Di Susun Oleh :
ALBARRA MAULANA
2221032
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 10
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Demokrasi pada masa kini antara lain menyangkut hak memilih dan hak
untuk dipilih, menyangkut pula adanya pengakuan terhadap kesetraan diantara
warga negara, kebebasan warga negara untuk melakukan partisipasi politik,
kebebasan untuk memperoleh berbagai sumber informasi dan komunikasi, serta
kebebasan utuk menyuarakan ekspresi baik memlalui organisasi, potensi, seni,
serta kebudayaan, dan efektif dan lestari tanpa adanya budaya yang memawarnai
pengorganisasian bebagai elemen politik seperti partai politik, lembaga-lembaga
pemerintahan maupun organisasi kemasyarakatan. Demokrasi memerlukan
partisipasi rakyat dan deokrasi yang kuat bersumber pada kehendak rakyat serta
bertujuan untuk mencapai kemasalahatan bersama, itukah pengertian demokrasi.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemerintah
1. Pengertian Pemerintah
2. Fungsi Pemerintah
Secara umum ada empat fungsi utama dari pemerintah. Mengacu pada
pengertian pemerintah yang dijelaskan di atas, adapun fungsi pemerintah adalah
sebagai berikut:
6
a. Fungsi Pelayanan, Secara umum pelayanan yang dilakukan
pemerintah meliputi pelayanan publik dan pelayanan sipil yang
mengedepankan kesetaraan. Beberapa pelayanan yang dilakukan
pemerintah pusat mencakup masalah hubungan luar negeri,
peradilan, keuangan, agama, pertahanan dan keamanan.
b. Fungsi Pengaturan, Dalam hal ini pemerintah, baik pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah, memiliki fungsi untuk membuat
peraturan perundang-undangan yang mengatur hubungan manusia
di dalam masyarakat agar kehidupan berjalan lebih harmonis dan
dinamis.
c. Fungsi Pembangunan, Pemerintah juga berfungsi sebagai pemacu
pembangunan, baik di pusat maupun di daerah-daerah.
Pembangunan yang dimaksud di sini adalah pembangunan
infrastruktur dan juga pembangunan mental spiritual warga negara.
d. Fungsi Pemberdayaan, Fungsi pemberdayaan ini bertujuan untuk
mendukung otonomi daerah sehingga masing-masing daerah dapat
mengelola sumber daya secara maksimal. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka pemerintah daerah harus meningkatkan peran serta
masyarakat dan swasta dalam kegiatan pembangunan dan
penyelenggaraan pemerintahan.
2.2 Politik
1. Pengertian Politik
Secara etimologis, politik berasal dari bahasa Yunani yaitu polis. Polis
berarti kota yang berstatus negara kota (city state). Pengertian politik yang
berkembang di Yunani saat itu dapat ditafsirkan sebagai suatu proses interaksi
antara individu dengan individu lainnya demi mencapai kebaikan bersama.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian politik adalah
7
pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem
pemerintahan, dasar pemerintahan). Pegertian politik juga dikenal sebagai segala
urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan
negara atau terhadap negara lain.
2. Konsep Politik
8
utama. Namun konsep ini hanya berlaku bagi negara modern yaitu
negara yang sudah ada differensiasi dan spesialisasi peranan,
negara yang memiliki batas wilayah yang pasti dan penduduknya
tidak nomaden.
c. Kekuasaan, Robson mengemukakan politik adalah kegiatan
mencari dan mempertahankan kekuasaan ataupun menentang
pelaksanaan kekuasaan. Kekuasaan sendiri adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain, baik pikiran maupun
perbuatan agar orang tersebut berpikir dan bertindak sesuai dengan
orang yang mempengaruhi. Kelemahan dari konsep ini adalah
tidak dapat dibedakannya konsep beraspek politik dan yang non
politik dan juga kekuasaan hanya salah satu konsep dalam ilmu
politik, masih ada konsep ideologi, legitimasi dan konflik.
d. Fungsionalisme, David Easton berpendapat bahwa politik adalah
alokasi nilai-nilai secara otoritatif berdasarkan kewenangan dan
mengikat suatu masyarakat. Sedangkan menurut Harold Lasswell,
politik merupakan who gets, what gets, when gets dan how gets
nilai. Dapat diketahui bahwa politik sebagai perumusan dan
pelaksanaan kebijakan umum. Kelemahan dari konsep ini adalah
ditempatkannya pemerintah sebagai sarana dan wasit terhadap
persaingan diantara pelbagai kekuatan politik untuk mendapatkan
nilai-nilai terbanyak dari kebijakan umum tanpa memperhatikan
kepentingan pemerintah itu sendiri.
e. Konflik, Pandangan konflik mendeskripsikan bahwa politik
merupakan kegiatan untuk memengaruhi perumusan dan
kebijaksanaan umum dalam rangka usaha untuk memengaruhi,
mendapatkan dan mempertahankan nilai. Oleh karena itu sering
terjadi perdebatan dan pertentangan antara pihak yang
memperjuangkan dan pihak yang mempertahankan nilai.
9
Kelemahan konsep ini adalah tidak semua konflik berdimensi
politik.
Politik tidak lepas dari kekuasaan dari pemerintah karena dengan politik
ini pemerintah membuat keputusan-keputusan menyangkut pemerintahan.
Pemerintah tidak dapat melaksanakan roda pemerintahan tanpa memggunakan
kendaraan yang namanya politik. Untuk mencapai tujuan pemerintah mau tidak
mau harus menggunakan politik untuk melaksanakanya. Kendaraan yang di
gunakan dalam politik itu dinamakan partai politik yang gunanya menampung
aspirasi dari masyarakat untuk kemudian diteruskan ke sidang dewan perwalkilan
rakyat kemudian hasilnya disampaikan ke pemerintah untuk dilaksanakan.
Peran partai politik dalam pemerintah berbeda satu sama lain karena
perbedaan visi misi dalam suatu partai. Partai pemenang pemilu biasanya memilih
untuk duduk dalam pemerintah sedangkan partai yang kalah dalam pemilihan
umum biasanya memilih untuk sebagai oposisi atau tidak maauk dalam
pemerintahan. Dalam suatu partai politik bisa terjadi koalisi antar partai karena
memiliki visi atau tujuan yang sama, misalnya untuk memilih presiden harus
terjadi koalisi untuk mencapai suara yang cukup dalam pemilu.
10
Misalnya koalisi partai-partai islam yang mengusung calon presiden
tertentu karena memiliki visi dan misi yang sama dalam pemerintah misalnya
membuat pemerintah yang bebas korupsi. Atau koalusi partai nasionalis untuk
mendukung calon presiden tertentu agar memenangkan pemilu agar bisa duduk
dalam pemerintah. Untuk partai politik yang siaranya kecil bisa terjadi koalisi
dengan duduk sebagai oposisi pemerintah karena tidak sejalan dengan tujuan
pemerintah mereka lebih memilih sebagai oposisi. Untuk partai yang duduk dalam
pemerintah bisa menentukan arah dari jalannya pemerintahan untuk mendukung
program-program dari pemerintah.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/udinslamet/58dc44b3107f61ce55161505/peran-
partai-politik-dalam-pemerintah
https://sumbarprov.go.id/home/news/1481-peranan-partai-politik-dalam-
penyelenggaraan-pemerintahan-.html
https://nasional.sindonews.com/berita/710756/16/berpolitik-untuk-apa
13