Anda di halaman 1dari 12

KONSEP NILAI &

AKTOR-AKTOR DALAM
KEBIJAKAN PUBLIC
Kelompok 3

La Ode Muh. Rabil Saputra Faizaqila Raifa Kodrat Al Kauzar Alda Farraz Al Munawar
33.0967 33.0381 32.0856 33.0541
KONSEP NILAI DALAM
KEBIJAKAN PUBLIK
NILAI PUBLIK

Istilah Nilai Publik lahir dari sebuah


disiplin ilmu baru yaitu Publik Manajemen
yang berkembang menjadi New Public
Management. Menurut De-Joung (2011)
Nilai publik adalah Nilai Tambah kepada
“Klien”serta kepada Public secara umum,
melalui imajinasi manejerial dan aktifitas
entrepreneur
KONSEP NILAI PUBLIK

Moore (1995) mengatakan bahwa


Pengertian Nilai public adalah:
1. Nilai publik mengacu pada nilai yang
diciptakan oleh pemerintah melalui
peraturan layanan, hukum dan tindakan
lainnya.
2. Dalam demokrasi nilai ini pada akhirnya
ditentukan oleh masyarakat sendiri. Nilai
ditentukan oleh preferensi warga,
diungkapkan melalui berbagai sarana dan
dibiaskan melalui keputusan politisi yang
terpilih.
MOORE (1995) MENDEFINISIKAN NILAI
PUBLIK MENJADI EMPAT GAGASAN,
YAITU:

(1) untuk mencapai tujuan yang (3) nilai publik dapat diperoleh
diamanatkan, layanan harus bersifat melalui teknik analitik seperti
efisien dan efektif evaluasi program dan analisis
efektivitas biaya;

(2) layanan harus memiliki standar (4) nilai publik dapat diukur
profesional sehingga dapat dengan kepuasan pengguna dan
menetapkan tolok ukur untuk penyedia layanan
sektor publik
Nilai publik bertujuan untuk memberikan tolok
ukur yang sama untuk menilai kinerja dalam
sektor publik. Nilai publik berarti ada
kesepakatan normatif tentang:
(a) hak, manfaat, dan hak prerogatif kepada
warga negara;
(b) kewajiban warga negara kepada masyarakat,
negara, dan satu sama lain;
(c) prinsip-prinsip yang menjadi dasar
pemerintah dan kebijakan serta nilai-nilai yang
tertuang dalam kebijakan publik
BEBERAPA INDIKATOR TERPENUHINYA
NILAI PUBLIC ANTARA LAIN ADALAH:

a. Perlindungan, keamanan dan ketertiban


b. Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan
c. Kemakmuran dan kesejahteraan
d. Medapatkan Pekerjaan dan penghidupan
yang layak
e. Kebebasan bekumpul dan menyampaikan
pendapat
f. Tanggungan hidup bagi orang miskin dan
anak terlantar
g. Hak-hak demokrasi
STATE
State terdiri dari eksekutif, legislatif,
yudikatif

AKTOR-AKTOR PRIVATE
Private terdiri dari pengusaha/swasta
DALAM
PERUMUSAN
KEBIJAKAN PUBLIK CIVIL SOCIETY
Civil society terdiri dari :
1. Warga negara individu
2. Partai politik
3. NGOs
.
AKTOR-AKTOR DALAM
01 STATE
PERUMUSAN
1. Legislatif
Legislatif berhubungan dengan tugas politik sentral dalam pembuatan KEBIJAKAN PUBLIK
peraturan dan pembentukan kebijakan dalam suatu sistem politik.

2. Eksekutif
Presiden sebagai kepala eksekutif mempunyai peran yang sangat penting
dalam pembuatan kebijakan publik. presiden juga membentuk kelompok-
kelompok atau komisi-komisi penasehat yang terdiri dari warga negara
swasta maupun pejabat- pejabat yang ditunjuk untuk menyelidiki
kebijakan tertentu dan mengembangkan usulan-usulan kebijakan

3. Yudikatif
Lembaga yudikatif mempunyai kekuasaan yang cukup besar untuk
mempengaruhi kebijakan publik melalui pengujian kembali suatu
undang-undang atau peraturan. (melalui peninjauan yudisial dan
penafsiran undang-undang).
AKTOR-AKTOR DALAM
02 PRIVATE
PERUMUSAN
KEBIJAKAN PUBLIK
Unsur private adalah badan organisasi yang tidak dimiliki
oleh negara. Keterlibatan pihak swasta yang mampu
menyediakan keuangan dan tenaga ahli setidaknya
membantu fungsi pemerintah sebagai motor pelaksana
pembangunan. Selain itu melalui PPP juga menciptakan
sistem pemerintahan yang bersih karena dalam hal ini
pemerintah juga bisa melaksanakan fungsi kontrol terhadap
sektor swasta yang terlibat
AKTOR-AKTOR DALAM
03 CIVIL SOCIETY
PERUMUSAN
1. Partai Politik
partai politik memerankan fungsinya sebagai “kumpulan kepentingan”, KEBIJAKAN PUBLIK
yaitu mereka berusaha untuk mengubah permintaan khusus dari
kelompok kepentingan menjadi usulan kebijakan atau bahkan alternatif
kebijakan

2. Warga Negara
Warga negara sebagai individu masih mempunyai peluang untuk
berpartisipasi secara langsung dalam pembuatan kebijakan. Dalam tatar
normatif demokratik, warga negara mempunyai kewajiban untuk
didengarkan dan pejabat mempunyai kewajiban untuk
mendenganrkannya.

3. NGos
kelompok kepentingan mempunyai fungsi mempertemukan kepentingan
“warga tertentu” yang tidak hanya mengemukakan tuntutan dan
dukungan tetapi juga memberikan alternatif bagi tintakan kebijakan.
Mereka memberikan rasionalitas pembuatan kebijakan.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai