang Mengingat teknologi komputer memegang peranan yang
sangat penting untuk membantu proses aktivitas kerja instansi
maupun perusahaan baik dari lembaga pemerintah maupun
swasta, dengan adanya alat bantu seperti computer maka
proses pengolahan data dan penyimpanan data dapat
terselesaikan dengan baik dan menghemat waktu dan tenaga
para pegawai instansi pemerintah maupun swasta.
Kantor Camat Jelutung merupakan bagian dari Kantor Camat
yang ada di Kota Jambi yang memiliki unit kerja terdiri dari :
Kantor Lurah Jelutung, Kantor Lurah Kebun Handil, Kantor
Lurah Cempaka Putih, Kantor Lurah Talang Jauh, Kantor
Lurah Lebak Bandung, Kantor Lurah Payo Lebar dan Kantor
Lurah Handil Jaya. Dengan adanya aplikasi berbasis web
diharapkan dapat membantu bagi pihak Kecamatan Jelutung
Jambi dalam melakukan pelayanan dibidang perizinan.
Kelebihan aplikasi berbasis web ini dapat diakses online
sehingga dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan
infomasi tentang perizinan yang ada pada Kecamatan
Jelutung Jambi. Untuk melakukan proses pengajuan perizinan
masyarakat tidak perlu ke Kecamatan Jelutung Jambi untuk
melakukan registrasi cukup dengan mengunjungi website
masyarakat dapat mengajukan permohonan izin, dan juga
mempermudah pihak staff kecamatan dalam mengolah data
perizinan yang telah pemohon ajukan untuk di proses lebih
lanjut lagi.
Permasalahan Dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas,
maka yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian ini
adalah : “Bagaimana merancang Aplikasi Pelayanan
Perizinan Pada Kantor Camat Jelutung Jambi ?”.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dibuatnya skripsi ini nantinya diharapkan
dapat meningkatkan kualitas dan mendekatkan pelayanan
kepada masyarakat, mempermudah pihak staff kantor dalam
mengolah data pemohon perizinan, dan juga mempermudah
masyarakat dalam melakukan registrasi administrasi
permohonan perizinan
Landasan Teori Dalam bab landasan teori ini terdiri dari konsep-konsep
teoritis yang digunakan sebagai kerangka atau landasan yang
digunakan untuk mendukung pemahaman terhadap penulisan
yang akan saya lakukan berupa pengertian dasar mengenai
pelayanan perizinan, perancangan, dan penerapan, dan
aplikasi pembuatan program berbasis web.
Metode Penelitian Bab ini berisi tentang metode perancangan sistem yang
meliputi metode perancangan perangkat lunak, dan hasil
perancangan perangkat lunak yang akan dihasilkan.
Menggunakan metode kuantitatif deskriptif
Lokasi Penelitian Kantor Camat Jelutung Jambi
Hipotesis Pelayanan Publik yang diberikan oleh Camat Jelutung jambi
dalam perizinan masih belum efisien dan belum optimal

Anda mungkin juga menyukai