ILHAMDI
NPM : 170410229002
Kelas :A
UTS
SOAL
JAWABAN
3. Patologi yang timbul akibat tindakan anggota birokrasi yang melanggar norma
hukum dan peraturan perundang-undangan undangan yang berlaku, seperti: biaya
penggemukan; menerima menyuap; ketidakjujuran; korupsi; tindakan kriminal;
tipuan; kleptokrasi; kontrak fiktif; sabotase; pembukuan yang salah; dan pencurian.
5. Patologi yang merupakan hasil dari situasi internal dalam berbagai instansi di
lingkungan pemerintahan, seperti: penempatan tujuan dan sasaran yang tidak tepat;
kewajiban sosial sebagai beban; eksploitasi; tidak responsif; pengangguran
terselubung; motivasi yang tidak tepat; kompensasi yang tidak memadai; kondisi
pekerjaan yang tidak memadai; pekerjaan yang tidak kompatibel; Tidak adanya
indikator kinerja; miskomunikasi; keterangan yg salah; beban terlalu banyak
pekerjaan; terlalu banyak karyawan; pilih sistem cinta; tujuan yang tidak jelas;
kondisi kerja yang tidak nyaman; sarana dan prasarana yang tidak sesuai; dan
perubahan sikap tiba-tiba.
Patologi birokrasi yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah gaya manajerial
para pejabat dilingkungan birokrat masih mendominasi kinerja birokrasi di
Indonesia. Terutama untuk para penguasa yang menduduki wewenang tertinggi
merasa bebas untuk munggunakan wewenangnya sesuai dengan kehendak yang di
inginkannya, sehingga banyak para penguasa mengabaikan tanggung jawab yang
seharusnya dilaksanakan dengan benar. Hidup mewah (hedonisme) sudah menjadi
hal yang pasti ada di diri penguasa, dan sikap suka menyalahkan orang lain juga
adalah hal yang sering dilakukan karena merasa dirinya lah yang paling benar.
Reformasi birokrasi di Indonesia masih bergulir namun sampai saat ini belum ada
regulasi yang menjamin depolitasi birokrasi secara subtansial. Bila model birokrasi
yang seperti itu terus dijalankan akan dapat memunculkan konflik terutama
menimbulkan praktik Kolusi dan nepotisme dalam rekruitmen, penempatan,
promosi dan mutasi birokrasi masih sering terjadi. Pada akhirnya menimbulkan
korupsi pada para pejabat yang sedang berkuasa melakukan korupsi.
4. Netralitas birokrasi merupakan birokrasi pemerintah yang professional dan sehat serta
mampu menjadi fasilitator dan pelayanan publik yang profesiaonal bagi semua golongan,
bukan hanya kelompok atau golongan tertentu saja atau untuk kepentingan politik sesaat.
Bahwa birokrasi hanya memberikan pelayanan kepada kepentingan Negara dan
masyarakat. Birokrasi sebagai pelayan publik yang menjalankan fungsi-fungsi Negara
mengayomi warganya.
Kondisi birokrasi Indonesia selalu menjadi mesin politik kekuasaan. Bahwa birokrasi di
Indonesia dalam pratiknya cenderung tidak netral, birokrasi selalu berpihak pada
penguasa ( partai yang memenangi pemilu ) yang berkuasa beserta kelompoknya.
Birokrasi pemerintah belum ditempatkan pada posisi, fungsi dan perannya sebagai sebuah
organisasi atau instansi yang netral yang mengurusi Negara secara professional dan tidak
deskriminatif secara politis atau apolitis.
5. Kaitan birokrasi dengan pelayanan publik tentu tidak terlepaskan, karena birokrasi
merupakan alat pemerintah yang dapat mempermudah pelayanan kepada masyarakat itu
sendiri. Birokrasi harus mampu melayani stakeholeder secara proporsional dan
professional. Dan juga, birokrasi dibentuk oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam hal pelayanan publik, oleh karena itu birokrasi berkedudukan sebagai
organ yang mengorganisir administrasi Negara dalam menyelenggarakan pelayanan
publik yang salah satu tugasnya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sehingga birokrasi dengan pelayanan publik sangat erat kaitannya dan saling
bekerjasama dan melengkapi.
Nama : M.ILHAMDI
NPM :170410229002
Program Studi : Ilmu Pemerintahan