Anda di halaman 1dari 19

ADMINISTRASI PUBLIK

DAN POLICY
MATA KULIAH : TEORI ADMINISTRASI DAN APLIKASI

TUGAS KELOMPOK 3
MT APN STIA LAN MAKASSAR
Pengertian Administrasi Publik
• Seperangkat institusi negara, proses, prosedur, sistem dan
struktur organisasi, serta praktek dan perilaku untuk
mengelola urusan-urusan publik dalam rangka melayani
kepentingan publik (UN, 2004).

• Administrasi publik : atau administrasi negara adalah suatu


bahasan ilmu sosial yang mempelajari 3 elemen penting
kehidupan bernegara, yang meliputi lembaga legislatif,
yudikatif dan eksekutif, serta hal-hal yang berkaitan dengan
publik.

• Secara sederhana, administrasi publik adalah ilmu yang


mempelajari tentang bagaimana pengelolaan suatu
organisasi publik.
Perubahan Administrasi Negara ke
Administrasi Publik
Menurut Dwinanto (2007) Lembaga Pemerintah dirasa terlalu sempit
untuk menjadi lokus Ilmu Administrasi Negara. Lembaga Pemerintahan
tidak lagi memonopoli peran sebagai otoritas pemerintah, namun telah
banyak lembaga non-pemerintah yang menjalankan misi dan fungsi
yang dulu menjadi monopoli pemerintah saja. Menurunnya dominasi
peran negara dipengaruhi 4 faktor :
1. Dinamika Ekonomi, politik dan budaya yang membuat kemampuan
pemerintah semakin terbatas untuk memenuhi semua tuntutan masyarakat

2. Globalisasi, daya saing yang tinggi di berbagai sektor, menuntut makin


dikuranginya peran negara melalui debirokratisasi dan deregulasi
3. Tuntutan demokratisasi mendorong munculya organisasi kemasyarakatan yang
menuntut untuk dilibatkan dalam proses perumusan kebijakan dan implementasi

4. Munculnya fenomena hybrid organization yang merupakan perpaduan antara


pemerintah dan bisnis.
• Utomo (2007), dalam perkembangan konsep llmu
administrasi negara telah terjadi pergeseran titik tekan dari
negara yang semula diposisikan sebagai agen tunggal yang
memiliki otoritas untuk menginplementasikan berbagai
kebijakan publik menjadi hanya sebagai fasilitas bagi
masyarakat.

• Majelis guru besar dan Jurusan Ilmu Administrasi Negara


UGM (2007), istilah public administration tidak tepat lagi
untuk diterjemahkan sebagai administrasi negara,
melainkan lebih tepat jika diterjemahkan menjadi
Administrasi publik, sebab makna kata “Publik” jauh lebih
luas dari pada kata “Negara”.
Konsekuensi dari perubahan makna public
administration sebagai administrasi publik adalah
terjadinya pergeseran lokus Ilmu Administrasi Negara
dari yang sebelumnya berlokus pada Birokrasi
pemerintah menjadi berlokus pada organisasi publik,
yaitu birokrasi pemerintah dan juga organisasi-
organisasi non-pemerintah yang terlibat menjalankan
fungsi pemerintahan, baik dalam hal penyelenggara
pelayanan publik maupun pembangunan ekonomi,
sosial maupun bidang-bidang pembangunan lain.
Unsur-Unsur Administrasi
Publik

 Organisasi
 Manajemen
 Kepegawaian
 Keuangan
 Perlengkapan
 Pekerjaan Kantor
 Tata hubungan / komunikasi
Prinsip-Prinsip Administrasi Publik

 Struktur Organisasi harus disusun berdasarkan 4


kriteria;
1. Tujuan dari pelayanan yang akan diberikan
2. Proses-proses yang akan dicapai
3. Orang-orang yang akan bekerja, dan
4. Peralatan yang akan digunakan
 Kesatuan perintah atau kesatuan arah
 Pendelegasian wewenang
 Rentang kendali (Span of Control)
 Perencanaan (Planning)
 Variabel-variabel psikologis manusia harus
dipertimbangkan
KAJIAN ADMINISTRASI PUBLIK
A. Kebijakan Publik
Kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di
masyarakat dimana dalam penyusunannya melalui berbagai tahapan-tahapan
(menurut William Dunn), sebagai berikut :
1. Penyusunan Agenda
Penyusunan agenda adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam realitas
kebijakan publik, dilakukan berdasarkan tingkat urgensi dan esensi kebijakan, serta
keterlibatan stakeholder.
2. Formulasi Kebijakan
Masalah yang sudah masuk dalam agenda kegiatan kemudian dibahas oleh para
pembuat kebijakan.
3. Adopsi/Legitimasi Kebijakan
Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otoritasi pada proses dasar pemerintahan,
legitimasi dapat dikelola melalui manipulasi simbol-simbol tertentu, dalam proses ini
orang belajar untuk mendukung pemerintah.
4. Penilaian / Evaluasi kebijakan
Kegiatan yang menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup substansi,
implementasi dan dampak.
B. BIROKRASI
Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena
telah berpegang pada hirarki dan jenjang jabatan.
Ciri-ciri birokrasi menurut Max Weber, adalah:
1. Jabatan administratif yang terorganisasi/tersusun secara hierarkis
2. Setiap jabatan mempunyai wilayah kompensasinya sendiri
3. Pegawai Negeri ditentukan, tidak dipilih, berdasarkan kualifikasi
4. Pegawai Negeri menerima gaji tetap sesuai pangkat dan
kedudukannya
5. Promosi didasarkan pada pertimbangan yang melebihi rata-rata.
6. Para pejabat tidak memiliki kantor sendiri, menjadi subjek untuk
mengontrol dan mendisiplinkan.
C. ADMINISTRASI PEMBANGUNAN
Merupakan proses pengendalian usaha (administrasi) oleh Negara / pemerintah
untuk merealisasikan, pertumbuhan yang direncanakan ke arah suatu keadaan yang
dianggap lebih baik dan kemajuan di dalam berbagai aspek kehidupan bangsa.
Ruang Lingkup :
1. Administrasi bagi pembangunan adalah administrasi dari dan bagi pembangunan dengan
pendekatan manajemen, yang meliputi : perencanaan pembangunan, penyerahan sumber
daya dan penganggaran

