Anda di halaman 1dari 6

BIROKRASI SEBAGAI AGEN KEPENTINGAN

UMUM
Kelompok 2 :
Bambang Wijaya . S
Krisna Murti
Syahrin Adiguna
M. Nizar Putra
Faradilla Wahyu .H
Moch. Indra Fujianto
Bayu Akbar

PENGERTIAN BIROKRASI PEMERINTAHAN


Birokrasi pemerintah merupakan system pemerintah yang dilaksanakan oleh petugas pemerintah karena telah
berlandaskan hierarki dan jenjang jabatan. Birokrasi juga dapat diartikan sebagai susunan cara kerja yang sangat
lambat, dan menurut pada tata aturan yang banyak likunya.
Adapun fungsi dan peran birokrasi pemerintah yakni:
1.

Melaksanakan pelayanan public

2.

Pelaksana pembangunan yang profesional

3.

Perencana, pelaksanaan, dan pengawas kebijakan (manajemen pemerintah)

4.

Alat pemerintah untuk melayani kepentingan (abdi) masyarakat dan negara yang netral dan bukan
merupakan bagian dari kekuatan atau mesin politik (netral)

Adapun tujuan birokrasi yakni:


1.

Sejalan dengan tujuan pemerintahan

2.

Melaksanakan kegiatan dan program demi tercapainya visi dan misi pemerintah dan negara

3.

Melayani masyarakat dan melaksanakan pembangunan dengan netral dan professional

4.

Menjalankan manajemen pemerintahan, mulai dari perencanaan, pengawasan, evaluasi, koordinasi,


sinkronisasi dll.

PERAN ASN DALAM BIROKRASI SEBAGAI


KEPENTINGAN UMUM
Hegel mengatakan bahwa masyarakat sebagai sittlichkeit dapat dibagi dalam tiga tingkatan atau substansi etis,
yaitu keluarga, masyarakat sipil, dan negara. Birokrasi adalah bagian dari negara yang berperan untuk
memediasi kepentingan partikular dari masyarakat sipil dengan kepentingan universal dari negara. Dengan kata
lain, birokrasi adalah jembatan antara negara dengan masyarakat sipil.
Sementara itu, fungsi utama dari birokrasi adalah memediasi kepentingan masyarakat sipil dengan kepentingan
negara. Birokrasi memegang peranan yang krusial dalam sistem sosial-politik secara keseluruhan karena
nasihat-nasihatnya mampu mengikat negara. Secara normatif, hukum memang dibuat oleh badan legislatif yang
terdiri atas perwakilan masyarakat sipil
Peran yang sekilas terlihat ganjil ini dapat kita pahami jika kita mengingat bahwa Hegel memberikan dua
karakter pokok pada masyarakat sipil. Pertama, setiap anggota masyarakat sipil berusaha mengejar kepentingan
pribadinya. Mereka mengerahkan kekuatan reflektifnya dalam pertukaran pasar dan komodifikasi alam setelah
dirinya keluar dari kepompong feodalistis keluarga. Dalam rangka memenuhi tujuan tersebut, anggota
masyarakat sipil lainnya dipandang sebagai sarana untuk meraih tujuan pribadi. Akan tetapi, dan ini karakter
pokok kedua dari masyarakat sipil, dalam rangka memenuhi kepentingan pribadinya tersebut mau tidak mau
anggota masyarakat sipil haruslah memuaskan kebutuhan dari anggota masyarakat sipil lainnya. Kepentingan
diri yang bersifat timbal balik menjadi basis dari interaksi masyarakat sipil. Ini menujumkan tesis dari Adam
Smith bahwa pengejaran kepentingan diri akan menciptakan tatanan sosial.

APA SAJA KEPENTINGAN UMUM ITU?


inpres no 9 tahun 1973 kepentingan umum diartikan sebagai kegiatan yang
menyangkut 4 macam kepentingan yaitu:
1.

Kepentingan bangsa dan Negara

2.

Masyarakat luas

3.

Kepentingan bersama

4.

Kepentingan pembangunan

Dalam koppres no 55/1993 telah memberikan klarifikasi dan definisi yang tegas
mengenai kepentingan umum yaitu
1.

Kepentingan seluruh masyarakat

2.

Kegiatan pembangunan yang dilakukan dimiliki oleh


pemerintah

3.

Tidak dipergunakan untuk mencari keuntungan

APAKAH BIROKRASI PUBLIK ITU ALAT


RAKYAT? ALAT PENGUASA? ATAU PENGUASA
ITU SENDIRI?
Guna merespon kesan buruk birokrasi seperti itu, birokrasi di Indonesia perlu melakukan
beberapa perubahan sikap dan perilakunya antara lain :

birokrasi harus lebih mengutamakan sifat pendekatan tugas yang diarahkan pada hal
pengayoman dan pelayanan masyarakat; dan menghindarkan kesan pendekatan
kekuasaan dan kewenangan;

birokrasi perlu melakukan penyempurnaan organisasi yang bercirikan organisasi modern,


ramping, efektif dan efesien yang mampu membedakan antara tugas-tugas yang perlu
ditangani dan yang tidak perlu ditangani (termasuk membagi tugas-tugas yang dapat
diserahkan kepada masyarakat);

birokrasi harus mampu dan mau melakukan perubahan system dan prosedur kerjanya
yang lebih berorientasi pada ciri-ciri organisasi modern yakni : pelayanan cepat, tepat,
akurat, terbuka dengan tetap mempertahankan kualitas, efesiensi biaya dan ketepatan
waktu;

birokrasi harus memposisikan diri sebagai fasilitator pelayan publik dari pada sebagai
agen pembaharu pembangunan;

birokrasi harus mampu dan mau melakukan transformasi diri dari birokrasi yang
kinerjanya kaku (rigid) menjadi organisasi birokrasi yang strukturnya lebih desentralistis,
inovatif, fleksibel dan responsif.

Anda mungkin juga menyukai