2. Pembangunan Administrasi. Dalam kerangka pembaharuan administrasi sebagai lanjutan


dari pembangunan administrasi, adalah perubahan sikap birokrasi dengan unsur :
 Birokrasi harus dapat membangun partisipasi rakyat
 Birokrasi hendaknya tidak cenderung berorientasi kepada yang kuat, tetapi harus lebih
kepada yang lemah dan kurang berdaya
 Peran birokrasi harus bergeser dari mengendalikan menjadi mengarahkan, dan dari
memberi menjadi memberdayakan
 Mengembangkan keterbukaan dan kebertanggung jawaban
IDE POPOK ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

 Pembangunan merupakan proses, dilakukan secara


berkelanjutan
 Pembangunan merupakan upaya yang secara sadar
ditetapkan sebagai sesuatu untuk dilaksanakan
 Pembangunan dilakukan secara terencana

 Rencana pembangunan mengandung makna perubahan

dan pertumbuhan
 Pembangunan mengarah kepada modernitas
D. PELAYANAN PUBLIK

Pelayanan publik adalah segala bentuk jasa


pelayanan, baik dalam bentuk barang publik
maupun jasa publik yang pada prinsipnya
menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh
Instansi pemerintah di pusat, di daerah dan
lingkungan BUMN/BUMD, dalam rangka
upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat
maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Penyelenggara :

Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan


umum, dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi
privat, adalah semua penyediaan barang dan jasa publik yang diselenggarakan oleh
swasta, seperti rumah sakit swasta, perguruan tinggi swasta dan perusahaan
pengangkutan milik swasta.
2. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggrakan oleh organisasi
publik, dibedakan menjadi 2 yaitu :
 primer, semua penyediaan barang/jasa publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah yang di dalamnya pemerintah merupakan satu-satunya
penyelenggara dan pengguna/klien mau tidak mau harus memanfaatkannnya,
seperti pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara dan pelayanan perisinan.
 Sekunder, adalah segala bentuk penyediaan barang/jasa publik yang
diselenggarakan oleh pemerintah, tetapi di dalamnya pengguna /klien tidak
harus mempergunakannya karena adanya penyelenggara pelayanan.
E. OTONOMI DAERAH
Otonomi daerah adalah kewenangan untuk mengatur sendiri kepentingan
masyarakat atau kepentingan untuk membuat aturan guna mengurus daerahnya
sendiri.

Dasar Hukum Otonomi Daerah


1. UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
2. UU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah
3. UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
4. Ketetapan MPR RI No.IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan
Pemerintah dalam Menyelenggarakan Otonomi Daerah
5. Ketetapan MPR RI No.XV/MPR 1998 tentang Penyelenggaraan otonomi
daerah
6. UUD Negara RI tahun 1945 dalam pasal 18 Ayat 1-7, pasal 18A Ayat 1-2, pasal
18B ayat 1-2.
Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang penting dalam rangka
memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan
oleh pemerintah daerah dengan potensi dan kekhasan daerah masing-masing.

Tujuan Pemberian Otonomi Daerah


Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah:
• Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin luas
• Pengembangan kehidupan demokrasi
• Keadilan Nasional
• Pemerataan wilayah daerah
• Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta
antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI
• Mendorong pemberdayaan masyarakat
• Menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas, meningkatkan peran serta
masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi DPRD.
Asas
Asas untuk menyelenggarakan pemerintahan daerah pada dasarnya ada 4, yaitu ;

 Sentralisasi  Sistem pemerintahan dimana segala kekuasaan dipusatkan di


pemerintah pusat
 Desentralisasi  Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya
sendiri.

 Dekonsentrasi  Yaitu pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah


kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah atau kepada instansi vertical
wilayah tertentu.

 Tugas pembantuan  Yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah atau


desa, dari pemerintah provinsi ke kabupaten/kota atau desa dari pemerintah
kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
F. Good Governance (Tata Laksana Yang Baik)

Adalah seperangkat proses yang diberlakukan dalam


organisasi baik swasta maupun negeri untuk menentukan
keputusan. Tata Laksana yang baik ini walaupun tidak
dapat menjamin sepenuhnya segala sesuatu akan menjadi
sempurna, namun apabila dipatuhi jelas dapat mengurangi
penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi.
Karakteristik dasar tata laksana yang baik ; yaitu
1. Partisipasi aktif
2. Tegaknya hukum
3. Transparansi
4. Responsif
5. Berorientasi akan musyawarah untuk mendapatkan mufakat
6. Keadilan dan perlakuan yang sama untuk semua orang
7. Efektis dan Ekonomis
8. Dapat dipertanggung jawabkan

Berlakunya karakteristik diatas biasanya menjadi jaminan untuk :


• Meminimalkan terjadinya korupsi
• Pandangan minoritas terwakili dan dipertimbangkan
• Pandangan dan pendapat kaum yang paling lemah didengarkan dalam
pengambilan keputusan.
TERIMA KASIH

ANGGOTA KELOMPOK 3

ISA ANSARI
 FATMAWATI B.
 MARSUMAR
 MULIYATI NASRUN
 AKHMAD BAKHTIAR

Anda mungkin juga menyukai